Sistem organ pencernaan adalah sistem organ yang menerima, mencerna untuk dijadikan energi dan nutrient, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan yang terbentang dari mulut atau oris sampai ke anus dalam manusia dibagi menjadi tiga yaitu; proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut sampai ke lambung, proses penyerapan sari makanan yang terjadi di dalam usus dan proses pengeluaran sisa-sisa makan melalui anus. (H. Syaifuddin, 2011) Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaitu tuba muscular panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pankreas. 1. Mulut Mulut (oris) merupakan organ yang pertama dari salura pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu perbatasan antara mulut dengan faring. (H. Syaifuddin, 2011) Rongga mulut adalah rongga lonjong pada permukaan saluran pencernaan. Terdiri atas dua bagian luar yang sempit, yaitu rongga mulut yang dibatasi di sisi-sisinya dengan tulang maksilaris dan semua gigi dan di sebelah belakang tersamung dengan awal tekak atau faring. Atap mulut dibentuk oleh palatum dan lidah terletak di lantainnya dan terikat pada tulang tiroid. (Koes Irianto, 2014) Langit-langit (platum) yang membentuk atap lengkung rongga mulut, memisahkan mulut dari saluran hidung. Keberadaan struktur ini memungkingkan bernapas dan menguyah atau menghisap berlangsungan secara bersamaan. Di belakang tenggorokan menggantung pada platum suatu tonjolan, uvula, yang berperan penting dalam menutup saluram hidung sewaktu menelan. (Lauralee Sherwood, 2014) Di dalam mulut berlangsung dua jenis pencernaan yaitu: a. Pencernaan mekanik yang dilakukan oleh gigi dan lidah, berupa penguyahan, pergerakan otot-otot lidah dan pipi untuk mencampur makanan dengan air ludah sebelum makanan ditelan b. Pencernaan secara kimia yang dilakukan oleh kelenjar ludah, yaitu pemecahan amilum menjadi maltosa. Di dalam mulut terdapat organ aksesoris yaitu gigi, lidah dan kelenjar ludah. Berikut penjelasannya: (H. Syaifuddin, 2011) a. Gigi Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang maksila dan mandibula. Gigi mempunyai satu akar sedangkan geraham mempunyai 2-3 akar. Fungsi gigi adalah menguyah makanan, pemecahan partikel besar menjadi partikel kecil yang dapat ditelan tanpa menimbulkan tersedak. Proses ini merupakan mekanik pertama yang dialami makanan pada waktu melalui saluran pencernaan dengan tujuan menghancurkan makanan, melicinkan, dan membasahi makanan yang kering dengan saliva serta mengaduk makanan sampai rata. b. Lidah Lidah terdapat dalam kavum oris, merupakan susunan otot serat lintang yang kasar dilengkapi dengan mukosa. Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut dengan menggerakan makanan ke segala arah c. Kelenjar ludah Kelenjar ludah (saliva) merupakan kelenjar yang menyekresi larutan mucus ke dalam mulut, membasahi dan melumas partikel makan sebelum ditelan. Kelenjar ini mengandung 2 enzim pencernaan, yaitu limpase lingua untuk mencerna lemak enzim ptyalin/amylase untuk mencerna tepung. 2. Faring Faring adalah rongga di belakang tenggorok. Bagian ini berfungsi sebagai saluran bersama untuk sistem pencernaan (dengan berfungsi sebagai penghubung antara mulut dan esophagus, untuk makanan) dan sistem pernapasan (dengan member akses antara saluran hidung dan trakea, untuk udara). Susunan ini mengharuskan adanya mekanisme untuk menuntun makanan dan udara menuju saluran yang benar setelah melewati faring. Di dinding samping faring terdapat tonsil, yaitu jaringan limfoid yang merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh. (Lauralee Sherwood, 2014) Tekak (faring) terletak di belakang hidung, mulut dan tenggorokan. Tekak berupa saluran berbentuk kerucut dari bahan membrane berotot dengan bagian terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar tenggorok sampai di ketinggian vertebra servikalis keenam, yaitu ketinggian tulang rawan krikoid, tempat faring bersambung dengan kerongkongan. Panjang faring kira-kira 7 cm (Koes Irianto, 2014) Faring atau tekak terletak dibelakang hidung, mulut dan laring (tenggorokan) faring berupa saluran berbentuk kerucut dan dari bahan membrane berotot (muskulo membranosa) dengan bagian terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar tengkorak sampai di ketinggian vertebra servikal keenam, yaitu ketinggian tulang rawan krikoid, tempat faring bersambung dengan usofagus. (Evelyn C. Pearce, ) Faring dibentuk oleh jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar), organ terpenting di dalamnya adalah tonsil yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit. Untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, menyaring, dan mematikan bakteri/mikroorganisme yang masuk melalui jalan pencernaan dan pernapasan. Faring melanjutkan diri ke Esofagusuntuk pencernaan makanan. (H. Syaifuddin, 2011) Faring terdiri atas tiga bagian: (H. Syaifuddin, 2011) a. Nasofaring (para nasalis) baian superior yang menghubungkan hidung dengan faring. Bagian samping terdapat muara apertura tuba auditorius (eustachi) yang menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah. Bagian