Você está na página 1de 24

A.

Anatomi Sistem Pencernaan


Sistem organ pencernaan adalah sistem organ yang menerima, mencerna
untuk dijadikan energi dan nutrient, serta mengeluarkan sisa proses tersebut.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan yang terbentang dari mulut atau
oris sampai ke anus dalam manusia dibagi menjadi tiga yaitu; proses
penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut sampai ke lambung, proses
penyerapan sari makanan yang terjadi di dalam usus dan proses pengeluaran
sisa-sisa makan melalui anus. (H. Syaifuddin, 2011)
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaitu tuba muscular
panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris,
seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pankreas.
1. Mulut
Mulut (oris) merupakan organ yang pertama dari salura pencernaan yang
meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu perbatasan antara mulut
dengan faring. (H. Syaifuddin, 2011)
Rongga mulut adalah rongga lonjong pada permukaan saluran
pencernaan. Terdiri atas dua bagian luar yang sempit, yaitu rongga mulut
yang dibatasi di sisi-sisinya dengan tulang maksilaris dan semua gigi dan di
sebelah belakang tersamung dengan awal tekak atau faring. Atap mulut
dibentuk oleh palatum dan lidah terletak di lantainnya dan terikat pada
tulang tiroid. (Koes Irianto, 2014)
Langit-langit (platum) yang membentuk atap lengkung rongga mulut,
memisahkan mulut dari saluran hidung. Keberadaan struktur ini
memungkingkan bernapas dan menguyah atau menghisap berlangsungan
secara bersamaan. Di belakang tenggorokan menggantung pada platum
suatu tonjolan, uvula, yang berperan penting dalam menutup saluram hidung
sewaktu menelan. (Lauralee Sherwood, 2014)
Di dalam mulut berlangsung dua jenis pencernaan yaitu:
a. Pencernaan mekanik yang dilakukan oleh gigi dan lidah, berupa
penguyahan, pergerakan otot-otot lidah dan pipi untuk mencampur
makanan dengan air ludah sebelum makanan ditelan
b. Pencernaan secara kimia yang dilakukan oleh kelenjar ludah, yaitu
pemecahan amilum menjadi maltosa.
Di dalam mulut terdapat organ aksesoris yaitu gigi, lidah dan kelenjar ludah.
Berikut penjelasannya: (H. Syaifuddin, 2011)
a. Gigi
Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang maksila
dan mandibula. Gigi mempunyai satu akar sedangkan geraham
mempunyai 2-3 akar. Fungsi gigi adalah menguyah makanan, pemecahan
partikel besar menjadi partikel kecil yang dapat ditelan tanpa
menimbulkan tersedak. Proses ini merupakan mekanik pertama yang
dialami makanan pada waktu melalui saluran pencernaan dengan tujuan
menghancurkan makanan, melicinkan, dan membasahi makanan yang
kering dengan saliva serta mengaduk makanan sampai rata.
b. Lidah
Lidah terdapat dalam kavum oris, merupakan susunan otot serat lintang
yang kasar dilengkapi dengan mukosa. Lidah berperan dalam proses
mekanisme pencernaan di mulut dengan menggerakan makanan ke
segala arah
c. Kelenjar ludah
Kelenjar ludah (saliva) merupakan kelenjar yang menyekresi larutan
mucus ke dalam mulut, membasahi dan melumas partikel makan
sebelum ditelan. Kelenjar ini mengandung 2 enzim pencernaan, yaitu
limpase lingua untuk mencerna lemak enzim ptyalin/amylase untuk
mencerna tepung.
2. Faring
Faring adalah rongga di belakang tenggorok. Bagian ini berfungsi
sebagai saluran bersama untuk sistem pencernaan (dengan berfungsi sebagai
penghubung antara mulut dan esophagus, untuk makanan) dan sistem
pernapasan (dengan member akses antara saluran hidung dan trakea, untuk
udara). Susunan ini mengharuskan adanya mekanisme untuk menuntun
makanan dan udara menuju saluran yang benar setelah melewati faring. Di
dinding samping faring terdapat tonsil, yaitu jaringan limfoid yang
merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh. (Lauralee Sherwood, 2014)
Tekak (faring) terletak di belakang hidung, mulut dan tenggorokan.
Tekak berupa saluran berbentuk kerucut dari bahan membrane berotot
dengan bagian terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar tenggorok
sampai di ketinggian vertebra servikalis keenam, yaitu ketinggian tulang
rawan krikoid, tempat faring bersambung dengan kerongkongan. Panjang
faring kira-kira 7 cm (Koes Irianto, 2014)
Faring atau tekak terletak dibelakang hidung, mulut dan laring
(tenggorokan) faring berupa saluran berbentuk kerucut dan dari bahan
membrane berotot (muskulo membranosa) dengan bagian terlebar di sebelah
atas dan berjalan dari dasar tengkorak sampai di ketinggian vertebra servikal
keenam, yaitu ketinggian tulang rawan krikoid, tempat faring bersambung
dengan usofagus. (Evelyn C. Pearce, )
Faring dibentuk oleh jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar), organ
terpenting di dalamnya adalah tonsil yaitu kumpulan kelenjar limfe yang
banyak mengandung limfosit. Untuk mempertahankan tubuh terhadap
infeksi, menyaring, dan mematikan bakteri/mikroorganisme yang masuk
melalui jalan pencernaan dan pernapasan. Faring melanjutkan diri ke
Esofagusuntuk pencernaan makanan. (H. Syaifuddin, 2011)
Faring terdiri atas tiga bagian: (H. Syaifuddin, 2011)
a. Nasofaring (para nasalis) baian superior yang menghubungkan hidung
dengan faring. Bagian samping terdapat muara apertura tuba auditorius
(eustachi) yang menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah.
Bagian belakang atap dibentuk oleh lengkung tulang ossis oksipitalis.
