Você está na página 1de 14

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM IMUN

Tugas Keperawatan HIV/AIDS

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. Cindi Amelia (0432950316006)


2. Deni Malik Saputra (0432950316007)
3. Dhea Riyadi (0432950316009)
4. Dinda Nursyiam Arrohmah (0432950316012)
5. Lely Pangastuti (0432950316020)

STIKes Bani Saleh Bekasi


Program Studi S1 Keperawatan
Bekasi, 2018
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Makalah ini berjudul “ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM IMUN”. Makalah


ini telah kami susun secara maksimal berdasarkan sumber-sumber yang jelas.
Pembahasan pada makalah ini bertujuan untuk menambah referensi mengenai anatomi
dan fisiologi sistem imun dalam diri manusia.

Kami menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi penyempurnaan makalah selanjutnya. Terakhir kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bekasi, Maret 2018

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................... ii

Daftar Isi ................................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan...................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1

1.2 Masalah ............................................................................................................ 1

1.3 Tujuan ......................................................................................................... 2

Bab II Pembahasan ..................................................................................................... 1

2.1 Definisi Sistem Imun ....................................................................................... 5

2.2 Fungsi Sistem Imun ......................................................................................... 5

2.3 Faktor yang memengaruhi sistem imun ........................................................... 5

2.4 Gangguan Sistem Imun .................................................................................... 5

2.5 Mekanisme Sistem Imun ................................................................................. 5

2.6 Jenis Imunitas Tubuh ....................................................................................... 5

2.7 Sel-sel yang Terlibat dalam Sistem Imun ........................................................ 5

2.3 Faktor yang Memengaruhi Sistem Imun ....................................................... 12

Bab II Penutup .......................................................................................................... 16

2.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 16

2.2 Saran ............................................................................................................. 16

Daftar Pustaka ........................................................................................................... 17


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tubuh manusia pada dasarnya memiliki sistem pertahanan yang bisa
melawan benda asing yang masuk. Sistem pertahanan tersebut dikenal dengan
sistem imun.
Sistem imun ini menjadi tameng pertama tubuh saat kita terpapar virus,
bakteri, racun dan parasit yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Saat
sistem imun diri seseorang sedang kuat, dengan paparan agen-agen tersebut tidak
akan menimbulkan efek apapun pada tubuh. Begitu pula sebaliknya, saat fungsi
sistem imun kita sedang menurun akan dengan mudahnya kita terserang berbagai
penyakit.
Karena kita hidup di lingkungan yang selalu dikelilingi oleh berbagai
ancaman penyakit maka memiliki dan memelihara. Sistem imun yang sehat &
optimal menjadi sangat penting. Oleh karena itu kita sangat penting mengetahui
apa itu sistem imun, Dalam makalah ini akan dibahas tentang anatomi dan fisiologi
dari sistem imun, yang dapat kita pelajari.

1.2 Masalah
Masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa definisi dari sistem imun?
2. Apa saja fungsi sistem imun?
3. Apa saja faktor yang memengaruhi sistem imun?
4. Apa saja gangguan sistem imun?
5. Apa saja mekanisme imunitas manusia?
6. Apa saja jenis imunitas?
7. Apa saja sel-sel yang terlibat dalam respon imun?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam makalah ini sebagai berikut:
1) Mengubah sikap untuk peduli terhadap keselamatan diri, dengan menerapkan
prinsip menjaga kesehatan sistem imun tubuh.
2) Menjelaskan fungsi sistem imun.
3) Memerinci komponen dalam respons imunitas.
4) Menjelaskan mekanisme pertahanan nonspesifik dan pertahanan spesifik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Imun


Sistem imun (pertahanan tubuh) merupakan sistem pertahanan yang berperan
dalam mengenali, menghancurkan, dan menetralkan benda-benda asing atau sel-sel
abnormal yang dapat merugikan tubuh. Sedangkan, kemampuan tubuh menahan
atau menghancurkan benda-benda asing disebut imunitas (kekebalan).

2.2 Fungsi Sistem Imun

Sistem imun tubuh memiliki beberapa fungsi, yaitu:

 Mempertahankan tubuh dari patogen invasif (dapat masuk ke dalam sel inang),
misalnya virus dan bakteri.
 Melindungi tubuh terhadap suatu agen dari lingkungan eksternal yang berasal
dari tumbuhan dan hewan (makanan tertentu, serbuk sari bunga, rambut hewan)
dan juga zat kimia (obat-obatan dan polutan).
 Menyingkirkan sel-sel yang sudah rusak akibat suatu penyakit atau cedera,
sehingga memudahkan penyembuhan lukan dan perbaikan jaringan.
 Mengenali dan menghancurkan sel abnormal (mutan) seperti kanker.