belakang atap dibentuk oleh lengkung tulang ossis oksipitalis. Lapisan mukosa dinding belakang berlipat-lipat. Banyak ditemukan limfoid yang disebut tonsila faringeal. b. Orofaring (para oralis): bagian media yang menghubungkan rongga mulut dengan faring. Pada bagian samping ditemukan jaringan limfoid (tonsilla palatina) tersembunyi dalam lekuk fossa tonsilaris. Tonsil palatina adalah jaringan limfoid dalam bentuk gepeng dapat dilihat dengan mudah melalui mulut terbuka pada dinding samping, dilapisi oleh kapsul dan melekat secara longgar pada M. konstruktor superior faring. Tonsila palatina, tonsila faringeal, dan tonsila lingualis membentuk lingkaran jaringan limfoid yang disebut cincin waldeyer berfungsi untuk mekanisme partahanan tubuh terhadap infeksi kuman dari luar dengan cara membunuhnya. c. Laringofaring (pars laringis): bagian inferior yang menghubungkan laring dengan faring. Bagian paling bawah laring berhubungan dengan faring, terbentang antara hyoid sampai esophagus. 3. Esophagus Esofagusadalah saluran berotot yang relative lurus yang terbentang antara faring dan lambung. Struktur ini, yang sebagian besar terletak di rongga thoraks, menembus diafragma dan menyatu dengan lambung di rongga abdomen beberapa sentimeter di bawah diafragma. (Lauralee Sherwood, 2011) Esofagusberbentuk seperti selang air atau tabung dengan panjang kurang lebih 25 cm dan lebar sekitar 2 cm. Peran kerongkongan dalam pencernaan adalah menghasilkan lendir dan mendorong makanan ke dalam lambung melalui gerak peristaltic. Dinding kerongkongan dibangun oleh empat lapis, yaitu: a. Lapisan mukosa, mempunyai cirri-ciri bersifat basa, dibentuk oleh epitel berlapis, dan sensitif terhadap asam; b. Lapisan submukosa mempunyai ciri-ciri mengandung sel sekretori yang dapat memproduksi mucus yang berperan mempermudah waktu menelan makanan. Mucus juga berperan menghindarkan mukosa terluka karena pengaruh zat kimia; c. Lapisan otot di luar tersusun longitudinal dan di dalam tersusun sirkular. Kerongkongan tersusun oleh otot rangka yang berada di sepertiga bagian tas, otot rangka dan otot polos yan berada di daerah tengah tenggorokan. Keberadaan lapisan otot mengakibatkan kerongkongan dapat bergerak kembang kempis (gerak peristaltic). Karena gerak peristaltic, makanan terdorong ke lambung. d. Lapisan luar kerongkongan mempunyai cirri disusun oleh jaringan fibrosa yang menebal. Sekresi Esofagusmukoid, berfungsi memberikan pelumas untuk pergerakan makanan melalui esophagus. Pada permulaan, Esofagusbanyak terdapat kelenjar mukosa komposita. Bagian badan utama dibatasi oleh banyak kelenjar mukosa simpleks. Untuk mencegah erosi mukosa oleh makanan yang baru masuk, kelenjar komposita pada perbatasan Esofagusdengan lambung melindungi dinding Esofagusdari pencernaan getah lambung. (H. Syaifuddin, 2011) Lapisan dinding Esofagusdari dalam ke luar: (H. Syaifuddin, 2011) a. Lapisan selaput lendir (mukosa) b. Lapisan submukosa c. Lapisan otot melingkar (M. sirkuler) d. Lapisan otot memanjang (M. longitudinal) Fungsi Esofagusadala menggerakkan makanan dari faring ke kelambung melalui gerak peristaltic. Mukosa Esofagusmemproduksi sejumlah besar mucus untuk melumasi dan melindungi Esofagustetapi Esofagustidak memproduksi enzim pencernaan. 4. Lambung Lambung adalah rongga seperti kantong berbentuk J yang terletak di antara Esofagusdan usus halus. Organ ini dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan perbedaan struktur dan fungsi. Fundus adalah bagian lambung yang terletak di atas lubang esophagus. Bagian tengah atau utama lambung adalah korpus. Lapisan otot polos di fundus dan korpus relative tipis, tetapi bagian bawah lambung, antrum memiliki otot yang jauh lebih tebal. Perbedaan ketebalan otot ini memiliki peran penting dalam motilitas lambung di kedua region tersebut. Juga terdapat perbedaan kelenjar di mukosa region-regio ini. Bagian terminal lambung adalah sfingter pylorus, yang bekerja sebagai sawar antara lambung dan bagian atas usus halus, yaitu duodenum. (Lauralee Sherwood, 2014) Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar paling banyak. terletak terutama di daerah epigastrik, dan sebagian di sebelah kiri daerah hipokandriak dan umbilical. Lambung terdiri dari bagian atas, yaitu fundus, batang utama, dan bagian bawah yang horizontal, yaitu antrum pilorik. Lambung berhubungan dengan usofagus melalui orifusium atau kardia, dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah diagfragma, di depan pankreas, dan limpa menempel pada sebelah kiri fundus. (Evelyn C. Pearce, ) Berikut penjelasan bagian-bagian dari lambung: (H. Syaifuddin, 2011) a. Fundus ventrikuli: bagian yang menonjol ke atas, terletak sebelah kiri osteum kardiak, biasanya berisi gas. Pada batas dengan Esofagusterdapat katup sfingter kardiak. b. Korpus ventrikuli: merupakan segitia osteum kardia yaitu suatu lekukan pada bagain bawah kurvatura minor, merupakan bagian utama dari lambung. c. Antrum pilorus bagian lambung berbentuk tabung, mempunyai otot yang tebal membentuk sfingter pilorus, merupakan muara bagian distal, berlanjut ke