Lapisan mukosa dinding belakang berlipat-lipat. Banyak ditemukan
limfoid yang disebut tonsila faringeal.
b. Orofaring (para oralis): bagian media yang menghubungkan rongga
mulut dengan faring. Pada bagian samping ditemukan jaringan limfoid
(tonsilla palatina) tersembunyi dalam lekuk fossa tonsilaris. Tonsil
palatina adalah jaringan limfoid dalam bentuk gepeng dapat dilihat
dengan mudah melalui mulut terbuka pada dinding samping, dilapisi oleh
kapsul dan melekat secara longgar pada M. konstruktor superior faring.
Tonsila palatina, tonsila faringeal, dan tonsila lingualis membentuk
lingkaran jaringan limfoid yang disebut cincin waldeyer berfungsi untuk
mekanisme partahanan tubuh terhadap infeksi kuman dari luar dengan
cara membunuhnya.
c. Laringofaring (pars laringis): bagian inferior yang menghubungkan laring
dengan faring. Bagian paling bawah laring berhubungan dengan faring,
terbentang antara hyoid sampai esophagus.
3. Esophagus
Esofagusadalah saluran berotot yang relative lurus yang terbentang
antara faring dan lambung. Struktur ini, yang sebagian besar terletak di
rongga thoraks, menembus diafragma dan menyatu dengan lambung di
rongga abdomen beberapa sentimeter di bawah diafragma. (Lauralee
Sherwood, 2011)
Esofagusberbentuk seperti selang air atau tabung dengan panjang kurang
lebih 25 cm dan lebar sekitar 2 cm. Peran kerongkongan dalam pencernaan
adalah menghasilkan lendir dan mendorong makanan ke dalam lambung
melalui gerak peristaltic. Dinding kerongkongan dibangun oleh empat lapis,
yaitu:
a. Lapisan mukosa, mempunyai cirri-ciri bersifat basa, dibentuk oleh epitel
berlapis, dan sensitif terhadap asam;
b. Lapisan submukosa mempunyai ciri-ciri mengandung sel sekretori yang
dapat memproduksi mucus yang berperan mempermudah waktu menelan
makanan. Mucus juga berperan menghindarkan mukosa terluka karena
pengaruh zat kimia;
c. Lapisan otot di luar tersusun longitudinal dan di dalam tersusun sirkular.
Kerongkongan tersusun oleh otot rangka yang berada di sepertiga bagian
tas, otot rangka dan otot polos yan berada di daerah tengah tenggorokan.
Keberadaan lapisan otot mengakibatkan kerongkongan dapat bergerak
kembang kempis (gerak peristaltic). Karena gerak peristaltic, makanan
terdorong ke lambung.
d. Lapisan luar kerongkongan mempunyai cirri disusun oleh jaringan
fibrosa yang menebal.
Sekresi Esofagusmukoid, berfungsi memberikan pelumas untuk
pergerakan makanan melalui esophagus. Pada permulaan, Esofagusbanyak
terdapat kelenjar mukosa komposita. Bagian badan utama dibatasi oleh
banyak kelenjar mukosa simpleks. Untuk mencegah erosi mukosa oleh
makanan yang baru masuk, kelenjar komposita pada perbatasan
Esofagusdengan lambung melindungi dinding Esofagusdari pencernaan
getah lambung. (H. Syaifuddin, 2011)
Lapisan dinding Esofagusdari dalam ke luar: (H. Syaifuddin, 2011)
a. Lapisan selaput lendir (mukosa)
b. Lapisan submukosa
c. Lapisan otot melingkar (M. sirkuler)
d. Lapisan otot memanjang (M. longitudinal)
Fungsi Esofagusadala menggerakkan makanan dari faring ke
kelambung melalui gerak peristaltic. Mukosa Esofagusmemproduksi
sejumlah besar mucus untuk melumasi dan melindungi Esofagustetapi
Esofagustidak memproduksi enzim pencernaan.
4. Lambung
Lambung adalah rongga seperti kantong berbentuk J yang terletak di
antara Esofagusdan usus halus. Organ ini dibagi menjadi tiga bagian
berdasarkan perbedaan struktur dan fungsi. Fundus adalah bagian lambung
yang terletak di atas lubang esophagus. Bagian tengah atau utama lambung
adalah korpus. Lapisan otot polos di fundus dan korpus relative tipis, tetapi
bagian bawah lambung, antrum memiliki otot yang jauh lebih tebal.
Perbedaan ketebalan otot ini memiliki peran penting dalam motilitas
lambung di kedua region tersebut. Juga terdapat perbedaan kelenjar di
mukosa region-regio ini. Bagian terminal lambung adalah sfingter pylorus,
yang bekerja sebagai sawar antara lambung dan bagian atas usus halus, yaitu
duodenum. (Lauralee Sherwood, 2014)
Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar
paling banyak. terletak terutama di daerah epigastrik, dan sebagian di
sebelah kiri daerah hipokandriak dan umbilical. Lambung terdiri dari bagian
atas, yaitu fundus, batang utama, dan bagian bawah yang horizontal, yaitu
antrum pilorik. Lambung berhubungan dengan usofagus melalui orifusium
atau kardia, dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung
terletak di bawah diagfragma, di depan pankreas, dan limpa menempel pada
sebelah kiri fundus. (Evelyn C. Pearce, )
Berikut penjelasan bagian-bagian dari lambung: (H. Syaifuddin, 2011)
a. Fundus ventrikuli: bagian yang menonjol ke atas, terletak sebelah kiri
osteum kardiak, biasanya berisi gas. Pada batas dengan
Esofagusterdapat katup sfingter kardiak.
b. Korpus ventrikuli: merupakan segitia osteum kardia yaitu suatu lekukan
pada bagain bawah kurvatura minor, merupakan bagian utama dari
lambung.
c. Antrum pilorus bagian lambung berbentuk tabung, mempunyai otot
yang tebal membentuk sfingter pilorus, merupakan muara bagian distal,
berlanjut ke duodenum.
d. Kurvatura minor: sebelah kanan lambung terbentang dari osteum kardia
sampai ke pilorus. Kurvatura minor dihubungkan ke hepar oleh
omentum minor, lipatan ganda dari peritoneum.
e. Ostium kardia: merupakan tempat Esofagusbagian abdomen masuk ke
lambung. Pada baian ini terdapat orifisium pilorus, tidak mempunyai
sfingter khusus hanya berbentuk cincin membuka dan menutup. Dengan
kontraksi dan relaksasi, osteum dapat tertutup oleh lipatan membrane
mukosa dan serat otot pada dasar esophagus.