2.3 Faktor yang memengaruhi sistem imun

 Genetik (keturunan), yaitu keerentanan terhadap penyakit secara genetik.


Contohnya, seseorang dengan riwayat keluarga diabetes melitus akan beresiko
menderita penyakit tersebut dalam hidupnya.
 Fisiologis contohnya BB berlebihan dapat menyebabkan darah kurang lancar.
 Stres dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh karena melepaskan hormon
seperti neuroendokrin,glukokortikoid,dan keatekolamin.
 Usia dapat meningkatkan atau menurunkan kerentanan terhadap penyakit
tertentu.
 Hormon bergantung pada jenis kelamin.
 Olahraga jika dilakukan secara teratur akan membantu akan meningkatkan
aliran darah dan membersihkan tubuh dari racu.
 Tidur jika kekurangan akan menyebabkan perubahan pada jaringan sitokin
yang dapat menurunkan imunitas seluler, sehingga kekebalan tubuh menjadi
lemah.
 Nutrisi seperti vitamin dan mineral diperlukan dalam pengaturan sistem
imunitas.
 Pajanan zat berbahaya contohnya bahan radio aktif, pestisida, rokok, minuman
berakohol, bahan pembersih kimia, mengandung zat-zat yang dapat
menurunkan imunitas.
 Racun tubuh sisa metabolisme
 Penggunaan obat-obatan terutama penggunaan antibiotik yang berlebihan atau
teratur menyebabkan bakteri lebih resisten, sehingga ketika bakteri menyerang
lagi maka sistem kekebalan tubuh akan gagal melawannya.

2.4 Gangguan Sistem Imun

Gangguan sistem pertahanan tubuh meliputi hipersensitifitas (alergi) penyakit auto


imun dan imunodefisiensi.

A. Hipersensitivitas (alergi)
Hipersensitivitas adalah peningkatan sensitivitas atau reaktivitas
terhadap anti gen yang pernah dipajankan atau dikenal sebelumnya. Respons
imunitas ini berlebihan dan tidak diinginkan karena ketidaknyamannan.
Pada umunya terjadi pada beberapa orang saja dan tidak terlalu
membahayakan tubuh. Antigen yang mendorong timbulnya alergi disebut
alergen. Contoh alergen yaitu spora kapang, serbuk sari, rambut hewan, kotoran
serangga, karet lateks, obat-obatan, dan bahan makanan (telur, susu, kacang,
udang dan kerang).
B. Penyakit autoimun
Autoimun adalah kegagalan sistem imunitas untuk membedakan sel
tubuh dengan sel asing sehingga sistem imuntitas menyerang sel tubuh sendiri.
Contohnya, artritis rematoid, penyakit Grave (hipertiroidism), anemia
pernsiosa, penyaki Addison, Systemic lupus erythematosus (SLE), diabetes
milletus tergantung insulin (DM tipe 1) dan multiple sclerosis (MS, penyakit
neurologis kronis).
C. Imunodefisiensi
Imunodefisiensi adalah kondisi menurunnya keefektifan sistem
imunitas.
 Defisiensi imun kongenital, keadaan tidak memiliki sel B maupun sel T
sejak lahir. Penderita harus hidup dalam lingkungan steril.
 AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) disebabkan oleh virus HIV
(human immunodeficiency virus). Jumlah sel T penolong berkurang
sehingga sistem imunitas melemah. Penderita rentan terhadap penyakit
oportunistik (penyakit infeksi yang timbul saat daya tahan tubuh melemah
dan biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem
kekebalan tubuh normal seperti infeksi pneumocytis carinii), menderita
sarkoma kaposi (sejenis kanker kulit dan pembuluh darah), kerusakan
neurologis, penurunan fisiologis, dan angka kematian. Angka kematian
AIDS hampir 100%.

