Você está na página 1de 7

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGGEMUKAN PETERNAKAN SAPI

POTONG
(Studi Di UD Hadi Putra Desa Ngijo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang)

Dewi Aisyah1; Bambang Ali Nugroho2; Zaenal Fanani2


1
Mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang
2
Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang
Email: dewiaisyah202@gmail.com

ABSTRACT

Penelitian dilakukan di "UD Hadi Putra" Desa Ngijo Kecamatan Karangploso


Kabupaten Malang. Tujuan penelitian untuk menentukan profitabilitas penggemukan
peternakan sapi potong. Peternakan “UD Hadi Putra” yang dimiliki populasi ternak pada
tahun 2012, 2013 dan 2014 adalah 131 ekor, 162 ekor dan 184 ekor. Pengamatan
dilaksanakan mulai tanggal 1 Desember 2014 hingga 1 Januari 2015. Data yang diperoleh
dianalisa secara diskriptif yang mengacu pada persamaan ekonomi. Usaha penggemukan sapi
potong dikatakan menguntungkan berdasarkan total modal per ekor ternak pada tahun 2012-
2014 adalah Rp9.217.023, -, Rp9.142.650, -, Rp9.158.167,-. Total biaya per ekor pada tahun
2012-2014 adalah Rp9.233.507, -, Rp9.149.997, -, Rp9. 163.908,-. Pendapatan pada 2012-
2014 adalah Rp1.448.140.000, -, Rp1.792.200.000, -, Rp2.133.220.000, -. Analisa
Profitabilitas yang digunakan meliputi Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin
(NPM), Turn Assets Turnover (TAT), Return On Investment (ROI) dan Return On Equity
(ROE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha pengemukan sapi potong layak
dikembangkan berdasarkan pada analisa tahun 2012 sampai 2014 mengenai Net Profit
Margin sebesar 14,87%; 15,56%; 18,86%, Return on Investment sebesar 15,28%; 16,50%;
21,24, Gross Profit Margin sebesar 16,53%; 17,29%; 20.95%, Turn Assets Turnover sebesar
1,02%; 1,06%; 1,12%, Return on Equity sebesar 13.46%;17,43%,25.14%.
Kata kunci: Penggemukan, persamaan ekonomi, profitabilitas.

PROFITABILITY ANALYSIS OF BEEF CATTLE FARMING


(case study in “Hadi Putra” entreprise at Ngijo village Karangploso sub district
Malang regency)

Dewi Aisyah1, Bambang Ali Nugroho2 and Zaenal Fanani2


1) Student at Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University
2) Lecturer at Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University
Email: dewiaisyah202@gmail.com
ABSTRACT

Research was conducted at ”Hadi Putra” Ngijo village Karangploso district Malang
regency. The purpose of study to determine profitability of fattening beef cattle farming.
Respondent was “ Hadi Putra” beef cattle entreprise that owned 131 head, 162 head and 184
head on the year 2012, 2013 and 2014. Primary and secondary data were obtained from 1st
December 2014 to 1st Januari 2015. Descriptive analysis applyed economic equation,
including profit by total capital of head in 2012 to 2014 is Rp9.217.023, -, Rp9.142.650, -,
Rp9.158.167, total cost of head in 2012 to 2014 is Rp9.233.507, -, Rp9.149.997, -,
Rp9.163.908, revenue in 2012 to 2014 is Rp1.448.140.000, -, Rp1.792.200.000, -,
Rp2.133.220.000,-., Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Turn Assets
Turnover (TAT), Return On Investment (ROI) and Return On Equity (ROE). Results showed
that this farming indicated a feasible feedlot entreprise based on 2012 to 2014 period for the
Net Profit Margin of 14.87%; 15.56%; 18.86%, and Return on Investment of 15.28%;
16.50%; 21.24%, how ever it was in feasible beef cattle farming in reawn to Gross Profit
Margin of 16.53 %; 17.29%; 20.95 %, Total Assets Turnover of 1.02 %; 1.06%; 1.12%, and
Return on Equity of 13.46%; 17.43%, 25.14%.
Keywords : Fattening, economic equation, profitability.