Fungsi lambung: (H. Syaifuddin, 2011)
a. Fungsi penampung makanan yang masuk melalui esophagus,
menghancurkan makanan dan menghaluskan makanan dengan
gerakakan peristaltic lambung dan getah lambung.
b. Fungsi bakterisid: oleh asam lambung
c. Membantu proses pembentukan eritrosit: lambung menghasilkan zat
factor intrinsic bersama dengan factor ekstrinsik dari makanan,
membentuk zat yang disebut anti-anemik yang berguna untuk
pertukaran eritrosit yang disimpan dalam hati.
5. Usus Halus
Usus halus (intestinum minor) merupakan bagian dari sistem
pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada
sekum. Panjangnya kira-kira 6 meter, merupakan saluran pencernaan yang
paling panjang dari tempat proses pencernaan dan absorpsi pencernaan. (H.
Syaifuddin, 2011)
Usus halus adalah tempat sebagian besar pencernaan dan penyerapan
berlangsung. Tidak terjadi pencernaan lebih lanjut setelah isi lumen
mengalir melewati usus halus, dan tidak terjadi penyerapan nutrient lebih
lanjut, meskipun usus besar menyerap sejumlah kecil garam dan air. Usus
halus terletak bergelung di dalam rongga abdomen, terbentar antara
lambung dan usus besar. Usus halus dibagi menjadi tiga segmen yaitu
duodenum, jejunum, dan ileum. (Lauralee Sherwood, 2014)
Berikut pembagian dari usus halus: (H. Syaifuddin, 2011)
a. Duodenum: bentuknya melengkung seperti kuku kuda, pada lengkungan
ini terdapat pankreas. Bagian kanan dari duodenum terdapat bagian
tempat bermuaranya salura empedu (duktus kholedukus) dan saluran
pankreas (duktus pankreatikus) yang dinamakan papilla vateri. Dinding
duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung
kelenjar Bunner yang memproduksi getah intestinum.
b. Jejenum: panjangnya 2-3 meter berkelok-kelok terdapat sebelah kiri atas
dari intestinum minor dengan perantaraan lipatan peritoneum, berbentuk
kipas (mesenterium). Akar mesenterium memungkinkan keluar masuk
arteri dan vena mesenterika superior. Pembuluh limfe dan saraf ke ruang
antara lapisan peritoneum yang membentuk mesenterium penampang
jejunum lebih lebar, dindingnya lebih tebal dan banyak mengandung
pembuluh darah.
c. Ileum: ujung batas antara jejunum dan ileum tidak jelas, panjangnya
kira-kira 4-5 meter. Ileum merupakan usus halus yang terletak sebelah
kanan bawah berhubungan dengan sekum. Tempat perantaraan dengan
sekum terdapat lubang yang disebut orifisium ileosekalis. Ileum
diperkuat oleh sfingter dan dilengkapi oleh sebuah katup valvula sekalis
(valvula bauchini) yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon
asendens masuk kembali ke dalam ileum.
Dinding usus halus terdiri atas empat lapisan, yaitu: (Koes Irianto, 2014)
a. Dinding lapisan luar, merupakan membran serosa, yaitu lapisan yang
membalut usus dengan erat.
b. Dinding lapisan berotot, terdiri atas dua lapisan serabut. Lapisan luar
terdiri atas sebaut longitudinal, dan di bawah ini ada lapisan tebal
terdiri atas serabut sirkuler. Di antara kedua lapisan serabut berotot
ini terdapat pembuluh darah dan pembuluh limfa.
c. Dinding submukosa, terdapat antara otot sirkuler dan lapisan yang
terdalam yang merupakan perbatasannya. Dinding submukosa ini
terdiri atas jaringan areolar yang berisi banyak permukaan darah,
saluran limfa, dan fleksus saraf yang disebut fleksus meissner
d. Dinding mukosa dalam, disusun berupa kerutan tetap seperti jala,
yang memberi kesan anyaman halus. Lapisan ini menambah luasnya
permukaan sekresi dan penyerapan. Lapisan mukosa ini berisi
banyak lipatan Lieberkuhn, merupakan kelenjar sederhana yang
diselaputi epithelium silindris.
6. Usus Besar
Usus besar (intestinum mayor) merupakan saluran pencernaan berupa
usus berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira
1,5-1,7 meter dan penampang 5-5 cm. lanjutkan dari usus halus yang
tersusun seperti huruf U terbalik mengelilingi usus halus terbentang dari
valvula iliosekalis sampai ke anus. (H. Syaifuddin, 2011)
Dalam usus besar terdapat bakteri yang dapat mencernakan sebagian
kecil selulosa untuk nutrisi bakteri itu sendiri. Aktivitas bakteri ini
membentuk beberapa vitamin K, vitamin B12,tiamin riibofkavin dan gas
karbon dioksida, hydrogen dan metana. Vitamin K sangat penting dalam
proses pembekuan darah dan hanya ada dalam jumlah yang sedikit dalam
makanan kita. Kimus makin ke arah anus makin padat dan dikeluarkan
sebagai feses melalui proses defekasi (buang air besar). (Koes Irianto, 2014)
Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rectum. Sekum
membentuk kantong buntu di bawah pertemuan antara usus halus dan usus
besar di katup ileosekum. Tonjolan kecil seperti jari di dasar sekum adalah
apendiks, suatu jaringan limfoid yang mengandung limfosit. Kolon, yang
membentuk sebagaian besar usus besar, tidak bergelung seperti usus halus
tetapi terdiri dari tiga bagian yang relative lurus (kolon asenden, kolon
transfersum dan kolon desenden). Bagian terakhir kolon desenden berentuk
huruf S, membentuk kolon sigmoid dan kemudian melurus untuk
membentuk rectum. (Lauralee Sherwood, 2014)
Usus besar atau kolon yang kira-kira satu setengah meter panjangnya
adalah sambungan dari usus halus dan mulai di katup ileokolik atau
ileosekal, yaitu tempat sisa makanan lewat. Reflex gastrokolik terjadi ketika
makanan masuk lambung dan menimbulkan peristaltic di dalam usus besar.
