Você está na página 1de 10

Pemanfaatan Sampah Organik dan Anorganik

di Lingkungan SMK PP N 1 KUALUH SELATAN

Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampah adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang
harus dibuang. Sampah tidak berarti sesuatu hal yang tidak dapat dipakai lagi atau
didaur ulang. “Pada umumnya sampah berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh
manusia, termasuk kegiatan industry”, ( Azwar, 1990 dalam Oswari Suryanto
Susilowati, 2006 : 59 ). Tanpa disadari kegiatan manusia banyak menghasilkan
sampah. Sampah yang dihasilkan manusia dari kehidupan rumah tangganya disebut
sampah rumah tangga. Selain itu sampah juga banyak dihasilkan dari sisa industry.
Sampah yang dihasilkan dari sisa industry disebut sebagai limbah.

“Limbah industri bersumber dari kegiatan industry baik karena proses secara
langsung maupun secara tidak langsung. Limbah bersumber langsung dari kegiatan
industry yaitu limbah yang terproduksi bersamaan dengan proses produksi sedang
berlangsung, dimana produk dan limbah hadir pada saat yang sama”, ( Perdana
Ginting 2007 : 37 ). Limbah industry merupakan proses dari kegiatan industry yang
perlu mendapat penanggulangan. Berbagai proses industry kebanyakan menghasilkan
limbah yang bersifat cairan sehingga sangat susah untuk diolah. Pengkonsumsian
produk industy di di tengah masyarakat sudah menjadi tanggung jawab masyarakat
sendiri. Oleh sebab itu masyarakat harus benar-benar jeli terhadap kasus limbah atau
persampahan supaya lingkungan disekitarnya tidak terjadi pencemaran lingkungan
yang hebat.
Limbah atau sampah rumah tangga saat ini banyak yang menumpuk hingga
volumenya naik sampai ambang batas. Semua ini karena meningkatnya jumlah
penduduk dan belum banyaknya penanganan limbah secara benar. “Kecenderungan
jumlah penduduk yang semakin meningkat dewasa ini diikuti kegiatan kota yang
makin berkembang menimbulkan dampak adanya kecenderungan buangan/limbah
yang meningkat dan bervariasi (Syafrudin, 2006 : 2). Seiring dengan pertambahan
penduduk menimbulkan penumpukan sampah yang hebat.

Selama ini, sampah kurang mendapat perhatian serius pemerintah daerah.


Terbukti dengan menumpuknya sampah di depo-depo sampah atau pun di tempat
sampah rumah tangga. Keadaan ini amat memprihatinkan, karena dengan
penumpukkan sampah akan mengakibatkan penyakit dan polusi. “Menumpuknya
sampah yang hebat akan menimbulkan warga sekitar terancam wabah penyakit.
Berbagai permasalahan dalam pengelolaan sampah tersebut tentu saja memerlukan
penanganan yang serius karena pertumbuhan kota yang cepat secara langsung
berimplikasi pada pembangunan infrastruktur dasar dan pelayanan publik (Nurmadi,
1999 : 6-7)

Apabila diamati, timbulnya masalah persampahan tidak dapat lepas dari


perilaku manusia/masyarakat sebagai penghasil sampah. Sejauh ini dirasakan bahwa
pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam kebersihan belum berjalan sesuai
dengan harapan. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan
meskipun tempat sampah sudah tersedia. Jika jumah penduduk Indonesia sebanyak
220 juta jiwa, maka produk sampah setiap harinya sebanyak 110.000 ton atau
40.150.000 ton/tahun. Bisa dibayangkan jika sampah sebanyak itu tidak diolah tentu
akan menimbulkan banyak masalah, terutama pencemaran lingkungan.

Seharusnya masalah sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah,


tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat. Agar partisipasi
masyarakat dapat terwujud secara nyata, perlu ada usaha yang dapat membangkitkan
motivasi, kemampuan, kesempatan dan menggali serta mengembangkan sumber-
sumber yang ada pada masyarakat. Sehingga masyarakat bersedia berpartisipasi
dalam pengelolaan persampahan secara konsisten dan berkesinambungan. Mengingat
perilaku masyarakat berpengaruh besar terhadap kebersihan, maka masyarakat harus
berperan secara aktif dalam pengelolaan sampah yang optimal. “Dibutuhkan pionir
untuk merubah paradigma pengelolaan sampah dari pendekatan ujung pipa (end of
pipes) yaitu membuang sampah langsung ke TPA ke arah pengelolaan sampah dengan
prinsip 3 R yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali) dan Recycle
(daur ulang)”, ( Witoelar 2006 : 2 ). Kebijakan pengelolaan sampah ditekankan pada
pengurangan sampah pada sumbernya, pemilahan dan daur ulang. Pijakan awal yang
sangat penting dalam merubah paradigma ini adalah merubah kebijakan ke arah
minimalisasi sampah pada sumbernya, bukan pada pembuangannya.