PENDAHULUAN lain: Gross Profit Margin, Net Profit


Margin, Total Assets Turnover, Return on
Ternak sapi potong sebagai salah
Investment dan Return on Equity.
satu sumber protein berupa daging,
UD “Hadi Putra” berada di Desa
produktivitasnya masih sangat
Ngijo Kecamatan Karangploso Kabupaten
memprihatinkan karena volumenya masih
Malang belum pernah menghitung
jauh dari target yang diperlukan konsumen.
keuntungan bersih yang diperoleh, hanya
Permasalahan ini disebabkan oleh produksi
beranggapan bahwa usaha yang dijalankan
daging masih rendah. Beberapa faktor
memperoleh keuntungan tanpa
yang menyebabkan volume produksi
menghitung aset yang digunakan dalam
daging masih rendah antara lain populasi
usaha penggemukan sapi potong sehingga
dan produksi rendah (Sugeng, 2014).
nilai investasi sangat besar, dan selama ini
Usaha pemeliharaan sapi potong
belum pernah dianalisis menggunakan
secara industri pada akhir-akhir ini
analisa profitabilitas. Berdasarkan
semakin berkembang. Ditandai dengan
permasalahan tersebut maka perlu
semakin banyaknya usaha pemeliharaan
dilakukan kajian tentang analisis
sapi. Perkembangan usaha penggemukan
profitabilitas untuk memberikan tingkat
sapi potong didorong oleh semakin
gambaran keuntungan UD “Hadi Putra”,
meningkatnya permintaan daging dari
yaitu semakin tinggi nilai rasio
tahun ke tahun, sementara pemenuhan
profitabilitas berarti manajemen usaha
akan kebutuhan daging selalu kurang.
semakin bagus dan berhasil karena
Populasi sapi potong pada tahun 2014
pendapatan usaha semakin besar.
yaitu 11.514.871 ekor dengan produksi
daging sapi 339.479,59 ton per tahun,
TINJAUAN PUSTAKA
sedangkan konsumsi daging 1.340.493,00
Modal
ton per tahun.
Modal merupakan bagian dari
Analisa profitabilitas sangat
perusahaan yang penting untuk
penting untuk mengetahui kekuatan dan
diperhatikan agar nantinya dapat
kelemahan dan usaha peternakan sapi
berkembang sesuai tujuan yang
potong agar pihak manajemen dapat
direncanakan. Modal adalah barang atau
mengetahui apakah manajemen sudah
uang yang bersama-sama dengan faktor
efisien atau belum sehingga dapat dilihat
produksi tanah dan tenaga kerja
tingkat keberhasilan usaha peternakan
menghasilkan barang-barang baru.
tersebut. Analisa profitabilitas juga dapat
Modal pada usaha tani antara lain
digunakan untuk mengetahui produktifitas
tanah, bangunan-bangunan, alat-alat
yang diperoleh usaha peternakan setiap
pertanian, ternak, bahan-bahan pertanian,
tahunnya. Data dan informasi tentang
uang tunai, dan lain-lain. Modal tersebut
keuntungan, penjualan, dan total modal
berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi
dapat digunakan untuk mengetahui
dua macam yaitu, modal tetap dan modal
pengembangan modal atas penjualan,
tidak tetap. Modal tetap adalah modal yang
pengembangan modal atas keuntungan,
tidak habis dipakai dalam satu periode
margin laba bersih, dan margin laba kotor.
produksi, modal ini butuh pemeliharaan
Analisis profitabilitas diperlukan untuk
agar tetap berdaya guna dalam jangka
menilai besar kecilnya produktifitas usaha
waktu lama dan akan mengalami
sebuah perusahaan. Penilaian profitabilitas
penyusutan berdasarkan jenis dan waktu,
ini menggunakan beberapa kriteria antara
misalnya bangunan. Modal tidak tetap
adalah modal yang habis dipakai dalam mempunyai tujuan utama menjual sapi
satu periode produksi, misalnya: uang yang telah digemukkan, besarnya
tunai dan ternak (Soekartawi 2002). penerimaan akan sangat tergantung pada
pertambahan bobot badan sapi yang
dicapai selama proses penggemukan dan