Reflex ini menyebabkan defekasi atau pembungan air besar. (Evelyn C.
Pearce, )
Bagian dari usus besar: (H. Syaifuddin, 2011)
a. Sekum: kantong lebar terletak pada fosa iliak dekstra. Ilium memasuki
fossa iliaka sisi kiri ostium iliosekalis. Pada bagian bawah sekum
terdapat apendiks vermiformis. Bentuknya seperti cacing, disebut umbai
cacing yang panjangnya kira-kira 6 cm. Muara apendiks pada sekum
ditentukan oleh titik yaitu daerah antara 1/3 bagian kanan dan 1/3 bagian
tengah garis yang menghubungkan kedua spina iliaka anterior superior
(SIAS). Sekum seluruhnya ditutupi oleh peritonium, mudah bergerak
walaupun tidak mempunyai mesenterium dan dapat diraba melalui
dinding abdomen. Ilium bermuara pada sekum membentuk sebuah katup
yang dinamakan valvula koli (Bauchini). Titik McBurney merupakan
tempat projeksi muara ilium ke dalam sekum. Titik potong tepi latralis
M. rektus abdominus dekstra dengan garis penghubung (SIAS) kanan
dengan pusat kira-kira sama 1/3 lateral garis monro (garis
menghubungkan SIAS dengan pusat). Pada waktu peradangan apandiks
(apendisitis) daerah ini sangat sakit tertekan, kadang-kadang perlu
dibuang (apendektomi)
b. Kolon asendens: memanjang dari sekum ke fosa iliaka kanan sampai ke
sebelah kanan abdomen, panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen
sebelah kanan di bawah hati, membelok ke kiri. Lengkungan ini disebut
fleksura hepatica (flexura koli dekstra) dilanjutkan dengan kolon
transversum
c. Kolon transversum: panjangnya kira-kira 38 cm, membujur dari kolon
asendes sampai ke kolon desendes. Berada di bawah abdomen sebelah
kanan tempat belokan yang disebut fleksura lienalis (flexura coli
sinistra), mempunyai mesenterium melekat pada permukaan posterior,
terdapat tirai disebut omentum mayus.
d. Kolon desendens: panjangnya lebih kurang 25 cm, terletak di bawah
sampai di depan kiri dari atas ke bawah, dari depan fleksura lienalis
sampai di depan ilium kiri, bersambung dengan sigmoid dan dibelakang
peritonium (retroperitoneal)
e. Kolon sigmoid: lanjutan dari kolon desendens. Panjangnya 40 cm.
terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri, berbentuk huruf S.
Ujung bawahnya berhubungan dengan rectum, berakhir setinggi
vertebrae3-4. Kolon sigmoid ini ditunjang oleh mesenterium yang
disebut mesokolon sigmoideum.
7. Rektum Dan Anus
Rectum merupakan lanjutan dari kolon sigmoid yang menghubungkan
intestinum mayor dengan anus sepanjang 12 cm, dimulai dari pertengahan
sacrum dan berakhir pada kanalis anus. Rectum terletak dalam rongga
pelvis, di depan os sacrum dan os koksigis. Rectum terdiri dari dua bagian:
1. Rectum propia: bagian yang melebar disebut ampula rektil. Jika ampula
rekti terisi makanan akan timbul hasrat defekasi.
2. Pars analis rekti: sebelah bawah ditutupi oleh serat-serat otot polos
(M.sfingter ani internus) dan serabut otot lurik (M. Sfingter ani
eksternus). Kedua otot ini berperan pada waktu defekasi tunika mukosa
rectum banyak mengandung lipatan disebut kolumna rektalis. Bagian
bawah kolumna rektalis terdapat pembuluh darah V. rektalis (V.
hemoroidialis superior, V. hemoroidalis inferior). Sering terjadi
pelebaran atau varises yang disebut hemoroid (wasir)
Bagian dari saluran pencernaan dengan dunia luar terletak di dasar
pelvis dan dindingnya diperkuat oleh sfingter ani yang terdiri dari:
1. Sfingter ani internus, sebelah dalam bekerja tidak menurut kehendak.
2. Sfingter levator ani, bagian tengah bekerja tidak menurut kehendak
3. Sfingter ani eksternus, sebelah luar bekerja menurut kehendak
Defekasi adalah hasil reflex apabila bahan feses masuk ke dalam
rectum. Dinding rectum akan meregang menimbulkan impuls aferens yang
disalurkan melalui pleksus mesenterikus dan menimbulkan gelombang
peristaltic pada kolon asendens. Kolon sigmoid mendorong feses kea rah
anus. Apabila gelombang peristaltic sampai di anus, sfingter ani internus
dihambat dan sfingter ani eksternus melemas sehingga terjadi defekasi.