duodenum. d. Kurvatura minor: sebelah kanan lambung terbentang dari osteum kardia sampai ke pilorus. Kurvatura minor dihubungkan ke hepar oleh omentum minor, lipatan ganda dari peritoneum. e. Ostium kardia: merupakan tempat Esofagusbagian abdomen masuk ke lambung. Pada baian ini terdapat orifisium pilorus, tidak mempunyai sfingter khusus hanya berbentuk cincin membuka dan menutup. Dengan kontraksi dan relaksasi, osteum dapat tertutup oleh lipatan membrane mukosa dan serat otot pada dasar esophagus. Fungsi lambung: (H. Syaifuddin, 2011) a. Fungsi penampung makanan yang masuk melalui esophagus, menghancurkan makanan dan menghaluskan makanan dengan gerakakan peristaltic lambung dan getah lambung. b. Fungsi bakterisid: oleh asam lambung c. Membantu proses pembentukan eritrosit: lambung menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor ekstrinsik dari makanan, membentuk zat yang disebut anti-anemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit yang disimpan dalam hati. 5. Usus Halus Usus halus (intestinum minor) merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum. Panjangnya kira-kira 6 meter, merupakan saluran pencernaan yang paling panjang dari tempat proses pencernaan dan absorpsi pencernaan. (H. Syaifuddin, 2011) Usus halus adalah tempat sebagian besar pencernaan dan penyerapan berlangsung. Tidak terjadi pencernaan lebih lanjut setelah isi lumen mengalir melewati usus halus, dan tidak terjadi penyerapan nutrient lebih lanjut, meskipun usus besar menyerap sejumlah kecil garam dan air. Usus halus terletak bergelung di dalam rongga abdomen, terbentar antara lambung dan usus besar. Usus halus dibagi menjadi tiga segmen yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. (Lauralee Sherwood, 2014) Berikut pembagian dari usus halus: (H. Syaifuddin, 2011) a. Duodenum: bentuknya melengkung seperti kuku kuda, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Bagian kanan dari duodenum terdapat bagian tempat bermuaranya salura empedu (duktus kholedukus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus) yang dinamakan papilla vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar Bunner yang memproduksi getah intestinum. b. Jejenum: panjangnya 2-3 meter berkelok-kelok terdapat sebelah kiri atas dari intestinum minor dengan perantaraan lipatan peritoneum, berbentuk kipas (mesenterium). Akar mesenterium memungkinkan keluar masuk arteri dan vena mesenterika superior. Pembuluh limfe dan saraf ke ruang antara lapisan peritoneum yang membentuk mesenterium penampang jejunum lebih lebar, dindingnya lebih tebal dan banyak mengandung pembuluh darah. c. Ileum: ujung batas antara jejunum dan ileum tidak jelas, panjangnya kira-kira 4-5 meter. Ileum merupakan usus halus yang terletak sebelah kanan bawah berhubungan dengan sekum. Tempat perantaraan dengan sekum terdapat lubang yang disebut orifisium ileosekalis. Ileum diperkuat oleh sfingter dan dilengkapi oleh sebuah katup valvula sekalis (valvula bauchini) yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon asendens masuk kembali ke dalam ileum. Dinding usus halus terdiri atas empat lapisan, yaitu: (Koes Irianto, 2014) a. Dinding lapisan luar, merupakan membran serosa, yaitu lapisan yang membalut usus dengan erat. b. Dinding lapisan berotot, terdiri atas dua lapisan serabut. Lapisan luar terdiri atas sebaut longitudinal, dan di bawah ini ada lapisan tebal terdiri atas serabut sirkuler. Di antara kedua lapisan serabut berotot ini terdapat pembuluh darah dan pembuluh limfa. c. Dinding submukosa, terdapat antara otot sirkuler dan lapisan yang terdalam yang merupakan perbatasannya. Dinding submukosa ini terdiri atas jaringan areolar yang berisi banyak permukaan darah, saluran limfa, dan fleksus saraf yang disebut fleksus meissner d. Dinding mukosa dalam, disusun berupa kerutan tetap seperti jala, yang memberi kesan anyaman halus. Lapisan ini menambah luasnya permukaan sekresi dan penyerapan. Lapisan mukosa ini berisi banyak lipatan Lieberkuhn, merupakan kelenjar sederhana yang diselaputi epithelium silindris. 6. Usus Besar Usus besar (intestinum mayor) merupakan saluran pencernaan berupa usus berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira 1,5-1,7 meter dan penampang 5-5 cm. lanjutkan dari usus halus yang tersusun seperti huruf U terbalik mengelilingi usus halus terbentang dari valvula iliosekalis sampai ke anus. (H. Syaifuddin, 2011) Dalam usus besar terdapat bakteri yang dapat mencernakan sebagian kecil selulosa untuk nutrisi bakteri itu sendiri. Aktivitas bakteri ini membentuk beberapa vitamin K, vitamin B12,tiamin riibofkavin dan gas karbon dioksida, hydrogen dan metana. Vitamin K sangat penting dalam proses pembekuan darah dan hanya ada dalam jumlah yang sedikit dalam makanan kita. Kimus makin ke arah anus makin padat dan dikeluarkan sebagai feses melalui proses defekasi (buang air besar). (Koes Irianto, 2014) Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rectum. Sekum membentuk kantong buntu di bawah pertemuan antara usus halus dan usus besar di katup ileosekum. Tonjolan kecil seperti jari di dasar sekum adalah