Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indeks Pembangunan Manusia (IMP) menurut Unitied Nation
Development Programme (UNDP) mengukur capaian pembangunan manusia
berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. IMP dibangun melalui
pendekatan tiga dimensi dasar, sebagai ukuran kualitas hidup, yaitu umur
panjang dan sehat (dimensi kesehatan) digunakan angka harapan hidup waktu
lahir. Dengan metode baru selama periode 2010-2015, nilai IMP Indonesia
telah meningkat. Pertumbuhan IMP yang tinggi pada tahun 2015 didorong oleh
peningkatan semua indeks komponen pembentuknya. Indeks pendidikan
merupakan komponen IMP yang mengalami akselerasi paling tinggi.
Sementara itu indeks kesehatan yang diwakili oleh angka harapan hidup saat
lahir peningkatannya yang tidak terlalu signifikan.
Drajat kesehatan masyarakat suatu Negara salah satunya dipengaruhi
oleh keberadaan sarana kesehatan. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan masyarakat bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah
suatu alat dan atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitative
yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat.
Meningkatkan drajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; melindungi kesehatan
masyarakat dengan menjamin tersediaanya upaya kesehatan yang paripurna,
merata, bermutu dan berkeadilan; menjamin ketersediaan dan pemerataan
sumber daya kesehatan; dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang
baik. Meningkatkan pelayanan kesehatan merata, terjangkau, bermutu, dan
berkeadilan serta berbasis bukti dengan mengutamakan pada upaya promitif
dan preventif.
Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak 1991 sampai dengan 2007,
yaitu dari 390 sampai menjadi 288. Namun demikian, SDKI tahun 2012
menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian
ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukkan penuurunan
menjadi 305 kematian ibu per 100.000 keliharan hidup. Berdasarkan hasil
Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. Persentasi pertolongan
1
persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia menunjukkan kecenderungan
peningkatan dari tahun 2005 sampai 2015. Namun demikian, terdapat
penurunan dari 90,88% pada tahun 2013 menjadi 88,55% pada tahun 2015.
Namun demikian meskipun persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan tetapi
tidak dilaksanakan difasilitas pelayanan kesehatan, dianggap menjadi salah
satu penyebab masih tingginya Angka Kematian Ibu.
Berdasarkan hasil Riskesdes 2013 NTB termasuk lima provinsi terendah
dalam pengelolaan air sebelum diminum, lima provinsi dengan ISPA tertinggi,
lima provinsi terendah perilaku BAB dijamban, 18 provinsi memiliki
prevalensi gizi buruk kurang, 16 provinsi dengan prevalensi resiko KEK diatas
nasional. Profil Dinas Kesehatan Provinsi NTB menyebutkan jumlah kematian
ibu pada tahubn 2014 sebanyak 111 kasus, kematian maternal sebanyak 49
kasus, bayi lahir meninggal sebanyak 795 kasus, serta berat bayi lahir rendah
sebanyak 1756 kasus, kematian dikarenakan BBLR sebanyak 394 kasus, gizi
buruk terdapat 490 kasus, pra lansia yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sebanyak 13,94%, lansia 62,09% mendapat pelayanan.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) YARSI Mataram dalam
melaksanakan pendidikan, proses belajar mengajar yang berlangsung tidak
hanya pada ruang kelas saja, namun proses pembelajaran diruang kelas baik di
lahan praktik maupun dimasyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan
sebagai pengaplikasian dari apa yang telah diperoleh didalam kelas atau
dibangku kuliah. Lahan praktik baik rumah sakit, puskesmas dan atau daerah
binaan sebagai sarana belajar mengajar utama untuk mewujudkan
profesionalisme bagi mahasiswa dan juga sebagai wahana meningkatkan
keterampilan secara utuh dari seorang mahasiswa yang telah mendapatkan
pelajaran teori dikelas atau praktik dilaboratorium. Untuk mewujudkan hal
tersebut maka, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram akan
menyelenggarakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Desa Taman Ayu
Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat.
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan pengalaman belajar dan kemampuan kepada
mahasiswa untuk memberikan asuhan keluarga, keperawatan komunitas
2
dan kebidanan komunitas dengan memperhatikan aspek budaya yang
berfokus pada upaya preventif, promitif, deteksi dini dan rujukan serta
berorientasi pada pemberdayaan masyarakat yang didasari oleh
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep pelayanan keluarga dan komunitas baik
keperawatan maupun kebidanan sebagai konsep pelayanan.
b. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab perawat dan bidan dikeluarga
dan komunitas.
c. Memberikan asuhan keperawatan keluarga, keperawatan komunitas,
dan kebidanan komunitas.
d. Mengelola program pemerintah yang berkaitan dengan kesehatan
keluarga dan komunitas diwilayah kerja.
e. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan keluarga dan
komunitas.
f. Melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga,
keperawatan komunitas dan kebidanan komunitas.