Reflex ini sangat lemah harus diperkuat dengan reflex lain melalui
segmen sacral medulla spinalis, dikembalikan ke kolon desendens, kolon
sigmoid, rectum dan anus melalui saraf parasimpatis. Ini memperkuat
gelombang peristaltic dan mengubah refleks defekasi dari gelombang
lemah menjadi proses defekasi yang kuat. Orang normal dapat mencegah
defekasi sampai waktu dan tempat yang sesuai dengan refleks defekasi,
hilang beberapa menit dan timbul kembali sampai beberapa jam. Pada bayi
baru lahir refleks defekasi berjalan secara otomatis dan mengosongkan
usus besar bagian bawah. (H. Syaifuddin, 2011)
Rectum ialah saluran yang panjangnya 10 cm terbawa dari usus tebal,
dimulai pada kolon sigmodeus dan berakhir pada saluran anal yang kira-kira
3 cm panjangnya. Rectum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung
usus besar dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara feses. Biasanya reltum ini kosong karena tinja
disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika
kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rectum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengebanganya dinding rectum
karena penumpukan material di dalam rectum akan memicu sistem saraf
yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak
terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana
penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk
periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. (Koes
Irianto, 2014)
8. Hati
Hati adalah organ metabolic terbesar dan terpenting di tubuh. Organ ini
dapat dipandang sebagai pabrik biokimia utama tubuh. Perannya dalam
sistem pencernaan adalah sekresi garam empedu, yang membantu
pencernaan dan penyerapan lemak. (Lauralee Sherwood, 2011)
Meskipun hati bukan salah satu organ pencernaan, tetapi hati dapat
mensekresikan empedu. Empedu mengandung garam empedu yang
memegang peranan penting dalam pencernaan lemak. Lemak dielmulsikan
menjadi tetesan-tetesan halus sehingga lebih mudah dicerna dan diserap.
Hati terletak di belah kanan atas rongga pertu di bawah diafragma, beratnya
kira-kira 1,5 kg atau 2,5 persen berat badan pada orang dewasa normal.
Oelh ligament falsifotmis hati dibagi menjadi lobus kanan dan lobus kiri.
Pada lobus kanan terdapat juga lobus kaudatus dan lobus kuadratus. (Koes
Irianto, 2014)
Hati merupakan organ-organ kelenjar pencernaan yang berfungsi antara
lain:
a. Dalam proses pembentukan dan penguraian karbohidrat dalam tubuh,
hati mempunyai peranan sebagi berikut:
1) Menyimpan glikogen
2) Menghasilkan glukosa dari galaktosa dan fruktosa
3) Mengubah senyawa lemak, protein, dan laktat menjadi glukosa
4) Menyusun senyawa kimia yang dibutuhkan tubuh dari hasil perantara
metabolisme karbohidrat
b. Dalam proses pembentukan dan penguraian protein dalam tubuh, hati
mempunyai peranan sebagai berikut:
1) Memproduksi lipoprotein dalam tubuh dalam jumlah yang besar
2) Memproduksi sebgaian besar kolesterol dan fosfolipid
3) Menhasilkan lemak dari sejumlah karbohidrat dan protein
4) Menurunkan kadar NH2 yang terkandung dalam asam amino
5) Membantu proses ekskresi ammonia dari dalam tubuh dengan
menghasilkan urea
6) Menghasilkan plasma protein
7) Menyerap vitamin A, D, E dan K
9. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua
fungus utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa
hormone penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior
perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). (Koes
Irianto, 2014)
Pankreas adalah sebuah kelenjar memanjang yang terletak di belakang
dan di bawah lambung, di atas lengkung pertama duodenum. Kelenjar
campuran ini mengandung jaringan eksorin dan endokrin. Bagian eksorin
yang utama terdiri dari kelompok-kelompok sel sekrotorik mirip anggur
yang membentuk kantong yang dikenal sebagai sinus, yang berhubungan
dengan duktus yang akhirnya bermuara di duodenum. Bagian endokrin yang
lebih kecil terdiri dari pulau-pulau jaringan endokrin terisolasi. Pulau
Langerhans, yang tersebar di seluruh pankreas. Hormon-hormon terpenting
yang disekresikan oleh sel pulau adalah insulin dan glucagon. Pankreas
eksorin dan endokrin berasal dari jaringan berbeda selama perkembangan
masa mudigah dan hanya memiliki kesamaan lokasi. Meskipun sama-sama
terlibat dalam metabolism molekul nutrient, keduanya memiliki fungsi
berbeda di bawah control mekanisme regulatorik yang berlainan. (Lauralee
Sherwood, 2014)
Pankreas terdiri dari dua jaringan dasar, yaitu: (1) Asini, menghasikan
enzim-enzim pencernaan. (2) pulau pankreas, menghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan
melepaskan hormone ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas
akan mencerna protein, karbohidrat, dan lemak. Enzim proteolitik memecah
protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan
dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat,
yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam
lambung. (Koes Irianto, 2014)
10. Kandung Empedu
Kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang dapat
menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses
pencernaan. Pada manusia panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm
berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena
warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubung dengan hati
dan usus dua belas jari melalui saluran empedu. Empedu merupakan zat
yang membantu dalam pencernaan lemak. Lemak tidak larut dalam air,
sehingga dalam rangka untuk mengemulsi lemak khusus sesuatu yang
diperlukan. Hati memproduksi empedu dan kemudian menyimpannya di
dalam kantong empedu hingga tubuh perlu mencerna lemak. Ketika saat ini
tiba, kantong empedu mulai untuk membiarkan aliran empedu ke dalam
usus, di dalam duodenum, di mana lemak dicerna dengan bantuan dan
kemudian diserap oleh organism. (Koes Irianto, 2014)
Dalam kandung empedu pembuluh limfe dan pembuluh darah
mengabsorbsi air dan garam-garam anorganik, sehingga empedu dalam
kandung empedu kira-kira 5 kali lebih pekat dibandingkan dengan empedu
hati. Secara berkala kandung empedu mengosongkan isinya ke dalam
duodenum melalui kontraksi simultan lapisan ototnya dan relaksasi sfingter
oddi. Hormone kolesistokinin (CCK) dilepaskan dari sel duodenal akibat
hasil pencernaan dari protein dan lipid, dan hal ini merangsang adanya
kontraksi kandung emepdu. (Sylvia Price Anderson, 2012)
Kandung empedu adalah suatu struktur kecil berbentuk kantong yang
terselip di bawah tetapi tidak langsung berhubungan dengan hati. Karena
itu, empedu tidak diangkat langsung dari hati ke kandung empedu. (Lauralee
Sherwood, 2014)
Empedu memiliki dua fungsi penting yaitu: (Koes Irianto, 2014)
a. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak, bukan karena enzim
dalam empedu yang menyebabkan pencernaan lemak, tetapi karena
asam empedu dalam empedu melakukan dua hal:
1) Asam empedu membantu mengemulsikan partikel-partikel lemak
yang besar dalam makanan menjadi banyak pertikel kecil,
permukaan partikel tersebut dapat diserang oleh enzim lipase yang
disekresikan dalam getah pankreas
2) Asam empedu membantu absorpsi produk akhir lemak yang telah
dicerna melalui membrane mukosa intestinal
b. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
hemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol.
