Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Berikut ini adalah beberapa teknik penulisan angka dalam bahasa Indonesia:
1. Penulisan angka atau bilangan pada awal kalimat harus ditulis dalam bentuk kata. Jika kata yang
menyebutkan angka tersebut melebihi dua kata, bilangan atau angka tersebut harus tetap ditulis
dalam bentuk angka dengan pengubahan susunan kalimat. Perhatikan contoh berikut ini:
Contoh kedua menunjukkan penulisan angka yang lebih dari tiga kata. Kalimat tersebut tidak boleh
disusun dalam bentuk: “150 orang warga diajak kepala RT bergotong-royong”.
2. Bilangan dapat dinyatakan dalam kata kecuali menujukkan deret jumlah tertentu. Perhatikan
contoh berikut ini:
Ibu membawakan para tetangga lima ratus baju baru saat pulang haji
Saat pemilihan ketua RT, 20 suara dinyatakan tidak sah, 50 suara memilih Somat dan 60 suara
lainnya memilih Jufri.
Rian menerima kiriman paket yang berisi 20 buku tulis, 35 pensil dan 20 rautan pensil.
3. Pengejaan angka bilangan utuh berjumlah besar diperbolehkan dalam kalimat. Contohnya:
Warga Banyuasin mendapatkan bantuan sebesar 450 juta rupiah dari seorang dermawan asing
untuk pembuatan jalan kampung.
4. Penulisan angka untuk nomor, seperti urutan rumah, jalan dan atau kamar bisa ditulis dengan
angka biasa atau dengan penomoran Yunani. Contohnya:
5. Penomoran untuk menunjuk rincian buku atau kitab suci dapat ditulis dalam angka atau angka
Yunani, contohnya:
Kitab Kejadian : 18
Surat an-Nisa : 16
Pada akhir abad kesembilan belas manusia akan mengalami revolusi spiritual
setengah (1/2)
tahun 1980-an
Emotif Fungsi bahasa untuk mengekpresikan sesuatu yang bukan sesungguhnya atau sama dengan
dunia nyata
Retorikal Fungsi bahasa yang menyangkut informasi atau pengumuman untuk menyampaikan pesan-
pesan komunikasi
1. Makna Denotasi
Makna denotasi merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya atau sesuai
dengan makna kamus..
Contoh :
2. Harga kambing hitam itu sangat mahal. ( kambing hitam bermakna kambingg yang memiliki warna
hitam )
2. Makna konotasi
Makna konotasi merupakan makna kiasan atau makna yang timbul setelah disusun dalam kalimat.
Contoh :
1.Dalam peristiwa itu, dia dijadikan kambing hitam. (kambing hitam bermakna orang yang
dipersalahkan)
2. Anak itu berangkat besar ketika ayahnya pergi ke Jepang. ( berangkat bermakna beranjak atau mulai
menjadi )
3. Bunga desa itu sudah menjadi karyawan bank.(Kata “bunga desa” bermakna sesuatu yang dianggap
cantik)
A.Konotasi positif merupakan kata yang memiliki makna yang dirasakan baik dan lebih sopan. Contoh :
1. Para wanita tuna susila bekerja akibat tuntutan kebutuhan ekonomi.
2. Tiga pahlawan reformasi telah gugur lima tahun yang lalu. ( Kata “gugur” bermakna mati dalam
pertempuran )
B. Konotasi negatif merupakan kata yang bermakna kasar atau tidak sopan.
Contoh :
1. Selama meringkuk di penjara, Roy berubah menjadi pendiam. ( Kata penjara bermakna tempat
mengurung badan )
2. Masih ada segerombolan orang yang suka menebang demi keuntungan pribadi. (Kata
“gerombolan” bermakna kawanan pengacau / perusuh.)
Provinsi – propinsi
Rabu- rebo
Risiko – resiko
A. Penggunaan Huruf Kapital 5. Huruf besar atau huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama nama jabatan dan
Huruf kapital atau huruf besar dipakai untuk: pangkat yang diikuti nama orang. Misalnya:
1. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai
Gubenur Abd. Rachman Sayoeti
huruf pertama kata awal kalimat. Misalnya:
Menteri Ali Alatas
Ada gula, ada semut.
Perdana Menteri Mahatir Mohamad
2. Huruf besar atau huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama petikan langsung. Profesor Kemas Saleh
Misalnya:
6. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”. huruf pertama nama orang.
(4) Tanda titik dipakai pada singkatan kata Ia lahir pada tahun 1950 di Bandung.
atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada
Lihat halaman 2345 dan seterusnya.
singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
hanya dipakai satu tanda titik. Misalnya: Nomor gironya 04567B. (Tanda titik di sini
mengakhiri kalima.)
a.n atas nama
(9) Tanda titik tidak dapat dipakai dalam Jalan Arif 43 Palembang
singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal Kantor Penempatan Tenaga
kata atau suku kata, atau gabungan keduanya,
atau yang terdapat di dalam akronim yang Jalan Cikini 17 Jakarta
sudah diterima oleh masyarakat. Misalnya:
2. 1 Tanda Koma (,)
ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(1) Tanda koma dipakai di antara unsur-
MPR Majelis Permusyawaratan Rakyat unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan. Misalnya:
SMA Sekolah Menengah Atas
Saya membeli kertas, pena, dan tinta
Sekjen Sekretaris Jendral
Satu, dua, ... tiga!
Ormas Organisasi massa
(2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan
(10) Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
lambang kimia, satua ukuran, takaran, berikutnya yang didahului oleh kata seperti
timbangan, dan mata uang. Misalnya: tetapi, melainkan. Misalnya:
Cu Kuprum Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
kg Berat yang diizinkan 100 kg ke atas. Didi bukan anak saya, melainkan anak Kasim.
Rp 567,00 Harganya Rp. 567,00 termasuk (3a) Tanda koma tidak dipakai untuk
pajak. memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
I Isinya 50 I bensin super apabila anak kalimat tersebut mendahului induk
kalimatnya. Misalnya:
(11) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul
yang merupakan kepala karangan, atau kepala Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
ilustrasi, tabel dan sebagainya. Misalnya: Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
Acara Kunjungan Adam Malik (3b) Tanda koma tidak dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 45)
apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk
Salah Asuhan kalimat. Misalnya:
(12) Tanda titik tidak dipakai di belakang Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama
dan alamat penerima surat. Misalnya: Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
Dia berpendapat bahwa soal itu tidak (8) Tanda koma dipakai untuk menceraikan
penting. bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka. Misalnya:
(4) Tanda koma dipakai di belakang kata
atau ungkapan penghubung antar kalimat yang Siregar, Merari. Azab dan Sengsara. Wel
terdapat pada awal kalimatnya. Termasuk di Tevreden, Balai Poestaka, 1920.
dalamnya, oleh karena itu, jadi, lagi pula,
meskipun begitu, akan tetapi. Misalnya: (9) Tanda koma dipakai di antara tempat
penerbitan, nama penerbitan, dan tahun
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati. penerbitan. Misalnya:
“Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim Satu, dua, tiga, ... empat!