Biaya Produksi harga per kilogram bobot badan hidup.
Biaya didefinisikan sebagai Dinyatakan dalam satuan harga per
manfaat (benefit) yang dikorbankan dalam kilogram bobot badan hidup karena pada
rangka memperoleh barang dan jasa umumnya para peternak yang
(Kusnadi, 2002). Biaya produksi mengusahakan penggemukan sapi, menjual
merupakan sebagiankeseluruhan faktor sapi-sapinya yang sudah digemukkan
produksi yang dikorbankan dalam proses kepada pedagang ternak dengan harga
produksi untuk menghasilkan produk. yang didasarkan pada bobot badan hidup
Dalam kegiatan perusahaan, biaya (Siregar, 2008).
produksi sering disebut ongkos produksi
atau dengan pengertian lain biaya produksi Analisis Profitabilitas
adalah keseluruhan biaya yang Profitabilitas merupakan alat yang
dikorbankan untuk menghasilkan produk digunakan untuk menganalisis kinerja
hingga produk itu sampai di pasar, atau manajemen, tingkat,profitabilitas akan
sampai ke tangan konsumen (Widjajanta, menggambarkan posisi laba perusahaan.
2007). Biaya produksi menurut (Riyanto, Pant investor di pasar modal sangat
2001) adalah biaya yang dikeluarkan oleh memperhatikan kemampuan perusahaan
seorang petani dalam proses produksi serta dalam menghasilkan dan meningkatkan
membawanya menjadi produk termasuk laba, hal ini merupakan daya tank bagi
didalamnya barang yang dibeli dan jasa investor dalam melakukan jual beli saham,
yang dibayar di dalam maupun di luar oleh karena itu manajemen hams mampu
usaha tani. memenuhi target yang telah ditetapkan.
Sugiyarso (2005) menjelaskan bahwa
profitabilitas adalah kemampuan
Penerimaan perusahaan memperoleh laba dalam
Penerimaan (revenue) adalah hubungan dengan penjualan total aktiva
penerimaan produsen dari hasil penjualan maupun modal sendiri. Dari definisi ini
output, total penerimaan merupakan hasil terlihat jelas bahwa sasaran yang akan
perkalian antara out put dengan harga jual dicari adalah laba perusahaan. Beberapa
produksi (Boediono, 2002). Soekartiwi rasio yang digunakan untuk mengukur
(2002) menyatakan bahwa penerimaan profitabilitas antara lain:
merupakan perkalian antara produksi yang
diperoleh dari harga jual penerimaan dapat Gross Profit Margin
dimaksudkan sebagai pendapatan kotor Gross Profit Margin merupakan
usaha, sebab belum dikurangi dengan perimbangan antara keuntungan (gross
keseluruhan biaya yang dikeluarkan profit) yang diperoleh perusahaan dengan
selama proses produksi yang berlangsung. tingkat penjualan yang dicapai pada
Penerimaan dari usaha periode yang sama. Gross profit margin
penggemukan sapi berupa penjualan sapi yang dikurangi dengan angka 100%
yang telah digemukkan dan dari kotoran menunjukkan jumlah yang tersisa untuk
sapi berupa pupuk kandang. Namun, menutup biaya operasi dan keuntungan
penerimaan dari pupuk kandang itu setelah pajak (Munawir, 2004). Formuiasi
kadang-kadang tidak dimasukkan sebagai dari gross profit margin adalah sebagai
penerimaan langsung karena belum seluruh berikut:
pupuk kandang yang dihasilkan oleh para GrossProfitMargin=
peternak mempunyai nilai jual yang
ekonomis. Usaha penggemukan sapi yang
Net Profit Margin mengukur laba bersih setelah pajak dengan
Net profit margin adalah ukuran modal sendiri. Rasio ini menunjukkan
profitabilitas perusahaan dari penjualan daya untuk menghasilkan laba atas
setelah memperhitungkan semua biaya dan investasi berdasarkan nilai buku para
pajak penghasilan. Net profit margin pemegang saham.Semakin tinggi rasio ini,
menggambarkan secara relatif efisiensi semakin baik, artinya posisi pemilik