B. Fisiologi Sistem Pencernaan
1. Saluran Pencernaan
a. Mulut dan Esofagus
Makanan dibutuhkan sebagai sumber panas dan energi, serta untuk
pertumbuhan dan penggantian jaringan yang rusak. Makanan, setelah
masuk ke mulut, bercampur dengan ludah, membentuk bolus. Bolus itu
didorong ke belakang ke dalam faring melalui kerja menelan yang
disadari. Selanjutnya perjalanan makanan di sepanjang saluran
pencernaan tidak lagi disadari. Rangsangan pada ujung-ujung saraf
sensorik dalam faring menimbulkan refleks menelan yang tidak disadari.
Laring terangkat dan epiglotis mencegah makanan masuk ke dalam
laring. Pada saat itu pernapasan berhentu ketika bolus turun dari faring ke
esophagus; bila saat itu menarik napas, akan tersedak karena makanan
masuk ke dalam laring. Kemudian gelombang peristaltik akan
mendorong bolus sepanjang Esofaguske lambung.
Peristalsis adalah mekanisme yang menyebabkan makanan bergerak
sepanjang saluran pencernaan. Peristalsis merupakan gelombang
kontraksi lapisan otot yang biasanya didahului suatu gelombang
relaksasi. Bolus didorong maju ke dalam segmen di depannya. Peristalsis
di Esofagushanya terjadi bila serat-serat vagus utuh.
b. Lambung dan Usus Halus
Kontraksi halus dinding lambung mencampurkan makanan dengan
getah lambung. Dinding otot lambung lebih kuat di regio pilorus, dan
gelombang peristaltik di bagian ini melontarkan sebagian kecil isi
lambung secaraberkala melalui sfingter pilorus ke dalam duodenum dan
usus halus. Sekarang makanan itu berbentuk ‘chyme’.
Dalam duodenum, ‘chyeme’ bertemu dengan getah pankreasdan
empedu dari hati.
Dalam usus halus, ‘chyme’ dilontarkan terus oleh sederet gelombang
peristaltik pendek yang membawanya maju beberapa sentimeter pada
setiap kontraksi. Di samping itu ‘chyme’ tercampur dengan getah usus
melalui gerakan pendulum dan segmental. Gerakan pendulum merupakan
gerakan memanjang dan memendek bergantian pada usus. Gerakan
segmental menyebabkan usus terbagi dalam bagian-bagian akibat sederet
kontraksi dan relaksasi di sepanjang dinding otot. Secara bergantian
bagian-bagian usus itu berubah fungsi. Bagian yang kontraksi
berelaksasi, dan bagian yang relaksasi berkontraksi, sehingga isinya akan
tercampur, tanpa mendorong ke depan.
Sisa makanan yang tidak diserap mengalir melalui katup ileosekal
dari usus halus ke susu besar, yang terdiri atas sekum, kolon asenden,
transversum dan desenden, kolon sigmoid, rectum dan saluran anus.
c. Prinsip umum Pencernaan
Ketika mengalir sepanjang saluran pencernaan, makanan
dipengaruhi oleh katalosator biologis yang dikenal sebagai enzim, yang
memecahkan unsure-unsur pokok makanan menjadi molekul-molekul
kecil yang dapat diserap ke dalam darah. Proses ini disebut pencernaan.
Tidak semua unsure diubah dengan cara itu. Sebagain sudah ada
dalam bentuk yang dapat diserap, sehingga tidak diubah lagi. Misalnya
air, garam mineral, vitamin dan glukosa. Unsure-unsur tersebut diserap
tanpa diubah dalam usus halus.
Unsur-unsur lain tidak dicerna karena enzim yang sesuai tidak ada
dalam saluran pencernaan. Unsru-unsur tersebut tidak mempunyai nilai
gizi dan dieksresikan melalui tinja.
Bahan makanan yang bernilai gizi tinggi telah dipilih, melalui
percobaan-percobaan selama berabad-abad, karena terdapat enzim-enzim
yang akan mengubah makanan menjadi bentuk yang dapat diserap dan
berguna. Bahan makanan itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga
kelompok utama: karbohidrat, protein dan lemak.
1) Karbohidrat
Kelompok bahan makanan ini mencakup gula dan tepung, dan
terdiri atas tiga elemen, karbon, hydrogen dan oksigen, dengan rumus
kimia yang umum Cx(H2O)y. Karena rumus itu setara dengan ‘karbon
terhidrasi’, maka kelompok ini dinamai ‘karbohidrat’. Kelompok ini
mencakup monosakarida C6H12O6, disakarida C12H22O11 dan
polisakarida (tepung) yang dibentuk dari sejumlah besar unit
monosakarida.
Hanya monosakarida yang diserap ke dalam darah. Molekul gula
dan tepung yang lebih kompleks harus diruaikan dulu sebelum
diserap. Enzim yang tersedia adalah amylase, yang akan bekerja pada
tepung, sukrase yang menguraikan sukrosa (gula tebu atau gula bit
menjadi glokosa dan fruktosa, maltase yang mengubah maltose
menjadi glukosa, serta lactase yang menguraikan latosa (gula susu)
menjadi glukosa dan galaktosa. Glukosa, fruktosa dan galaktosa
merupakan monosakarida. Sukrosa, maltosa dan laktosa merupakan
disakarida.
Gula dalam darah berbentuk glukosa. Galaktosa, setelah diserap,
dibuah menjadi glukosa oleh hati. Fruktosa diubah menjadi glukosa,
tidak hanya oleh sel-sel hati, tetapi juga oleh berbagai sel lain dalam
tubuh. Penyerapan glukosa, galaktosa dan fruktosa dari usus halus
merupakan proses aktif, yang melibatkan penggunaan energy oleh sel-
sel usus.