Dalam kalimat di atas ini ada benda yang dirinci Misalnya: (a) Bawalah payung, karena hari akan
dan benda itu lebih dari dua, yaitu kertas, pena, hujan.
tinta. Kalau benda yang disebutkan hanya dua
buah, tidak digunakan tanda koma (,) pemisah (b) Karena hari akan hujan, bawalah
itu. Misalnya, Amin dan Udin, gedung dan payung.
gubuk, penduduk asli dan orang asing.
Koma tidak hanya digunakan di depan kata dan, Baik kalimat (a) maupun pada kalimat (b)
namun dapat juga di depan kata penghubung digunakan koma untuk memisahkan kedua
lain yang digunakan dalam perincian. Misalnya: klausa. Kalimat (a) induk kalimat mendahului
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus anak kalimat, sedangkan kalimat (b) sebaliknya.
memerlukan prangko. Nah, dalam EYD ditetapkan “tanda koma tidak
tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat (1) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu
bila anak kalimat mengiringi induk pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
kalimatmnya” artinya, di belakang induk kalimat pemerian. Misalnya:
yang diikuti oleh anak kalimat, tidak digunakan
Yang kita perlukan sekarang ialah barang-
koma pemisah. Jadi kalimat (a) contoh di atas
tidak menggunakan koma pemisah: Bawalah barang yang berikut: kursi, meja dan lemari.
payung karena hari akan hujan. Fakultas itu mempunyai dua jurusan:
Begitu juga dengan kalimat dengan anak Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
kalimat lain. Perhatikan contoh berikut ini. (2) Tanda titik dua dipakai sesudah kata
atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Dia pergi juga ke kantor meskipun badannya
kurang sehat. Misalnya:
Ketika malam sudah larut benar, baru kami tiba Ibu : “Bawa kopor ini, Mir!”
di rumah.
Amir : “Baik, Bu.”
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan - Dari Surabaya saya naik kereta api.
Seumur Hidup : Sebuah Studi, sudah terbit.
- Boneka ini ternyata oleh-oleh dari India.
4. Penggunaan Tanda Titik Koma (;)
- Tukang sulap itu dapat mengeluarkan api
(1) Tanda titik koma dipakai untuk dari mulutnya.
memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara. Misalnya: 2. Untuk menyatakan asal sesuatu di buat.
Contoh:
Malam makin larut; kami belum selesai juga.
- Sepatu itu dari karet.
(2) Tanda titik koma dapat dipakai untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu - Baju itu terbuat dari kulit.
kalimat majemuk sebagai pengganti kata - Betulkah sepatu itu dari kulit rusa?
penghubung. Misalnya:
- Seniman itu membuat hiasan dari barang-
Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk barang bekas.
bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-
nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik 3. Untuk menyatakan keteranan sebab.
mendengarkan siaran pilihan pendengar. Contoh:
- Dari sekiran barang yang ada, hanya satu - Buku itu ditulis dari pengalamannya selama
yang menarik. anak itu memang ulet.
- Tiga orang dari kelompok perusuh itu Ketujuh pemakaian kata dari di atas merupakan
ditangkap polisi. keseluruhan fungsi kata perangkai dari. Akan
tetapi dalam kehidupan berbahasa sering kita
5. Dipakai bersama-sama kata tergantung jumpai pemakaian kata dari untuk menyatakan
membentuk ungkapan tetap. Contoh: milik. Contoh:
- Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam a. Anak dari Pak Camat baru pulang dari
belajarnya, tergantung dari kerajinan siswa itu
luar negeri.
sendiri di dalam belajar.
b. Ketua kelas dari II SMA hari ini tidak
- Maju atau mudurnya suatu negara di masa
masuk.
mendatang, tergantung dari sikap generasi
sekarang. c. Kesimpulan dari diskusi kemarin
sudah dirumuskan.
- Berhasil tidaknya studi kita, tergantung dari
kita sendiri. d. Adik dari teman saya sedang dirawat di
rumah sakit.
- Berkembang tidaknya indutri kecil, banyak
tergantung dari subsidi pemerintah.
6. Untuk menyatakan kekhususan atau Pemakaian kata dari dalam kalimat a, b, c, dan d
pembatasan suatu masalah atau hal. Contoh: di atas merupakan pemakaian yang salah.
Sebab dalam bahasa Indonesia, kata yang
- Dari segi kedokteran, penyakitnya sulit menyatakan pemilik dapat berhubungan
disembuhkan. langsung dengan sesuatu yan dimilikinya. Jadi
- Dari pihak suami tidak ada masalah. antara kata anak dengan Pak Camat, antara
ketua kelas dengan II SMA, antara kesimpulan
- Anak itu sedang sakit dilihat dari sinar dengan diskusi, dan antara adik dengan teman
matanya. saya, terdapat hubungan milik (posesif), yang
dapat berhubungan langsung. Jadi pemakaian
- Dari segi kemanusiaan, perbuatan orang itu
kata dari dalam keempat kalimat di atas tidak
sangat terpuji.
perlu dipakai, karena hanya bersifat redundasi
7. Untuk menyatakan alasan. Dalam fungsinya (mubazir). Cobalah hilangkan kata dari dalam
yang demikian, kata dari dapat bervariasi kalimat a, b, c dan d di atas. Berubahkah arti
dengan kata berdasarkan. Contoh: kalimatnya?
- Kesimpulan itu diambil dari pengamatan Berbeda dengan pemakaian kata dari dalam
yang dilakukan selama ini. kalimat a, b, c, dan d, maka kata dari dalam
kalimat-kalimat contoh 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 di atas
tidak dapat dihilangkan. Apabila kita hilangkan, 2. Pemakaian Kata Pada
maka makna kalimat-kalimat tersebut akan
berubah, bahkan ada kalimat-kalimat lagi yang Ada empat fungsi kata pada dalam bahasa
tidak lagi struktural. Akan tetapi ada pemakaian Indonesia, yaitu:
kata dari yang menyatakan milik, yang apabila 1. Sebagai pengantar keterangan tempat
dihilangkan akan menimbulkan keraguan arti (pengganti di) untuk orang atau binatang.
kalimatnya (ambiguitas). Perhatikan beberapa Contoh:
contoh di bawah ini.
- Buku catatan saya ada pada Handini.
e. Ayah dari ibu sudah sangat tua.