1.3 MANFAAT
1. Teoritis
Memperoleh pengalaman nyata dalam kehidupan bermasyarakat
khususnya dalam pengembangan Desa Siaga dan pergerakan masyarakat
untuk mengatasi permasalahan kesehatannya sendiri dikaitkan dengan
pelayanan manajemen keperawatan dan kebidanan komunitas.
2. Praktis
Mampu mengenal budaya dan adat kebiasaan masyarakat Desa
Taman Ayu sehari-hari. Dan memperoleh kenangan yang tak terlupakan
dan menjadi media pendewasaan karakteristik dan budi pekerti mahasiswa
sebagai bekal bekerja.
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Keperawatan dan Kebidanan Komunitas
2.1.1 Pengertian
Para ahli mendefinisikan komunitas atau masyarakat dari berbagai
sudut pandang, WHO (1974) mendefinisikan sebagai kelompok social
yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan, minat
yang sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi antara anggota
masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Saunders (1991) juga
mendefinisikan komunitas sebagai tempat atau kumpulan orang-orang
atau system social. Menurut Wahit (2005) komunitas merupakan
sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki nilai-
nilai keyakinan dan minat yang relative sama serta adanya interaksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan.
Selain itu komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan
kesehatan, yang bertujuan mencapai kesehatan komunitas sebagai suatu
peningkatan kesehatan dan kerjasama sebagai suatu mekanisme untuk
mempermudah pencapaian tujuan yang berarti masyarakat atau komunitas
tersebut dilibatkan secara aktiv untuk mencapai tujuan tersebut. (Hidayat,
2010)
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas diupayakan
dekat dengan komunitas, sehingga strategi pelayanan kesehatan utama
merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan. Artinya upaya
pelayanan atau asuhan yang diberikan merupakan upaya esensial atau
sangat dibutuhkan komunitas secara universal, upaya tersebut mudah
dijangkau. Dengan demikian didalam keperawatan komunitas
penggunaan teknologi tepat guna, tumbuh kembang pada balita diwilayah
binaannya, seharusnya ia bisa memilih alat permainan edukatif sederhana
yang tersedia diwilayah tersebut. (Mubarak, 2009)
Peran serta komunitas tersebut diartikan sebagai suatu proses
dimana individu, keluarga dan komunitas bertanggung jawab atas
kesehatannya sendiri, dengan peran sebagai pelaku kegiatan upaya
peningkatan kesehatannya berdasarkan asas kebersamaan dan
kemandirian. (Allender, 2006)
4
Bantuan yang diberikan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan
dan ketidakmauan dengan menggunakan potensi lingkungan untuk
mendirikan masyarakat, sehingga pengembangan wilayah setempat
merupakan bentuk pengorganisasian yang tepat digunakan. Dalam praktik
keperawatan komunitas pendekatan ilmiah yang digunakan adalah proses
keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 tahapan yaitu : Pengkajian,
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi. Intervensi keperawatan
dilakukan haruslah yang dapat dilakukan oleh perawat secara mandiri,
maupun dengan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain melalui lintas
program atau lintas sektoral. (George, 2011)
2.1.2 Definisi Keperawatan dan Kebidanan Komunitas
Keperawatan dan kebidanan Kesehatan komunitas adalah
pelayanan keperawatan dan kebidanan professional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian drajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningktakan kesehatan, dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan
klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan keperawatan. (Hidayat, 2010).
Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang
merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan ilmu social yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik
yang sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative serta resosialitatif dengan melibatkan
peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama
tim kesehatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang
dihadapi serta memecahkan masalah tersebut. (Clark,2006)
5
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
mempunyai masalah kesehatan/perawatan karena ketidakmampuan
merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat
mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental
maupun social.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal
dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya sling tergantung dan
berintraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai
masalah kesehatan/ keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap
anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada di
sekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah :
Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti :
a. Ibu hamil
b. Bayi baru lahir
c. Balita
d. Anak usia sekolah
e. Usia lanjut
f. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan perawatan, diantaranya
adalah :
1) Penderita penyakit menular, seperti : TBC, liver, AIDS,
penyakit kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti : penyakit
diabetes mellitus, jantung koronek, cacat fisik, gangguan
mental dan lain sebagainya.
g. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit,
diantaranya :
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
6
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain
h. Lembaga sosial,perawatan dan rehabilitas, diantaranya adalah :
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitas (cacat fisik, mental dan social)
4) Penitipan balita
7
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu
hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubhan
dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan
status kesehatan masyarakat.
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat
direncanakn secara berkesinambungan dan terus menerus.
h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan
berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.
8
Menurut WHO, keperawatan komunitas adalah bidang perawatan
khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan,
ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari
program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan
kesehatan, penyempurnaan kondisi sosia, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar,
ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana
hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adlah pelayanan keperawatan
professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan
padakelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan
yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. (Mubarak,2009)
Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adlah
suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik
keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak
membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu,
berkelanjutan dan melibatkan masyarakat. (Anderson, 2008)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan
kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan
yang merupakan keterpaduan antara keperawatauan dan kesehatan
masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif, secara menyeluruh
dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan
untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal.
