Você está na página 1de 36

ANGKA

Berikut ini adalah beberapa teknik penulisan angka dalam bahasa Indonesia:

1. Penulisan angka atau bilangan pada awal kalimat harus ditulis dalam bentuk kata. Jika kata yang
menyebutkan angka tersebut melebihi dua kata, bilangan atau angka tersebut harus tetap ditulis
dalam bentuk angka dengan pengubahan susunan kalimat. Perhatikan contoh berikut ini:

 Dua puluh tenaga kerja Indonesia (TKI) diberangkatkan ke Hong Kong,

 Ketua RT mengajak 150 orang warga bergotong-royong

Contoh kedua menunjukkan penulisan angka yang lebih dari tiga kata. Kalimat tersebut tidak boleh
disusun dalam bentuk: “150 orang warga diajak kepala RT bergotong-royong”.

2. Bilangan dapat dinyatakan dalam kata kecuali menujukkan deret jumlah tertentu. Perhatikan
contoh berikut ini:

 Saya membeli dua buah buku

 Ibu membawakan para tetangga lima ratus baju baru saat pulang haji

 Saat pemilihan ketua RT, 20 suara dinyatakan tidak sah, 50 suara memilih Somat dan 60 suara
lainnya memilih Jufri.

 Rian menerima kiriman paket yang berisi 20 buku tulis, 35 pensil dan 20 rautan pensil.

3. Pengejaan angka bilangan utuh berjumlah besar diperbolehkan dalam kalimat. Contohnya:

 Warga Banyuasin mendapatkan bantuan sebesar 450 juta rupiah dari seorang dermawan asing
untuk pembuatan jalan kampung.

 Buku yang kubeli seharga 2 juta rupiah.

4. Penulisan angka untuk nomor, seperti urutan rumah, jalan dan atau kamar bisa ditulis dengan
angka biasa atau dengan penomoran Yunani. Contohnya:

 Hotel Wijaya No. 13

 Jalan Veteran II A No. 18

5. Penomoran untuk menunjuk rincian buku atau kitab suci dapat ditulis dalam angka atau angka
Yunani, contohnya:

 Kitab Kejadian : 18

 Surat an-Nisa : 16

 Bab III, halaman 16


6. Bilangan Angka utuh memiliki aturan penulisan dalam kata sebagai berikut:

 Enam belas (bukan enambelas)

 Dua puluh (bukan dua puluh)

 Enam ratus (bukan enamratus)

7. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan beberapa model berikut:

 Romawi berkuasa di Eropa pada abad VIII (huruf romawi)

 Edison menemukan lampu pijar pada abad ke-18

 Pada akhir abad kesembilan belas manusia akan mengalami revolusi spiritual

8. Penulisan bilangan pecahan dapat dilakukan dengan cara:

 setengah (1/2)

 seperenam belas (1/16)

 tiga perempat (3/4)

 dua persepuluh (0,2) atau (2/10)

 tiga dua pertiga (3 2/3)

 satu persen (1%)

 satu permil (1‰)

9. Penambahan akhiran -an pada bilangan dapat dilakukan, contohnya:

 tahun 1980-an

 Uang receh 500-an


Makna Denotasi dan Makna Konotasi

Fatik Fungsi bahasa yang berkaitan dengan pembuka relasi komunikasi

Kognitif Fungsi bahasa untuk menjelaskan makna sebenarnya

Emotif Fungsi bahasa untuk mengekpresikan sesuatu yang bukan sesungguhnya atau sama dengan
dunia nyata

Retorikal Fungsi bahasa yang menyangkut informasi atau pengumuman untuk menyampaikan pesan-
pesan komunikasi

Puitik Fungsi bahasa yang berkaitan dengan seni atau keindahan

Metalingual Unsur komunikasi yang menyangkut luar bahasa

1. Makna Denotasi

Makna denotasi merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya atau sesuai
dengan makna kamus..

Contoh :

1. Adik makan nasi. ( makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut )

2. Harga kambing hitam itu sangat mahal. ( kambing hitam bermakna kambingg yang memiliki warna
hitam )

2. Makna konotasi

Makna konotasi merupakan makna kiasan atau makna yang timbul setelah disusun dalam kalimat.

Contoh :

1.Dalam peristiwa itu, dia dijadikan kambing hitam. (kambing hitam bermakna orang yang
dipersalahkan)

2. Anak itu berangkat besar ketika ayahnya pergi ke Jepang. ( berangkat bermakna beranjak atau mulai
menjadi )

3. Bunga desa itu sudah menjadi karyawan bank.(Kata “bunga desa” bermakna sesuatu yang dianggap
cantik)

Makna konotasi dibagi menjadi 2 yaitu :

A.Konotasi positif merupakan kata yang memiliki makna yang dirasakan baik dan lebih sopan. Contoh :
1. Para wanita tuna susila bekerja akibat tuntutan kebutuhan ekonomi.

2. Tiga pahlawan reformasi telah gugur lima tahun yang lalu. ( Kata “gugur” bermakna mati dalam
pertempuran )

B. Konotasi negatif merupakan kata yang bermakna kasar atau tidak sopan.

Contoh :

1. Selama meringkuk di penjara, Roy berubah menjadi pendiam. ( Kata penjara bermakna tempat
mengurung badan )

2. Masih ada segerombolan orang yang suka menebang demi keuntungan pribadi. (Kata
“gerombolan” bermakna kawanan pengacau / perusuh.)

CONTOH KATA BAKU

Abjad – abjat Diagnosis – diagnosa


Embus – hembus
Aktif – aktip Ekstra - extra
Aktivitas – aktifitas Ekstrem – ekstrim
Februari – Pebruari
Andal – handal Fondasi – pondasi
Formal - formil
Analisis – analisa
Frekuensi – frekwensi
Asasi – azasi Gizi - gisi
Hafal – hapal
Antre – antri Hakikat - hakekat
Hipotesis – hipotesa
Asas – azas
Hierarki – hirarki
Apotek – apotik Ijazah – ijasah
Izin – ijin
Atlet – atlit Imbau – himbau
Isap – hisap
Atmosfer –atmosfir
Istri - isteri
Bus - bis Jadwal -jadual
Jenazah – jenasah
Cabai – cabe Jenderal - jendral
Justru – justeru
Cendekiawan – cendikiawan
Karier – karir
Cenderamata – cinderamata Kategori – katagori
Komplet - komplit
Detail – detil Konferensi – konperensi
Kongres – konggres
Definisi – difinisi
Konkret - kongkrit Sah - syah
Kreativitas - kreatifitas
Kualifikasi – kwalifikasi Sekadar – sekedar
Kualitatif – kwalitatif Sentral - central
Kuantitatif – kwantitatif
Kualitas – kwalitas Silakan – silahkan
Kuitansi – kwitansi
Sistem – sistim
Lubang – lobang
Maaf – ma’af Saksama – seksama
Makhluk - mahluk
Masjid – mesjid Subjek – subyek
Merek – merk
Subjektif – subyektif
Meterai – meterei
Metode – metoda Surga - sorga
Miliar – milyar
Misi – missi Tampak – Nampak
Modern - moderen
Teladan - tauladan
Mubazir - mubadir
Mulia – mulya teknik – tehnik
Mungkir – pungkir
Museum – museum Teknologi – tehnologi
Napas – nafas
Telanjur – terlanjur
Narasumber – nara sumber
Telantar – terlantar
Nasihat – nasehat
Terampil – trampil
Objek – obyek
Vila - villa
Objektif – obyektif
Wakaf - waqaf
Paham - faham
Wujud - ujud
Paspor - pasport
Yudikatif - yudikatip
Peduli – perduli
Ubah – rubah
Pikir - fikir
Zaman - jaman
Praktik – praktek

Provinsi – propinsi

Rabu- rebo

Risiko – resiko
A. Penggunaan Huruf Kapital 5. Huruf besar atau huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama nama jabatan dan
Huruf kapital atau huruf besar dipakai untuk: pangkat yang diikuti nama orang. Misalnya:
1. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai
Gubenur Abd. Rachman Sayoeti
huruf pertama kata awal kalimat. Misalnya:
Menteri Ali Alatas
Ada gula, ada semut.
Perdana Menteri Mahatir Mohamad
2. Huruf besar atau huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama petikan langsung. Profesor Kemas Saleh
Misalnya:
6. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”. huruf pertama nama orang.

3. Huruf besar atau kapital dipakaI sebagai Misalnya:


huru pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab Amir Hamzah
suci, dan nama Tuhan, termasuk kata gantinya. Dewi Sartika
Misalnya
Halim Perdanakusumah
Quran Yang Mahakuasa
Wage Rudolf Supratman
Yang Maha Esa Islam
7. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar huruf pertama nama, bangsa, suku dan bahasa.
kepada hamba-Nya. Misalnya:
4. Huruf besar atau huruf kapital dipakai bangsa Indonesia
sebagai huruf pertama gelar kehormatan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya: suku Sunda

Haji Agus Salim bahasa Inggris

Imam Syafii Tetapi, perhatikan penulisan berikut:

Maha Putra Yamin mengindonesiakan kata-kata asing

Nabi Ibrahim keinggris-inggrisan

Sultan Hasanuddin 8. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai


huruf pertama nama, tahun, bulan, hari, hari
Tetapi, perhatikan penulisan berikut: raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya:
Hasanuddin, sultan Makasar, digelar juga tahun Hijrah
Ayam Jantan dari Timur. Tetapi, perhatikan penulisan berikut ini:
memproklamasikan kemerdekaan dan, yang, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
9. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai
huruf pertama nama khas dalam geografi. Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
Misalnya:
Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Lanjutan Atas
Asia Tenggara
Salah Asuhan
Bayuwangi
12. Huruf besar atau kapital dipakai dalam
Bukit Barisan singkatan nama gelar dan sapaan. Misalnya:

Danau Toba Dr. Doktor

Selat Sunda M.A Master of Arts

Tetapi, perhatikan penulisan berikut ini: Ny. Nyonya

berlayar ke teluk Prof. Profesor

mandi di kali S.H. Sarjana Hukum

menyeberangi selat 13. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai


huruf pertama kata penunjuk hubungan
pergi ke arah barat kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak,
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti
nama resmi badan, lembaga pemerintahan dan atau sapaan. Misalnya:
ketatanegaraan serta dokumen resmi. Misalnya: Kapan Bapak berangkat?
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Itu apa, Bu?
Dewan Perwakilan Rakyat Silakan duduk, Dik!
Kerajaan Iran Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Catatan: Huruf besar atau huruf kapital tidak
Tetapi, perhatikan penulisan berikut ini: dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak dipakai
menurut undang-undang dasar kita sebagai kata ganti atau sapaan. Misalnya:

pemerintah republik itu Kita harus menghormati bapak dan ibu


kita.
11. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai
huruf pertama semua kata di dalam nama buku, Semua kakak dan adik saya sudah
majalah, surat kabar, dan judul karangan, berkeluarga
kecuali kata partikel, seperti: di, ke, dari, untuk,
Semua camat dalam kabupaten itu hlm. halaman
hadir
tsb. tersebut
B. Penggunaan Tanda Baca
(5) Tanda titik di belakang angka atau huruf
1. Tanda Titik (.) dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
(1) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat
yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya: III. Departemen Dalam Negeri

Ayahku tinggal di Solo. a. Direktorat Jenderal Pembangunan


Masyarakat Desa
Biarlah mereka duduk di sana.
b. Direktorat Jenderal Agraria
Dia menanyakan siapa yang datang
Penyiapan Naskah:
Hari ini tanggal 6 April 1973
1. Patokan Umum
(2) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan
nama orang. Misalnya: Isi karangan