- Susuh umumnya hanya terdapat pada ayam
f. Adik dari Sudin baru kelas lima SD. jantan.
g. Ibu dari Bapak Kepala Sekolah sedang - Apakah barang-barang yang ada padanya
berpergian ke luar negeri, dan sebagainya. sudah dikirimkan?
Apabila kata dari dalam kalimat tersebut - Sekarang surat itu ada pada orang tuanya.
dihilangkan, maka arti kalimatnya akan kabur,
karena kata tersebut berfungsi untuk 2. Sebagai pengantar keterangan waktu.
memperjelas hubungan milik antarkata yang Contoh:
dihubungkan. Perhatikan bagaimana jika ketiga
- Pada hari libur banyak orang pergi ke pantai.
kalimat di atas tidak menggunakn kata dari.
- Saya pernah berjumpa dengan dia pada suatu
sore.
e. Ayah ibu sudah sangat tua.
- Pada hari Minggu kami sekeluarga biasa pergi
f. Adik Sudin baru kelas lima SD.
ke luar kota.
g. Ibu Bapak Kepala Sekolah sedang berpergian
- Kelelawar mampu terbang dengan leluasa
ke luar negeri, dan sebagainya
pada malam hari.
Kekaburan arti yang ada dalam kalimat e’
3. Bersama-sama dengan kata tertentu
terletak pada siapa yang sudah sangat tua, ayah
membentuk suatu ungkapan, dengan arti
dan ibu atau orang yang mempunyai anak ibu
menurut.
(kakek); kalimat f’ terletak pada siapa yang baru
kelas lima SD, anak yang mempunyai kakak - Pada dasarnya saya tidak berkeberatan
yang bernama Sudin atau seorang adik yang memberikan bantuan sebesar itu.
bernama Sudin; sedangkan kekaburan arti
kalimat g’ terletak pada siapa yang berpergian - Pada hakikatnya setiap manusia mempunyai
ke luar negeri, ibu dan bapak kepala sekolah kodrat yang sama.
atau seorang ibu yang mempunyai anak kepala
- Pada umumnya orang kurang menyadari
sekolah?
tujuan perbuatannya.
- Semua itu bergantung pada kemauan dan g. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam
kemampaun kita sendiri. usahanya, tergantung dari nasib dan usahanya.
b. Tolong ambilkan buku saya pada laci 2. Hidup di desa lebih tenang daripada
mejaku. hidup di kota besar.
c. Tempelkan gambar ini pada dinding 3. Daripada duduk melamun, lebih baik
kamarku sebelah kiri. membaca buku.
d. Pada halaman yang luas terdapat bunga 4. Gedung itu lebih tinggi daripada
beraneka warna. rumah saya.
Untuk dapat membedakan kedua fungsi di yang - Di mana kausimpan bukuku kemarin?
sering dikacaukan cara penulisannya, maka
berikut ini akan diuraikan ciri pokok yang - Di sinikah rumah Bapak Bupati?
dimiliki masing-masing. Bentuk di, sebagai - Di mana rumahmu?
awalan, maka di kan? Sedangkan di sebagai kata
depan, di bersama kata yang mengikutinya akan Adapun bentuk penyimpangan pemakaian kata
dapat menjawab pertanyaan Di mana? Atau depan di yang sering kita jumpai adalah:
Kapan?
1. Dipakai untuk menyatakan keterangan
Dari uraian di atas jelaslah bahwa di sebagai tempat yang berupa manusia dan binatang.
awalan dn sebagai kata depan, masing-masing Contoh:
mempunyai fungsi dan arti yang berbeda.
- Buku catatanku ada di Ali.
Berikut ini akan diuraikan di sebagai kata depan.
Adapun fungsi di sebagai kata depan, adalah - Kunci kelas ada di Pak Hasan.
sebagai berikut:
- Di gajah kita lihat gading, di harimau kita lihat
1. Untuk menyatakan atau mengantar kata belang.
keterangan tempat selain manusia atau
binatang, baik tertentu maupun tak tentu. Kata depan di dalam kalimat-kalimat di atas,
Contoh: seharusnya diganti dengan kata depan pada.
- Saya membeli buku di toko Serba Ada. 2. Dipakai sebagai pengantar subjek dalam
kalimat. Contoh:
- Orang tua saya sedang berada di luar kota.
a. Setiap hari Senin di sekolahanku
- Barang itu sekarang disimpan di suatu tempat. mengadakan latihan kesenian.
- Ia tinggal di sebuah rumah yang tidak jauh dari b. Di setiap desa menjelang peringatan 17
sini. Agustus mengadakan berbagai macam
perlombaan dan pertandingan.
2. Menyatakan atau mengantar keterangan
waktu tak tentu. Contoh: c. Di perusahan swasta itu masih
memerlukan tenaga kerja.
- Di saat usianya sudah lanjut, orang itu semakin
tekun beribadat. d. Setelah dibuka, di tas itu ternyata berisi
surat-surat penting.
- Percayalah, kita pasti akan bertemu lagi di
suatu saat nanti. Apabila kita perhatikan betul-betul, subjek
kalimat a, b, c, dan d di atas, secara berturut-
- Amir masuk kelas di saat Pak Guru sedang
turut adalah sekolahku, setiap desa, perusahaan
menerangkan.
swasta itu, dan tas itu. Akan tetapi karena
masing-masing diberi ber- pengantar kata c”. Di perusahaan swasta itu masih diperlukan
depan di, maka subjek-subjek tersebut berubah tenaga kerja.
fungsinya menjadi keterangan tempat, sehingga
keempat kalimat tersebut merupakan kalimat Dalam kalimat a”, b” dan c” di atas, kelompok
kata di sekolahku, di setiap desa, dan di
yang tidak baku atau tidak struktural, karena
masing-masing tidak mempunyai subjek. perusahaan itu tetap berfungsi sebagai
keterangan tempat (lihat kalimat a, b, dan c di
Untuk membuat keempat kaliamat di atas atas), sedangkan subjeknya adalah latihan
menjadi kalimat yang baku dan struktural, kita kesenian, berbagai macam perlombaan dan
harus menampilkan suatu kata yang berfungsi pertandingan, dan tenaga kerja. Karena itu
sebagai subjek, dengan jalan: kalimatnya menjadi kalimat inversi atau
susunan balik. Coba ubah menjadi kalimat logis
Menghilangkan kata depan di untuk
atau kalimat wajar.
mengangkat atau mengembalikan subjek
semula, sehingga keempat kalimat tersebut Menambahkan kata lain yang akan berfungsi
berubah menjadi: sebagai subjek (untuk kalimat a, b, dan c).
Setiap hari Senin sekolahanku mengadakan a”. Setiap hari Senin, di sekolahku murid-murid
latihan kesenian. mengadakan latihan kesenian.