(Allender,2006)
2.2.2 Tujuan dan Fungsi Proses Keperawatan Kesehatan Komunitas
a. Tujuan keperawatan komunitas
9
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-
upaya sebagai berikut.
1) Pelayanan keperawatan secara lngsung (direct csre) terhadap
individu, keluarga, dan kelompok dalam kontrks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat
(health general community) dengan mempertimbangkan
permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
10
2.3 Langkah-Langkah Proses Keperawatan dan Kebidanan Kesehatan
Komunitas
Proses Keperawatan Komunitas
Setelah klien (individu, keluarga, masyarakat) kontak dengan pelayanan
kesehatan (di rumah, di puskesmas), perawat melakukan praktik keperawatan
dengan cara menggunakan proses keperawatan komunitas. sesuai dengan teori
Neuman, kelompok atau komunitas dilihat sebagai klien dipengaruhi oleh dua
factor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses
keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri dari ilmu tahapan (Hidayat,
2010).
a. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data ang
bertujuan mengidentifikasi data yang penting mengenai klien.
Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah :
1) Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri:
umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai,
keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
2) Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman):
a) Perumahan: rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan,
sirkulasi, dan kepadatan.
b) Pendidikan: apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pengetahuan.
c) Keamanan dan keselamatan dilingkungan tempat tinggal: apakah
tidak menimbulkan stress.
d) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: apakah
cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat
pelayanan diberbagai bidang termasuk kesehatan.
e) Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini
gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah
terjadi.
f) System komunikasi: sarana komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan dikomunitas tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan mutrisi misalnya televise,
radio, Koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
g) Ekonomi: tingkat social ekonomi komunitas secara keseluruhan
apakah sesuai dengan UMR(Upah Minimum Regional), dibawah
11
UMR atau diatas UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang
diberikan dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis
makanan sesuai status ekonomi tersebut.
h) Rekreasi: apakah tersedia saranna, kapan saja dibuka, dan apakah
biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat
digunakan komunitas untuk mengurangi stress.
i) Status kesehatan komunitas: dapat dilihat dari biostatistik dan vital
statistic, antara lain angka mortalitas, angka mordibilitas, IMR,
MMR, serta cakupan imunisasi.
b. Diagnose keperawatan komunitas atau kelompok dan analisa data setelah
dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari, maka
kemudian dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang
mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul pada
masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disusun
diagnose keperawatan komunitas dimana terdiri dari: masalah kesehatan,
karakteristik populasi, karakteristik lingkungan.
c. Perencanaan (Intervensi)
Tahap kedua dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa
ang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabiltatif. Langkah pertama dalam tahap
perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk
mengatasi masalah ang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis
keperawatan. Dalam menentukan tahap berikut yaitu rencana pelaksanaan
kegiatan maka ada dua factor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan
dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber atau
potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut:
1) Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari
dan bekerjasama dengan masyarakat.
2) Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat.
Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan
12
yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong untuk
menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan
masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan
kemampuan masyarakat berperanserta dalam pembangunan kesehatan
diwilayahnya.
3) Tahap pendidikan dan latihan
a) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
b) Melakukan pengkajian
c) Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan
d) Melatih kader
e) Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat
4) Tahap formasi kepemimmpinan
5) Tahap koordinasi intersektoral
6) Tahap akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk
mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan
kelompok kerja kesehatan lebih lanjut. Untuk lebih singkatnya
perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sebagai berikut:
a) Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
b) Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik
c) Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui
pemeriksaan fisik dan laboratorium
d) Bekerjasama dengan aparat pemda setempat untuk mengamankan
lingkungan atau koomunitas bila stressor dari lingkungan
e) Rujukan kerumah sakit bila diperlukan
d. Pelaksanaan (Implementasi)
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya:
1) Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan
kesehatan.
2) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang
gizi.
3) Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus mempasilitasi
terpenuhinya kebutuhan komunitas.
13
a) Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan
pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum
serta perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh : imunisasi,
penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan
keluarga.
b) Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekan pada diagnose
dini dan tindakan untuk menghambat proses penyakit, Contoh :
Mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang anak, memotivasi
keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan seperti mata, gigi,
telinga, dll.
c) Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian
individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga, Contoh : Membantu keluarga yang
mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk melakukan
pemeriksaan secara teratur ke posyandu.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan penelitian terhadap program yang telah dilaksanakan
dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk
memodifikasi rencana berikutnya. Evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Sedangkan focus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas
adalah :
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan
2) Perkembangan atau kemajuan proses : kessesuaian dengan
perencanaan, peran staf atau pelaksanaan tindakan, fasilitas dan jumlah
peserta.
3) Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan
penggunaannya serta keuntungan program.
4) Efektifitas krtja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
5) Dampak. Apakan status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan
tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
14
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA
MASYARAKAT DESA TAMAN AYU KECAMATAN GERUNG
KABUPATEN LOMBOK BARAT
Asuhan keperawatan dan kebidanan komunitas yang telah dilaksanakan oleh
mahasiswa stikes yarsi mataram dalam praktik kerja lapangan di masyarakat
berlangsung mulai tanggal 04 Desember 2017 s/d 23 Desember 2017 di Desa
Taman Ayu Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat.
3.1 Tahap Pelaksanaan
15
Kegiatan Praktik Keperawatan Dan Kebidanan Komunitas Diawali Dengan
Kegiatan Penerimaan Mahasiswa Yang Dilaksanakan Pada Tanggal 04
Desember 2017 Di Kantor Desa Taman Ayu. Setelah acara tersebut dilanjutkan
dengan orientasi ke masing-masing dusun, selanjutnya mahasiswa
merencanakan kegiatan survey mawas diri.
C. Keadaan Agama
a. Islam : 6.465
b. Kristen :0
c. Budha :0
d. Hindu :0
e. Konghucu :0
1. DATA DEMOGRAFI / KEPENDUDUKAN
1. Distribusi Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin
No Kelompok Umur Laki – Peremupan Jumlah %
16
laki
1 0 – 5 tahun 159 102 261 10
2 6 – 12 tahun 215 167 382 14
3 13 – 18 tahun 203 166 369 14
4 19 – 35 tahun 370 420 790 29
5 36 – 54 tahun 358 299 657 25
6 55 th ke atas 140 84 224 8
17
ini dapat mempengaruhi kemampuan penduduk dalam menerima informasi
yang akan mempegaruhi perubahan perilaku yang berkaitan dengan
kesehatan.
18
1. Distribusi Kepala Keluarga ( KK ) Menurut Tipe perumahan
No Tipe Rumah Jumlah %
1 Permanen 868 87
2 Semipermanen 117 12
3 Tidak permanen 12 1
Jumlah 997 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kepala Keluarga (KK) menurut tipe
perumahan, presentasi tertinggi adalah permanen dengan jumlah persentasi 87%
dari 100%. Berdasarkan tabel diatas dari 997 KK, sebagian besar Kepala
Keluarga di desa taman ayu memiliki Rumah permanen 868 KK ( 87 % ) dan
semi permanen sebanyak 117 KK (12%) dan rumah tidak permanen sebanyak
12 KK (1%) .
19
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut jenis
lantai, presentasi tertinggi adalah tegel dengan jumlah persentasi 52% dari 100%.
20
1 Ada, dimanfaatkan 260 26
2 Ada, tidak dimanfaatkan 299 30
3 Tidak ada 438 44
Jumlah 997 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut halaman di
sekitar rumah, presentasi tertinggi adalah ada tidak dimanfaatkan dengan jumlah
persentasi 30% dari 100%.
21
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut system
pengolahan air minum, presentasi tertinggi adalah tidak dimasak dengan jumlah
persentasi 66,5% dari 100%.
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut sumber air
untuk mandi dan mencuci, presentasi tertinggi adalah sumur dengan jumlah
persentasi 76% dari 100%.
22
6. Kondisi tempat penampungan air
No Kondisi tempat Jumlah %
1 Tertutup 447 44,6
2 Terbuka 552 55,4
Jumlah 997 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut kondisi
tempat penampungan air, presentasi tertinggi adalah terbuka dengan jumlah
persentasi 55,4% dari 100%.
7. Kondisi air di tempat penampungan
No Kondisi air Jumlah %
1 berwarna 27 2,7
2 berbau 30 3
3 berasa 50 5
4 tidak berasa//tidak berwarna/tdk 890 89,3
berbau
Jumlah 997 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut kondisi air
ditempat penampungan, presentasi tertinggi adalah tidak berasa/tidak berwarna
dengan jumlah persentasi 89,3% dari 100%.
23
No Penampungan sementara Jumlah %
1 Ada 678 68
2 Tidak ada/sembarangan 319 32
Jumlah 977 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut tempat
penampungan sampah sementara, presentasi tertinggi adalah ada dengan jumlah
persentasi 68% dari 100%.
24
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut kebiasaan
keluarga buang air besar, presentasi tertinggi adalah WC dengan jumlah
persentasi 54% dari 100%.
E. HEWAN PELIHARAAN
1. Kepemilikkan hewan ternak di rumah
No Hewan Peliharaan Jumlah %
1 Ada 216 22
2 Tidak ada 781 78
Jumlah 997 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut
kepemilikkan hewan ternak di rumah, presentasi tertinggi adalah tidak ada
dengan jumlah persentasi 78% dari 100%.