2.5 Mekanisme Imunitas Manusia

Mekanisme Pertahanan Spesifik Mekanisme Pertahanan Spesifik


Pertahanan Pertama Pertahanan Kedua Pertahanan Ketiga
 Kulit  Inflamasi  Limfosit
 Membran  Sel-sel fagosit  Antibodi
mukosa  Protein
 Rambut hidung antimikroba
dan silia
 Cairan sekresi
dari kulit dan
membran
mukosa

1. Pertahanan Nonspesifik (Alamiah)


Beberapa ahli lain menyebutkan sebagai pertahanan imun bawaan lahir, yaitu berupa
komponen normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu yang sehat, dan siap
mencegah serta menyingkirkan antigen yang masuk ke dalam tubuh.
Pertahanan ini disebut nonspesifik karena tidak ditujukan melawan antigen tertentu,
tapi dapat memberikan respon langsung terhadap berbagai antigen untuk melindungi
tubuh. Jumlahnya akan meningkat oleh infeksi seperti kerja sel darah putih. Berikut ini
adalah beberapa contoh pertahanan nonspesifik:
a. Pertahanan fisik, kimia dan mekanik terhadap agen infeksius
1) Kulit yang utuh menjadi garis pertahanan pertama karena sifatnya yang
impermeable terhadap infeksi berbagai organisme. Sebaliknya, kulit yang rusak
(luka, terutama luka bakar) akan meningkatkan risiko infeksi.
2) Membran mukosa hidung yang melapisi permukaan bagain dalam tubuh,
menyekresi mukus untuk menjebak mikroba dan partikel asing lainnya serta
menutup jalan masuknya ke sel epitel. Contohnya, partikel besar yang masuk ke
saluran pernapasan akan dikeluarkan saat bersin dan batuk.
3) Cairan tubuh mengandung agen anti mikroba. Mikroorganisme dapat
dihancurkan oleh enzim lisozim dalam saliva, sekresi nasal, air mata, dan ASI (Air
Susu Ibu). ASI (Laktiooksidase dan asam neuraminat) dapat menghancurkan
bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus sp.
4) Faktor mekanik seperti pembilasan oleh air mata, saliva, urin juga turut berperan
dalam perlindungan.

b. Fagositosis adalah mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit dengan
cara mencerna mikroba atau partikel asing. Proses ini dilakukan oleh neutrofil dan
makrofag. Neutrofil dan makrofag bergerak ke seluruh jaringan secara kemotaksis dan
dipengaruhi oleh zat kimia
c. Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi, atau cedera. Penyebabnya bisa
karena terbakar, toksin, produk bakteri, gigitan serangga, atau pukulan keras. Tanda-
tanda lokal respon inflamasi, yaitu kemerahan, panas, pembengkakan, nyeri atau
kehilangan fungsi. Tujuan akhir inflamasi membawa fagosit dan protein plasma ke
jaringan yang terinfeksi/rusak untuk menghancurkan patogen, serta mempersiapkan
proses penyembuhan dan perbaikan jaringan.
d. Zat antimikroba nonspesifik, diproduksi tubuh untuk perlindungan tubuh terhadap
infeksi. Cara kerja zat ini tidak membutuhkan interaksi antigen-antibodi sebagai
pemicunya.