Setiap desa menjelang peringatan 17 Agustus b”. Di setiap desa menjelang peringatan 17
mengadakan berbagai macam perlombaan dan Agustus, rakyat mengadakan berbagai macam
pertandingan. perlombaan dan pertandingan.
Perusahan swasta itu masih memerlukan c”. Di perusahaan swasta itu, bagian
tenaga kerja. administrasi masih memerlukan tenaga kerja.
Setelah dibuka, tas itu ternyata berisi surat- Dalam ketiga kalimat terakhir ini, kata atau
surat penting. kelompok kata yang berfungsi sebagai subjek
adalah yang dicetak miring. Sedangkan
Dengan demikian, maka setiap kata/ kelompok kelompok kata latihan kesenian, berbagai
kata yang diberi bergaris bawah tersebut, macam perlombaan dan pertandingan, dan
berfungsi sebagai subjek bagi kalimatnya. tenga kerja, masing-masing berubah fungsinya
Mengubah predikatnya menjadi kata kerja pasif menjadi objek penderita (01) bagi kalimatnya.
(untuk kalimat a,b dan c). Sedangkan kelompok kata yang di dalam
kalimat a”, b”, dan c” berfungsi sebagai
a”. Setiap hari Senin, di sekolahku diadakan keterangan tempat, tetap sebagai keterangan
latihan kesenian. tempat.
a. Pembentuk kata benda: kekasih, ketua, Bentuk penyimpangan yang sering terjadi, yaitu
kehendak, keadilan, kebenaran, keberangkatan, kata depan ke ditulis bersambung dengan kata
kesulitan, kepergian, dan sebagainya. yang mengikutinya, seperti halnya awalan.
Perhatikan contoh berikut ini.
Arti yang didukungnya adalah ‘sesuatu yang di
.... “atau “sesuatu yang bersifat”, atau “hal”. ke sini ditulis kesini
6. Pengumuman hasil EBTA baru saja ........ - Semua itu berhasil atas usahanya yang gigih.
7. Dalam perlombaan cepat tepat antar –SMA - Perusahaan orang itu dapat berdiri atas
yang baru lalu, SMA kami .... sebagai juara prakarsa orang tuanya.
pertama.
- Barang-barang itu diperoleh atas usahanya
8. Uang sejumlah seratus ribu terpaksa saya ..... sendiri.
kan untuk biaya operasi.
Dipakai dalam arti dengan. Contoh:
9. Pada waktu istirahat, anak-anak
berhamburan ...... kelas. - Dia memberikan sumbangan kepada yayasan
itu atas nama keluarganya.
10. Minggu yang lalu, kami sekeluarga ..... kota.
- Kami datang ke pesta itu atas undangannya.
5. Dan mereka tidak tahu lagi, kepada siapa - Orang buta itu mempertahankan
harus mengadu. hidupnya dengan minta-minta
6. Malam semakin larut, dan hatiku semakin d. Dipakai untuk menyatakan keselarasan dari
cemas. dua hal atau lebih.
Selain pemakaian kata penghubung dan dalam Contoh: - Pakaian anak itu serasi benar
kalimat 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 tidak berfungsi dengan warna kulitnya.
bahkan merusak struktur kalimat, bila - Apa yang dikatan cocok benar
dihilangkan pun tidak mempengaruhi makna dengan kenyataannya.
kalimatnya. Cobalah buktikan.
- Harga barang itu sesuai dengan
h. 2. Kata dengan kemampuanku.
Fungsi dan arti lain yang didukung kata e. Bersama-sama kata tertentu membentuk
penghubung dengan adalah: ungkapan tetap dan berfungsi untuk
a. Dipakai untuk menyatakan keterangan alat. memperjelas hubungan.
Contoh: Contoh: bertalian dengan, berhubungan
Contoh : - Ibu memotong kain dengan dengan, sejalan dengan, berkaitan dengan,
gunting. sama dengan dan sebagainya.
- Pemain kuda kepang itu mengupas Contoh: - Pendaftaran murid baru dibuka
dari tanggal 6 sampai dengan tanggal 12
kelapa hanya dengan giginya.
Agustus 1985.
b. Dipakai untuk menyatakan keterangan
kualitatif. - Peraturan itu masih berlaku
sampai dengan hari ini.
Contoh: - Anak itu memperhatikan pelajaran
dengan sungguh-sungguh. - Mereka bekerja dari jam 07.00
sampai dengan jam 18.00 tiap hari.
- Gunung itu meletus dengan
Keterangan waktu yang terletak setelah kata
dahsyatnya.
penghubung dengan, masih termasuk. Artinya
- Gadis itu menari dengan lemah tanggal 12 Agustus 1985 masih merupakan
gemulainya. waktu pendaftaran, hari merupakan waktu saat
berlakunya peraturan, demikian juga pukul Pemakaian kata dengan dalam ketiga kalimat di
18.00 tiap hari masih waktu bekerja bagi atas lebih tepat diganti dengan kata depan
mereka. kepada. Sebab kata atau kelompok kata yang
menggikuti kata penghubung dengan di atas,
Adapun bentuk penyimpangan atau kesalahan
masing-masing berfungsi sebagai objek berkata
yang sering terjadi dalam pemakaian kata depan yang predikatnya berupa kata sifat
penghubung dengan antara lain: (sangat sayang, sangat baik, hormat sekali).
1. Bersifat redundasi, karena tidak Untuk kata yang berobjek kata depan, yang
mempunyai fungsi tertentu, bahkan akan predikatnya berupa kata sifat, maka objek
merusak hubungan antarkata yang diselanya. tersebut diantar kata depan kepada. Lihat
pemakaian kata depan kepada.
Contoh: a. Bersama dengan surat ini saya akan
mengirimkan foto. 9. Pemakaian Kata karena
e. Dia sangat baik dengan Jadi berdasarkan uraian di atas, pemakaian kata
tetangganya. oleh sebagai gabungan dari kata penghubung
karena tidak tepat, karena untuk menyatakan
f. Mereka hormat sekali dengan guru
adanya hubungan sebab akibat, kata karena
dan orang tuanya.
dapat sendiri. Perhatikan kalimat berikut ini.
Contoh:
1. Karena hari hujan, Esti tidak masuk - Operasi serba ddigalakkan agar-agar
sekolah. masyarakat semakin menyadari tertib lalu-
lintas. Atau
2. Sekarang kelas tiga lebih rajin belajar,
karena akan menghadapi ujian. - Operasi serba ddigalakkan suapaya-suapaya
masyarakat semakin menyadari tertib lalu-
3. Buku itu mahal harganya, karena isinya
lintas.
sangat baik.
Bentuk hiperkorek seperti di atas, sering kali
kita jumpai dalam kehidupan berbahasa sehari-
10. Pemakaian Kata agar dan supaya hari. Perhatikan juga bentuk hiperkorek berikut
ini.