Dengan demikian hasil akhir karbohidrat dalam diet adalah
glukosa darah dan tidak jelas apakah sumbernya tepung misalnya roti
dan kentang, atau sukrosa atau bahkan glukosa itu sendiri. Sukrosa
dalam entuk utuh tidak ditemukan dalam darah atau kemih.
2) Protein
Protein dalam makanan dibutuhkan untuk pembentukan protein
tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan penggantian jaringan.
Kelebihan protein digunakan sebagai sumber panas dan energi.
Terdapat sekitar duapuluh macam asam amino dalam protein
tubuh. Protein tersebut merupakan molekul yang sangat kompleks.
Molekul tersebut terdiri atas beribu unit asam amino dengan berbagai
kombinasi. Tidak semua asam amino dengan berbagai kombinasi.
Tidak semua asam amino terdapat dalam setiap molekul.
Protein makanan merupakan sumber asam amino untuk sinstensi
protein. Delapan di antaranya merupakan asam amino esensial.
Artinya, asam-asam amino tersebut harus merupakan unsur protein
makanan, agar pertumbuhan dan penggantian jaringan tidak berhenti.
Asam-asam amino yang lain dapat dicerna dan digunakan; bila tidak
terdapat dalam makanan, akan dibentuk oleh tubuh bila diperlukan.
Tubuh tidak dapat membentuk asam amino esensial dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan.
Protein makanan diuraikan menjadi unsur-unsur asam amino oleh
kerja enzim dalam saluran pencernaan. Enzim-enzim utama adalah
pepsin dalam lambung, tripsin dan kimotripsin dalam getah pankreas
serta sekelompok enzim peptidase yang disebut erepsin dalam sel-sel
mukosa dan getah usus halus.
Asam amino diserap dari usus halus ke dalam darah. Setiap sel
yang tumbuh mengambil asam amino yang sesuai dari dalam darah
untuk sintesis proteinnya. Kelebihan asam amino diuraikan oleh hati.
3) Lemak
Lemak merupakan kompleks gliserol (gliserin) dan tiga asam
lemak, iatu trigliserida.
Pencernaan dan penyerapan lemak merupakan proses fisika-kima
yang rumit, karena lemak dan minyak yang dimakan pada dasarnya
tidak larut dalam air, sedangkan baik getah usus maupun darah
bersifat air.
Lemak diserap ke dalam limfe usus, dan dinamakan lacteal
karena menyerupai susu, terbentuk dari butir-butir lemak yang halus
(kilomikron). Butir-butir lemak netral tersebut masuk ke dalam
penyimpanan lemak tubuh yang terdapat di bawah kulit dan di perut
Sebagian lemak yang terurai oleh lipase diserap ke dalam darah
dan mencapai hati melalui vena prota dan diubah kembali menjadi
lemak netral.
Bila dibutuhkan, lemak ditarik dari penyimpanan lemak dan
diangkut kembali ke hati dalam bentuk fosfolipid terlarut.
2. Sekresi Pencernaan dan Pengaturannya
Rangsang utama untuk sekresi getah pencernaan adalah adanya makanan
dalam saluran pencernaan. Mekasnisme fisiologi terjadinya sekresi berubah
selama makanan bergerak dalam saluran pencernaan. Di mulut sekresi ludah
diatur oleh persarafan. Di dalam lambung dan duodenum pengaturan
melalui saraf dan humoral, sedangkan di usus adanya makanan dalam usus
yang merangsang pembentukan getah yang sesuai.
a. Saliva
Saliva dihasilkan dalam mulut oleh kelenjar ludah parotis,
sebmandibularis dan sublingualis. Saraf sekretomotornya merupakan
serat-serat parasimpatik yang berhubungan dengan saraf otak IX dan VII.
N IX mempersarafi kelenjar parotis. N VII mempersarafi kedua kelenjar
yang lain. Perangsangan saraf-saraf parasimpatis, tersebut tidak hanya
menghasilkan pembentukan saliva tetapi juga menyebabkan peningkatan
aliran darah ke kelenjar-kelenjar itu (vasodilatasi)
Saliva membantu pembentukan bolus makanan dan berperan sebagai
pelumas untuk mempermudah menelan. Di samping itu, saliva
mengandung amylase saliva, ptyalin. Pitialin berperan pada medium
yang netral atau ahak asam dan menyebabkan penguraian tepung masak
menjadi maltosa. Kegiatannya berhenti segera setelah makanan ditelan.
Asam hidrpklorida pada getah lambung menembus ke pusat bolus dalam
waktu kira-kira 20 menit. Setelah itu pH menjadi sangat rendah sehingga
ptyalin tidak bekerja lagi.
Di samping berperan sebagai pelumas dan mengandung amylase
saliva, saliva mempunyai berbagai fungsi lain. Saliva membasahi lidah
dan mulut serta memungkinkan berbicara. Saliva membersihkan lidah;
waktu demam sekresi saliva menurun dan lidah menjadi kotor.
b. Getah lambung
Lambung berperan sebagai organ penyimpanan sehingga makanan
dapat dimakan secara berkala, dan tidak terus menerus. Makanan masuk
ke dalam lambung waktu makan dan dialirkan sedikit demi sedikit
melalui sifngter pilorus ke dalam duodenum selama 3-4 jam berikutnya.
Lambung menghasilkan enzim pengurai protein, pepsin. Enzim itu
dielpaskan sebagai prekursor, pepsinogen dalam bentuk butir-butir yang
larut dalam asam hidroklorida, yang dihasilkan oleh sel-sel oksintik.
Pepsin mengubah protein menjadi molekul-molekul yang lebih kecil.
c. Getah Pankreas
Getah pankreas mengadung tripsinogen, kimotripsinogen, amylase,
maltase dan lipase. Tripsinogen digiatkan oelh enterokinase yang
dilepaskan dari duodenum dan usus halus, menjadi tripsin.