apendiks, suatu jaringan limfoid yang mengandung limfosit. Kolon, yang membentuk sebagaian besar usus besar, tidak bergelung seperti usus halus tetapi terdiri dari tiga bagian yang relative lurus (kolon asenden, kolon transfersum dan kolon desenden). Bagian terakhir kolon desenden berentuk huruf S, membentuk kolon sigmoid dan kemudian melurus untuk membentuk rectum. (Lauralee Sherwood, 2014) Usus besar atau kolon yang kira-kira satu setengah meter panjangnya adalah sambungan dari usus halus dan mulai di katup ileokolik atau ileosekal, yaitu tempat sisa makanan lewat. Reflex gastrokolik terjadi ketika makanan masuk lambung dan menimbulkan peristaltic di dalam usus besar. Reflex ini menyebabkan defekasi atau pembungan air besar. (Evelyn C. Pearce, ) Bagian dari usus besar: (H. Syaifuddin, 2011) a. Sekum: kantong lebar terletak pada fosa iliak dekstra. Ilium memasuki fossa iliaka sisi kiri ostium iliosekalis. Pada bagian bawah sekum terdapat apendiks vermiformis. Bentuknya seperti cacing, disebut umbai cacing yang panjangnya kira-kira 6 cm. Muara apendiks pada sekum ditentukan oleh titik yaitu daerah antara 1/3 bagian kanan dan 1/3 bagian tengah garis yang menghubungkan kedua spina iliaka anterior superior (SIAS). Sekum seluruhnya ditutupi oleh peritonium, mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mesenterium dan dapat diraba melalui dinding abdomen. Ilium bermuara pada sekum membentuk sebuah katup yang dinamakan valvula koli (Bauchini). Titik McBurney merupakan tempat projeksi muara ilium ke dalam sekum. Titik potong tepi latralis M. rektus abdominus dekstra dengan garis penghubung (SIAS) kanan dengan pusat kira-kira sama 1/3 lateral garis monro (garis menghubungkan SIAS dengan pusat). Pada waktu peradangan apandiks (apendisitis) daerah ini sangat sakit tertekan, kadang-kadang perlu dibuang (apendektomi) b. Kolon asendens: memanjang dari sekum ke fosa iliaka kanan sampai ke sebelah kanan abdomen, panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan di bawah hati, membelok ke kiri. Lengkungan ini disebut fleksura hepatica (flexura koli dekstra) dilanjutkan dengan kolon transversum c. Kolon transversum: panjangnya kira-kira 38 cm, membujur dari kolon asendes sampai ke kolon desendes. Berada di bawah abdomen sebelah kanan tempat belokan yang disebut fleksura lienalis (flexura coli sinistra), mempunyai mesenterium melekat pada permukaan posterior, terdapat tirai disebut omentum mayus. d. Kolon desendens: panjangnya lebih kurang 25 cm, terletak di bawah sampai di depan kiri dari atas ke bawah, dari depan fleksura lienalis sampai di depan ilium kiri, bersambung dengan sigmoid dan dibelakang peritonium (retroperitoneal) e. Kolon sigmoid: lanjutan dari kolon desendens. Panjangnya 40 cm. terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri, berbentuk huruf S. Ujung bawahnya berhubungan dengan rectum, berakhir setinggi vertebrae3-4. Kolon sigmoid ini ditunjang oleh mesenterium yang disebut mesokolon sigmoideum. 7. Rektum Dan Anus Rectum merupakan lanjutan dari kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus sepanjang 12 cm, dimulai dari pertengahan sacrum dan berakhir pada kanalis anus. Rectum terletak dalam rongga pelvis, di depan os sacrum dan os koksigis. Rectum terdiri dari dua bagian: 1. Rectum propia: bagian yang melebar disebut ampula rektil. Jika ampula rekti terisi makanan akan timbul hasrat defekasi. 2. Pars analis rekti: sebelah bawah ditutupi oleh serat-serat otot polos (M.sfingter ani internus) dan serabut otot lurik (M. Sfingter ani eksternus). Kedua otot ini berperan pada waktu defekasi tunika mukosa rectum banyak mengandung lipatan disebut kolumna rektalis. Bagian bawah kolumna rektalis terdapat pembuluh darah V. rektalis (V. hemoroidialis superior, V. hemoroidalis inferior). Sering terjadi pelebaran atau varises yang disebut hemoroid (wasir) Bagian dari saluran pencernaan dengan dunia luar terletak di dasar pelvis dan dindingnya diperkuat oleh sfingter ani yang terdiri dari: 1. Sfingter ani internus, sebelah dalam bekerja tidak menurut kehendak. 2. Sfingter levator ani, bagian tengah bekerja tidak menurut kehendak 3. Sfingter ani eksternus, sebelah luar bekerja menurut kehendak Defekasi adalah hasil reflex apabila bahan feses masuk ke dalam rectum. Dinding rectum akan meregang menimbulkan impuls aferens yang disalurkan melalui pleksus mesenterikus dan menimbulkan gelombang peristaltic pada kolon asendens. Kolon sigmoid mendorong feses kea rah anus. Apabila gelombang peristaltic sampai di anus, sfingter ani internus dihambat dan sfingter ani eksternus melemas sehingga terjadi defekasi. Reflex ini sangat lemah harus diperkuat dengan reflex lain melalui segmen sacral medulla spinalis, dikembalikan ke kolon desendens, kolon sigmoid, rectum dan anus melalui saraf parasimpatis. Ini memperkuat gelombang peristaltic dan mengubah refleks defekasi dari gelombang lemah menjadi proses defekasi yang kuat. Orang normal dapat mencegah defekasi sampai waktu dan tempat yang sesuai dengan refleks defekasi, hilang beberapa menit dan timbul kembali sampai beberapa jam. Pada