Kata penghubung agar berfungsi sebagai
pengantar keterangan tujuan dari suatu Contoh:
perbautan atau tindakan, sama dengan arti dan 1. Sejak zaman dahulu kala orang sudah
fungsi kata penghubung supaya. Perhatikan dua
pandai bercocok sekolah.
kalimat berikut ini.
2. Sejak dari (sedari) semula, saya sudah
1. Amir belajar dengan rajin agar naik kelas. mengingatkan.
2. Amir belajar dengan rajin supaya naik 3. Kalau misalnya ia tidak jadi pergi,
kelas pekerjaan ini sudah selesai.
Mengingat bahwa kedua kata penghubung Semua kelompok kata yang dicetak miring
tersebut merupakan sinonim yang baik arti dalam kalimat di atas merupakan bentuk atau
maupun fungsinya sama, maka salahlah apabila gejala hiperkorek. Hiperkorek dalam kalimat 1
kedua kata tersebut digabung jadi satu dalam terletak pada pemakaian kata zaman dan kala.
pemakaiannya. Kedua kata penghubung
Kata zaman sama artinya dengan kata kala,
tersebut dapat bervariasi secara bebas, tanpa sehingga harus kita pakai salah satu saja. Jadi
menimbulkan perbedaan arti kalimat yang
kalimat yang baku adalah:
dilekatinya. Sehingga apabila kita sudah
menggunakan kata agar tidak boleh lagi kita 1”. Sejak zaman dahulu orang sudah pandai
gunakan kata supaya,seperti kalimat di bawah bercocok tanam.
ini.
2”. Sejak dulu kala orang sudah pandai bercocok
- Operasi serba ddigalakkan agar suapaya tanaman.
masyarakat semakin menyadari tertib lalu-
Hiperkorek dalam kalimat 2 terletak pada
lintas.
pemakaian kata sejak dan dari; yang keduanya
Pemakaian kata agar supaya dalam kalimat di mempunyai arti dan fungsi yang sama.
atas merupakan gejala hiperkorek. Sebab, Keduanya dapat bervariasi secara bebas. Jadi
kalimat tersebut sama artinya dengan: kalimat yang berlaku adalah:
a. Orang tua itu bekerja siang malam untuk 3. Dipakai untuk mengantar objek berkata
membiayai sekolah anaknya. depan (04), yang artinya sama dengan terhadap
Contoh: maka berubah fungsi berubah menjadi objek
berkata depan. Dengan demikian, maka
g. Untuk masalah itu, saya belum bisa kalimat-kalimat di atas (a, b dan c) tanpa subjek.
komentar. Untuk menciptakan subjek, sehingga ketiga
h. Untuk diri sendiri saja, saya masih harus kelimat di atas structural, ada dua cara, yaitu:
banyak belajar. A. Mnghilangkan kata untuk sehingga
i. Saya sulit untuk mencapai angaka 8, kalimatnya menjadi”
untuk matematika. a. Dia perlu mendapat perhatian khusus.
Bentuk penyimpangan dalam pemakaian kata b. Untuk kalimat nomor 1, dan 2
untuk antara lain: memerlukan objek langsung.
1. Dipakai di antara dua kata kerja yang c. Siapa yang merasa kehilanan tas, harap
letaknya berurutan, dan yang keduanya sudah
menghubungi tata usaha.
dapat berhubungan langsung.
B. Mengubah kata kerja yang menduduki
Contoh: - Hadirin dimohon untuk berdiri
predikat menjadi kata kerja aktif.
sejenak.
a”. Untuk di perlu didapatkan, perhatian
- Ketua OSIS ditugasi untuk menyusun khusus.
program kerja.
b”. Untuk kalimat nomor 1 dan 2, diperlukan
- Para peserta EBTA diharap untuk
objek langsung.
mengisi daftar hadir.
c“. siapa saja yang merasa kehilangan tas,
Supaya ketiga kalimat tersebut menjadi kalimat
harap d-ihubungi, tata usaha.
baku, maka kata penghubung untuk
dihilangkan. Dalam kalimat a”, b” dan c” di atas kelompok
kata untuk dia, untuk kalimat nomor 1 dan 2,
2. Dipakai sebagai pengantar subjek dalam dan untuk siapa saja yang merasa kehilangan
kalimat. tas, berfungsi sebagai objek sedangkan subjekya
Contoh: a. Untuk dia perlu mendapatkan adalah perhatian khusus untuk kalimat a”, objek
perhatian khusus. langsung untuk kalimat c”. Sedangkan dalam
kalimat a’, b’ dan c’ di atas, kata atau kelompok
b. Untuk kalimat nomor 1 dan 2, kata yang brfungsi sebagai subjek adalah
memerlukan objek langsung. sebagai subjek dia kalimat, nomor 1 dan 2, dan
siapa yang merasa kehilamgan tas.
c. Untuk siapa saja yang merasa
kehilangan tas, harap menghubungi tata usaha. 13. Pemakaian Kata tidak dan bukan
Subjek kalimat a, b, dan c di atas secara Kata tidak dan bukan, sama-sama kata ingakr.
berturut-turut adalah dia, kalimat nomor 1 dan Seperti halnya kata perlombaan dan
2, dan siapa saja yang merasa kehilangan tas. pertandingan, kedua kata itu mempunyai
Akan tetapi karena diberi berpengantar untuk
kemiripan makna. Namun demikian keduanya j. Bukannya tidak ada perhatian
tidak dapat bervariasi secara bebas, karena orang tua, melainkan anaknya sendiri yang
keduanya mempunyai fungsi yang berbeda. memang nakal.
Kata tidak dipakai untuk mengingkari kata kerja,
k.Dia bukan tidak berani,
kata sifat kata keterangan, dan perluasannya.
Sedangkan kata bukan adalah kata ingkar yang melainkan tidak diizinkan orang tuanya.
dipakai untuk mengingkari kata benda, kata Apabila kalimatnya tidak bersifat kolektf, maka
ganti dan kata bilangan. kata bukan tidak boleh dipakai untuk
Contoh: a. Anak kecil itu tidak menangis mengingkari kata selain kata benda, kata ganti,
ditinggal ibunya pergi. dan kata bilangan. Sedangkan kata tidak tidak
boleh dipakai untuk mengingkari kata benda,
b. Harga buku itu tidak mahal jika dilihat kata ganti dan kata bilangan. Apabila kata tidak
dari isinya. dipakai untuk mengingkari kata bilangan, maka
kata tidak harus bersama-sama kata ada, jadi
c. Ia tidak akan berangkat sebelum
kita gunakan kata tidak ada. Perhatikan
kaujemput. beberapa pemakaian yang salah berikut ini.
d. Anak itu bukan adik saya. Contoh:
e. Bukan dia yang mengarang lagu itu. - Amir bukan mengerjakan latihan, sehingga
dimarahi gurunya.