2. Letak Kandang
25
No Letak Kandang Jumlah %
1 Dalam Rumah 12 7
2 Luar Rumah 160 93
Jumlah 172 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut letak
kandang, presentasi tertinggi adalah luar rumah dengan jumlah persentasi 93%
dari 100%.
3. Kondisi Kandang
Kondisi kandang Jumlah %
No
1 Terawat 115 64
2 Tidak terawat 57 36
26
3 Dokter praktik swasta 46 5
4 Perawat/bidan 34 4
5 Balai pengobatan 107 10
27
5 Poid 13 1,3
6 Asam Urat 183 18,4
7 Jhipertensi 67 7
8 Lain-lain 102 10,2
9 Tidak ada 143 14,3
28
2 Suntik 290 75,1
3 Pil 33 8,5
4 Susuk 20 5,1
5 Tubektomi 1 0,3
6 Kalender - -
Jumlah 386 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut jenis
kontrasepsi yang digunakan, presentasi tertinggi adalah suntik dengan jumlah
persentasi 75,1% dari 100%.
4. Jumlah ibu hamil
No Jumlah bumil Jumlah %
1 Ya (hamil) 25 8
2 Tidak (hamil) 280 92
Jumlah 305 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut jumlah ibu
hamil, presentasi tertinggi adalah tidak hamil dengan jumlah presentasi 92% dari
100%.
5. Usia kehamilan
No Usia kehamilan Jumlah %
1 Trimester I 13 7
2 Trimester II 159 91
3 Trimester III 3 2
6. Frekuensi kehamilan
No Kehamilan keberapa Jumlah %
1 I 10 5,5
2 II 14 8
3 III 1 0,5
4 Lebih dari III 152 86
29
Jumlah 177 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut kehailan
keberapa, presentasi tertinggi adalah lebih dari III dengan jumlah persentasi 86%
dari 100%.
Jumlah 24 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut frekuensi
periksa kehamilan, presentasi tertinggi adalah 2 kali dengan jumlah persentasi
58% dari 100%.
30
10. Imunisasi Tetanus Toksoid ( TT )
No Imunisasi TT Jumlah %
1 Lengkap 16 67
2 Tidak lengkap 8 33
Jumlah 24 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut Imunisasi
Tetanus Toksoid (TT), presentasi tertinggi adalah lengkap dengan jumlah
persentasi 67% dari 100%.
31
2 1-4 bulan 21 43
3 5-12 bulan 8 16
4 Lebih dari 12 bulan 13 27
Jumlah 49 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut lama ibu
menyusui, presentasi tertinggi adalah 6-4 bulan dengan jumlah persentasi 43%
dari 100%.
H. BALITA
1. Jumlah balita
No Balita Jumlah %
1 Ya, tergolong balita 183 93
2 Tidak, tergolong balita 14 7
Jumlah 197 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut jumlah
balita, presentasi tertinggi adalah Ya, tergolong balita dengan jumlah persentasi
93% dari 100%.
2. Kebiasaan ke posyandu
No kebiasaan Jumlah %
1 Ke posyandu 186 94
2 Tidak ke posyandu 11 6
Jumlah 197 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut kebiasaan
ke posyandu, presentasi tertinggi adalah ke posyandu dengan jumlah persentasi
94% dari 100%.
3. Imunisasi balita
No Imunisasi Jumlah %
1 Lengkap 144 73
2 Belum lengkap 47 24
3 Tidak lengkap 7 3
Jumlah 198 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut imunisasi
balita, presentasi tertinggi adalah lengkap dengan jumlah persentasi 73% dari
100%.
32
4. Kepemilikkan kartu menuju sehat
No KMS Jumlah %
1 Ya memiliki 158 82
2 Tidak memiliki 34 18
Jumlah 192 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut
kepemilikkan kartu menuju sehat, presentasi tertinggi adalah ya memiliki dengan
jumlah persentasi 82% dari 100%.
I. REMAJA
1. Kegiatan remaja di luar sekolah
No Kegiatan di luar sekolah Jumlah %
1 Keagamaan 114 30
2 Karang taruna 72 19
3 Olahraga 74 20
4 Lain-lain 117 31
Jumlah 377 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut kegiatan
remaja di luar sekolah, presentasi tertinggi adalah lain-lain jumlah persentasi
31% dari 100%.
2. Penggunaan waktu luang
No Alasan Tidak Ada Kegiatan Jumlah %
1 Musik/TV 76 55
2 Olahraga 68 14
33
3 Rekreasi 63 13
4 Keagamaan 91 18
Jumlah 498 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut
penggunaan waktu luang, presentasi tertinggi adalah music/TV jumlah persentasi
55% dari 100%.