A.S. Karamiwadun Ilustrasi

Muh. Yamin Gambar Tangan

(3) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan Tabel


gelar, jabatan, pangkat dan sapaan. Misalnya:
Grafik
Dr. Doktor
(6) Tanda titik dipakai untuk memisahkan
bKep. Kepala angka jam, menit, dan detik yag menunjukkan
waktu. Misalnya:
Kol. Kolonel
pukul 1.35.25 (pukul 1 lewat 3o menit detik)
M.B.A Master of Business
Administration (7) Tanda titik tidak dapat dipakai untuk
memisahkan angka ribuan, jutaan, dan
M.Sc Master of Science seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
Ny. Nyonya Misalnya:

(4) Tanda titik dipakai pada singkatan kata Ia lahir pada tahun 1950 di Bandung.
atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada
Lihat halaman 2345 dan seterusnya.
singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
hanya dipakai satu tanda titik. Misalnya: Nomor gironya 04567B. (Tanda titik di sini
mengakhiri kalima.)
a.n atas nama

dkk. dan kawan-kawan


(8) Tanda titik dipakai untuk memisahkan Jalan Diponegoro 82 Jakarta
angka jam, menit, dan detik yang tidak
menunjukkan jangka waktu. Misalnya: 1 April 1973

1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik). Yt. Sdr. Moh. Hasan

(9) Tanda titik tidak dapat dipakai dalam Jalan Arif 43 Palembang
singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal Kantor Penempatan Tenaga
kata atau suku kata, atau gabungan keduanya,
atau yang terdapat di dalam akronim yang Jalan Cikini 17 Jakarta
sudah diterima oleh masyarakat. Misalnya:
2. 1 Tanda Koma (,)
ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(1) Tanda koma dipakai di antara unsur-
MPR Majelis Permusyawaratan Rakyat unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan. Misalnya:
SMA Sekolah Menengah Atas
Saya membeli kertas, pena, dan tinta
Sekjen Sekretaris Jendral
Satu, dua, ... tiga!
Ormas Organisasi massa
(2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan
(10) Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
lambang kimia, satua ukuran, takaran, berikutnya yang didahului oleh kata seperti
timbangan, dan mata uang. Misalnya: tetapi, melainkan. Misalnya:
Cu Kuprum Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
kg Berat yang diizinkan 100 kg ke atas. Didi bukan anak saya, melainkan anak Kasim.
Rp 567,00 Harganya Rp. 567,00 termasuk (3a) Tanda koma tidak dipakai untuk
pajak. memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
I Isinya 50 I bensin super apabila anak kalimat tersebut mendahului induk
kalimatnya. Misalnya:
(11) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul
yang merupakan kepala karangan, atau kepala Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
ilustrasi, tabel dan sebagainya. Misalnya: Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
Acara Kunjungan Adam Malik (3b) Tanda koma tidak dipakai untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 45)
apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk
Salah Asuhan kalimat. Misalnya:

(12) Tanda titik tidak dipakai di belakang Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama
dan alamat penerima surat. Misalnya: Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
Dia berpendapat bahwa soal itu tidak (8) Tanda koma dipakai untuk menceraikan
penting. bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka. Misalnya:
(4) Tanda koma dipakai di belakang kata
atau ungkapan penghubung antar kalimat yang Siregar, Merari. Azab dan Sengsara. Wel
terdapat pada awal kalimatnya. Termasuk di Tevreden, Balai Poestaka, 1920.
dalamnya, oleh karena itu, jadi, lagi pula,
meskipun begitu, akan tetapi. Misalnya: (9) Tanda koma dipakai di antara tempat
penerbitan, nama penerbitan, dan tahun
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati. penerbitan. Misalnya:

Jadi, soalnya tidaklah semudah itu. Tjokronegoro, Sutomo, Tjukupkah Saudara


Membina Bahasa Persatuan Kita? Djakarta,
(5) Tanda koma dipakai untuk memisahkan
Eresco, 1986.
petikan lansung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya: (10) Tanda koma dipakai di antara nama
orang dan gelar akademik yang mengikutinya,
Kata ibu, “Saya gembira sekali.” untuk membedakan dari singkatan nama
“Saya gembira sekali,” kata ibu, “karena kamu keluarga atau marga. Misalnya:
lulus.” B. Ratulangi, S.E.
(6) Tanda koma dipakai di belakang kata-
Ny. Khadijah, M.A.
kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang
terdapat pada awal kalimat. Misalnya: (11) Tanda koma dipakai di muka angka
persepuluhan dan di antara rupiah dan sen
O, begitu? dalam bilangan. Misalnya:
Wah, bukan main! 12,54 m
(7) Tanda koma dipakai antara (i) nama dan Rp 12,50 (lambang Rp tidak diberi titik)
alamat, (ii) bagian alamat, (iii) tempat dan
tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau (12) Tanda koma dipakai untuk mengapit
negeri yang ditulis berurutan. Misalnya: keterangan tambah-an dan keterangan aposisi.
Misalnya:
Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu I, Bogor.
Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan
Fakultas Kedokteran, Uni versitas Indonesia, Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang
Jalan Raya Salemba 6, Jakarta. laki-laki makan sirih.

Surabaya, 10 Mei 1960 Seorang mahasiswa, selaku wakil kelompoknya,


maju cepat-cepat.
Kuala Lumpur, Malaysia
(13) Tanda koma tidak dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian
dalam kalimat apabila petikan langsung
tersebut berakhiran dengan tanda tanya atau Dalam aturan di atas disebutkan juga ‘perincian
tanda seru, dan mendahului bagian lain dalam atau pembilangan”. Contoh pembilangan
kalimat itu. Misalnya: sebagai berikut:

“Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim Satu, dua, tiga, ... empat!

“Berdiri lurus-lurus!” perintahnya.

Masih ada penggunaan koma yang salah kita


lihat sekarang ini. Ejaan lama dan EYD berbeda
dan karena orang terbiasa dengan cara
2.2 Pemakaian Tanda Koma (,) sebelum Kata penulisan menurut ejaan lama, sering koma
“dan” masih dipakai dalam kalimat yang seharusnya
tidak menggunakan koma.
Kata penghubung (konjungsi) dan berfungsi
menghubungkan kata dengan kata, frasa Pada kalimat majemuk setara, koma digunakan
dengan frasa, klausa dengan klausa. Misalnya, di antara dua klausa yang dihubungkan itu.
sapi dan kuda; orang kaya dan rakyat melarat; Dalam hal ini, ejaan lama dengan EYD sama.
Murid-murid bermain-main dan guru Misalnya: Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
mengawasinya. Menurut contoh di atas, tidak
digunakan tanda koma (,) sebelum kata dan, Dia bukan anak saya, melainkani anak
atau di belakang kata yang mendahului kata dan Pak Kasim
itu. Namun, menurut EYD, koma (,) digunakan di
depan kata dan bila benda, hal, sifat yang Dia malas berusaha, sedangkan
disebutkan berturut-turut dalam kalimat lebih hidupnya susah.
dari dua. Bunyi aturan itu sebagai berikut: Pada kalimat majemuk bertingkat yaitu kalimat
dengan induk dan anak kalimat ada perbedaan
“Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur
dalam suatu perincian atau pembilangan.” antara ketentuan dalam ejaan lama dengan
EYD. Dalam ejaan lama, di antara klausa induk
Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta. dengan klausa anak selalu dibubuhkan koma.

Dalam kalimat di atas ini ada benda yang dirinci Misalnya: (a) Bawalah payung, karena hari akan
dan benda itu lebih dari dua, yaitu kertas, pena, hujan.
tinta. Kalau benda yang disebutkan hanya dua
buah, tidak digunakan tanda koma (,) pemisah (b) Karena hari akan hujan, bawalah
itu. Misalnya, Amin dan Udin, gedung dan payung.
gubuk, penduduk asli dan orang asing.

Koma tidak hanya digunakan di depan kata dan, Baik kalimat (a) maupun pada kalimat (b)
namun dapat juga di depan kata penghubung digunakan koma untuk memisahkan kedua
lain yang digunakan dalam perincian. Misalnya: klausa. Kalimat (a) induk kalimat mendahului
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus anak kalimat, sedangkan kalimat (b) sebaliknya.
memerlukan prangko. Nah, dalam EYD ditetapkan “tanda koma tidak
tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat (1) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu
bila anak kalimat mengiringi induk pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
kalimatmnya” artinya, di belakang induk kalimat pemerian. Misalnya:
yang diikuti oleh anak kalimat, tidak digunakan
Yang kita perlukan sekarang ialah barang-
koma pemisah. Jadi kalimat (a) contoh di atas
tidak menggunakan koma pemisah: Bawalah barang yang berikut: kursi, meja dan lemari.
payung karena hari akan hujan. Fakultas itu mempunyai dua jurusan:
Begitu juga dengan kalimat dengan anak Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
kalimat lain. Perhatikan contoh berikut ini. (2) Tanda titik dua dipakai sesudah kata
atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Dia pergi juga ke kantor meskipun badannya
kurang sehat. Misalnya:

a. Ketua: Ahmad Wijaya


Jalan beraspal akan licin kalau hari hujan.

Kami tiba di rumah ketika malam sudah larut Sekretaris: S. Handayani


benar. Bendahara: B. Hartawan

b. Tempat sidang: Ruang 104


Kalimat-kalimat majemuk bertingkat di atas ini Pengantar acara: Bambang S.
harus menggunakan koma sebagai pemisah
klausanya bila susunannya diubah yaitu anak Hari: Senin
kalimat mendahului induk kalimat. Perhatikan:
Jam: 9.30 pagi
Meskipun badannya kurang sehat, dia pergi
(3) Tanda titik dipakai dalam teks drama
juga ke kantor.
sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
Kalau hari hujan, jalan beraspal akan licin. percakapan. Misalnya:

Ketika malam sudah larut benar, baru kami tiba Ibu : “Bawa kopor ini, Mir!”
di rumah.
Amir : “Baik, Bu.”

Ibu : “Jangan lupa. Letakkan baik-baik!”


Perhatikan cara menggunakan koma seperti
(4) Tanda titik dua tidak dipakai kalau
yang dijelaskan di atas ini. Ada perubahan
rangkaian atau pemerian itu merupakan
penggunaan tanda baca koma menurut EYD
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
dibandingkan dengan ejaan lama.
Misalnya:

Kita memerlukan kursi, meja dan lemari.


3. Tanda Titik Dua (:)
Fakultas itu mempunyai jurusan Ekonomi
Umum dan Ekonomi Perusahaan.
(5) Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid Ada tujuh fungsi yang dimiliki kata perangkai
atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan dari, yaitu:
ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara
judul dan anak judul suatu karangan. Misalnya: 1. Untuk menyatakan keterangan tempat asal
sesuatu. Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
- Paman baru datang dari
(ii) Surah Yasin : 9 Bandung.

