Você está na página 1de 2

ANALISIS MASALAH edit

1. Bagaimana mekanisme abnormal demam tidak terlalu tinggi dan mudah berkeringat?
Faktor risiko keganasan dari riwayat keluarga dan suka mengonsumsi makanan yang dibakar
(bersifat karsinogenik) -> mutasi gen pada sel -> pertumbuhan sel abnormal dan tidak terkontrol
-> aktifitas makrofag -> melepaskan sitokit TNF alfa, IF gamma -> melepaskan IL-1-> PGE2 ->
demam -> kompensasi dg menggigil -> demam tidak terlalu tinggi

- Mekanisme efektor dimulai dengan aktivasi sel T helper (CD4), T sitotoksik (CD8), dan
sistem komplemen oleh sel fagosit yang terinfeksi. Th selanjutnya berdiferensiasi menjadi
Th1 dan Th2. Th1 akan melepaskan IFN-γ, IL-2, dan limfokin sedangkan Th2 melepaskan
IL-4, IL-5, IL-6, dan IL-10. Selanjutnya IFN-γ akan merangsang monosit melepaskan TNF-
α, IL-1, PAF, IL-6, dan histamin. Limfokin juga merangsang makrofag melepas IL-1. IL-2
juga merupakan stimulan pelepasan IL-1, TNF-α, dan IFN-γ. Pada jalur komplemen,
kompleks imun akan menyebabkan aktivasi jalur komplemen sehingga dilepaskan C3a dan
C5a (anafilatoksin) yang meningkatkan jumlah histamin. Hasil akhir respon imun tersebut
adalah peningkatan IL-1, TNF-α, IFN-γ, IL-2, dan histamine.
- IL-1, TNF-α, dan IFN-γ dikenal sebagai pirogen endogen sehingga timbul demam. IL-1
langsung bekerja pada pusat termoregulator sedangkan TNF-α dan IFN-γ bekerja tidak secara
langsung karena merekalah yang merangsang pelepasan IL-1. Bagaimana mekanisme IL-1
menyebabkan demam? Daerah spesifik IL-1 adalah pre-optik dan hipothalamus anterior

1
dimana terdapat corpus callosum lamina terminalis (OVLT). OVLT terletak di dinding rostral
ventriculus III dan merupakan sekelompok saraf termosensitif (cold dan hot sensitive
neurons). IL-1 masuk ke dalam OVLT melalui kapiler dan merangsang sel memproduksi
serta melepaskan PGE2. Selain itu, IL-1 juga dapat memfasilitasi perubahan asam
arakhidonat menjadi PGE2. Selanjutnya PGE2 yang terbentuk akan berdifusi ke dalam
hipothalamus atau bereaksi dengan cold sensitive neurons. Hasil akhir mekanisme tersebut
adalah peningkatan thermostatic set point yang menyebabkan aktivasi sistem saraf simpatis
untuk menahan panas (vasokontriksi) dan memproduksi panas dengan menggigil.
- Selain menyebabkan demam, IL-1 juga bertanggung jawab terhadap gejala lain seperti
timbulnya rasa kantuk/tidur, supresi nafsu makan, dan penurunan sintesis albumin serta
transferin. Penurunan nafsu makan merupakan akibat dari kerjasama IL-1 dan TNF-α.
Keduanya akan meningkatkan ekspresi leptin oleh sel adiposa. Peningkatan leptin dalam
sirkulasi menyebabkan negatif feedback ke hipothalamus ventromedial yang berakibat pada
penurunan intake makanan
- Demam  Kompensasi mengeluarkan panas dari tubuh  berkeringat

Você também pode gostar