perusahaan setelah memperhatikan semua perusahaan semakin kuat, demikian pula
pengeluaran biaya dan pajak pendapatan, sebalikya. Return On Equity (ROE) yang
tetapi tidak termasuk beban-beban biaya tinggi akan dapat mendorong penerimaan
luar biasa. Formuiasi dari net profit margin perusahaan atas peluang investasi yang
adalah sebagai berikut: baik dan manajemen biaya yang efektif.
Net Profit Margin = Formulasi yang digunakan untuk
menghitung Return On Equity (ROE)
Total Assets Turnoever (TAT) yakni sebagai berikut:
Total assets turnover merupakan Return on Equity (ROE) =
ratio antara jumlah modal (operating
assets) yang digunakan dalam operasi MATERI DAN METODE
dengan penjualan yang diperoleh selama Penelitian dilaksanakan pada usaha
periode tersebut Rasio ini dapat menjadi peternakan sapi potong UD Hadi Putra
ukuran sampai seberapa jauh modalini yang berada di Desa Ngijo Kecamatan
telah digunakan dalam kegiatan Karangploso Kabupaten Malang, selama
perusahaan atau menunjukkan telah berapa satu bulan mulai 15 November hingga 15
kali operating assets berputar dalam suatu Desember 2014. Penentuan lokasi
periode tertentu. Trend angka ratio yang dilakukan dengan sengaja (purposive
semakin naik menunjukkan bahwa sampling) dengan pertimbangan bahwa
perusahaan semakin efisien dalam tempat ini merupakan salah satu sentra
menggunakan modalnya (Munawir, 2004). penggemukan sapi potong di Kabupaten
Formuiasi dari Total Assets Turnover Karangploso. Ternak yang dikembangkan
(TAT) adalah sebagai berikut: adalah usaha ternak sapi potong dengan
Total Assets Turnover = rata pertahunnya sejumlah 160 ekor dan
sapi perah dengan jumlah 2 ekor pada
Return on Investment tahun 2013 yang mampu berkembang
Return on investment merupakan dengan prosedur administrasi yang
analisa yang digunakan untuk mengukur mendukung penuh pelaksanaan penelitian
kemampuan perusahaan dengan dana dan mempunyai recording relatif lengkap
keseluruhan yang ditanamkan dalam modal yang sebelumnya belum pernah dievaluasi
yang digunakan untuk operasi perusahaan dengan menggunakan analisis
dalam mendapatkan keuntungan. Usaha profitabilitas.
untuk memperbesar ROI dengan Metode yang digunakan dalam
memperbesar profit margin adalah pelaksanaan penelitian ini adalah studi
bersangkutan dengan usaha untuk kasus atau case study method, yakni suatu
memperbesar efisiensi pada sektor metode yang mempelajari secara intensif
produksi, penjualan daa administrasi tentang latar belakang dari suatu keadaan
(Munawir, 2004). Sutrisno (2007). sekarang. Pemilihan lokasi dilakukan
Formulasi dari Return on Investment (ROI) secara purposive, yaitu pemilihan lokasi
adalah sebagai berikut: secara sengaja yang didasarkan pada tujuan
tertentu yaitu jumlah kepemilikan ternak
Return on Investment =
sapi potong lebih dari 100 ekor. Pemilihan
lokasi yang dilakukan secara sengaja
Return on Equity (ROE) dimaksudkan untuk mendapatkan tujuan
Return On Equity (ROE) dari penelitian yaitu mengetahui
merupakan rasio yang digunakan untuk profitabilitas usaha.
HASIL DAN PEMBAHASAN sudah tidak berproduksi atau sapi betina afkir,
Modal sapi dara dan penjualan kotoran. Besarnya
Modal usaha yang digunakan pada penerimaan usaha dapat dilihat pada Tabel 3.
petemakan ini diperoleh dari modal
Tabel 3. Penerimaan UD Hadi Putra
sendiri. Modal yang digunakan dalam
tahun 2012 sampai 2014
petemakan ini terdiri dari modal tetap dan
modal tidak tetap
Tabel 1. Modal usaha penggemukan
sapi potong UD Hadi Putra Tahun 2012- 2014