3. Kebiasaan remaja
No Masalah Remaja Jumlah %
1 Merokok 147 36
2 Alcohol 14 3
3 Tidak ada atau lainnya 249 61
Jumlah 410 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut kebiasaan
remaja, presentasi tertinggi adalah tidak ada/ lain-lain jumlah persentasi 61%
dari 100%
34
7 Lain-lain 35 23
Jumlah 153 100
Menurut hasil pendataan distribusi Kartu Keluarga (KK) menurut jenis
penyakit yang diderita lansia, presentasi tertinggi adalah rematik jumlah
persentasi 38% dari 100%.
Analisa Data
No Data Subyektif Data Obyektif Masalah Kesehatan
Lingkungan Fisik : 1. Jarak sumber air Kurangnya kesadaran
Lingkungan yang dengan septic tank <10 masyarakat tentang
kurang Sehat di meter sebanyak 56,5% PHBS.
Dusun Peseng 2. Sumber air untuk
memeasak dan minum
berupa sumur yaitu
sebanyak 76%
35
3. Kondisi tempat
penampungan air
terbuka sebanyak
55,4%
4. Sistem pembuangan
sampah disungai
sebanyak 38%
5. Kondisi tempat
pembuangan sampah
sementara terbuka
sebanyak 87,5%
Lansia : 1. lansia yang mengeluh Kurangnya pengetahuan
Tingginya jumlah sebanyak 70% dan kesadaran lansia
lansia di dusun 2. keluhan Lansia yang dalam memelihara
Peseng paling banyak yaitu kesehatan lansia.
rematik sebanyak
38%
PUS: 1. Jumlah PUS yang Kurangnya pengetahuan
Kurangnya tidak menggunakan pasangan usia subur
pengetahuan KB 58% tentang jenis-jenis KB
2. Jenis kontrasepsi yang
pasangan usia subur
digunakan terbanyak
tentang Jenis-jenis
yaitu suntik 75,1%
KB
36
PHBS
Kurangnya
masyarakat
Komunitas
dan Kebidanan
Diagnosa keperawatan
kesadaran
tentang 5
Sesuai dengan peran perawat komunitas
5
Jumlah yang berisiko
5
Besarnya resiko
37
5
Kemungkinan untuk pendidikan kesehatn
4
Minat masyarakat
PENAPISAN MASALAH
5
Kemungkinan untuk di atasi
5
Sesuai dengan program pemerintah
Kriteria Penapisan
4
Sumber daya tempat
4
Sumber daya waktu
4
Summber daya dana
4
Sumber daya peralatan
4
Ketersediaan Sumber
54
Jumlah Skor
Kurangnya
pengetahuan pasangan 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 52
usia subur tentang KB
Kurangnya
pengetahuan dan
kesadaran lansia dalam 5 4 4 5 5 4 5 3 4 4 4 4 51
memelihara kesehatan
lansia
Keterangan :
Skor : 0-5
0 : Paling Renda
5 : Paling Tinggi
PRIORITAS MASALAH
38
cara tidak dimasak sebanyak 66,5%, Kondisi tempat penampunga air terbuka
sebanyak 55,4% Pembuangan sampah disungai sebanyak 38%, Kondisi tempat
penampungan sampah sementara terbuka sebanyak 87,5%.
2. Kurangnya pengetahuan pasangan usia subur tentang KB ditandai dengan
Pasangan usia subur yang tidak menggunakan KB sebanyak 58%, Jenis
kontrasepsi yang digunakan terbanyak yaitu Suntik sebanyak 75,1%.
3. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran lansia dalam memelihara kesehatan
lansia ditandai dengan Lansia yang mengaluh sebanyak 70%, Keluhan yang
paling banyak yaitu rematik sebanyak 38%.
Planning of Action
No Hari/ No Tujuan umum Tujuan khusus Intervensi
Tanggal Dx
1 19 1 Setelah dilakukan a. Warga a. Memberik
Desember tindakan dapat an penidikan
2017 keperawatan dan menyadari kesehatan
kebidanan pentingnya mengenai
diharapkan hidup bersih PHBS
masyarakat desa dan sehat (prilaku hidup
taman ayu lebih b. Warga bersih dan
memperhatikan mampu sehat)
prilaku hidup memilah b. Melakuka
bersih dan sehat. sampah n penyuluhan
organik dan tentang
non organik pemilahan
c. Warga sampah
dapat organik dan
membuang non organik
sampah pada
tempatnya
39
Desember tindakan usia subur penyuluhan
2017 keperawatan dan dapat tentang KB
kebidanan mengetahui
diharapkan tentang jenis-
masyarakat desa jenis KB
taman ayu lebih b. Pasanga
meningkatkan usia subur
pengetahuan dapat
tentang KB mengathui
tentang efek
samping
penggunaan
KB
Implementasi
No Hari/ tanggal No. Dx implementasi Evaluasi
1 1 a. mengkaji S:
pengetahuan masyarakat a. sebagai
tentang PHBS masyarakat
40
b. memberikan mengatakan
Pendidikan kesehatan tahu tentang
menganai PHBS (Prilaku pentingnya
Hidup Bersih dan Sehat). PHBS
c. melakukan b. masyarakat
penyuluhan tentang berpartisipasi
pemilihan sampah dalam kegiatan
organic dan anorganik penyuluhan
tentang
pemilihan
sampah
organic dan
anorganik
O:
a. sebagaian
besar tamu
undangan
penyuluhan
dapat hadir
dalam kegiatan
ini
b. masyarakat
tapak aktif
bertanya saat
dijelaskan
tentang
pemilihan
sampah
organic dan
anorganik
A : masalah
kurangnya
41
kesadaran
masyarakat
tentang pemilihan
sampah organic
dan anorganik
belum teratasi
P : intervensi di
lanjutkan
a. ingatkan dan
berikan
motivasi
kepada
masyarakat
untuk menjaga
lingkungan
untuk tetap
bersih atau
PHBS
b. berikan
pengetahuan
para kader
untuk bisa
mengolah dan
memilah
sampah
dengan benar
c. anjurkan
masyarakat
untuk tidak
buang sampah
sembarangan.