(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan - Dari Surabaya saya naik kereta api.
Seumur Hidup : Sebuah Studi, sudah terbit.
- Boneka ini ternyata oleh-oleh dari India.
4. Penggunaan Tanda Titik Koma (;)
- Tukang sulap itu dapat mengeluarkan api
(1) Tanda titik koma dipakai untuk dari mulutnya.
memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara. Misalnya: 2. Untuk menyatakan asal sesuatu di buat.
Contoh:
Malam makin larut; kami belum selesai juga.
- Sepatu itu dari karet.
(2) Tanda titik koma dapat dipakai untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu - Baju itu terbuat dari kulit.
kalimat majemuk sebagai pengganti kata - Betulkah sepatu itu dari kulit rusa?
penghubung. Misalnya:
- Seniman itu membuat hiasan dari barang-
Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk barang bekas.
bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-
nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik 3. Untuk menyatakan keteranan sebab.
mendengarkan siaran pilihan pendengar. Contoh:

- Dari peristiwa G 30 S/PKI, lahirkah Kesaktian


Pancasila.
C. Mencermati Penggunaan Kata
- Persoalan itu timbul dari peristiwa seminggu
Kata perangkai adalah sekelompok kata yang yang lalu.
berfungsi untuk merangkaikan atau
menghubungkan kata-kata atau bagian-bagian - Dari kecerobohannya mengemudi, terjadilah
kalimat, ataupun kalimat yang satu dengan musibah kecelakaan itu.
kalimat yang lain dan sekaligus menentukan
- Orang itu di –PHK dari ulahnya sendiri.
jenis hubungannya. Yang termasuk kata
perangkai adalah kata depan dan kata 4. Untuk menyatakan bahwa sesuatu
penghubung, dan keduanya merupakan bentuk merupakan anggota dari suatu kelompok.
terikat secara sintaksis. Berikut akan diuraikan Contoh:
beberapa kata perangkai.
- Seorang dari mereka telah ditangkap sebulan
1. Pemakaian Kata dari yang lalu.
- Itu baru salah satu dari sekian kebaikan yang - Dari yang berhasil ditemukan, orang itu
biasa mereka lakukan. memang bersalah.

- Dari sekiran barang yang ada, hanya satu - Buku itu ditulis dari pengalamannya selama
yang menarik. anak itu memang ulet.

- Tiga orang dari kelompok perusuh itu Ketujuh pemakaian kata dari di atas merupakan
ditangkap polisi. keseluruhan fungsi kata perangkai dari. Akan
tetapi dalam kehidupan berbahasa sering kita
5. Dipakai bersama-sama kata tergantung jumpai pemakaian kata dari untuk menyatakan
membentuk ungkapan tetap. Contoh: milik. Contoh:
- Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam a. Anak dari Pak Camat baru pulang dari
belajarnya, tergantung dari kerajinan siswa itu
luar negeri.
sendiri di dalam belajar.
b. Ketua kelas dari II SMA hari ini tidak
- Maju atau mudurnya suatu negara di masa
masuk.
mendatang, tergantung dari sikap generasi
sekarang. c. Kesimpulan dari diskusi kemarin
sudah dirumuskan.
- Berhasil tidaknya studi kita, tergantung dari
kita sendiri. d. Adik dari teman saya sedang dirawat di
rumah sakit.
- Berkembang tidaknya indutri kecil, banyak
tergantung dari subsidi pemerintah.

6. Untuk menyatakan kekhususan atau Pemakaian kata dari dalam kalimat a, b, c, dan d
pembatasan suatu masalah atau hal. Contoh: di atas merupakan pemakaian yang salah.
Sebab dalam bahasa Indonesia, kata yang
- Dari segi kedokteran, penyakitnya sulit menyatakan pemilik dapat berhubungan
disembuhkan. langsung dengan sesuatu yan dimilikinya. Jadi
- Dari pihak suami tidak ada masalah. antara kata anak dengan Pak Camat, antara
ketua kelas dengan II SMA, antara kesimpulan
- Anak itu sedang sakit dilihat dari sinar dengan diskusi, dan antara adik dengan teman
matanya. saya, terdapat hubungan milik (posesif), yang
dapat berhubungan langsung. Jadi pemakaian
- Dari segi kemanusiaan, perbuatan orang itu
kata dari dalam keempat kalimat di atas tidak
sangat terpuji.
perlu dipakai, karena hanya bersifat redundasi
7. Untuk menyatakan alasan. Dalam fungsinya (mubazir). Cobalah hilangkan kata dari dalam
yang demikian, kata dari dapat bervariasi kalimat a, b, c dan d di atas. Berubahkah arti
dengan kata berdasarkan. Contoh: kalimatnya?

- Kesimpulan itu diambil dari pengamatan Berbeda dengan pemakaian kata dari dalam
yang dilakukan selama ini. kalimat a, b, c, dan d, maka kata dari dalam
kalimat-kalimat contoh 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 di atas
tidak dapat dihilangkan. Apabila kita hilangkan, 2. Pemakaian Kata Pada
maka makna kalimat-kalimat tersebut akan
berubah, bahkan ada kalimat-kalimat lagi yang Ada empat fungsi kata pada dalam bahasa
tidak lagi struktural. Akan tetapi ada pemakaian Indonesia, yaitu:
kata dari yang menyatakan milik, yang apabila 1. Sebagai pengantar keterangan tempat
dihilangkan akan menimbulkan keraguan arti (pengganti di) untuk orang atau binatang.
kalimatnya (ambiguitas). Perhatikan beberapa Contoh:
contoh di bawah ini.
- Buku catatan saya ada pada Handini.
e. Ayah dari ibu sudah sangat tua.
- Susuh umumnya hanya terdapat pada ayam
f. Adik dari Sudin baru kelas lima SD. jantan.
g. Ibu dari Bapak Kepala Sekolah sedang - Apakah barang-barang yang ada padanya
berpergian ke luar negeri, dan sebagainya. sudah dikirimkan?
Apabila kata dari dalam kalimat tersebut - Sekarang surat itu ada pada orang tuanya.
dihilangkan, maka arti kalimatnya akan kabur,
karena kata tersebut berfungsi untuk 2. Sebagai pengantar keterangan waktu.
memperjelas hubungan milik antarkata yang Contoh:
dihubungkan. Perhatikan bagaimana jika ketiga
- Pada hari libur banyak orang pergi ke pantai.
kalimat di atas tidak menggunakn kata dari.
- Saya pernah berjumpa dengan dia pada suatu
sore.
e. Ayah ibu sudah sangat tua.
- Pada hari Minggu kami sekeluarga biasa pergi
f. Adik Sudin baru kelas lima SD.
ke luar kota.
g. Ibu Bapak Kepala Sekolah sedang berpergian
- Kelelawar mampu terbang dengan leluasa
ke luar negeri, dan sebagainya
pada malam hari.
Kekaburan arti yang ada dalam kalimat e’
3. Bersama-sama dengan kata tertentu
terletak pada siapa yang sudah sangat tua, ayah
membentuk suatu ungkapan, dengan arti
dan ibu atau orang yang mempunyai anak ibu
menurut.
(kakek); kalimat f’ terletak pada siapa yang baru
kelas lima SD, anak yang mempunyai kakak - Pada dasarnya saya tidak berkeberatan
yang bernama Sudin atau seorang adik yang memberikan bantuan sebesar itu.
bernama Sudin; sedangkan kekaburan arti
kalimat g’ terletak pada siapa yang berpergian - Pada hakikatnya setiap manusia mempunyai
ke luar negeri, ibu dan bapak kepala sekolah kodrat yang sama.
atau seorang ibu yang mempunyai anak kepala
- Pada umumnya orang kurang menyadari
sekolah?
tujuan perbuatannya.

- Pada prinsipnya saya menyetujui usul itu.


4. Dipakai bersama-sama dengan kata f. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam
bergantung, yang artinya sama dengan usahanya, bergantung pada nasib dan
tergantung dari. Contoh: usahanya.

- Semua itu bergantung pada kemauan dan g. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam
kemampaun kita sendiri. usahanya, tergantung dari nasib dan usahanya.

- Boleh atau tidaknya barang itu dibawa,


bergantung pada yang punya.
3. Pemakaian Kata daripada

Kata daripada merupakan kata depan majemuk


Dalam kehidupan berbahasa sering kita jumpai yang berasal dari bentukan kata dari dan pada,
kata pada yang dipakai untuk menyatakan yang menurut EYD harus ditulis serangkai.
keterangan tempat selain manusia atau Sebagai kata depan, kata daripada hanya
binatang. Perhatikan contoh berikut ini. mempunyai satu fungsi yaitu untuk menyatakan
suatu perbandingan.
a. Pada papan tulis terdapat tulisan yang
salah. Contoh: 1. Ali lebih rajin daripada Hasan.

b. Tolong ambilkan buku saya pada laci 2. Hidup di desa lebih tenang daripada
mejaku. hidup di kota besar.

c. Tempelkan gambar ini pada dinding 3. Daripada duduk melamun, lebih baik
kamarku sebelah kiri. membaca buku.

d. Pada halaman yang luas terdapat bunga 4. Gedung itu lebih tinggi daripada
beraneka warna. rumah saya.

e. Ada beberapa kesalahan pada lembaran Dan sebagainya.


soal dan sebagainya.
Akan tetapi sering kita jumpai kata daripada
dipakai untuk menggantikan kata dari yang
menyatakan milik, baik yang perlu maupun
Semua pemakaian kata pada dalam kalimat di tidak perlu (lihat pemakaian kata dari). Di
atas, kurang tepat dan sebaiknya diganti samping itu masih ada lagi bentuk pemakaian
dengan kata depan di. Hal lain yang perlu kita yang lain, yang kurang tepat. Perhatikan
perhatikan adalah pembentukan gabungan
beberapa contoh berikut ini.
tergantung dan bergantung. Melihat bentuknya
maka kata tergantung lebih tepat mengambil Contoh: 5. Kebenaran daripada kata-katanya
gabungan dari kata dari, sedangkan kata masih sangat diragukan.
bergantung dengan kata pada. Bandingkan
6. Kiriman daripadanya sudah saya
kedua kalimat di bawah ini.
terima seminggu yang lalu.
7. Hasil daripada pembangunan Kata daripada dalam kalimat 13 dan 14,
diharapkan dapat dinikmati seluruh rakyat. seharusnya diganti dengan kata dari.

8. Seorang daripada mereka 4. Pemakaian Kata kepada


mengundurkan diri ari kepengurusan.
Pertama-tama kata depan kepada dipakai untuk
Pemakaian kata daripada dalam kalimat-kalimat mengantar objek tak langsung dalam suatu
di atas (5,6,7, dan 8) harus dihilangkan karena kalimat. Sebab di dalam kalimat bahasa
kata-kata tersebut disamping merusak Indonesia, hanya objek penderita dan objek
hubungan kata atau kelompok kata yang ada di pelaku yang dapat berhubungan langsung
depan da dibelakangnya, juga bersifat dengan predikatnya, sedang objek yang lainnya,
redundasi. Bentuk penyimpangan pemakaian objek penyerta dan objek berkata depan, tidak
kata daripada yang lain yaitu: dapat berhubungan langsung dengan
predikatnya. Karena itu, untuk menyatakan
a. Untuk menunjukkan bahwa sesuatu atau adanyta hubungan arti dan fungsi, kedua objek
seseorang merupakan anggota dari suatu
yang terakhir itu harus dibantu dengan kata
kelompok. Contoh: depan. Perhatikan beberapa contoh
9. Dua orang daripada regu pecinta alam itu, pemakaiannya dalam kalimat. Contoh:
dikabarkan meninggal. 1. Surat itu sudah diberikan kepada saya.
10. sebgaian daripada utangnya telah
2. Anak itu sering mengadu kepada ibunya.
dibayarnya.
3. Saya sudah menulis surat kepada paman.
Kata daripada dalam kalimat nomor 9 dan 10,
seharusnya diganti dengan kata dari. 4. Marilah kita tanyakan masalah itu kepada
Bapak Kepala Sekolah.
Untuk menyatakan perbandingan yang
menunjukkan tingkat yang sama. Contoh: 5. Hanya kepada mereka yang memerlukan,
barang itu akan diberikan.
11. Pada zaman dahulu harga rempah-rempah
sama mahalnya daripada emas. 6. Hadiah itu diberikan Bapak Kepala Sekolah
kepada juara kelas.
12. Daripada Toto, Husin sama pandainya.