bayi baru lahir refleks defekasi berjalan secara otomatis dan mengosongkan usus besar bagian bawah. (H. Syaifuddin, 2011) Rectum ialah saluran yang panjangnya 10 cm terbawa dari usus tebal, dimulai pada kolon sigmodeus dan berakhir pada saluran anal yang kira-kira 3 cm panjangnya. Rectum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya reltum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rectum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengebanganya dinding rectum karena penumpukan material di dalam rectum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. (Koes Irianto, 2014) 8. Hati Hati adalah organ metabolic terbesar dan terpenting di tubuh. Organ ini dapat dipandang sebagai pabrik biokimia utama tubuh. Perannya dalam sistem pencernaan adalah sekresi garam empedu, yang membantu pencernaan dan penyerapan lemak. (Lauralee Sherwood, 2011) Meskipun hati bukan salah satu organ pencernaan, tetapi hati dapat mensekresikan empedu. Empedu mengandung garam empedu yang memegang peranan penting dalam pencernaan lemak. Lemak dielmulsikan menjadi tetesan-tetesan halus sehingga lebih mudah dicerna dan diserap. Hati terletak di belah kanan atas rongga pertu di bawah diafragma, beratnya kira-kira 1,5 kg atau 2,5 persen berat badan pada orang dewasa normal. Oelh ligament falsifotmis hati dibagi menjadi lobus kanan dan lobus kiri. Pada lobus kanan terdapat juga lobus kaudatus dan lobus kuadratus. (Koes Irianto, 2014) Hati merupakan organ-organ kelenjar pencernaan yang berfungsi antara lain: a. Dalam proses pembentukan dan penguraian karbohidrat dalam tubuh, hati mempunyai peranan sebagi berikut: 1) Menyimpan glikogen 2) Menghasilkan glukosa dari galaktosa dan fruktosa 3) Mengubah senyawa lemak, protein, dan laktat menjadi glukosa 4) Menyusun senyawa kimia yang dibutuhkan tubuh dari hasil perantara metabolisme karbohidrat b. Dalam proses pembentukan dan penguraian protein dalam tubuh, hati mempunyai peranan sebagai berikut: 1) Memproduksi lipoprotein dalam tubuh dalam jumlah yang besar 2) Memproduksi sebgaian besar kolesterol dan fosfolipid 3) Menhasilkan lemak dari sejumlah karbohidrat dan protein 4) Menurunkan kadar NH2 yang terkandung dalam asam amino 5) Membantu proses ekskresi ammonia dari dalam tubuh dengan menghasilkan urea 6) Menghasilkan plasma protein 7) Menyerap vitamin A, D, E dan K 9. Pankreas Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungus utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormone penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). (Koes Irianto, 2014) Pankreas adalah sebuah kelenjar memanjang yang terletak di belakang dan di bawah lambung, di atas lengkung pertama duodenum. Kelenjar campuran ini mengandung jaringan eksorin dan endokrin. Bagian eksorin yang utama terdiri dari kelompok-kelompok sel sekrotorik mirip anggur yang membentuk kantong yang dikenal sebagai sinus, yang berhubungan dengan duktus yang akhirnya bermuara di duodenum. Bagian endokrin yang lebih kecil terdiri dari pulau-pulau jaringan endokrin terisolasi. Pulau Langerhans, yang tersebar di seluruh pankreas. Hormon-hormon terpenting yang disekresikan oleh sel pulau adalah insulin dan glucagon. Pankreas eksorin dan endokrin berasal dari jaringan berbeda selama perkembangan masa mudigah dan hanya memiliki kesamaan lokasi. Meskipun sama-sama terlibat dalam metabolism molekul nutrient, keduanya memiliki fungsi berbeda di bawah control mekanisme regulatorik yang berlainan. (Lauralee Sherwood, 2014) Pankreas terdiri dari dua jaringan dasar, yaitu: (1) Asini, menghasikan enzim-enzim pencernaan. (2) pulau pankreas, menghasilkan hormon. Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormone ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat, dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung. (Koes Irianto, 2014) 10. Kandung Empedu Kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubung dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu. Empedu merupakan zat yang membantu dalam pencernaan lemak. Lemak tidak larut dalam air, sehingga dalam rangka untuk mengemulsi lemak khusus sesuatu yang diperlukan. Hati memproduksi empedu dan kemudian menyimpannya di dalam kantong empedu hingga tubuh perlu mencerna lemak. Ketika saat ini tiba, kantong empedu mulai untuk membiarkan aliran empedu ke dalam usus, di dalam duodenum, di mana lemak dicerna dengan bantuan dan kemudian diserap oleh organism. (Koes Irianto, 2014) Dalam kandung empedu pembuluh limfe dan pembuluh darah mengabsorbsi air dan garam-garam anorganik, sehingga empedu dalam kandung empedu kira-kira 5 kali lebih pekat dibandingkan dengan empedu hati. Secara berkala kandung empedu mengosongkan isinya ke dalam duodenum melalui kontraksi simultan lapisan ototnya dan relaksasi sfingter oddi. Hormone kolesistokinin (CCK) dilepaskan dari sel duodenal akibat hasil pencernaan dari protein dan lipid, dan hal ini merangsang adanya kontraksi kandung emepdu. (Sylvia Price Anderson, 2012) Kandung empedu adalah suatu struktur kecil berbentuk kantong yang terselip di bawah tetapi tidak langsung berhubungan dengan hati. Karena itu, empedu tidak diangkat langsung dari hati ke kandung empedu. (Lauralee Sherwood, 2014) Empedu memiliki dua fungsi penting yaitu: (Koes Irianto, 2014) a. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak, bukan karena enzim dalam empedu yang menyebabkan pencernaan lemak, tetapi karena asam empedu dalam empedu melakukan dua hal: 1) Asam empedu membantu mengemulsikan partikel-partikel lemak yang besar dalam makanan menjadi banyak pertikel kecil, permukaan partikel tersebut dapat diserang oleh enzim lipase yang disekresikan dalam getah pankreas 2) Asam empedu membantu absorpsi produk akhir lemak yang telah dicerna melalui membrane mukosa intestinal b. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol. B. Fisiologi Sistem Pencernaan 1. Saluran Pencernaan a. Mulut dan Esofagus Makanan dibutuhkan sebagai sumber panas dan energi, serta untuk pertumbuhan dan penggantian jaringan yang rusak. Makanan, setelah masuk ke mulut, bercampur dengan ludah, membentuk bolus. Bolus itu didorong ke belakang ke dalam faring melalui kerja menelan yang disadari. Selanjutnya perjalanan makanan di sepanjang saluran pencernaan tidak lagi disadari. Rangsangan pada ujung-ujung saraf sensorik dalam faring menimbulkan refleks menelan yang tidak disadari. Laring terangkat dan epiglotis mencegah makanan masuk ke dalam laring. Pada saat itu pernapasan berhentu ketika bolus turun dari faring ke esophagus; bila saat itu menarik napas, akan tersedak karena makanan masuk ke dalam laring. Kemudian gelombang peristaltik akan mendorong bolus sepanjang Esofaguske lambung. Peristalsis adalah mekanisme yang menyebabkan makanan bergerak sepanjang saluran pencernaan. Peristalsis merupakan gelombang kontraksi lapisan otot yang biasanya didahului suatu gelombang relaksasi. Bolus didorong maju ke dalam segmen di depannya. Peristalsis di Esofagushanya terjadi bila serat-serat vagus utuh. b. Lambung dan Usus Halus Kontraksi halus dinding lambung mencampurkan makanan dengan getah lambung. Dinding otot lambung lebih kuat di regio pilorus, dan gelombang peristaltik di bagian ini melontarkan sebagian kecil isi lambung secaraberkala melalui sfingter pilorus ke dalam duodenum dan usus halus. Sekarang makanan itu berbentuk ‘chyme’. Dalam duodenum, ‘chyeme’ bertemu dengan getah pankreasdan empedu dari hati. Dalam usus halus, ‘chyme’ dilontarkan terus oleh sederet gelombang peristaltik pendek yang membawanya maju beberapa sentimeter pada setiap kontraksi. Di samping itu ‘chyme’ tercampur dengan getah usus melalui gerakan pendulum dan segmental. Gerakan pendulum merupakan gerakan memanjang dan memendek bergantian pada usus. Gerakan segmental menyebabkan usus terbagi dalam bagian-bagian akibat sederet kontraksi dan relaksasi di sepanjang dinding otot. Secara bergantian bagian-bagian usus itu berubah fungsi. Bagian yang kontraksi berelaksasi, dan bagian yang relaksasi berkontraksi, sehingga isinya akan tercampur, tanpa mendorong ke depan. Sisa makanan yang tidak diserap mengalir melalui katup ileosekal dari usus halus ke susu besar, yang terdiri atas sekum, kolon asenden, transversum dan desenden, kolon sigmoid, rectum dan saluran anus. c. Prinsip umum Pencernaan Ketika mengalir sepanjang saluran pencernaan, makanan dipengaruhi oleh katalosator biologis yang dikenal sebagai enzim, yang memecahkan unsure-unsur pokok makanan menjadi molekul-molekul kecil yang dapat diserap ke dalam darah. Proses ini disebut pencernaan. Tidak semua unsure diubah dengan cara itu. Sebagain sudah ada dalam bentuk yang dapat diserap, sehingga tidak diubah lagi. Misalnya air, garam mineral, vitamin dan glukosa. Unsure-unsur tersebut diserap tanpa diubah dalam usus halus. Unsur-unsur lain tidak dicerna karena enzim yang sesuai tidak ada dalam saluran pencernaan. Unsru-unsur tersebut tidak mempunyai nilai gizi dan dieksresikan melalui tinja. Bahan makanan yang bernilai gizi tinggi telah dipilih, melalui percobaan-percobaan selama berabad-abad, karena terdapat enzim-enzim yang akan mengubah makanan menjadi bentuk yang dapat diserap dan berguna. Bahan makanan itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok utama: karbohidrat, protein dan lemak. 1) Karbohidrat Kelompok bahan makanan ini mencakup gula dan tepung, dan terdiri atas tiga elemen, karbon, hydrogen dan oksigen, dengan rumus kimia yang umum Cx(H2O)y. Karena rumus itu setara dengan ‘karbon terhidrasi’, maka kelompok ini dinamai ‘karbohidrat’. Kelompok ini mencakup monosakarida C6H12O6, disakarida C12H22O11 dan polisakarida (tepung) yang dibentuk dari sejumlah besar unit monosakarida. Hanya monosakarida yang diserap ke dalam darah. Molekul gula dan tepung yang lebih kompleks harus diruaikan dulu sebelum diserap. Enzim yang tersedia adalah amylase, yang akan bekerja pada tepung, sukrase yang menguraikan sukrosa (gula tebu atau gula bit menjadi glokosa dan fruktosa, maltase yang mengubah maltose menjadi glukosa, serta lactase yang menguraikan latosa (gula susu) menjadi glukosa dan galaktosa. Glukosa, fruktosa dan galaktosa merupakan monosakarida. Sukrosa, maltosa dan laktosa merupakan disakarida. Gula dalam darah berbentuk glukosa. Galaktosa, setelah diserap, dibuah menjadi glukosa oleh hati. Fruktosa diubah menjadi glukosa, tidak hanya oleh sel-sel hati, tetapi juga oleh berbagai sel lain dalam tubuh. Penyerapan glukosa, galaktosa dan fruktosa dari usus halus merupakan proses aktif, yang melibatkan penggunaan energy oleh sel- sel usus. Dengan demikian hasil akhir karbohidrat dalam diet adalah glukosa darah dan tidak jelas apakah sumbernya tepung misalnya roti dan kentang, atau sukrosa atau bahkan glukosa itu sendiri. Sukrosa dalam entuk utuh tidak ditemukan dalam darah atau kemih. 