Akan tetapi dalam kalimat yang bersifat kolektif
(mengoreksi), kata bukan sering juga dipakai - Setelah didekati, ternyata pemandangan itu
untuk mengingkari kata kerja atau kata sifat. bukan indah.
Contoh: g. Bukan menyanyi itu, melainkan - Mereka bukan naik kendaraan umum waktu
berteriak. datang ke rumahku.
h. Bukan lupa mengerjakan tugas ia, - Tidak seratus rupiah harga buku itu.
melainkan malas. - Tidak orang yang menabrak yang bersalah,
Bahkan kadang-kadang kata tidak dipakai tetapi orang yang menyeberang tanpa
bersama-sama dengan kata bukan, yaitu dalam perhitungan itu yang melanggar lalu lintas.
pengingkaran ganda. Artinya, kata ingkar bukan 14. Pemakaian Kata antar dan antara
dipakai untuk mengingkari suatu pengingkaran
yang dinyatakan oleh kata tidak,sehingga Disamping mempunyai kemiripan makna, kedua
makna yang ditimbulkan sesuai dengan yang kata tersebut juga mempunyai kemiripan
diingkarinya. Kalimat bukan tidak mau ia bentuk. Akan tetapi fungsi yang dimilikinya
mengerjakan soal itu, berarti ia mau. berbeda, sehingga keduanya tidak dapat
bervariasi secara bebas. Kata antara dipakai
Contoh lain: i. Bukan tidak ingin saya membeli
apabila diikuti oleh kedua objek atau dua hal,
buku itu, melainkan tidak punya uang. yang biasanya dikombinasikan dengan
pemakaian kata dengan, dan kadang-kadang
didahului kata depan di (di antara).
Contoh: 1. Tidak ada masalah apa-apa antara b. Untuk menyatakan jangka waktu atau ukuran
saya dengan dia. jarak.
2. Harus ada perasaan saling Contoh: 4. Persitiwa itu terjadi antara jam
menghormati dan saling percayai antara (di 06.00 sampai jam 10.00
antara) guru dengan murid.
5. Pekerjaan itu akan selesai antara
3. Antara anggota masyarakat yang satu tanggal 5 sampai tanggal 10.
dengan anggota masyarakat yang lain, harus
saling membantu dan saling mengerti. 6. Tas Amir jatuh antara sekolah dan
kantor pos.
4. Dalam persidangan itu terjadi baku
1. Jarak antara Surabaya dan Jakarta,
tuduh antara (di antara) hakim dengan jaksa.
ditempuh dalam waktu lebih kurang 10 jam.
Sedangkan kata antar sebagai kata tugas akan
diikuti satu objek atau hal yang bermakna c. Dipakai dalam arti kira-kira atau sekitar.
jamak, dan ditulis serangkai dengan kata yang 2. Jumlah siswa SMA tempat saya
mengikutinya. bersekolah, antara delapan ratus orang.
Contoh: 5. Masalah itu hanya didiskusikan 3. Dia tidak masuk sekolah antara seminggu.
antarmurid.
4. Saya tidak kemarin berangkat ke Bandung
6. Kita senantiasa menjaga dan antara jam tujuh pagi.
meningkatkan kerukunan antarwarga.
Dalam arti yang terakhir ini, sebaiknya kata
7. Seminggu yang lalu telah diadakan antara jangan dipakai bersama-sama dengan
pertandingan bulu tangkis antarmurid SMA. kata keterangan waktu atau kata keterangan
8. Perkelahian antarpelajar, akan lain yang berakhiran –an, yang juga berarti kira-
menghambat perkembangan dan kemajuan kira.
bangsa dan negara di masa mendatang. Contoh: - Jumlah siswa SMA tempat saya
Selain fungsi yang telah diuraikan di atas, bersekolah antara ratusan orang.
khusus untuk kata antara masih mempunyai - Dia tidak masuk sekolah antara
fungsi yang lain, yaitu: semingguan.
a. Untuk menyatakan pemilihan atau altenatif. - Saya kemarin berangkat ke Bandung
Contoh: 1. Siapakah yang benar antara (di antara jam tujuhan pagi.
antara) saya dan dia? Akhir-an dalam ketiga kalimat itu sudah berarti
2. Berita itu masih belum pasti, antara kira-kira, atau sekitar, atau antara. Jadi kita
benar dan tidak. sudah memakai antara, kita tidak boleh
memakai kata sekitar, kira-kira, atau akhiran –
3. Ayah masih menimbang-nimbang an.
antara pergi dan tidak.
Berikut ini akan diuraikan beberapa variasi Antarbangsa yang satu dengan
pemakaian kata antar dan antara, yang bangsa yang lain = antara-antara bangsa
merupakan bentuk penyimpangan atau
kesalahan, disamping yang telah disebutkan di 15. Pemakaian Kata kami dan kita
atas (akhir-an). Kata kami dan kita sama-sama kata ganti orang
Contoh: a. Karena bahasa Melayu dipakai pertama jamak, namun arti dan fungsi yang
sebagai bahasa perhubungan antarpulau yang dimilikinya berbeda. Kata kami untuk orang
satu dengan pulau yang lain, maka bahasa pertama jamak yang berarti bahwa orang yang
digantikan hanyalah orang yang berbicara
Melayu disebut lingua franka.
dengan anggotanya. Sedngkan kata kita adalah
b. Adanya sikap curiga-mencurigai kata ganti orang pertama jamak, yang
antarmanusia yang satu dengan yang lain, maka menggantikan baik orang yang berbicara
goyalah kerukunan dan kesatuan. maupun yang diajak berbicara. Perhatikan
pemakaiannya berikut ini.
c. Perkelahian itu terjadi antara penonton
pertandingan sepak bola itu. Contoh:
d. Anak itu juara menyanyi antar siswa SMP 1. “Kami, dari OSIS, merencanakan akan
sekolah madya. mengadakan karya wisata,” kata ketua OSIS
kepada pembimbingnya.
Kalimat a dan b seharusnya menggunakan kata
antara, sedangkan kalimat c dan d seharusnya 2. Kata ketua regu pecinta alam kepada
menggunakan kata antar. wartawan, “Kami mulai mengadakan penelitian
terhadap daerah ini sebulan yang lalu.”
Bagaimana dengan kalimat seperti:
3. “Minggu yang lalu, kami berenam
e. Pembangunan gedung itu menelan menyelesaikan soal latihan matematika,” kata
biaya kira-kira antara sepuluh juta rupiah. Hasan kepada gurunya.
f. Anjing yang telah dibunuh untuk 4. “Kita kemukakan masalah ini, nanti dalam
mencegah penyebaran rabies kurang lebih
rapat,”kata Husin kepada Eri.
antara 50 sampai 100 ribu ekor.