Laporan Rugi Laba UD Hadi Putra


Tahun 2012-2014
Laba UD “Hadi Putra“ adalah
penerimaan dari hasil penjualan sapi
penggemukan dikurangi dengan biaya tetap
meliputi penyusutan kandang, penyusutan
gudang, penyusutan bangunan, gaji pegawai,
sewa tanah dan penyusutan peralatan kandang
sehingga hasilnya itu disebut dengan laba.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Laporan Laba Rugi UD
Hadi Putra Tahun 2012-2014
Biaya Produksi
Biaya produksi adalah sejumlah biaya
yang dikeluarkan untuk keperluan perusahaan,
biaya ini dikelompokkan menjadi dua yaitu
biaya tetap dan biaya tidak tetap. Struktur
biaya produksi yang dikeluarkan peternakan
dalam usaha penggemukan sapi potong pada
tahun 2012 sampai 2014 dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Biaya Produksi UD Hadi
Putra Tahun 2012-2014

Analisis Profitabilitas
Analisis rasio profitabilitas merupakan
ukuran untuk mengetahui seberapa jauh
efektivitas manajemen dalam mengelola
perusahaannya (Rangkuti, 2006). Rasio
profitabilitas merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kinerja perusahaan secara
keseluruhan dan efesiensi dalam pengolahan
aktiva, kewajiban dan kekayaan. Rasio
Penerimaan profitabilitas terdiri atas gross profit margin,
Penerimaan atau biasa disebut operating profit margin, net profit margin,
keuntungan kotor diperoleh dari total hasil cashflow margin, ROI, ROE, dan cash return
on assets (Sugiono, 2008). Perhitungan
penjualan ternak dan kotoran ternak.
analisa profitabilitas usaha penggemukan
Penerimaan usaha yang diperoleh berasal dari sapi potong dibandingkan dengan standart
penjualan ternak sapi jantan, sapi betina yang industri dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Rasio
Profitabilitas
tahun ke tahun dengan rata-rata 1,06 kali. Nilai
TAT menunjukkan bahwa setiap modal
sebesar Rp. 10.000,- akan mampu
menghasilkan penjualan sejumlah Rp. 10.200,-
; Rp. 10.600,-dan Rp. 11.200,-, sehingga setiap
penjualan tersebut akan menghasilkan
keuntungan bersih sebesar Rp. 200,-; Rp. 600,-
dan Rp. 1.200,- secara berturut-turut dari tahun
2012 sampai 2014.

Return On Investment (ROI)