“Sampah-sampah yang dihasilkan dirumah dapat diolah menjadi sesuatu yang


bermanfaat bagi warga dan membantu menyelamatkan lingkungan”, ( Teti Suryati
2009 : 1 ). Pada umumnya warga malas berurusan dengan sampah organic atau
anorganik. Pasalnya, jenis sampah tersebut mudah berbau dan busuk. Seiring dengan
berjalannya waktu sampah semakin menumpuk. Perbandingan antara jumlah sampah
yang dihasilkan dengan sampah yang diolah tidak seimbang. Hal ini dipengaruhi
aktivitas manusia, pertambahan jumlah penduduk dan ketersediaan ruang lingkup
manusia yang relative tetap. Semakin maju gaya hidup manusia, semakin banyak
sampah yang dihasilkan dan mungkin tidak dimanfaatkan.

Dilingkungan SMK PP N 1 KUALUH SELATAN sendiri sangat banyak


sampah-sampah yang berserakan. Sampah-sampah tersebut ada yang tergolong
samapah organik dan anorganik. Tetapi dilingkungan SMK PP N 1 KUALUH
SELATAN lebih banyak sampah-sampah anorganik dibandingkan sampah organik.
Banyaknya sampah-sampah anorganik dikarenakan sisa-sisa bungkus makanan para
siswa kebanyakan dari plastik dan botol. Padahal sampah anorganik lebih berbahaya
daripada sampah organik. Sampah anorganik dikatakan bahaya karena banyak
terdapat zat-zat kimia di dalam smpah tersebut. Oleh karena itu, pemanfaatan sampah
organik dan anorganik di SMK PP N 1 KUALUH SELATAN pada tahun pelajaran
2014/2015 perlu diteliti lebih lanjut.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara pemanfaatan sampah organik dan anorganik di lingkungan
SMK PP N 1 KUALUH SELATAN pada tahun ajaran 2014/2015 ?
C. Tujuan
Untuk mendiskripsikan cara pemanfaatan sampah organik dan anorganik yang
berada di SMK PP N 1 KUALUH SELATAN pada tahun ajaran 2014/2015.
D. Manfaat penelitian
1. Dapat mengurangi sampah-sampah yang berada di SMK PP N 1 KUALUH
SELATAN.
2. Dapat mengurangi pencemaran tanah.
3. Dapat mengurangi bahaya dari sampah tersebut.
4. Mendorong untuk memanfaatkan sampah sebagai bahan kreasi untuk selalu
berinovasi.
BAB II