5. “Kita harus berusaha keras untuk
Kedua kalimat di atas (e dan f) merupakan memajukan sekolah kita,”kata Bapak Kepala
kalimat yang tidak baku, karena mengandung
Sekolah kepada murid-muridnya.
hiperkorek pada kelompok kata yang dicetak
miring/kursif. 6. “Kita bicarakan sajalah masalah ini dengan
Bapak Burhan,” kata ketua kelas II D kepada
Keterangan: antarsiswa = antar siswa yang teman-temannya.
satu dengan siswa yang lain
Kata kami dalam kalimat 1, 2, dan 3, secara
Antarbangsa = antara bangsa yang berturut-turut adalah kata ganti untuk ketua
satu dengan bangsa yang lain OSIS beserta pengurus dan anggotanya (tidak
termasuk pembimbingnya); ketua regu dan
anggotanya (tidak termasuk wartawan); Hasan seorang peserta KKN itu kepada penduduk desa
dan lima teman lainnya (tidak termasuk yang ditempatinya.
gurunya). Sedangkan kata kita dalam kalimat 4,
5, dan 6, secara berturut-turut adalah ganti - “Kita-kita adalah generasi muda yang
akan bertanggung jawab atas bangsa dan
dari, baik Husin maupun Eri; baik Bapak Kepala
Sekolah maupun murd-muridnya; dan ganti baik negara kita,” kata Rinto kepada teman-
Ketua Kelas II D maupun teman-temannya. Jadi temanya.
jelaslah, bahwa kata kami hanya untuk - Siapa lagi kalau bukan kami-kami ini
mengganti orang yang berbicara atas nama yang akan menyelesaikan masalah ini?
suatu kelompok (jamak), sedangkan kata kita
merupakan kata ganti untuk orang yang - Akhirnya, kita-kita jugalah yang harus
berbicara (sendiri maupun atas nama keompok) menanggung resikonya.
beserta orang yang diajak berbicara (baik
Perulangan terhadap kata kami dan kita
tunggal maupun jamak).
merupakan hiperkorek, karena kedua kata
Adapun penyimpangan atau kesalahan tersebut secara implisit telah berarti jamak,
pemakaian kedua kata tersebut, antara lain sedangkan perulangan terhadapnya juga berarti
dalam bentuk: jamak. Jadi kalau kata kami sudah berarti
banyak orang atau orang-orang, maka kata
1. Kata kami dipakai di dalam kalimat yang kami-kami akan berarti banyak-banyak orang
seharusnya memakai kata kita, dan sebagainya. atau orang-orang-orang-orang.
Contoh: - “Kita, dari OSIS, merencanakan akan 3. Kata kami dan kita diikuti langsung oleh
mengadakan karya wisata,” kata ketua OSIS kata keterangan kuatitatif semua, dan sekalian.
kepada pembimbingnya.
Contoh: - Kami semua mengikuti kegiatan
- “Kami bicarakan sajalah masalah ini pramuka.
dengan Bapak Burhan,”kata ketua kelas kepada
teman-temannya. - Kita semua harus menyadari tanggung
jawab masing-masing.
- “Kita berempat masih mencoba
menyusun rencana Pak,” kata seorang murid - Kami sekalian akan segera menghadap
kepada gurunya. pimpinan.
- Dengan ini kami beritahukan bahwa - Kita sekalian harus selalu meningkatkan
kiriman Bapak sudah kami terima. Dan persatuan dan kesatuan bangsa.
sebagainya.
Bagaimana dengan kalimat berikut ini ?
2. Kata kami dan kita dipakai dalam
- Kami, semua, mengikuti kegiatan pramuka
bentuk perulangan, sehingga merupakan gejala
hiperkorek atau berlebihan. - Kita, semua, harus menyadari tanggung jawab
kita masing-masing.
Contoh: - “Kami-kami ini ditempatkan di sini
untuk membantu Bapak-bapak,” kata salah
- Kita sekalian harus selalu meningkatkan Akibatnya, banyak pemakaian kata suatu dan
persatuan dan kesatuan bangsa. sesuatu yang tidak sesuai dengan sifat dan
fungsi yang dimilikinya. Banyak kalimat yang
Keempat kalimat terakhir ini bukan kalimat seharusnya menggunakan kata ganti suatu,
yang salah. Sebab kata semua dan “sekalian”
tetapi yang digunakan kata ganti sesuatu.
dalam keempat kalimat tersebut tidak langsung Demikian juga sebaliknya. Sehubungan dengan
menerakan kata yang ada di depannya, tetapi itulah maka berikuti ini kedua kata tersebut
merupakan keterangan tambahan yang berdiri
akan diuraikan satu persatu secara rinci.
sendiri.
1. Kata ganti tak tentu suatu
Dalam kehidupan berbahasa, sering juga kata
kami dan kita dipakai sebagai kata ganti untuk Kata suatu adalah kata ganti tak tentu yang sifat
orang pertama tunggal, dengan alasan untuk ketidaktentuannya terletk pada jenis benda
lebih menghormati orang yang diajak berbicara, atau hal yang digantikannya. Dalam
yang kita kenal dengan bentuk pluralis pemakaiannya kata ganti tak tentu suatu masih
majestatis. Sebetulnya bila kita perhatikan harus diikuti oleh benda atau hal yang
makna dan fungsinya, kedua kata tersebut tidak digantikannya secara umum atau serupa
mempunyai rasa bahasa yang istemewa superordinat. Artinya, benda atau hal yang
sehingga dipakai untuk mengganti saya. Kata mengikuti kata ganti tak tentu suatu tersebut
saya sebagai kata ganti orang pertama tunggal, adalah benda atau hal yang belum diketahui
sudah lebih mengandung rasa sopan daripada jenisnya secara pasti. Perhatikan contoh
kata aku yang sama-sama kata ganti orang berikut.
pertama tunggal. Dari nilai kesopanan, kata
saya mempunyai tingkat yang sama dengan Contoh: - Ia sedang memikirkan suatu masalah
kata kami atau kita sebagai kata ganti orang - Mereka mengadakan pertemuan si
pertama jamak. Jadi sebaiknya kesan yang suatu tempat.
demikian dihilangkan saja, sehingga kata saya
dapat dipakai sebagai kata ganti orang pertama Dari contoh di atas, dapat kita lihat bahwa kata
tunggal dengan tingkat kesopanan yang yang mengikuti kata ganti tak tentu suatu
diinginkan oleh pemakainya. bersifat umum atau superordinat. Kita belum
mengetahui secara pasti atau tentu jenis
16. Pemakaian Kata suatu dan sesuatu masalah dan nama tempat yang dimaksudkan
Kata suatu dan sesuatu keduanya merupakan dalam kalimat pertama dan kedua. Oleh karena
itu, belum/tidak disebutnya jenis masalah dan
kata ganti tak tentu. Namun sifat
ketidaktentuan kedua kata tersebut berbeda. nama tempat secara pasti dan jelas itulah letak
Karena perbedaan ketidaktentuan terhadap sifat ketidaktentuan yang dinyatakan oleh kata
benda yang digantikan itulah maka ganti suatu.