Nilai ROI pada usaha
Gross Profit Margin (GPM) penggemukan sapi potong UD Hadi Putra dari
Nilai Gross Profit Margin (GPM) tahun 2012 hingga 2014 secara berturut-turut
penggemukan sapi potong UD Hadi Putra adalah 15,28% ; 16,50% dan 21,24% dengan
pada tahun 2012, 2013 dan 2014 secara rata-rata 17,6%. Nilai ROI tersebut
bertumt-turut yaitu sebesar 16,53%; menunjukkan bahwa setiap Rp. 10.000,-
modal yang diinvestasikan akan
17,29%; dan 20,95%. Rata-rata nilai GPM
memberikan keuntungan sebesar Rp. 1.528,-;
yaitu sebesar 18,25%, nilai tersebut berada Rp. 1.650,- dan Rp. 2.124,-. Rangkuti (2011)
dibawah standart industri yaitu sebesar menyatakan bahwa ROI merupakan rasio yang
26,6%. Nilai GPM tersebut menunjukkan digunakan untuk mengukur kemampuan modal
bahwa setiap penjualan Rp. 10.000,- akan yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
menghasilkan keuntungan sebesar untuk menghasilkan keuntungan neto. Semakin
Rp.1.653,- pada tahun 2012, Rp. 1.729,- tinggi nilai ROI. maka semakin baik kinerja
pada tahun 2013, dan Rp. 2.095,- pada perusahaan dalam memanfaatkan aktiva.
tahun 2014. Nilai GPM mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun. Nilai Gross Return On Equity (ROE)
Profit Margin tertinggi pada tahun 2014 Nilai ROE usaha penggemukan sapi
yaitu sebesar 20,95%. Hal ini dapat terjadi potong UD “Hadi Putra” dari tahun 2013
karen fluktuasi jumlah ternak yang dimiliki hingga 2014 berturut-turut adalah 13,46%;
dan naik turunnya harga pakan. 17,43% dan 25,14% dengan rata-rata 18,67%.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat
Net Profit Margin (NPM) penghasilan yang diperoleh suatu usaha atas
Nilai NPM pada usaha penggemukan modal sendiri yang diinvestasikan rata-rata
sapi potong selama tahun 2012 hingga 2014 sebesar 18,67% atau dalam setiap Rp. 10.000,-
berturat-turut sebesar 14,87%; 15,56% dan modal sendiri yang diinvestasikan akan
18,86% dengan rata-rata 16,43%. Nilai menghasilkan keuntungan sebesar 1.867,-.
tersebut menunjukkan bahwa perbandingan Nilai ROE usaha penggemukan sapi
jumlah keuntungan bersih dan volume potong UD Hadi Putra dari tahun 2012 hingga
penjualan, sehingga dapat dikatakan bahwa 2014 cenderung meningkat setiap tahunnya.
setiap penjualan Rp. 10.000,- akan mampu Meningkatnya nilai ROE karena besarnya
memberikan keuntungan bersih sebesar Rp. keuntungan bersih yang meningkat setiap
1.487,- Rp. 1.556,- dan Rp. 1.886,- secara tahunnya tidak diikuti dengan meningkatnya
berturut-turut selama tahun 2012 hingga 2014. modal sendiri yang diinvestasikan yaitu
sebesar Rp. 1.600.000.000,-pada tahun 2012
Total Assets Turnover (TAT) hingga 2014. Peningkatan nilai ROE tersebut
nilai Total Assets Turnover menunjukkan bahwa penggunaan modal
(TAT) merupakan rasio antara jumlah modal sendiri yang diinvestasikan dalam
yang digunakan dalam operasi terhadap jumlah menghasilkan keuntungan sudah cukup efisien.
penjualan yang diperoleh selama periode
tersebut. Nilai TAT pada UD Hadi Putra tahun
2012 sampai 2014 mengalami peningkatan dari
Kesimpulan 2. Peningkatkan nilai profitabilitas yaitu
dengan cara meningkatkan volume
Berdasarkan hasil penelitian di UD penjualan dan meminimalkan biaya
Hadi Putra desa Ngijo Kecamatan Karangploso produksi yang dikeluarkan.
Kabupaten Malang, dapat disimpulkan bahwa :
1. Usaha peternakan UD Hadi Putra Daftar Pustaka
menguntungkan berdasakan: Boediono. 2002. Ekonomi Mikro. BPFE;
1.1 Total modal usaha per ekor pada
Yogyakarta.
tahun 2012 sampai 2014 adalah
Rp9.217.023,-, Rp9.142.650,-,
Kusnadi, Z. Arifin, dan M. Syadeli. 2002.
Rp9.158.167,-. Akuntansi Manjemen
1.2 Biaya produksi per ekor pada (Komprehensif, Tradisional
tahun 2012 sampai 2014 adalah dan Kontemporer), Universitas
Rp9.233.507,-, Rp9.149.997,-, Brawijaya; Malang.
Rp9.163.908,-. Munawir, S. 2004. Analisa Laporan
1.3 Penerimaan pada tahun 2012 Keuangan. Liberty;
sampai 2014 adalah Yogyakarta.
Rp1.448.140.000,-, Rangkuti. 2011. Analisa SWOT: Teknik
Rp1.792.200.000,-, Membedah Kasus Bisnis. PT
Rp2.133.220.000,-.
Gramedia Pustaka Utama;
2. Hasil profitabilitas pada usaha Jakarta.
penggemukan sapi potong UD Hadi
Putra selama tahun 2012 hingga 2014
Rasyid, A, J. Efendi dan Mariyono. 2012.
untuk Sistem Pembibitan Sapi Potong
2.1 Net Profit Margin sebesar 14,87%; dengan Kandang Kelompok
15,56%; 18,86% rata-rata16,13% "Model Litbangtan". Balai
lebih dari standart industri sebesar Penelitian dan Pengembangan
5,7%;, dan Return on Investment Pertanian. Kementerian
sebesar 15,28%; 16,50%; 21,24% Pertanian; Jakarta.
rata rata 17,6 % lebih besar dari Sangkala, A., A. 2013. Analisis Kinerja
standart industri sebesar 7,8%. Keuangan Berdasarkan Rasio
2.2 Gross Profit Margin sebesar 16,53 Profitabilitas pada Perusahaan
%; 17,29%; 20,95 % rata-rata
Pabrik Roti Tony Bakery Pare-
18,26 % lebih kecil dari standart
industri 26,6%. Total Assets
Pare. Jurnal Ekonomi Balance
Turnover sebesar 1,02 %; 1,06%; Fekon. Unismuh Makassar
1,12% rata-rata 1,06 kali lebih Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. UI
kecil dari standart industri sebesar Press; Jakarta.
1,8 kali. %; Return on Equity Sugiono, A., dan E. Untung. 2008.
13,46%; 17,43%, 25,14% rata rata Panduan Praktis dan Dasar
18,67% lebih besar dari standart Analisis Laporan Keuangan.
industri sebesar 14,04%. Grasindo; Jakarta.
Widjajanta, B., dan A. Widyaningsih.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian di UD (2007). Mengasah Kemampuan
Hadi Putra desa Ngijo Kecamatan Karangploso Ekonomi. Citra Praya;
Kabupaten Malang, maka saran yang dapat Bandung.
diberikan yaitu :
1. Sebagai usaha peningkatkan kinerja
keuangan, nilai profitabilitas
sebaiknya dipertahankan atau
ditingkatkan terutama pada Gross
Profit Margin, Net Profit Margin dan
Return on Equity agar diperoleh
keuntungan usaha yang diharapkan
sehingga dapat digunakan untuk
mengembangkan usaha peternakan.

Você também pode gostar