2 2 a. mengkaji pengetahuan S:
42
Pasangan Usia Subur a. sebagai
tentang KB Pasangan Usia
b. melakukan penyuluhan Subur
tentang KB mengatakan
tahu tentang
pentingnya KB
b. masyarakat
berpartisipasi
dalam kegiatan
penyuluhan
tentang KB
O:
a. sebagaian
besar tamu
undangan
penyuluhan
dapat hadir
dalam kegiatan
ini
b. Pasangan Usia
Subur tapak
aktif bertanya
saat dijelaskan
tentang KB
A : masalah
kurangnya
kesadaran
Pasangan Usia
Subur tentang
Jenis-jenis KB dan
efek samping KB
P : intervensi di
43
lanjutkan
a. ingatkan dan
berikan
motivasi
kepada
Pasangan Usia
Subur untuk
menggunakan
KB dan
pengetahuan
tentang jenis-
jenis KB serta
efek samping
KB
b. anjurkan
Pasangan Usia
Subur untuk
menggunakan
KB
3 3 Melakukan cek kesehatan S:
dan pengobatan di tenaga a. masyarakat
kesehatan mengatakan
sangat senang
di adakan acara
pengobatan
geratis
b. warga
mengatakan
beberapa lansia
tidak bisa hadir
karena tidak
ada yang
mengantar dan
44
tidak kuat ke
lokasi
kegiatan.
O:
a. masyarakat
tampak
antusias
berdatangan ke
lokasi
pengobatan
geratis
b. masyarakat
terlihat senang
dan menerima
dengan tangan
terbuka saat
dilakukan cek
kesehatan
seperti : cek
asam urat, cek
kolesterol, cek
tekanan darah
dan cek
glukosa.
A : masalah
kurangnya
pengetahuan dan
kesadaran lansia
dalam memelihara
kesehatan belum
teratasi
P : intervensi di
45
lanjutkan
a. anjurkan lasia
dan keluarga
untuk tetap
memeriksakan
kesehatan ke
pelayanan
kesehatan.
Evaluasi
No Masalah/ Kegiatan Pencapaian kendala Tindak lanjut
diagnosa (%)
1 Kurangnya Melakukan 70% Sebagian a. ingatkan dan
kesadaran penyuluhan warga pergi berikan
masyarakat tentang bekerja, motivasi
tentang PHBS pemilihan pergi kepada
sampah sekolah dan masyaraka
organic dan mengasuh untuk
anorganik di anak menjaga
Dusun lingkungan
Peseng Desa untuk tetap
Taman Ayu bersih atau
PHBS
b. berikan
pengetahuan
para kader
untuk bisa
mengelola
dan
memililah
sampah
46
dengan
benar
c. anjurkan
masyarakat
untuk tidak
buang
sampah
sembarangan
2 Kurangnya Melakukan 80% Sebagian a. ingatkan
pengetahuan penyuluhan warga pergi dan berikan
pasangan usia tentang KB bekerja, motivasi
subur tentang di dusun mengerjakan kepada
KB Peseng, kegiatan Pasangan
dusun rumah Usia Subur
bongor tangga dan untuk
mekar sari mengasuh menggunak
dan susun anak an KB dan
taman. pengetahua
n tentang
jenis-jenis
KB serta
efek
samping
KB
b. anjurkan
Pasangan
Usia Subur
untuk
menggunak
an KB
3 Kurangnya Cek 80% Beberapa Menganjurkan
pengetahuan kesehatan lansia tidak lansia untuk
dan kesadaran dan dapat hadir tetap
47
lansia dalam pengobatan karena memeriksakan
memelihara gratis untuk masih kesehatannya di
kesehatan lansia di bekerja dan tenaga
lansia dusun jarak jarak kesehatan atau
peseng, antara pelayanan
dusun rumah kesehatan
bongor warga dan
banjar tempat
pande, pelaksanaan
dusun cukup jauh
karang dan tidak
genteng, ada yang
dusun mengantar
bongor
mekar sari,
dusun
taman.