pemakaiannya dalam kehidupan sehari-hari, Sebaliknya, apabila jenis masalah dan nama
baik dalam bahasa tulis maupun lisan, keduanya tempat tersebut dinyatakan secara pasti atau
pun berbeda. Namun dalam kenyataannya tentu, misalnya masalah keuangan, masalah
banyak kita jumpai pemakai bahasa Indonesia keluarga, masalah studinya, balai desa, kantor
yang tidak lagi melihat adanya perbedaan. kecamatan dan sekolah, maka kata suatu tidak
boleh dipakai. Sehingga kalimatnya akan kalimat. Dalam hubungannya dengan fungsinya
berbunyi: dalam kalimat, maka kata ganti tak tentu
“suatu” tidak dapat menduduki jabatan
1. a. Ia sedang memikirkan masalah tertentu tanpa bantuan kata lain. Sedangkan
keuangan. kata lain yang bersama-sama kata ganti suatu
b. Ia sedang memikirkan masalah keluarga. dalam menduduki fungsi atau jabatan kalimat
tersebut adalah benda atau hal yang
c. Ia sedang memikirkan masalah studinya. digantikannya.
2. a. Mereka mengadakan pertemuan di balai Sebagai contoh pemakaian kata ganti tak tentu
desa Dadapan. suatu yang lain, perhatikan kalimat berikut ini.
b. Mereka mengadakan pertemuan di kantor Contoh: 3. Anak itu keluar dari rumah sambil
kecamatan setempat. menunjukkan suatu benda.
c. Mereka mengadakan pertemuan di sekolah Dalam kalimat di atas (nomor 3) kata benda
kita. yang mengikuti kata ganti tak tentu suatu
belum diketahui secara pasti, apa jenis benda
Jadi salah apabila kalimat-kalimat tersebut di
tersebut. Jadi masih bersifat umum atau berupa
atas berbunyi:
superordinat. Yang dimaksud benda tersebut
1. a. Ia sedang memikirkan suatu masalah bisa berupa pisau, buku, tas, bola, dan
keuangan. sejenisnya. Selanjutnya apabila yang dimaksud
benda itu dinyatakan dalam jenis nya yang
b. Ia sedang memikirkan suatu masalah pasti, seperti disebutkan di atas, maka kalimat
keluarga. nomor 3 di atas akan berbunyi.
c. Ia sedang memikirkan suatu masalah 3. a. Anak itu keluar rumah sambil menunjukkan
studinya. pisau.
c. Mereka mengadakan pertemuan di suatu d. Anak itu keluar dari rumah sambil
sekolah kita. menunjukkan bola.
Dari contoh-contoh pemakaian di atas terlihat Demikianlah, jadi kata pisau, buku, tas dan bola,
jelas, bahwa mengingat sifat ketidaktentuannya karena merupakan jenis benda yang dimaksud
terletak pada jenis benda atau hal yang secara pasti atau tentu, maka dalam
digantikan, maka kata ganti suatu harus selalu pemakaiannya tidak boleh diberi berpengantar
diikuti oleh benda atau hal lain yang bersifat kata ganti tak tentu suatu. Jadi apabila kalimat
umum. Oleh karena itu kata ganti tak tentu nomor 3,a, b, c, dan d di atas berbunyi:
suatu tidak dapat mengakhiri suatu tutur atau
3. a. Anak itu keluar rumah sambil menunjukkan dalam kalimatnya, perhatikan contoh
suatu pisau. pemakaiannya dalam kalimat berikut ini.
b”. Ayah baru saja membisikkan sesuatu Akhirnya berdasarkan analisis di atas dapat
rencana ke telinga ibu. disimpulkan beberapa ciri pemakaian baik kata
ganti tak tentu suatu maupun sesuatu.
c”. Diam-diam dia pun memperhatikan
sesuatu masalah a. Ciri-ciri pemakaian kata ganti tak tentu
suatu
Selanjutnya apabila jenis persoalan, rencana,
dan masalah tersebut sudah pasti atau tentu, a.1. Kata ganti tak tentu suatu dalam
misalnya nasib anaknya, rencana pernikahan pemakaiannya harus diikuti oleh benda atau hal
kakak, dan kecurangan anak buahnya, maka yang bersifat umum atau berupa superordinat,
baik kata ganti tak tentu suatu maupun sesuatu yang belum pasti atau belum tentu jenisnya;
tidak boleh dipakai.
a.2. Kata ganti tak tentu suatu tidak dapat
a”. Orang tua itu sedang memikirkan nasib mengakhiri kalimat.
anaknya.
a.3. Kata ganti tak tentu suatu tidak dapat
b”. Ayah baru saja membisikkan rencana menduduki fungsi atau jabatan tertentu dalam
pernikahan kakak ke telinga ibu. kalimat tanpa kata lain.
c”. Diam-diam dia pun memperhatikan b. Ciri-ciri pemakaian kata ganti tak tentu
kecurangan anak buahnya. sesuatu
Selain berfungsi sebagai objek (perhatikan b.1. Kata ganti tak tentu sesuatu dalam
kalimat a, b, dan c di atas), maka tanpa bantuan pemakaiannya tidakboleh langsung diikuti
kata lain kata ganti tak tentu sesuatu dapat juga benda atau hal yang digantikannya, baik yang
berfungsi sebagai subjek dalam kalimat. sudah pasti jenisnya ataupun yang belum’
Perhatikan kalimat di bawah ini.
b.2. Kata ganti tak tentu sesuatu dapat
1. Sesuatu sedang dipikirkan orang tua itu. mengakhiri kalimat’
subjek predikat objek pelaku (O3)
b.3. Penambahan keterngan mengenai benda
2. Sesuatu baru saja dibisikkan ayah ke telinga atau hal yang digantikannya, haruslah berupa
ibu. anak kalimat perluasan;
subjek predikat O3 ket. Tempat
b.4. Untuk menduduki fungsi atau jabatan
3. Sesuatu diam-diam dia perhatikan. tertentu dalam kalimat subjek atau objek, kata
Subjek ket.mod O3 predikat ganti tak tentu sesuatu maupun berdiri sendiri
tanpa harus bersama-sama kata lain.
Dari uraian dan contoh-contoh di atas terlihat
bahwa di samping kata ganti tak tentu sesuatu
tanpa bantuan kata lain dapat menduduki