Kata daripada dalam kalimat 11 dan 12 di atas,


seharusnya diganti dengan kata dengan. Pemakaian kata kepada dalam kalimat-kalimat
di atas sudah tepat, sehingga salah apabila
Dipakai bersama-sama dengan kata tergantung. diganti dengan kata lain, bahkan arti kalimatnya
Contoh: akan berubah sama sekali apabila kata kepada
13. Semua itu tergantung daripada sarana yang di situ dihilangkan.
ada. Dalam struktur kalimat tertentu yang
14. Maju atau mundurnya suatu perusahaan, predikatnya berupa kata kerja aktif transitif
tergantung daripada mengelolanya. berakhiran –kan dan berarti melakukan
pekerjaan untuk orang lain, maka kata kepada 16. Diminta datang ke kantor, kepada ketua
tidak boleh dipakai untuk mengantar objek kelas.
penyerta atau objek berkepentingan. Contoh:
Keempat kalimat di atas (13, 14, 15 dan 16)
7. Saya membelikan adik sebuah buku. adalah kalimat yang salah dan tidak efektif,
(bukan membelikan untuk adik) karena tidak mempunyai subjek. Subjek yang
sebenarnya telah berubah fungsinya menjadi
8. Pembantu membuatkan ayah segelas air objek penyerta, akibat dipakainya kata depan
jeruk. ( buka membuatkan kepada ayah kepada yang mendahuluinya. Jadi kata depan
9. Kakak mengambilkan adik sepiring nasi. kepada dalam kalimat keempat kalimat di atas
(bukan mengambilkan kepada adik) harus dihilangkan, sehingga subjek semula akan
berfungsi kembali sebagai subjek. Kalimat-
Dalam kalimat 7, 8, dan 9 di atas, fungsi kata kalimat tersebut adalah:
kepada dan untuk telah dinyatakan oleh akhiran
–kan secara implisit. 13. Generasi muda diharap berperan serta
dalam pembangunan.
Fungsi lain yang dimiliki kata depan kepada
yaitu mengantar objek dalam suatu kalimat 14. Murid kelas III SMA diharap mengisi
yang predikatnya berupa kata sifat. Dalam hal formulir pendaftaran peserta EBTA/EBTANAS.
ini kata kepada sama dengan kata terhadap dan 15. Mereka yang kehilangan tas diharap
akan. Contoh: menghubungi tata usaha.
10. Orang kaya itu sangat baik kepada 16. Diminta datang ke kantor, ketua kelas.
tetangganya.
5. Pemakaian Kata di
11. Anak itu selalu patuh dan hormat kepada
orang tuanya. Lepas dari hubungannya dengan bentuk lain, di
memang bersifat ambivalen, artinya
12. Dia selalu saja ingat kepada peristiwa naas mempunyai dua kemungkinan fungsi; sebagai
itu. kata depan dan awalan. Sebagai awalan di
Bentuk penyimpangan yang sering kita jumpai merupakan morfem terikat secara morfologis,
dalam pemakaian kata depan kepada, yaitu artinya suatu morfem atau bentuk yang baru
dipakai untuk pengantar subjek dalam kalimat, mempunyai arti yang pasti apabila telah
sehingga kalimatnya tidak efektif dan tidak dihubungkan dengan morfem lain sehingga
struktural. Perhatikan contoh berikut ini. membentuk suatu kata. Sebagai awalan,
selanjutnya di harus ditulis serangkai/
13. Kepada generasi muda diharap berperan bersambung dengan kata yang mengikutinya,
serta dalam pembangunan. dan berfungsi sebagai pembentuk kata kerja
pasif. Sedangkan di sebagai kata depan,
14. Kepada murid kelas III SMA diharap mengisi
merupakan morfem terikat secara sintaksis,
formulir pendaftaran peserta EBTA/EBTANAS.
artinya suatu morfem atau atau bentuk yang
15. Kepada mereka yang kehilangan tas diharap baru mempunyai arti yang pasti apabila
menghubungi tata usaha. dihubungkan dengan kata yang mengikutinya,
dan berfungsi sebagai kata yang menyatakan 3. Berama-sama dengan kata lain akan
keterangan tempat atau menyatakan membentuk kata bantu tanya yang
keterangan waktu tak tentu. berhubungan dengan tempat. Contoh:

Untuk dapat membedakan kedua fungsi di yang - Di mana kausimpan bukuku kemarin?
sering dikacaukan cara penulisannya, maka
berikut ini akan diuraikan ciri pokok yang - Di sinikah rumah Bapak Bupati?
dimiliki masing-masing. Bentuk di, sebagai - Di mana rumahmu?
awalan, maka di kan? Sedangkan di sebagai kata
depan, di bersama kata yang mengikutinya akan Adapun bentuk penyimpangan pemakaian kata
dapat menjawab pertanyaan Di mana? Atau depan di yang sering kita jumpai adalah:
Kapan?
1. Dipakai untuk menyatakan keterangan
Dari uraian di atas jelaslah bahwa di sebagai tempat yang berupa manusia dan binatang.
awalan dn sebagai kata depan, masing-masing Contoh:
mempunyai fungsi dan arti yang berbeda.
- Buku catatanku ada di Ali.
Berikut ini akan diuraikan di sebagai kata depan.
Adapun fungsi di sebagai kata depan, adalah - Kunci kelas ada di Pak Hasan.
sebagai berikut:
- Di gajah kita lihat gading, di harimau kita lihat
1. Untuk menyatakan atau mengantar kata belang.
keterangan tempat selain manusia atau
binatang, baik tertentu maupun tak tentu. Kata depan di dalam kalimat-kalimat di atas,
Contoh: seharusnya diganti dengan kata depan pada.

- Saya membeli buku di toko Serba Ada. 2. Dipakai sebagai pengantar subjek dalam
kalimat. Contoh:
- Orang tua saya sedang berada di luar kota.
a. Setiap hari Senin di sekolahanku
- Barang itu sekarang disimpan di suatu tempat. mengadakan latihan kesenian.
- Ia tinggal di sebuah rumah yang tidak jauh dari b. Di setiap desa menjelang peringatan 17
sini. Agustus mengadakan berbagai macam
perlombaan dan pertandingan.
2. Menyatakan atau mengantar keterangan
waktu tak tentu. Contoh: c. Di perusahan swasta itu masih
memerlukan tenaga kerja.
- Di saat usianya sudah lanjut, orang itu semakin
tekun beribadat. d. Setelah dibuka, di tas itu ternyata berisi
surat-surat penting.
- Percayalah, kita pasti akan bertemu lagi di
suatu saat nanti. Apabila kita perhatikan betul-betul, subjek
kalimat a, b, c, dan d di atas, secara berturut-
- Amir masuk kelas di saat Pak Guru sedang
turut adalah sekolahku, setiap desa, perusahaan
menerangkan.
swasta itu, dan tas itu. Akan tetapi karena
masing-masing diberi ber- pengantar kata c”. Di perusahaan swasta itu masih diperlukan
depan di, maka subjek-subjek tersebut berubah tenaga kerja.
fungsinya menjadi keterangan tempat, sehingga
keempat kalimat tersebut merupakan kalimat Dalam kalimat a”, b” dan c” di atas, kelompok
kata di sekolahku, di setiap desa, dan di
yang tidak baku atau tidak struktural, karena
masing-masing tidak mempunyai subjek. perusahaan itu tetap berfungsi sebagai
keterangan tempat (lihat kalimat a, b, dan c di
Untuk membuat keempat kaliamat di atas atas), sedangkan subjeknya adalah latihan
menjadi kalimat yang baku dan struktural, kita kesenian, berbagai macam perlombaan dan
harus menampilkan suatu kata yang berfungsi pertandingan, dan tenaga kerja. Karena itu
sebagai subjek, dengan jalan: kalimatnya menjadi kalimat inversi atau
susunan balik. Coba ubah menjadi kalimat logis
Menghilangkan kata depan di untuk
atau kalimat wajar.
mengangkat atau mengembalikan subjek
semula, sehingga keempat kalimat tersebut Menambahkan kata lain yang akan berfungsi
berubah menjadi: sebagai subjek (untuk kalimat a, b, dan c).

Setiap hari Senin sekolahanku mengadakan a”. Setiap hari Senin, di sekolahku murid-murid
latihan kesenian. mengadakan latihan kesenian.

Setiap desa menjelang peringatan 17 Agustus b”. Di setiap desa menjelang peringatan 17
mengadakan berbagai macam perlombaan dan Agustus, rakyat mengadakan berbagai macam
pertandingan. perlombaan dan pertandingan.

Perusahan swasta itu masih memerlukan c”. Di perusahaan swasta itu, bagian
tenaga kerja. administrasi masih memerlukan tenaga kerja.

Setelah dibuka, tas itu ternyata berisi surat- Dalam ketiga kalimat terakhir ini, kata atau
surat penting. kelompok kata yang berfungsi sebagai subjek
adalah yang dicetak miring. Sedangkan
Dengan demikian, maka setiap kata/ kelompok kelompok kata latihan kesenian, berbagai
kata yang diberi bergaris bawah tersebut, macam perlombaan dan pertandingan, dan
berfungsi sebagai subjek bagi kalimatnya. tenga kerja, masing-masing berubah fungsinya
Mengubah predikatnya menjadi kata kerja pasif menjadi objek penderita (01) bagi kalimatnya.
(untuk kalimat a,b dan c). Sedangkan kelompok kata yang di dalam
kalimat a”, b”, dan c” berfungsi sebagai
a”. Setiap hari Senin, di sekolahku diadakan keterangan tempat, tetap sebagai keterangan
latihan kesenian. tempat.

b”. Di setiap desa menjelang peringatan 17 6. Pemakaian Kata ke


Agustus diadakan berbagai macam perlombaan
dan pertandingan. Seperti halnya bentuk di di atas, ke pun
mempunyai dua fungsi yaitu sebagai awalan
dan sebagai kata depan. Sebagai awalan ke
harus disambung dengan yang mengikutinya, Sebagai kata depan, maka ke harus ditulis
sedangkan sebagai kata depan ke harus dipisah terpisah dengan kata yang mengikutinya,
dengan kata yang mengikutinya. Sebagai dengan ciri bahwa ke bersama kata yang
awalan, ke dengan atau tanpa akhiran berfungsi mengikutinya itu dapat menjawab pertanyaan
sebagai: Ke mana?

a. Pembentuk kata benda: kekasih, ketua, Bentuk penyimpangan yang sering terjadi, yaitu
kehendak, keadilan, kebenaran, keberangkatan, kata depan ke ditulis bersambung dengan kata
kesulitan, kepergian, dan sebagainya. yang mengikutinya, seperti halnya awalan.
Perhatikan contoh berikut ini.
Arti yang didukungnya adalah ‘sesuatu yang di
.... “atau “sesuatu yang bersifat”, atau “hal”. ke sini ditulis kesini