48
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada tahap pengkajian data ini di peroleh melalui observasi dan wawancara
yang di lakukan dari rumah ke rumah. Kajian pengkajian meliputi: pendataan,
tabulasi, analisa, dan perumusan masalah. Tahap pengkajian dilakukan selama tiga
hari yaitu mulai dari tanggal 5-7 Desember 2017, setelah dilakukan pengkajian
kemudian dilakukan tabulasi dusun selama dua hari yaitu tanggal 15-16 Desember
2017, kemudian pada tanggal 18 Desember 2017 di lakukan MMD (Musyawarah
Masyarakat Dusun) di Kantor Desa Taman Ayu.
Dari hasil pengkajian dan tabulasi didapatkan tiga prioritas masalah yaitu,
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran lansia dalam memelihara kesehatan lansia,
dan Kurangnya pengetahuan pasangan usia subur tentang KB. Dari permasalahan
tersebut dibuat Planing Of Action (POA) untuk masing-masing permasalahan yang
ada di Desa Taman Ayu.
49
masyarakat tentang tentang KB sari, dusun
KB, imunisasi, dan peseng, dan
nutrisi ibu hamil. dusun taman.
Setelah itu melakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan kegiatan yang telah
dilakukan, yaitu:
1. Dalam kegiatan penyuluhan tentang pemilahan samapah organik dan
anorganik, pencapaian kegiatan ini yaitu 70% yang dikarenakan sebagian
remaja pergi sekolah. Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah merikan
motivasi kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan
menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Anjurkan masyarakat
untuk membuang sampah pada tempatnya, berikan pengetahuan pada
remaja untuk bisa mengelola dan memilih sampah dengan benar.
50
2. Dalam kegiatan penyuluhan tentang KB, pencapaian kegiatan ini yaitu
80% yang dikarenakan sebagian warga pergi bekerja. Tindak lanjut dari
kegiatan ini adalah menganjurkan kepada kader untuk menjelaskan kepada
masyarakat bagaimaa pentingnya KB.
3. Dalam kegiatan penyuluhan lansia dan pemeriksaan kesehatan untuk lansia
pencapaian kegiatan ini yaitu 80% yang dikarenakan sebagian lansia tidak
bisa hadir karena masih bekerja dan jarak yang jauh dengan tempat
pelaksanaan. Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah menganjurkan lansia
untuk tetap memeriksakan kesehatannya di pelayanan kesehatan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
51
Pelaksanaan asuhan keperawatan dan kebidanan komunitas yang telah
dilaksanakan sesuai dengan masalah yang ditemukan di masyarakat Desa
Taman Ayu yang kegiatannya bila dikaitkan dengan kesehata komunitas.
1. Mahasiswa telah menjelaskan konsep pelayanan keluarga dan komunitas
baik keperawatan maupun kebidanan sebagai konsep pelayanan
2. Mahasiswa telah menjelaskan tugas dan tanggung jawab perawat dan bidan
dikeluarga dan komunitas
3. Mahasiswa telah memberikan asuhan keperawatan keluarga, keperawatan
komunitas dan kebidanan komunitas.
4. Mahasiswa telah mengelola program pemeirntah yang berkaitan dengan
kesehatan keluarga dan komunitas di wilayah kerja
5. Mahasiswa telah melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan
keluarga dan komunitas
6. Mahasiswa telah telakukan pendokuentasian asuhan keperawatan keluarga
keperawata komunitas, dan kebidanan komunitas.
5.2 saran
1. Teoritis
Mahasiswa memperoleh pengalaman nyata dalam kehidupan dalam
pengembangan desa siaga dan penggerakan masyarakat untuk mengatasi
permasalahan kesehatannya sendiri dikaitkan dengan pelayanan manajmen
keperawata dan kebidanan komunitas.
2. Praktis
Mahasiswa mampu mengenal budaya, dan adat ebiasaan masyarakat des
ataman ayu sehari-hari. Dan memperoleh kenangan yang tak terlupakan
dan menjadi edia pendewasaan karakteristik dan budi pekerti mahasiswa
sebagai bekal bekerja
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E.T., and McFarlance, J. (2008). Community As Partner : Theory And
Practice In Nursing, 3 th. ed, Philadelpia : Lippinocott
Allender, J.A., and Spradley, B.W. (2006). Community Health Nursing : Concepts
And Practice, 4th. ed, Philadelpia : Lippinocott
Clark, M.J. (2006). Nursing In The Community : Dimension Of Community Helath
Nursing, Standford, Connecticut: Appleton & Lange.
George B. Julia, 2011. Nursing Theories- The base for professional nursing
practice, 3rd. ed. Norwalk, Appleton and Lange.
52
Hidayat, Azizi Halimul. 2010. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. salemba
medika : Jakarta
Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar Dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas
1. Cv sagung seto : Jakarta
53