2) Protein Protein dalam makanan dibutuhkan untuk pembentukan protein tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan penggantian jaringan. Kelebihan protein digunakan sebagai sumber panas dan energi. Terdapat sekitar duapuluh macam asam amino dalam protein tubuh. Protein tersebut merupakan molekul yang sangat kompleks. Molekul tersebut terdiri atas beribu unit asam amino dengan berbagai kombinasi. Tidak semua asam amino dengan berbagai kombinasi. Tidak semua asam amino terdapat dalam setiap molekul. Protein makanan merupakan sumber asam amino untuk sinstensi protein. Delapan di antaranya merupakan asam amino esensial. Artinya, asam-asam amino tersebut harus merupakan unsur protein makanan, agar pertumbuhan dan penggantian jaringan tidak berhenti. Asam-asam amino yang lain dapat dicerna dan digunakan; bila tidak terdapat dalam makanan, akan dibentuk oleh tubuh bila diperlukan. Tubuh tidak dapat membentuk asam amino esensial dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan. Protein makanan diuraikan menjadi unsur-unsur asam amino oleh kerja enzim dalam saluran pencernaan. Enzim-enzim utama adalah pepsin dalam lambung, tripsin dan kimotripsin dalam getah pankreas serta sekelompok enzim peptidase yang disebut erepsin dalam sel-sel mukosa dan getah usus halus. Asam amino diserap dari usus halus ke dalam darah. Setiap sel yang tumbuh mengambil asam amino yang sesuai dari dalam darah untuk sintesis proteinnya. Kelebihan asam amino diuraikan oleh hati. 3) Lemak Lemak merupakan kompleks gliserol (gliserin) dan tiga asam lemak, iatu trigliserida. Pencernaan dan penyerapan lemak merupakan proses fisika-kima yang rumit, karena lemak dan minyak yang dimakan pada dasarnya tidak larut dalam air, sedangkan baik getah usus maupun darah bersifat air. Lemak diserap ke dalam limfe usus, dan dinamakan lacteal karena menyerupai susu, terbentuk dari butir-butir lemak yang halus (kilomikron). Butir-butir lemak netral tersebut masuk ke dalam penyimpanan lemak tubuh yang terdapat di bawah kulit dan di perut Sebagian lemak yang terurai oleh lipase diserap ke dalam darah dan mencapai hati melalui vena prota dan diubah kembali menjadi lemak netral. Bila dibutuhkan, lemak ditarik dari penyimpanan lemak dan diangkut kembali ke hati dalam bentuk fosfolipid terlarut. 2. Sekresi Pencernaan dan Pengaturannya Rangsang utama untuk sekresi getah pencernaan adalah adanya makanan dalam saluran pencernaan. Mekasnisme fisiologi terjadinya sekresi berubah selama makanan bergerak dalam saluran pencernaan. Di mulut sekresi ludah diatur oleh persarafan. Di dalam lambung dan duodenum pengaturan melalui saraf dan humoral, sedangkan di usus adanya makanan dalam usus yang merangsang pembentukan getah yang sesuai. a. Saliva Saliva dihasilkan dalam mulut oleh kelenjar ludah parotis, sebmandibularis dan sublingualis. Saraf sekretomotornya merupakan serat-serat parasimpatik yang berhubungan dengan saraf otak IX dan VII. N IX mempersarafi kelenjar parotis. N VII mempersarafi kedua kelenjar yang lain. Perangsangan saraf-saraf parasimpatis, tersebut tidak hanya menghasilkan pembentukan saliva tetapi juga menyebabkan peningkatan aliran darah ke kelenjar-kelenjar itu (vasodilatasi) Saliva membantu pembentukan bolus makanan dan berperan sebagai pelumas untuk mempermudah menelan. Di samping itu, saliva mengandung amylase saliva, ptyalin. Pitialin berperan pada medium yang netral atau ahak asam dan menyebabkan penguraian tepung masak menjadi maltosa. Kegiatannya berhenti segera setelah makanan ditelan. Asam hidrpklorida pada getah lambung menembus ke pusat bolus dalam waktu kira-kira 20 menit. Setelah itu pH menjadi sangat rendah sehingga ptyalin tidak bekerja lagi. Di samping berperan sebagai pelumas dan mengandung amylase saliva, saliva mempunyai berbagai fungsi lain. Saliva membasahi lidah dan mulut serta memungkinkan berbicara. Saliva membersihkan lidah; waktu demam sekresi saliva menurun dan lidah menjadi kotor. b. Getah lambung Lambung berperan sebagai organ penyimpanan sehingga makanan dapat dimakan secara berkala, dan tidak terus menerus. Makanan masuk ke dalam lambung waktu makan dan dialirkan sedikit demi sedikit melalui sifngter pilorus ke dalam duodenum selama 3-4 jam berikutnya. Lambung menghasilkan enzim pengurai protein, pepsin. Enzim itu dielpaskan sebagai prekursor, pepsinogen dalam bentuk butir-butir yang larut dalam asam hidroklorida, yang dihasilkan oleh sel-sel oksintik. Pepsin mengubah protein menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. c. Getah Pankreas Getah pankreas mengadung tripsinogen, kimotripsinogen, amylase, maltase dan lipase. Tripsinogen digiatkan oelh enterokinase yang dilepaskan dari duodenum dan usus halus, menjadi tripsin. Kimotripsinogen diubah menjadi kimotripsin oleh tripsin. Enzim-enzim proteolitik kuat ini melanjutkan pemecahan protein makanan menjadi polipeptida (rantai-rantai asam amino pendek) Getah pankreas mengandung natrium bikarbonat yang menetralkan asam hidroklorat yang terdapat dalam kimus pada saat masuk ke duodenum dari lambung. Dengan demikian isi usus halus bersifat hampir netral. Pada manusia, duodenum yang ada di sekitar muara saluran pankreas diisolasi dengan menggunakan dua balon yang dikembangkan. Getah pankreas diisap dari segmen tersebut. Sebuah kateter berlumen tiga ditelan dan dikendalikan masuk melalui sfingter pilorus, ke dalam duodenum. Getah pankreas yang diperoleh, tercampur empedu dan getah duodenum. d. Empedu (Hati) Empedu merupakan cairan kental kehijauan yang dihasilkan terus- menerus oleh hati dengan kecepatan 500-1000 mL per hari. Pemotongan persarafan hati tidak mengubah sekresi empedu. Empedu disimpan dan dikentalkan dalam kantung empedu. Bila makanan, terutama lemak, masuk ke duodenum, zat humoral kolesistokinin dilepaskan ke peredaran darah. Ketika sampai di kantung empedu, kolesistokinin menimbulkan kontraksi dan empedu mengalir melalui saluran empedu masuk ke duodenum bersama getah pankreas. Kantung empedu tidak penting untuk kehidupan. e. Usus Halus Di usus halus, erangkaina enzim, baik di lumen maupun di sel mukosa, menyelesaikan pencernaan makanan. Termasuk dalamnya adalah karboksipeptidase yang memcah asam amino dari gugus akhiran –COOH (karboksil), aminopeptidase yang memecah asam amino dari gugus akhiran –NH2 (amino) yang lain dalam rantai peptide dan dipeptidase yang memecah dipeptida (dua unit asam amino). Secara kolektif enzim-enzim tersebut dinamakan erepsin. Erepsin mangubah polipeptida menjadi asam-asam amino; sukrasem maltase dan latkase menubah disakarida menjadi monosakarida. Sekresi getah usus (sukus enterikus) selama 2 jam pertama setelah makan, hanya sedikit, tetapi akan meningkat jelas selama jam ketiga. Rangsangan mekanis pada dinding usus oleh makanan mungkin merupakan rangsangan yang utama bagi kegiatan sekresi. Sejumlah besar air diserap di usus halus. Di samping air yang masuk bersama makanan, lima liter getah pencernaan dihasilkan setiap hari oleh kelenjar saliva, lambung, pankreas dan hati. Hanya 500 mL isi ileum yang masuk ke sekum, karena 4500 mL air selebihnya telah diserap kembali. f. Usus Besar Sisa makanan yang tidak dicerna berjalan melalui katup ileosekal, masuk ke usus besar. Di sini penyerapan air berlanjut. Refleks gastro-kolika yang terbangkit oleh masuknya makanan ke dalam lambung akan menimbulkan peristaltik sepanjang usus besar yang mendorong isi usus ke rectum. Perengangan rectum membangkitkan keinginan untuk membuang tinja. Pada saat-saat rectum kosong, gerakan peristaltik balik akan mengembalikan tinja yang tidak dikeluarkan, dari rectum ke kolon desendens. Tinja berisi sisa-sisa makanan yang tidak tercerna. Bahan-baan seperti selulosa (karbohidrat yang terdapat dalam membrane sel tumbuh- tumbuhan; juga merupakan kandungan utama kertas, kapas) dan keratin serta bahan-bahan lain yang tidak tercerna karena enzim-enzim yang dibutuhkan tidak tersedia di dalam saluran cerna. Buah-buahan dan sayuran hijau mengandung tinggi selulosa. Beberapa senyawa anorganik, misalnya sulfat dan beberapa garam tertentu seperti garam-garam magnesium sangat sedikit diserap dan dibuang bersama tinja. Jadi, magnesium sulfat (garam Epsom) yang dimakan akan ditemukan dalam tinja; magnesium sulfat ‘menahan’ air dan memperbesar tinja dan oleh sebab itu berfungsi sebagai pencahar. Tinja akan mengandung senyawa-senyawa yang tidak larut, yang ditelan, misalnya barium sulfat untuk keperluan pemeriksaan sinar-X. Terbentuknya garam-garam kalsium yang tidak larut (kalsium fosfat, kalsium fitat) dan garam-garam besi yang tidak larut (besi fosfat) dapat menghambar penyerapan logam-logam besi dan terbuangnya besi bersamaan tinja. g. Bertinja (defekasi) Seperti pada pangkalnya, bagian ujung saluran cerna juga dikendalikan oleh sistem saraf volunteer. Saluran dubur ditutup oleh dua sfingter. Sfingter interna tersusun dari oto polos yang dipersarafi oleh sistem saraf autonom. Serabut parasimpatis Sakral (S.2,3,4) menimbulkan pelemasan sfingter sedangkan serabut simpatis Lumbal (L.1,2) menimbulkan kerutan sfingter. Biasanya sfingter tertutup. Sfingter eksterna tersusun dari otot rangka dan dikendalikan oleh sistem saraf somatic (volunteer), tergabung dalam saraf pudendus yang berasal sama dengan parasimpatis sacral (S. 2,3,4) Pengeluaran tinja dari rectum dibantu oleh peningkatan tekanan abdomen. Untuk terjadinya hal itu, diafragma dan otot-otot abdomen berkerut. Di samping itu, suatu ekspirasi paksa dengan glottis tertutup akan meningkatkan tekanan rongga dada dan menekan diafragma ke bawah. Tindakan itu disebut bertinja dengan mengedan.