Pembentukan kata kerja dengan arti “sesuatu


yang terjadi tanpa disengaja”, atau “kena/
merasa”. Contoh: ke mari ditulis kemari

kejatuhan, ketubruk, ketinggalan, (dia) ke mana ditulis kemana


kesulitan, kesakitan, keberatan, ketekanan, dan ke luar (lawan kata ke dalam)
sebagainya. ditulis keluar
Bentukan awalan “ke” pada contoh b ini
merupakan akibat adanya pengaruh dari bahasa
Jawa. Hal ini dapat kita lihat pada bentukan Bentuk penyimpangan yang lain, yaitu
konfiks ke-an yang di dalam bahasa Jawa juga dipakainya kata depan ke untuk menyatakan
berarti “terlalu” seperti: ketinggian, kekecilan, tempat terjadinya atau tempat beradanya
kemahalan, kebanyakan, kepagian, sesuatu.
kepanjangan, dan sebagainya.
Contoh: 1. Ibu mendudukan adik ke kursi.
Sedang “ke” sebagai kata depan, berfungsi
2. Guru meletakkan tas ke atas meja.
untuk:
3. Kepala sekolah menempelkan
a. Menyatakan keterangan tempat tujuan,
pengumuman ke dinding.
baik tentu maupun tak tentu.
4. Adik membuang kulit pisang ke
Contoh: ke kantor, ke sekolah, ke luar negeri,
tempat sampah.
ke suatu tempat, ke mana saja, ke sawah, dan
sebagainya 5. Ketua panitia memasang mahkota ke
kepala pemenang pertama lomba kecantikan.
b. Bersama-sama kata mana, kata depan ke
akan membentuk kata bantu tanya. Semua kat yang mengikuti kata depan ke dalam
kalimat 1,2,3,4 dan 5 di atas, lebih
Contoh: - Ke mana Anda selama ini?
menunjukkan lokatif, dan bukan menunjukkan
- Ke mana mereka akan pergi ? tempat tujuan. Karena itu, kata depan ke di atas
lebih tepat diganti dengan kata depan di.
Bagaimankah penulisan ke dengan luar dalam Dipakai dalam arti berkat atau akibat, yang
kalimat berikut ini? menyatakan keterangan sebab akibat. Contoh:

6. Pengumuman hasil EBTA baru saja ........ - Semua itu berhasil atas usahanya yang gigih.

7. Dalam perlombaan cepat tepat antar –SMA - Perusahaan orang itu dapat berdiri atas
yang baru lalu, SMA kami .... sebagai juara prakarsa orang tuanya.
pertama.
- Barang-barang itu diperoleh atas usahanya
8. Uang sejumlah seratus ribu terpaksa saya ..... sendiri.
kan untuk biaya operasi.
Dipakai dalam arti dengan. Contoh:
9. Pada waktu istirahat, anak-anak
berhamburan ...... kelas. - Dia memberikan sumbangan kepada yayasan
itu atas nama keluarganya.
10. Minggu yang lalu, kami sekeluarga ..... kota.
- Kami datang ke pesta itu atas undangannya.

- Ternyata mereka melakukan semua itu atas


Untuk kalimat 6,7, dan 8, ke dan luar harus kemauannya sendiri.
ditulis bersambung karena kedua unsur itu
sudah padu dan merupakan bentuk lawan dari Dipakai untuk menyatakan suatu pemerian atau
ke dalam. Akan tetapi ke dan luar dalam kalimat rincian. Contoh:
9 dan 10, harus dipisah, karena ke dalam kedua - Para peserta perlombaan terdiri atas dua
kalimat tersebut menyatakan keterangan golongan.
tujuan, dan merupakan bentuk lawan dari ke
dalam. - Unsur penilaian hendaknya didasarkan atas
obejektif tindakannya.

- Uraian kalimat tersebut atas jabatannya.


7. Pemakaian Kata atas

Ada beberapa fungsi yang diduduki kata depan


atas, yaitu: Adapun bentuk penyimpangan dalam
pemakaian kata depan atas sering kita jumpai,
Dipakai dalam arti terhadap dan letaknya selalu yaitu dipakainya kata depan tersebut bersama-
di depan kata benda yang berfungsi sebagai sama kata terdiri, terbagi, dan terbuat.
objek berkata depan. Contoh: Perhatikan contoh berikut ini.
- Saya mengucapkan terima kasih atas perhatian Perkumpulan itu terdiri atas orang-orang yang
yang diberikan. berbeda status sosialnya.
- Dia jugalah yang harus bertanggung jawab Semua soal dibagi atas tiga kelompok.
atas kesalahannya.
Kain itu terbuat atas serat-serat jerami yang
- Mereka merasa bersyukur atas keberhasilan telah diproses.
yang diperolehnya.
Dalam hal yang demikian, maka kata atas dalam Pertama-tama kata penghubung dan dipakai
kalimat 1 dan 3 lebih tepat diganti dengan kata untuk menyatakan hubungan penggabungan.
depan dari, sedangkan dalam kalimat 2, lebih Contoh:
tepat diganti dengan kata menjadi.
a. Guru dan murid bersama-sama berusaha
Perhatikan juga: dibedakan memajukan sekolah.
bukan dibedakan menjadi
b. Ayah dan ibu baru saja datang dari Jakarta.
terbagi atas bukan
terbagi menjadi c. Sandang dan pangan merupakan
kebutuhan primer manusia.

Di samping itu, kata penghubung dan dipakai


8. Pemakaian Kata dan dan dengan juga untuk mengantar penyebutan terakhir
dalam suatu pemberian. Secara fungsional, dan
Pertama-tama fungsi yang dimiliki kata dan di sini juga menyatakan penggabungan. Hanya
dalam kalimat yaitu untuk menyatakan saja dalam pemakaian yang demikian, kata
penggabungan, sedangkan kata dengan penghubung dan harus didahului tanda koma
berfungsi untuk menyatakan kesertaan. Karena (,). Contoh:
itu pemakaian keduanya jelas berbeda dalam
suatu kalimat. d. Buku, pensil, penggaris, dan penghapus
adalah alat tulis.
Contoh: 1. Ali dan Amir pergi ke Surabaya
kemarin. e. Sebagai generasi muda kita harus kritis,
kreatif,ulet, dan bertanggung jawab.
2. Ali pergi ke Surabaya dengan Amir
kemarin. f. Sisa uang sakunya dibelikan tas, sepatu,
dan keperluan sekolahnya.
Dalam kalimat nomor 1, hubungan antara Ali
dan Amir adalah hubungan penggabungan, Dari uraian di atas, jelaslah bahwa kata
sedangkan hubungan Ali dan Amir dalam penghubung dan hanya berfungsi untuk
kalimat nomor 2 adalah hubungan kesertaan. menyatakan hubungan penggabungan. Namun
Dengan demikian, kedua kata penghubung dalam kehidupan berbahasa sering kita jumpai
tersebut, dan dan dengan, tidak dapat pemakaian dan yang tidak berfungsi apa-apa
bervariasi satu dengan yang lain. Jadi salah atau redundasi. Perhatikan beberapa contoh
apabila dalam kalimat satu dipakai kata dengan berikut ini.
dan dalam kalimat 2 dipakai kata dan.
1. Dan akhirnya, dia pun pergi meninggalkan
Fungsi lain yang dimilikki kedua kata rumah itu.
penghubung tersebut adalah:
2. Dan sebentar saja orang sudah berdatangan
h.1. Kata dan menambah ramainya suasana.

3. Dan demikianlah akhirnya, tamu-tamu


meninggalkan rumah itu satu persatu.
Bahkan kadang-kadang pemakaian kata dan c. Dipakai untuk menyatakan keterangan cara.
bukan hanya redudansi, melainkan merusak
struktur kalimat, karena dipakai untuk Contoh: - Mereka mendaki gunung yang terjal
mengantar subjek. Contoh: itu dengan merayap.

4. Dan aku pun terpaksa membatalkan rencana - Ia membiayai studinya dengan


keberangkatan. berjualan Koran.

5. Dan mereka tidak tahu lagi, kepada siapa - Orang buta itu mempertahankan
harus mengadu. hidupnya dengan minta-minta

6. Malam semakin larut, dan hatiku semakin d. Dipakai untuk menyatakan keselarasan dari
cemas. dua hal atau lebih.

Selain pemakaian kata penghubung dan dalam Contoh: - Pakaian anak itu serasi benar
kalimat 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 tidak berfungsi dengan warna kulitnya.
bahkan merusak struktur kalimat, bila - Apa yang dikatan cocok benar
dihilangkan pun tidak mempengaruhi makna dengan kenyataannya.
kalimatnya. Cobalah buktikan.
- Harga barang itu sesuai dengan
h. 2. Kata dengan kemampuanku.
Fungsi dan arti lain yang didukung kata e. Bersama-sama kata tertentu membentuk
penghubung dengan adalah: ungkapan tetap dan berfungsi untuk
a. Dipakai untuk menyatakan keterangan alat. memperjelas hubungan.
Contoh: Contoh: bertalian dengan, berhubungan
Contoh : - Ibu memotong kain dengan dengan, sejalan dengan, berkaitan dengan,
gunting. sama dengan dan sebagainya.

- Mereka datang dengan mobil. f. Untuk menyatakan batas waktu tertentu.

- Pemain kuda kepang itu mengupas Contoh: - Pendaftaran murid baru dibuka
dari tanggal 6 sampai dengan tanggal 12
kelapa hanya dengan giginya.
Agustus 1985.
b. Dipakai untuk menyatakan keterangan
kualitatif. - Peraturan itu masih berlaku
sampai dengan hari ini.
Contoh: - Anak itu memperhatikan pelajaran
dengan sungguh-sungguh. - Mereka bekerja dari jam 07.00
sampai dengan jam 18.00 tiap hari.
- Gunung itu meletus dengan
Keterangan waktu yang terletak setelah kata
dahsyatnya.
penghubung dengan, masih termasuk. Artinya
- Gadis itu menari dengan lemah tanggal 12 Agustus 1985 masih merupakan
gemulainya. waktu pendaftaran, hari merupakan waktu saat
berlakunya peraturan, demikian juga pukul Pemakaian kata dengan dalam ketiga kalimat di
18.00 tiap hari masih waktu bekerja bagi atas lebih tepat diganti dengan kata depan
mereka. kepada. Sebab kata atau kelompok kata yang
menggikuti kata penghubung dengan di atas,
Adapun bentuk penyimpangan atau kesalahan
masing-masing berfungsi sebagai objek berkata
yang sering terjadi dalam pemakaian kata depan yang predikatnya berupa kata sifat
penghubung dengan antara lain: (sangat sayang, sangat baik, hormat sekali).
1. Bersifat redundasi, karena tidak Untuk kata yang berobjek kata depan, yang
mempunyai fungsi tertentu, bahkan akan predikatnya berupa kata sifat, maka objek
merusak hubungan antarkata yang diselanya. tersebut diantar kata depan kepada. Lihat
pemakaian kata depan kepada.
Contoh: a. Bersama dengan surat ini saya akan
mengirimkan foto. 9. Pemakaian Kata karena

b. Berhubung dengan surat lamarannya Kata penghubung karena berfungsi untuk


tidak sampai ke alamat, maka namanya tidak menyatakan keterangan sebab dalam suatu
terdaftar. kalimat. Dalam pemakaiannya, kita sering
menjumpai kata karena digabungkan dengan
c. Mengingat dengan padatnya acara, kata oleh. Pemakaian yang demikian tidak
maka pertemuan pengurus terpaksa ditunda. benar, sebab kata karena sudah secara jelas
menyatakan hubungan sebab. Pemakaian kata
Kalimat a, b, dan c di atas kurang tepat, karena
oleh yang digabungkan kata karena, sebetulnya
antara kata bersama dengan surat ini, antara
juga berarti sebab atau karena.
berhubung dengan surat lamarannya, dan
antara mengingat dengan padatnya acara, Contoh: Anak itu celaka oleh ulahnya sendiri.
sudah demikian eratnya dan masing-masing
pasangan tersebut sudah dapat berhubungan Mpu Gandring meninggal oleh kerisnya
langsung. Karena itu, kata penghubung dengan sendiri.
dalam ketiga kalimat di atas lebih tepat Sedangkan fungsi oleh yang lain adalah untuk
dihilangkan. mengantar objek pelaku atau agensif tertentu,
2. Dipakai sebagai akibat pengaruh bahasa Jawa yang predikatnya tidak dapat berhubungan
(karo) langsung. Bagi kalimat yang antara predikat
dengan objek pelakunya sudah dapat
Contoh: d. Adik saya yang bungsu sangat berhubungan langsung, maka kata oleh tidak
sayang dengan kucingnya. boleh dipakai.

e. Dia sangat baik dengan Jadi berdasarkan uraian di atas, pemakaian kata
tetangganya. oleh sebagai gabungan dari kata penghubung
karena tidak tepat, karena untuk menyatakan
f. Mereka hormat sekali dengan guru
adanya hubungan sebab akibat, kata karena
dan orang tuanya.
dapat sendiri. Perhatikan kalimat berikut ini.

