Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Erosi kornea
Erosi kornea merupakan keadaan terkeluoasnya epitel terluar/ superfisial kornea
yang dapat diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. Erosi dapat terjadi pada
tanpa cedera pada membrane basal. Gejala pasien meerasa sakit sekali akibat erosi yang
merusak kornea yang mempunyai serat sensible yang banyak, mata berair, dengan
blefarospasme, lakrimasi, fotofobia, dan penglihatan terganggu oleh karena media kornea
yang keruh.
Pada erosi kornea, didapatkan tes flouresein positif yaitu defek kornea akan
berwarna hijau. Untuk menghilangkan rasa sakit dapat diberikan anestesi topical. Untuk
menghindari infeksi bakteri dapat diberikan antibiotic. Dapat diberikan bebat tekan
selama 48 jam. Untuk erosi kecil biasanya akan tertutup kembali setelah 48 jam dan
dapat sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut.
Keratitis
Keratitis merupakan infeksi atau peradangan pada kornea tanpa adanya kematian
jaringan. Keratitis biasanya diklasifikasikan menurut lapisan kornea yang terkena,
keratitis superfisial apabila mengenai lapisan epitel atau lapisan Bowman dan keratitis
profunda atau interstitial yang mengenai lapisan stroma.
Adanya trauma dapat menyebabkan kerusakakan epitel kornea dan terdapat invasi
mikroorganisme. Karena kornea avascular, maka pertahanan pada waktu peradangan tak
langsung dating sehingga badan kornea, wandering cells dan sel lain yang terdapat dalam
stroma kornea segera bekerja sebagai makrofag, baru kemudian disusul oleh dilatasi
pembuluh darah yang terdapat pada limbus dan tampak seperti injeksi perikornea
sehingga awalnya dapat terjadi peradangan atau infeksi tanpa adanya kematian jaringan
kornea.
Gejala pada keradangan kornea yaitu visus menurun, mata merah, fotofobia,
nyeri, terdapat hiperemi perikornea, dan vasodilatasi iris. Hasil tes fluorescein
memberikan hasil negative. Terapi keratitis didasarkan pada penyebab.
Ulkus kornea
Ulkus kornea merupakan hilangnya permukaan sebagian kornea akibat kematian
jaringan kornea, dapat disebabkan infeksi (dapat didahului riwayat trauma sebelumnya)
ataupun alergi. Karena kornea avascular, maka pertahanan pada waktu peradangan tak
langsung dating sehingga badan kornea, wandering cells dan sel lain yang terdapat dalam
stroma kornea segera bekerja sebagai makrofag, baru kemudian disusul oleh dilatasi
pembuluh darah yang terdapat pada limbus dan tampak seperti injeksi perikornea.
Sesudahnya baru terjadi infiltrasi sel mononuclear, sel plasma, sel PMN, yang akan
menimbulkan infiltrate yang tampak sebagai bercak kelabu, keruh dengan batas tak jelas
dan permukaan tidak licin. Kemudian terjadi kerusakan epitel yang lebih dalam dan
timbullah ulkus (tukak).
Ulkus dapat menyebar ke permukaan atau juga dapat masuk ke dalam stroma.
Bila peradangan menjadi lebih hebat, tetapi belum ada perforasi maka toksin peradangan
akna dapat samapi ke iris dan badan siliar dengan memlalui membrane Descemet endotel
kornea ke cairan bilik mata depan dan disusul peradangan pada iris dan badan siliar,
timbul kekeruhan di bilik mata depan lalu dengan terbentuknya hipopion (pus di bilik
mata depan). ulkus bias terjadi lebih dalam lagi sehingga bias terjadi perforasi, yang akan
dapat menyebabkan iris melekat pada luka kornea yang perforasi yang disebut sinekia
anterior atau iris dapat menonjol keluar melalui perforasi yaitu prolapse iris.
Tes fluoresin pada ulkus akan memberikan hasil positif. Terapi pada ulkus
didasarkan pada penyebab ulkus dan kedalaman dari ulkus. Pada ulkus yang dalam,
penyembuhan berakhir dengan pembentukan jaringan prut dapat berupa nebula, macula,
leukoma.