DASAR TEORI

A. Definisi Sampah
Menurut Widyatmoko dan Sintorini (2009: 01) “sampah dan limbah adalah
Aktivitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang
dianggapnya sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukannya sebagai barang
buangan”. Istilah buangan, sampah atau limbah memang mempunyai pengertian yang
berbeda, namun karena perbedaannya sangat tipis, maka ketiga istilah itu sering
dicampur adukkan. Suatu kegiatan manusia yang membuang barang atau sisa-sisa
material yang menurutnya sudah tidak layak pakai dan dibuang disebut sampah.
Sampah perkotaan adalah sampah yang timbul di kota dan tidak termasuk
sampah berbahaya dan beracun. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
sampah adalah limbah padat yang terdiri dari bahan organik dan anorganikyang
dipandang oleh pemiliknya sudah tidak berguna dan telah dibuang, sehingga harus
dikelola dengan baik agar tidak membahayakan lingkungan.
Pada dasarnya sampah bisa digolongkan menjadi dua, yaitu sampah organic
dan sampah anorganik. “Secara sederhana, jenis sampah dapat dibagi berdasarkan
sifatnya. Sampah dipilah menjadi sampah organik dan anorganik”,(PS 2008 : 6).
Sampah organik adalah sampah yang terdiri dari bahan-bahan organik yang mudah
membusuk yang sebagian besar adalah sisa makanan, potongan hewan, sayuran dll.
Sampah jenis ini sangat mudah terurai secara alami (degradable). Sementara itu
sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terurai.(
http://viemufidah.guru-indonesia.net/artikel_detail-18152.html)
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau
bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau
buangan”. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994). “Sampah adalah suatu bahan yang
terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang
belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink,
1996).(http://dedymeliala.blogspot.com/2012/05/pengertian-jenis-dampak-negatif-
sampah.html)
B. Jenis jenis sampah
Berdasarkan kompsisi atau asal sampah dapat digolongkan mejadi dua :
1. Sampah organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat
didegradasi oleh mikrobia atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah
diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan
organik. Misalnya, sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus(selain kertas,
karet, dan plastik), tepung, kulit buah, daun dan ranting.
2. Sampah anorganik
Sampah anorganik yakni dsampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik
sebagai produk sintetis maupun hasil pengolahan teknologi bahan tambang, hasil olahan
bahan hayati dan sebagainya.
Sampah anorganik dibedakan menjadi sampah logam dan produk-produk olahannya,
sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan plastik, sampah deterjen. Sebagian zat
anorganik secara keseluruhan tidak dapat diurai oleh alam atau mikroorganisme,
sedangkan sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu lama. Sampah jenis ini
pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng.
Contoh sampah dari zat anorganik adalah: potongan-potongan / pelat-pelat dari logam,
berbagai jenis batu-batuan, pecahan-pecahan gelas, tulang-belulang, dan lain-lain.
Sampah jenis ini, melihat fisiknya keras maka baik untuk peninggian tanah rendah atau
dapat pula untuk memperluas jalan setapak. Tetapi bila rajin mengusahakannya sampah
dari logam dapat kembali dilebur untuk dijadikan barang yang berguna, batu-batuan
untuk mengurug tanah yang rendah atau memperkeras jalan setapak, pecahan gelas dapat
dilebur kembali dan dijadikan barang-barang berguna, dan tulang-belulang bila
dihaluskan (dan diproses) dapat unutk pupuk dan lain-lain.

Berdasarkan sifat fisiknya, sampah digolongkanmenjadi 5 :

1. Sampah Basah (Garbage)


Terdiri dari bahan-bahan organik yang mempunyaisifat mudah membusuk.
Sifat utama dari sampah basah ini banyak mengandung air dan cepat membusuk
terutama pada daerah tropis seperti Indonesia.
2. Sampah Kering (Rubbish)
Tersusun dari bahan organik maupun anorganik yang sifatnya lambat atau
tidak mudah membusuk.
3. Sampah Lembut
Terdiri dari partikel-partikel kecil, ringan, dan mempunyai sifat mudah
berterbangan yang dapat membahayakan dan menganggu pernafasan damn mata.
4. Sampah Besar (Bulky Waste)
Merupakan sampah yang berukuran besar. Misalnya peralatan rumah tangga.
5. Sampah Berbahaya dan Beracun
Merupakan sampah yang berbahaya baik bagi manusia, hewan, maupun
tanaman. Seperti sampah yang berasal dari rumah sakit atau klinik, sampah bahan-
bahan nuklir, sampah ledakan dan lain lain.
C. Dampak Negatif Sampah
Dampak bagi kesehatan
1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit
demam berdarah juga dapat meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaannya kurang memadai.
2. Penyakit jamur dapat menyebar.

Dampak bagi lingkungan

1. Terjadi perubahan warna dan bau pada air sungai.


2. Penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme yang terbawa air hujan dan
meresapnya bahan bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air.
3. Bahan bahan kimia tersebut dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada
bayi, kerusakan sel hati atau ginjal.