Contoh:
1. Karena hari hujan, Esti tidak masuk - Operasi serba ddigalakkan agar-agar
sekolah. masyarakat semakin menyadari tertib lalu-
lintas. Atau
2. Sekarang kelas tiga lebih rajin belajar,
karena akan menghadapi ujian. - Operasi serba ddigalakkan suapaya-suapaya
masyarakat semakin menyadari tertib lalu-
3. Buku itu mahal harganya, karena isinya
lintas.
sangat baik.
Bentuk hiperkorek seperti di atas, sering kali
kita jumpai dalam kehidupan berbahasa sehari-
10. Pemakaian Kata agar dan supaya hari. Perhatikan juga bentuk hiperkorek berikut
ini.
Kata penghubung agar berfungsi sebagai
pengantar keterangan tujuan dari suatu Contoh:
perbautan atau tindakan, sama dengan arti dan 1. Sejak zaman dahulu kala orang sudah
fungsi kata penghubung supaya. Perhatikan dua
pandai bercocok sekolah.
kalimat berikut ini.
2. Sejak dari (sedari) semula, saya sudah
1. Amir belajar dengan rajin agar naik kelas. mengingatkan.
2. Amir belajar dengan rajin supaya naik 3. Kalau misalnya ia tidak jadi pergi,
kelas pekerjaan ini sudah selesai.
Mengingat bahwa kedua kata penghubung Semua kelompok kata yang dicetak miring
tersebut merupakan sinonim yang baik arti dalam kalimat di atas merupakan bentuk atau
maupun fungsinya sama, maka salahlah apabila gejala hiperkorek. Hiperkorek dalam kalimat 1
kedua kata tersebut digabung jadi satu dalam terletak pada pemakaian kata zaman dan kala.
pemakaiannya. Kedua kata penghubung
Kata zaman sama artinya dengan kata kala,
tersebut dapat bervariasi secara bebas, tanpa sehingga harus kita pakai salah satu saja. Jadi
menimbulkan perbedaan arti kalimat yang
kalimat yang baku adalah:
dilekatinya. Sehingga apabila kita sudah
menggunakan kata agar tidak boleh lagi kita 1”. Sejak zaman dahulu orang sudah pandai
gunakan kata supaya,seperti kalimat di bawah bercocok tanam.
ini.
2”. Sejak dulu kala orang sudah pandai bercocok
- Operasi serba ddigalakkan agar suapaya tanaman.
masyarakat semakin menyadari tertib lalu-
Hiperkorek dalam kalimat 2 terletak pada
lintas.
pemakaian kata sejak dan dari; yang keduanya
Pemakaian kata agar supaya dalam kalimat di mempunyai arti dan fungsi yang sama.
atas merupakan gejala hiperkorek. Sebab, Keduanya dapat bervariasi secara bebas. Jadi
kalimat tersebut sama artinya dengan: kalimat yang berlaku adalah:

2’. Sejak semula saya sudah mengingatkan.


2”. Dari semula saya sudah mengingatkan. b. Untuk mendapatkan gadis itu, pemuda itu
menggunakan berbagai cara pendekatan.
Sedangkan hiperkotek dalam kalimat 3,
dtimbulkan oleh pemakaian kata kalau dan c. Hasan mencari surat keterangan berbadan
misalnya. Sama halnya dengan bentuk-bentuk sehat dari dokter untuk melengkapi persyaratan
sebelumnya, kedua kata tersebut merupakan lamarannya.
bentuk sinonim yang baik arti ataupun
fungsinya sama sehingga keduanya pun dapat 2. Untuk mengantar objek penyerta (O2).
bervariasi secara bebas. Karena itu bentuk Dalam fungsinya yang demikian, kata untuk
pemakaian yang baku adalah: berarti demi.

3’. Kalau ia tidak jadi pergi, pekerjaan ini sudah Contoh:


selesai. Atau d. Dikorbankanlah jiwa raganya untuk nusa
3”. Misalnya ia tidak jadi pergi, pekerjaan ini dan bangsa.
sudah selesai. e. Ayah membeli sepatu untuk adik.
Bahkan sering kita jumpai pemakai bahasa f. Untuk pemenang pertama, disediakan
memakai bentukan seperti jikalau seandainya. hadiah yang menarik.
Kesalahan ini merupakan kesalahan ber- ganda,
karena bentuk gabungan tersebut berasal dari Dalam pemakaiannya yang demikian, maka kata
jika dan kalau yang keduanya mempunyai arti untuk tidak boleh mengikuti kata kerja transitif
dan fungsi yang sama dengan kata seandainya yang berakhiran –kan. Sebab kata kerja transitif
atau misalnya. Jadi jikalau, seandainya atau apabila mendapat akhiran –kan, akhiran –kan
misalnya. Jadi jikalau seadainya sama artinya tesebut berarti melakukan pekerjaan untuk
dengan jika-jika-jika atau kalau-kalau-kalau atau orang lain. Perhatikan beberapa contoh berikut
seandainya-seadainya-seandainya. Bentuk lain ini.
seperti kadangkala merupakan bentuk sendiri
Contoh: - Ibu membelikan untuk adik baju.
kadang-kala merupakan bentuk sandi rancu dari
kadang-kadang dan ada kalanya. - Kakak mengambilkan untuk ayah
segelas kopi.
11. Pemakaian Kata untuk
- Tuti membawakan untuk Ani
Ada beberapa fungsi yang dimiliki kata
sebungkus kue.
penghubung untuk, yaitu:
Jadi kata untuk dalam ketiga kalimat di atas,
1. Untuk menyatakan keterangan tujuan dari
sebaiknya dihilangkan. Gejala hiperkorek yang
suatu perbuatan atau tindakan. Dalam
lain, yaitu dipakainya kata demi dan untuk
fungsinya yang demikan, kata untuk berarti
bersama-sama. Sebab kedua kata tersebut
guna.
merupakan sinonim yang baik arti dan
Contoh: fungsinya sama.

a. Orang tua itu bekerja siang malam untuk 3. Dipakai untuk mengantar objek berkata
membiayai sekolah anaknya. depan (04), yang artinya sama dengan terhadap
Contoh: maka berubah fungsi berubah menjadi objek
berkata depan. Dengan demikian, maka
g. Untuk masalah itu, saya belum bisa kalimat-kalimat di atas (a, b dan c) tanpa subjek.
komentar. Untuk menciptakan subjek, sehingga ketiga
h. Untuk diri sendiri saja, saya masih harus kelimat di atas structural, ada dua cara, yaitu:
banyak belajar. A. Mnghilangkan kata untuk sehingga
i. Saya sulit untuk mencapai angaka 8, kalimatnya menjadi”
untuk matematika. a. Dia perlu mendapat perhatian khusus.
Bentuk penyimpangan dalam pemakaian kata b. Untuk kalimat nomor 1, dan 2
untuk antara lain: memerlukan objek langsung.
1. Dipakai di antara dua kata kerja yang c. Siapa yang merasa kehilanan tas, harap
letaknya berurutan, dan yang keduanya sudah
menghubungi tata usaha.
dapat berhubungan langsung.
B. Mengubah kata kerja yang menduduki
Contoh: - Hadirin dimohon untuk berdiri
predikat menjadi kata kerja aktif.
sejenak.
a”. Untuk di perlu didapatkan, perhatian
- Ketua OSIS ditugasi untuk menyusun khusus.
program kerja.
b”. Untuk kalimat nomor 1 dan 2, diperlukan
- Para peserta EBTA diharap untuk
objek langsung.
mengisi daftar hadir.
c“. siapa saja yang merasa kehilangan tas,
Supaya ketiga kalimat tersebut menjadi kalimat
harap d-ihubungi, tata usaha.
baku, maka kata penghubung untuk
dihilangkan. Dalam kalimat a”, b” dan c” di atas kelompok
kata untuk dia, untuk kalimat nomor 1 dan 2,
2. Dipakai sebagai pengantar subjek dalam dan untuk siapa saja yang merasa kehilangan
kalimat. tas, berfungsi sebagai objek sedangkan subjekya
Contoh: a. Untuk dia perlu mendapatkan adalah perhatian khusus untuk kalimat a”, objek
perhatian khusus. langsung untuk kalimat c”. Sedangkan dalam
kalimat a’, b’ dan c’ di atas, kata atau kelompok
b. Untuk kalimat nomor 1 dan 2, kata yang brfungsi sebagai subjek adalah
memerlukan objek langsung. sebagai subjek dia kalimat, nomor 1 dan 2, dan
siapa yang merasa kehilamgan tas.
c. Untuk siapa saja yang merasa
kehilangan tas, harap menghubungi tata usaha. 13. Pemakaian Kata tidak dan bukan

Subjek kalimat a, b, dan c di atas secara Kata tidak dan bukan, sama-sama kata ingakr.
berturut-turut adalah dia, kalimat nomor 1 dan Seperti halnya kata perlombaan dan
2, dan siapa saja yang merasa kehilangan tas. pertandingan, kedua kata itu mempunyai
Akan tetapi karena diberi berpengantar untuk
kemiripan makna. Namun demikian keduanya j. Bukannya tidak ada perhatian
tidak dapat bervariasi secara bebas, karena orang tua, melainkan anaknya sendiri yang
keduanya mempunyai fungsi yang berbeda. memang nakal.
Kata tidak dipakai untuk mengingkari kata kerja,
k.Dia bukan tidak berani,
kata sifat kata keterangan, dan perluasannya.
Sedangkan kata bukan adalah kata ingkar yang melainkan tidak diizinkan orang tuanya.
dipakai untuk mengingkari kata benda, kata Apabila kalimatnya tidak bersifat kolektf, maka
ganti dan kata bilangan. kata bukan tidak boleh dipakai untuk
Contoh: a. Anak kecil itu tidak menangis mengingkari kata selain kata benda, kata ganti,
ditinggal ibunya pergi. dan kata bilangan. Sedangkan kata tidak tidak
boleh dipakai untuk mengingkari kata benda,
b. Harga buku itu tidak mahal jika dilihat kata ganti dan kata bilangan. Apabila kata tidak
dari isinya. dipakai untuk mengingkari kata bilangan, maka
kata tidak harus bersama-sama kata ada, jadi
c. Ia tidak akan berangkat sebelum
kita gunakan kata tidak ada. Perhatikan
kaujemput. beberapa pemakaian yang salah berikut ini.
d. Anak itu bukan adik saya. Contoh:

e. Bukan dia yang mengarang lagu itu. - Amir bukan mengerjakan latihan, sehingga
dimarahi gurunya.
Akan tetapi dalam kalimat yang bersifat kolektif
(mengoreksi), kata bukan sering juga dipakai - Setelah didekati, ternyata pemandangan itu
untuk mengingkari kata kerja atau kata sifat. bukan indah.