Kimotripsinogen diubah menjadi kimotripsin oleh tripsin. Enzim-enzim
proteolitik kuat ini melanjutkan pemecahan protein makanan menjadi
polipeptida (rantai-rantai asam amino pendek)
Getah pankreas mengandung natrium bikarbonat yang menetralkan
asam hidroklorat yang terdapat dalam kimus pada saat masuk ke
duodenum dari lambung. Dengan demikian isi usus halus bersifat hampir
netral.
Pada manusia, duodenum yang ada di sekitar muara saluran pankreas
diisolasi dengan menggunakan dua balon yang dikembangkan. Getah
pankreas diisap dari segmen tersebut. Sebuah kateter berlumen tiga
ditelan dan dikendalikan masuk melalui sfingter pilorus, ke dalam
duodenum. Getah pankreas yang diperoleh, tercampur empedu dan getah
duodenum.
d. Empedu (Hati)
Empedu merupakan cairan kental kehijauan yang dihasilkan terus-
menerus oleh hati dengan kecepatan 500-1000 mL per hari. Pemotongan
persarafan hati tidak mengubah sekresi empedu.
Empedu disimpan dan dikentalkan dalam kantung empedu. Bila
makanan, terutama lemak, masuk ke duodenum, zat humoral
kolesistokinin dilepaskan ke peredaran darah. Ketika sampai di kantung
empedu, kolesistokinin menimbulkan kontraksi dan empedu mengalir
melalui saluran empedu masuk ke duodenum bersama getah pankreas.
Kantung empedu tidak penting untuk kehidupan.
e. Usus Halus
Di usus halus, erangkaina enzim, baik di lumen maupun di sel
mukosa, menyelesaikan pencernaan makanan. Termasuk dalamnya
adalah karboksipeptidase yang memcah asam amino dari gugus akhiran
–COOH (karboksil), aminopeptidase yang memecah asam amino dari
gugus akhiran –NH2 (amino) yang lain dalam rantai peptide dan
dipeptidase yang memecah dipeptida (dua unit asam amino). Secara
kolektif enzim-enzim tersebut dinamakan erepsin.
Erepsin mangubah polipeptida menjadi asam-asam amino; sukrasem
maltase dan latkase menubah disakarida menjadi monosakarida.
Sekresi getah usus (sukus enterikus) selama 2 jam pertama setelah
makan, hanya sedikit, tetapi akan meningkat jelas selama jam ketiga.
Rangsangan mekanis pada dinding usus oleh makanan mungkin
merupakan rangsangan yang utama bagi kegiatan sekresi.
Sejumlah besar air diserap di usus halus. Di samping air yang masuk
bersama makanan, lima liter getah pencernaan dihasilkan setiap hari oleh
kelenjar saliva, lambung, pankreas dan hati. Hanya 500 mL isi ileum
yang masuk ke sekum, karena 4500 mL air selebihnya telah diserap
kembali.
f. Usus Besar
Sisa makanan yang tidak dicerna berjalan melalui katup ileosekal,
masuk ke usus besar. Di sini penyerapan air berlanjut.
Refleks gastro-kolika yang terbangkit oleh masuknya makanan ke
dalam lambung akan menimbulkan peristaltik sepanjang usus besar yang
mendorong isi usus ke rectum. Perengangan rectum membangkitkan
keinginan untuk membuang tinja. Pada saat-saat rectum kosong, gerakan
peristaltik balik akan mengembalikan tinja yang tidak dikeluarkan, dari
rectum ke kolon desendens.
Tinja berisi sisa-sisa makanan yang tidak tercerna. Bahan-baan
seperti selulosa (karbohidrat yang terdapat dalam membrane sel tumbuh-
tumbuhan; juga merupakan kandungan utama kertas, kapas) dan keratin
serta bahan-bahan lain yang tidak tercerna karena enzim-enzim yang
dibutuhkan tidak tersedia di dalam saluran cerna. Buah-buahan dan
sayuran hijau mengandung tinggi selulosa. Beberapa senyawa anorganik,
misalnya sulfat dan beberapa garam tertentu seperti garam-garam
magnesium sangat sedikit diserap dan dibuang bersama tinja. Jadi,
magnesium sulfat (garam Epsom) yang dimakan akan ditemukan dalam
tinja; magnesium sulfat ‘menahan’ air dan memperbesar tinja dan oleh
sebab itu berfungsi sebagai pencahar.
Tinja akan mengandung senyawa-senyawa yang tidak larut, yang
ditelan, misalnya barium sulfat untuk keperluan pemeriksaan sinar-X.
Terbentuknya garam-garam kalsium yang tidak larut (kalsium fosfat,
kalsium fitat) dan garam-garam besi yang tidak larut (besi fosfat) dapat
menghambar penyerapan logam-logam besi dan terbuangnya besi
bersamaan tinja.
g. Bertinja (defekasi)
Seperti pada pangkalnya, bagian ujung saluran cerna juga
dikendalikan oleh sistem saraf volunteer. Saluran dubur ditutup oleh dua
sfingter. Sfingter interna tersusun dari oto polos yang dipersarafi oleh
sistem saraf autonom. Serabut parasimpatis Sakral (S.2,3,4)
menimbulkan pelemasan sfingter sedangkan serabut simpatis Lumbal
(L.1,2) menimbulkan kerutan sfingter. Biasanya sfingter tertutup.
Sfingter eksterna tersusun dari otot rangka dan dikendalikan oleh
sistem saraf somatic (volunteer), tergabung dalam saraf pudendus yang
berasal sama dengan parasimpatis sacral (S. 2,3,4)
Pengeluaran tinja dari rectum dibantu oleh peningkatan tekanan
abdomen. Untuk terjadinya hal itu, diafragma dan otot-otot abdomen
berkerut. Di samping itu, suatu ekspirasi paksa dengan glottis tertutup
akan meningkatkan tekanan rongga dada dan menekan diafragma ke
bawah. Tindakan itu disebut bertinja dengan mengedan.

Você também pode gostar