Você está na página 1de 4

LAPORAN INFEKSI RUMAH SAKIT JUNI 2015

A.

Pendahuluan Infeksi Rumah Sakit (IRS) merupakan masalah terutama di rumah sakit-rumah
sakit besar yang merawat pasien dengan beragam jenis penyakit. Pengendalian IRS
merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
Pencegahan kejadian IRS harus diupayakan sedapat mungkin, antara lain dengan
menerapkan tindakan asepsis dan membiasakan perilaku higienis pada petugas kesehatan
serta pelaksanaan surveilans. Surveilans (IRS) sebagai salah satu program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) harus dilaksanakan untuk memantau mutu pelayanan. Data dasar
infeksi rumah sakit yang didapatkan dari hasil surveilans dapat dijadikan sebagai bahan
untuk mengukur keberhasilan program PPI. B.

Tujuan Survey 1.

Memperoleh data dasar. 2.

Menilai standar mutu RS. 3.

Menilai keberhasilan suatu program PPI. C.

Hasil Surveilans dan Analisis Data yang dikumpulkan dan dianalisa untuk mengetahui angka
kejadian infeksi rumah sakit di RS Jogja meliputi dekubitus pada pasien tirah baring,
phlebitis dan Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) pada pasien dengan pemasangan infus,
Infeksi Luka Operasi (ILO), dan Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada pasien dengan kateterisasi
urethra,
Ventilator Associated Pneumonia
(VAP) dan
Hospital Acquired Pneumonia
(HAP), serta infeksi rumah sakit lainnya seperti diare. Angka kejadian IRS bulan Juni tahun
2015 secara umum pada pasien yang dirawat < 1,5 % dibawah target Standar Pelayan
Minimal.
Angka kejadian IRS pada pasien yang dirawat berturut-turut sebagai berikut :
a.Dekubitus : 4,01‰
b.Plebitis : 2,11 ‰
c.ILO : 1,02 %
d.ISK : 1,66‰
e.IADP : 0‰
f.VAP : 0‰
g.HAP : 0‰
h.Diare : 0,32‰

Rencana & Tindak Lanjut Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dalam hal surveilans
maka komitmen bersama dalam pelacakan dan penegakan IRS perlu ditingkatkan.
Rekomendasi khusus diberikan sebagai berikut:
1.

Penemuan, pencatatan dan pelaporan kasus ILO, IADP, ISK, VAP dan HAP perlu terus
ditingkatkan untuk proses perbaikan praktik.
2.

Prinsip aseptik selalu diterapkan dalam tindakan dan perawatan pasien operatif,
pemasangan kateter dan infus sesuai SPO.
3.Meningkatkan perhatian pada
bundle IV line
yaitu kebersihan tangan, aseptik kulit saat insersi, pemilihan lokasi insersi, perawatan iv
line.
4.Pendampingan di program teknologi informasi untuk
feedback
data IRS.
Yogyakarta, Juli 2015 Mengetahui Direktur Ka. Komite PPI ttd ttd drg. Hj. RR. TUTY
SETYOWATI, MM dr. Ihsan Nurcahyo,Sp.PD NIP. 19620502 198701 2 001

1.Angka Infeksi Luka Operasi

https://html2-f.scribdassets.com/40futoxji84urkfm/images/4-b564de270f.jpg

Você também pode gostar