Contoh: g. Bukan menyanyi itu, melainkan - Mereka bukan naik kendaraan umum waktu
berteriak. datang ke rumahku.

h. Bukan lupa mengerjakan tugas ia, - Tidak seratus rupiah harga buku itu.
melainkan malas. - Tidak orang yang menabrak yang bersalah,
Bahkan kadang-kadang kata tidak dipakai tetapi orang yang menyeberang tanpa
bersama-sama dengan kata bukan, yaitu dalam perhitungan itu yang melanggar lalu lintas.
pengingkaran ganda. Artinya, kata ingkar bukan 14. Pemakaian Kata antar dan antara
dipakai untuk mengingkari suatu pengingkaran
yang dinyatakan oleh kata tidak,sehingga Disamping mempunyai kemiripan makna, kedua
makna yang ditimbulkan sesuai dengan yang kata tersebut juga mempunyai kemiripan
diingkarinya. Kalimat bukan tidak mau ia bentuk. Akan tetapi fungsi yang dimilikinya
mengerjakan soal itu, berarti ia mau. berbeda, sehingga keduanya tidak dapat
bervariasi secara bebas. Kata antara dipakai
Contoh lain: i. Bukan tidak ingin saya membeli
apabila diikuti oleh kedua objek atau dua hal,
buku itu, melainkan tidak punya uang. yang biasanya dikombinasikan dengan
pemakaian kata dengan, dan kadang-kadang
didahului kata depan di (di antara).
Contoh: 1. Tidak ada masalah apa-apa antara b. Untuk menyatakan jangka waktu atau ukuran
saya dengan dia. jarak.

2. Harus ada perasaan saling Contoh: 4. Persitiwa itu terjadi antara jam
menghormati dan saling percayai antara (di 06.00 sampai jam 10.00
antara) guru dengan murid.
5. Pekerjaan itu akan selesai antara
3. Antara anggota masyarakat yang satu tanggal 5 sampai tanggal 10.
dengan anggota masyarakat yang lain, harus
saling membantu dan saling mengerti. 6. Tas Amir jatuh antara sekolah dan
kantor pos.
4. Dalam persidangan itu terjadi baku
1. Jarak antara Surabaya dan Jakarta,
tuduh antara (di antara) hakim dengan jaksa.
ditempuh dalam waktu lebih kurang 10 jam.
Sedangkan kata antar sebagai kata tugas akan
diikuti satu objek atau hal yang bermakna c. Dipakai dalam arti kira-kira atau sekitar.
jamak, dan ditulis serangkai dengan kata yang 2. Jumlah siswa SMA tempat saya
mengikutinya. bersekolah, antara delapan ratus orang.
Contoh: 5. Masalah itu hanya didiskusikan 3. Dia tidak masuk sekolah antara seminggu.
antarmurid.
4. Saya tidak kemarin berangkat ke Bandung
6. Kita senantiasa menjaga dan antara jam tujuh pagi.
meningkatkan kerukunan antarwarga.
Dalam arti yang terakhir ini, sebaiknya kata
7. Seminggu yang lalu telah diadakan antara jangan dipakai bersama-sama dengan
pertandingan bulu tangkis antarmurid SMA. kata keterangan waktu atau kata keterangan
8. Perkelahian antarpelajar, akan lain yang berakhiran –an, yang juga berarti kira-
menghambat perkembangan dan kemajuan kira.
bangsa dan negara di masa mendatang. Contoh: - Jumlah siswa SMA tempat saya
Selain fungsi yang telah diuraikan di atas, bersekolah antara ratusan orang.
khusus untuk kata antara masih mempunyai - Dia tidak masuk sekolah antara
fungsi yang lain, yaitu: semingguan.
a. Untuk menyatakan pemilihan atau altenatif. - Saya kemarin berangkat ke Bandung
Contoh: 1. Siapakah yang benar antara (di antara jam tujuhan pagi.
antara) saya dan dia? Akhir-an dalam ketiga kalimat itu sudah berarti
2. Berita itu masih belum pasti, antara kira-kira, atau sekitar, atau antara. Jadi kita
benar dan tidak. sudah memakai antara, kita tidak boleh
memakai kata sekitar, kira-kira, atau akhiran –
3. Ayah masih menimbang-nimbang an.
antara pergi dan tidak.
Berikut ini akan diuraikan beberapa variasi Antarbangsa yang satu dengan
pemakaian kata antar dan antara, yang bangsa yang lain = antara-antara bangsa
merupakan bentuk penyimpangan atau
kesalahan, disamping yang telah disebutkan di 15. Pemakaian Kata kami dan kita
atas (akhir-an). Kata kami dan kita sama-sama kata ganti orang
Contoh: a. Karena bahasa Melayu dipakai pertama jamak, namun arti dan fungsi yang
sebagai bahasa perhubungan antarpulau yang dimilikinya berbeda. Kata kami untuk orang
satu dengan pulau yang lain, maka bahasa pertama jamak yang berarti bahwa orang yang
digantikan hanyalah orang yang berbicara
Melayu disebut lingua franka.
dengan anggotanya. Sedngkan kata kita adalah
b. Adanya sikap curiga-mencurigai kata ganti orang pertama jamak, yang
antarmanusia yang satu dengan yang lain, maka menggantikan baik orang yang berbicara
goyalah kerukunan dan kesatuan. maupun yang diajak berbicara. Perhatikan
pemakaiannya berikut ini.
c. Perkelahian itu terjadi antara penonton
pertandingan sepak bola itu. Contoh:

d. Anak itu juara menyanyi antar siswa SMP 1. “Kami, dari OSIS, merencanakan akan
sekolah madya. mengadakan karya wisata,” kata ketua OSIS
kepada pembimbingnya.
Kalimat a dan b seharusnya menggunakan kata
antara, sedangkan kalimat c dan d seharusnya 2. Kata ketua regu pecinta alam kepada
menggunakan kata antar. wartawan, “Kami mulai mengadakan penelitian
terhadap daerah ini sebulan yang lalu.”
Bagaimana dengan kalimat seperti:
3. “Minggu yang lalu, kami berenam
e. Pembangunan gedung itu menelan menyelesaikan soal latihan matematika,” kata
biaya kira-kira antara sepuluh juta rupiah. Hasan kepada gurunya.
f. Anjing yang telah dibunuh untuk 4. “Kita kemukakan masalah ini, nanti dalam
mencegah penyebaran rabies kurang lebih
rapat,”kata Husin kepada Eri.
antara 50 sampai 100 ribu ekor.
5. “Kita harus berusaha keras untuk
Kedua kalimat di atas (e dan f) merupakan memajukan sekolah kita,”kata Bapak Kepala
kalimat yang tidak baku, karena mengandung
Sekolah kepada murid-muridnya.
hiperkorek pada kelompok kata yang dicetak
miring/kursif. 6. “Kita bicarakan sajalah masalah ini dengan
Bapak Burhan,” kata ketua kelas II D kepada
Keterangan: antarsiswa = antar siswa yang teman-temannya.
satu dengan siswa yang lain
Kata kami dalam kalimat 1, 2, dan 3, secara
Antarbangsa = antara bangsa yang berturut-turut adalah kata ganti untuk ketua
satu dengan bangsa yang lain OSIS beserta pengurus dan anggotanya (tidak
termasuk pembimbingnya); ketua regu dan
anggotanya (tidak termasuk wartawan); Hasan seorang peserta KKN itu kepada penduduk desa
dan lima teman lainnya (tidak termasuk yang ditempatinya.
gurunya). Sedangkan kata kita dalam kalimat 4,
5, dan 6, secara berturut-turut adalah ganti - “Kita-kita adalah generasi muda yang
akan bertanggung jawab atas bangsa dan
dari, baik Husin maupun Eri; baik Bapak Kepala
Sekolah maupun murd-muridnya; dan ganti baik negara kita,” kata Rinto kepada teman-
Ketua Kelas II D maupun teman-temannya. Jadi temanya.
jelaslah, bahwa kata kami hanya untuk - Siapa lagi kalau bukan kami-kami ini
mengganti orang yang berbicara atas nama yang akan menyelesaikan masalah ini?
suatu kelompok (jamak), sedangkan kata kita
merupakan kata ganti untuk orang yang - Akhirnya, kita-kita jugalah yang harus
berbicara (sendiri maupun atas nama keompok) menanggung resikonya.
beserta orang yang diajak berbicara (baik
Perulangan terhadap kata kami dan kita
tunggal maupun jamak).
merupakan hiperkorek, karena kedua kata
Adapun penyimpangan atau kesalahan tersebut secara implisit telah berarti jamak,
pemakaian kedua kata tersebut, antara lain sedangkan perulangan terhadapnya juga berarti
dalam bentuk: jamak. Jadi kalau kata kami sudah berarti
banyak orang atau orang-orang, maka kata
1. Kata kami dipakai di dalam kalimat yang kami-kami akan berarti banyak-banyak orang
seharusnya memakai kata kita, dan sebagainya. atau orang-orang-orang-orang.
Contoh: - “Kita, dari OSIS, merencanakan akan 3. Kata kami dan kita diikuti langsung oleh
mengadakan karya wisata,” kata ketua OSIS kata keterangan kuatitatif semua, dan sekalian.
kepada pembimbingnya.
Contoh: - Kami semua mengikuti kegiatan
- “Kami bicarakan sajalah masalah ini pramuka.
dengan Bapak Burhan,”kata ketua kelas kepada
teman-temannya. - Kita semua harus menyadari tanggung
jawab masing-masing.
- “Kita berempat masih mencoba
menyusun rencana Pak,” kata seorang murid - Kami sekalian akan segera menghadap
kepada gurunya. pimpinan.