Dampak bagi keadaan sosial dan ekonomi

1. Pengolahan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat.
2. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
3. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,
drainase. ( http://dedymeliala.blogspot.com/2012/05/pengertian-jenis-dampak-
negatif-sampah.html)
D. Manfaat Sampah
Sampah merupakan masalah yang memerlukan perhatian lebih agar
bermanfaat bagi lingkungan. Salah satu cara agar sampah dimanfaatkan adalah
dengan cara pengolahan sampah yang baru. “Manfaat pengolahan sampah ada dua
macam, yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung”, (Kusumastuti, Dian
Seri Rezeki, dalam http://eprints.ui.ac.id/7971/, 2011: 1). Manfaat langsung yaitu
manfaat yang berhubungan langsung dengan warga sekitar lingkungan, seperti
kegiatan keseharian warga. Dan manfaat tidak langsung yaitu manfaat yang
berhubungan dengan kondisi lingkungan pengolahan sampah. Kondisi lingkungan
tersebut juga berdampak kepada warga sekitar.
1. Manfaat Langsung
Dian Seri Rezeki Kusumastuti (2003, dalam http://eprints.ui.ac.id/7971/,
2011: 1) mengutarakan bahwa “manfaat langsung pengolahan sampah terpadu
skala kawasan terdiri atas penghasilan dari penjualan kompos dan pemanfaatan
daur ulang sampah komersil”. Hasil kompos dan daur ulang sampah tersebut
dijual oleh warga sekitar untuk kegiatan rumah tangga dan memperbaiki
lingkungan sekitar. Kompos adalah hasil pemanfaatan dari pengolahan sampah.
Lita Uditomo (2006, dalam hasanpoerbo.blogspot.com: 1) mengatakan bahwa
“kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan yang
diperlukan tumbuhan akan tersedia. Tanaman yang dipupuk dengan kompos akan
tumbuh lebih baik dan tanah menjadi gembur”. Kompos dapat dibuat dari sampah
organik sepeti daun, tangkai sayur dan daging. Daur ulang sendiri artinya
mengurangi tingkat kebutuhan akan sampah, menggunakan kembali sampah-
sampah yang telah ada dan mendaur ulang sampah yang telah terpakai. Sampah
yang dapat di daur ulang seperti kertas dan plastik. Kita tidak harus mengubur
atau membakar sampah kita. Jika sampah plastik dikubur, tidak akan terurai
selamanya. Dan jika dibakar akan menambah polusi udara. Maka dari itu kegiatan
daur ulang perlu digalakkan lebih jauh.
Rudi Hartono (2008: 3) menyatakan bahwa dari kertas daur ulang kita dapat
membuat beraneka ragam kerajinan seperti : buku, komik, pigora, dan lain-lain.
Hasil daur ulang itu bisa dijual kembali untuk meningkatkan ekonomi warga
sekitar lingkungan.

2. Manfaat Tidak Langsung


Selain manfaat langsung pengolahan sampah juga memiliki manfaat tidak
langsung. Dian Seri Rezeki Kusumastuti (2003, dalam
http://eprints.ui.ac.id/7971/, 2011: 1) menyatakan bahwa “manfaat tak langsung
(lingkungan) adalah nilai kualitas lingkungan yang dihasilkan dengan adanya
usaha tersebut. Lingkungan tempat pengolahan sampah akan jauh lebih sehat,
indah, dan terhindar dari sumber penyakit”. Lingkungan tersebut cocok sekali
untuk menanam tanaman produktif seperti tanaman mangga, pisang, cabai, dan
lain-lain. Nantinya tanaman-tanaman itu akan menghasilkan buah yang dapat
dinikmati warga di lingkungan sekitar.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
 Penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Sampah Organik dan Anorganik di
Lingkungan SMK PP N 1 KUALUH SELATAN Tahun pelajaran 2014/2015”
dilaksanakan pada bulan Desember-Februari 2012
 Penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Sampah Organik dan Anorganik di
Lingkungan SMK PP N 1 KUALUH SELATAN Tahun pelajaran 2014/2015”.
B. Subjek Penelitian
 Penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Sampah Organik dan Anorganik di
Lingkungan SMK PP N 1 KUALUH SELATAN Tahun pelajaran 2014/2015”
menggunakan siswa-siswa yang ada di SMK PP N 1 KUALUH SELATAN

Sampel Penelitian

 Penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Sampah Organik dan Anorganik di


Lingkungan SMK PP N 1 KUALUH SELATAN Tahun pelajaran 2014/2015”
menggunakan siswa-siswa yang ada di SMK PP N 1 KUALUH SELATAN
C. Teknik Pengumpulan Data
 Penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Sampah Organik dan Anorganik di
Lingkungan SMK PP N 1 KUALUH SELATAN Tahun pelajaran 2014/2015”
mengguakan observasi.
D. Teknik Analisis Data
 Analisis data yang digunakan dalam penelitian Penelitian yang berjudul
“Pemanfaatan Sampah Organik dan Anorganik di Lingkungan SMK PP N 1
KUALUH SELATAN Tahun pelajaran 2014/2015” melalui analisis kualitaif
dan deskriptif. “Analisis kualitatif adalah analisis yang menggunakan latar
alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan diakukan
dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada”,(Denzin dan Lincoln
1987:5). Latar alamiah yang dimaksudkan adalah hasil yang dapat digunakan
untuk menafsirkan fenomena dengan cara wawancara, pengamatan, dan
pemanfaatan dokumen.

Você também pode gostar