- Dengan ini kami beritahukan bahwa - Kita sekalian harus selalu meningkatkan
kiriman Bapak sudah kami terima. Dan persatuan dan kesatuan bangsa.
sebagainya.
Bagaimana dengan kalimat berikut ini ?
2. Kata kami dan kita dipakai dalam
- Kami, semua, mengikuti kegiatan pramuka
bentuk perulangan, sehingga merupakan gejala
hiperkorek atau berlebihan. - Kita, semua, harus menyadari tanggung jawab
kita masing-masing.
Contoh: - “Kami-kami ini ditempatkan di sini
untuk membantu Bapak-bapak,” kata salah
- Kita sekalian harus selalu meningkatkan Akibatnya, banyak pemakaian kata suatu dan
persatuan dan kesatuan bangsa. sesuatu yang tidak sesuai dengan sifat dan
fungsi yang dimilikinya. Banyak kalimat yang
Keempat kalimat terakhir ini bukan kalimat seharusnya menggunakan kata ganti suatu,
yang salah. Sebab kata semua dan “sekalian”
tetapi yang digunakan kata ganti sesuatu.
dalam keempat kalimat tersebut tidak langsung Demikian juga sebaliknya. Sehubungan dengan
menerakan kata yang ada di depannya, tetapi itulah maka berikuti ini kedua kata tersebut
merupakan keterangan tambahan yang berdiri
akan diuraikan satu persatu secara rinci.
sendiri.
1. Kata ganti tak tentu suatu
Dalam kehidupan berbahasa, sering juga kata
kami dan kita dipakai sebagai kata ganti untuk Kata suatu adalah kata ganti tak tentu yang sifat
orang pertama tunggal, dengan alasan untuk ketidaktentuannya terletk pada jenis benda
lebih menghormati orang yang diajak berbicara, atau hal yang digantikannya. Dalam
yang kita kenal dengan bentuk pluralis pemakaiannya kata ganti tak tentu suatu masih
majestatis. Sebetulnya bila kita perhatikan harus diikuti oleh benda atau hal yang
makna dan fungsinya, kedua kata tersebut tidak digantikannya secara umum atau serupa
mempunyai rasa bahasa yang istemewa superordinat. Artinya, benda atau hal yang
sehingga dipakai untuk mengganti saya. Kata mengikuti kata ganti tak tentu suatu tersebut
saya sebagai kata ganti orang pertama tunggal, adalah benda atau hal yang belum diketahui
sudah lebih mengandung rasa sopan daripada jenisnya secara pasti. Perhatikan contoh
kata aku yang sama-sama kata ganti orang berikut.
pertama tunggal. Dari nilai kesopanan, kata
saya mempunyai tingkat yang sama dengan Contoh: - Ia sedang memikirkan suatu masalah
kata kami atau kita sebagai kata ganti orang - Mereka mengadakan pertemuan si
pertama jamak. Jadi sebaiknya kesan yang suatu tempat.
demikian dihilangkan saja, sehingga kata saya
dapat dipakai sebagai kata ganti orang pertama Dari contoh di atas, dapat kita lihat bahwa kata
tunggal dengan tingkat kesopanan yang yang mengikuti kata ganti tak tentu suatu
diinginkan oleh pemakainya. bersifat umum atau superordinat. Kita belum
mengetahui secara pasti atau tentu jenis
16. Pemakaian Kata suatu dan sesuatu masalah dan nama tempat yang dimaksudkan
Kata suatu dan sesuatu keduanya merupakan dalam kalimat pertama dan kedua. Oleh karena
itu, belum/tidak disebutnya jenis masalah dan
kata ganti tak tentu. Namun sifat
ketidaktentuan kedua kata tersebut berbeda. nama tempat secara pasti dan jelas itulah letak
Karena perbedaan ketidaktentuan terhadap sifat ketidaktentuan yang dinyatakan oleh kata
benda yang digantikan itulah maka ganti suatu.
pemakaiannya dalam kehidupan sehari-hari, Sebaliknya, apabila jenis masalah dan nama
baik dalam bahasa tulis maupun lisan, keduanya tempat tersebut dinyatakan secara pasti atau
pun berbeda. Namun dalam kenyataannya tentu, misalnya masalah keuangan, masalah
banyak kita jumpai pemakai bahasa Indonesia keluarga, masalah studinya, balai desa, kantor
yang tidak lagi melihat adanya perbedaan. kecamatan dan sekolah, maka kata suatu tidak
boleh dipakai. Sehingga kalimatnya akan kalimat. Dalam hubungannya dengan fungsinya
berbunyi: dalam kalimat, maka kata ganti tak tentu
“suatu” tidak dapat menduduki jabatan
1. a. Ia sedang memikirkan masalah tertentu tanpa bantuan kata lain. Sedangkan
keuangan. kata lain yang bersama-sama kata ganti suatu
b. Ia sedang memikirkan masalah keluarga. dalam menduduki fungsi atau jabatan kalimat
tersebut adalah benda atau hal yang
c. Ia sedang memikirkan masalah studinya. digantikannya.

2. a. Mereka mengadakan pertemuan di balai Sebagai contoh pemakaian kata ganti tak tentu
desa Dadapan. suatu yang lain, perhatikan kalimat berikut ini.

b. Mereka mengadakan pertemuan di kantor Contoh: 3. Anak itu keluar dari rumah sambil
kecamatan setempat. menunjukkan suatu benda.

c. Mereka mengadakan pertemuan di sekolah Dalam kalimat di atas (nomor 3) kata benda
kita. yang mengikuti kata ganti tak tentu suatu
belum diketahui secara pasti, apa jenis benda
Jadi salah apabila kalimat-kalimat tersebut di
tersebut. Jadi masih bersifat umum atau berupa
atas berbunyi:
superordinat. Yang dimaksud benda tersebut
1. a. Ia sedang memikirkan suatu masalah bisa berupa pisau, buku, tas, bola, dan
keuangan. sejenisnya. Selanjutnya apabila yang dimaksud
benda itu dinyatakan dalam jenis nya yang
b. Ia sedang memikirkan suatu masalah pasti, seperti disebutkan di atas, maka kalimat
keluarga. nomor 3 di atas akan berbunyi.

c. Ia sedang memikirkan suatu masalah 3. a. Anak itu keluar rumah sambil menunjukkan
studinya. pisau.

2. a. Mereka mengadakan pertemuan di b. Anak itu keluar dari rumah sambil


suatu balai desa Dadapan. menunjukkan buku.

b. Mereka mengadakan pertemuan di c. Anak itu keluar dari rumah sambil


suatu kantor kecamatan setempat. menunjukkan tas.

c. Mereka mengadakan pertemuan di suatu d. Anak itu keluar dari rumah sambil
sekolah kita. menunjukkan bola.

Dari contoh-contoh pemakaian di atas terlihat Demikianlah, jadi kata pisau, buku, tas dan bola,
jelas, bahwa mengingat sifat ketidaktentuannya karena merupakan jenis benda yang dimaksud
terletak pada jenis benda atau hal yang secara pasti atau tentu, maka dalam
digantikan, maka kata ganti suatu harus selalu pemakaiannya tidak boleh diberi berpengantar
diikuti oleh benda atau hal lain yang bersifat kata ganti tak tentu suatu. Jadi apabila kalimat
umum. Oleh karena itu kata ganti tak tentu nomor 3,a, b, c, dan d di atas berbunyi:
suatu tidak dapat mengakhiri suatu tutur atau
3. a. Anak itu keluar rumah sambil menunjukkan dalam kalimatnya, perhatikan contoh
suatu pisau. pemakaiannya dalam kalimat berikut ini.

b. Anak itu keluar dari rumah sambil Contoh:


menunjukkan suatu buku.
a. Orang tua itu sedang memikirkan
c. Anak itu keluar dari rumah sambil sesuatu yang merisaukan hatinya.
menunjukkan suatu tas. subjek predikat
objek (penderita)
d. Anak itu keluar dari rumah sambil
menunjukkan suatu bola. b. Ayah baru saja membisikkan sesuatu
yang bersifat rahasia ketelinga
2. Kata ganti tak tentu sesuatu subjek predikat objek
Berbeda dengan kata ganti tentu suatu, maka (penderita) ket.
kata ganti tak tentu sesuatu sifat ibu
ketidaktentuannya justru terletak pada benda
tempat
atau hal yang digantikannya. Bukan pada jenis
benda atau jenis hal yang digantikannya seperti c. Diam-diamu dia pun memperhatikan
dalam kata gantui tak tentu suatu. Mengingat sesuatu yang selama ini -
yang digantikannya tidak pasti atau tidak tentu, keterangan subjek predikat
maka dalam pemakaiannya kata ganti tak tentu objek (penderita)
sesuatu tidak boleh diikuti langsung benda atau
hal yang digantikannya, baik yang sudah pasti diabaikan
atau yang sudah tentu jenisnya maupun yang Apabila kelompok kata yang merisaukan
belum. Perhatikan contoh kalimat berikut ini. hatinya, yang bersifat rahasia, dan yang selama
Contoh: a. Orang tua itu sedang memikirkan ini diabaikan tersebut dinyatakan dalam bentuk
sesuatu. benda atau hal yang digantikan, misalnya
persoalan, rencana, dan masalah, maka kata
b. Ayah baru saja membisikkan sesuatu ganti tak tentu seuatu dalam ketiga kalimat di
ke telinga ibu. atas harus diganti dengan kata tak tentu suatu.
Sehingga ketiga kalimat di atas akan berbunyi:
c. Diam-diam diapun memperhatikan
sesuatu. a”. Orang tua itu sedang memikirkan suatu
persoalan.
Dalam ketiga contoh di atas, secara fungsional
kata ganti tak tentu sesuatu tanpa bantuan kata b”. Ayah baru saja membisikkan suatu rencana
lain mampu menduduki fungsi objek dalam ke telinga ibu.
kalimatnya. Selanjutnya apabila kita ingin
menambahkan keterangan mengenai benda c”. Diam-diam dia pun memperhatikan suatu
atau hal yang digantikan, maka keterangan itu masalah.
harus berupa anak kalimat perluasan kata ganti Jadi jelaslah salah apabila ketiga kalimat di atas
tak tentu sesuatu itu sendiri, dan secara (a”, b”, c”) tersebut berbunyi:
bersama-sama akan menduduki fungsi objek
a”. Orang tua itu sedang memikirkan sesuatu fungsi tertentu dalam kalimat, kata tersebut
persoalan. juga dapat mengakhiri kalimat.

b”. Ayah baru saja membisikkan sesuatu Akhirnya berdasarkan analisis di atas dapat
rencana ke telinga ibu. disimpulkan beberapa ciri pemakaian baik kata
ganti tak tentu suatu maupun sesuatu.
c”. Diam-diam dia pun memperhatikan
sesuatu masalah a. Ciri-ciri pemakaian kata ganti tak tentu
suatu
Selanjutnya apabila jenis persoalan, rencana,
dan masalah tersebut sudah pasti atau tentu, a.1. Kata ganti tak tentu suatu dalam
misalnya nasib anaknya, rencana pernikahan pemakaiannya harus diikuti oleh benda atau hal
kakak, dan kecurangan anak buahnya, maka yang bersifat umum atau berupa superordinat,
baik kata ganti tak tentu suatu maupun sesuatu yang belum pasti atau belum tentu jenisnya;
tidak boleh dipakai.
a.2. Kata ganti tak tentu suatu tidak dapat
a”. Orang tua itu sedang memikirkan nasib mengakhiri kalimat.
anaknya.
a.3. Kata ganti tak tentu suatu tidak dapat
b”. Ayah baru saja membisikkan rencana menduduki fungsi atau jabatan tertentu dalam
pernikahan kakak ke telinga ibu. kalimat tanpa kata lain.

c”. Diam-diam dia pun memperhatikan b. Ciri-ciri pemakaian kata ganti tak tentu
kecurangan anak buahnya. sesuatu

Selain berfungsi sebagai objek (perhatikan b.1. Kata ganti tak tentu sesuatu dalam
kalimat a, b, dan c di atas), maka tanpa bantuan pemakaiannya tidakboleh langsung diikuti
kata lain kata ganti tak tentu sesuatu dapat juga benda atau hal yang digantikannya, baik yang
berfungsi sebagai subjek dalam kalimat. sudah pasti jenisnya ataupun yang belum’
Perhatikan kalimat di bawah ini.
b.2. Kata ganti tak tentu sesuatu dapat
1. Sesuatu sedang dipikirkan orang tua itu. mengakhiri kalimat’
subjek predikat objek pelaku (O3)
b.3. Penambahan keterngan mengenai benda
2. Sesuatu baru saja dibisikkan ayah ke telinga atau hal yang digantikannya, haruslah berupa
ibu. anak kalimat perluasan;
subjek predikat O3 ket. Tempat
b.4. Untuk menduduki fungsi atau jabatan
3. Sesuatu diam-diam dia perhatikan. tertentu dalam kalimat subjek atau objek, kata
Subjek ket.mod O3 predikat ganti tak tentu sesuatu maupun berdiri sendiri
tanpa harus bersama-sama kata lain.
Dari uraian dan contoh-contoh di atas terlihat
bahwa di samping kata ganti tak tentu sesuatu
tanpa bantuan kata lain dapat menduduki

Você também pode gostar