2. Sistem Imun Pertahanan Spesifik


Sistem imun pertahanan spesifik adalah sistem kompleks yang memberikan respon
imun untuk menghadapai agen asing spesifik seperti bakteri, virus, toksin atau zat lain yang
oleh tubuh dianggap asing. Pertahanan spesifik dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu,
imunitas diperantarai antibodi dan imunitas yang diperantarai oleh sel. Imunitas yang
diperantarai oleh antibodi disebut imunitas humoral yang melibatkan pembentukan
antibodi oleh sel plasma. Sedangkan, imunitas seluler melibatkan pembentukan limfosit T
aktif yang secara langsung menyerang antigen.
a. Komponen Respons Imunitas Spesifik
 Antigen
Biasanya berupa zat dengan berat molekul besar dan juga kompleks zat kimia seperti
protein dan polisakarida.
 Determinan antigen (epitop), suatu antigen yang dapat membangkitkan respon
imun. Suatu antigen dapat memiliki dua atau lebih molekul determinan
antigenetik.
 Hapten, molekul kecil yang jika sendirian tidak dapat menginduksi produksi
antibodi. Hapten dapat berupa obat, antibiotik, zat tambahan makanan atau
kosmetik.
a. Antibodi, protein larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respons
terhadap keberadaan suatu antigen dan akan bereaksi dengan antigen tersebut.
 Kelas antibodi
Sekelompok protein plasma yang disebut imonoglobulin (Ig) ada lima kelas
(isotipe) imonoglobulin : Ig A, Ig D, Ig E, Ig G dan Ig M.
1. Molekul Ig A, mencapai 15% dari semua antibodi dalam serum darah yang
ditemukan dalam sekresi tubuh. Fungsi utama Ig A adalah untuk melawan
mikroorganisme pada setiap titik masuk potensial ke dalam tubuh.
2. Molekul Ig D, berfungsi memicu respons imunitas. Ig D banyak ditemukan
dalam limfosit B dan jumlahnya sedikit pada serum darah dan limfe.
3. Molekul Ig E, biasanya ditemukan dalam konsentrasi darah yang rendah.
Kadarnya meningkat selama reaksi alergi dan pada penyakit parasitik tertentu.
Molekul ini terikat pada reseptor sel mast dan basofil serta menyebabkan
pelepasan histamin dan mediator kimia lainnya.
4. Molekul Ig G, mencapai 80-85% dari keseluruhan antibodi yang bersikulasi
dan merupakan satu-satunya antibodi yang dapat menembus plasenta dan
memberikan imunitas pada bayi baru lahir. Molekul ini akan diproduksi besr-
besaran saat terjadi pajanan kedua dan yang berikut terhadap suatu antigen
yang spesifik. Molekul ini berfungsi sebagai pelindung terhadap
mikrorganisme dan toksin yang bersirkulasi, mengaktivasi sistem komplemen
dan meningkatkan keefektifan sel pagositik.
5. Molekul Ig M, antibodi pertama yang pertama tiba di area infeksi. Antibodi Ig
M mengaktifasi komplemen dan memperbanyak pagositosis, tetapi umur
molekul ini relatif pendek. Dan ukurannya, maka molekul ini menetap dalam
pembuloh darah dan tidak memasuki jaringan sekitar.

2.6 Jenis Imunitas Tubuh


1. Imunitas akttif didapat akibat kontak langsung dengan mikroorganisme atau toksin
sehingga tubuh memproduksi antibodinya sendir.
a. Imunitas aktif dapat secara alami terjadi jika seseorang terpapar satu penyakit dan
sistem imun memproduksi antibody secara limposit khusus. Imuitas dapat bersifat
seumur hidup (tampak,cacar) atau sementara (pneumonia pneumokokal, gonore)
b. Imunitas aktif dapat secara buatan (terinduksi) merupakan hasil vaksinasi. Vaksin
dibuat dari patogen yang mati atau dinamakan atau toksin yang telah diubah.
Vaksin ini dapat merangsang respon imun tetapi tidak menyebabkan penyakit.
2. Imunitas pasif terjadi antibodi dipindah dari satu individu ke individu lain.
a. Imunitas pasif alami terjadi pada janin saat antibodi Ig G ibu masuk menembus
plasenta. Antibodi Ig G memberi perlindungan sementara (mingguan sampai bulanan)
pada sistem imun yang imtaur,
b. Imunitas pasif buatan adalah imunitas yang diberikan melalui injeksi antibodi yang di
produksi oleh orang atau hewan yang kebal karna pernah terpapan suatu antigen.
Misalnya: antibodi dari kuda yang sudah kebal terhadap racun ular tertentu dapat
diinjeksikan pada individu yang dipatuk oleh ular sejenis.

2.7 Sel-sel yang terlibat dalam respon imun


Ada tiga jenis sel yang memegang peranan penting dalam imunitas : sel B (limfosit B),
sel T (limfosit T) dan makrofag.
1. Fungsi sel.
a. Fungsi sel B adalah antigen sepesifik yang berproliferasi untuk merespon antigen
tertentu. Sel B berdiferensiasi menjadi sel plasma non ploriferasi yang menyintesis
dan mengsekresi antibodi.
b. Fungsi sel T juga menunjukan sepesifitas antigen dan akan berproliferasi jika ada
antigen, tetapi sel ini tidak memproduksi antibodi. Makrofag secara fagositosis
menelan zat asing dan melalui kerja enjim matik menguraikan materi yang tertelan
untuk di ekpresikan dan untuk pemakaian ulang.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
- Sistem imun (pertahanan tubuh) merupakan sistem pertahanan yang berperan
dalam mengenali, menghancurkan, dan menetralkan benda-benda asing atau
sel-sel abnormal yang dapat merugikan tubuh. Sedangkan, kemampuan tubuh
menahan atau menghancurkan benda-benda asing disebut imunitas
(kekebalan).
- Gangguan sistem pertahanan tubuh meliputi hipersensitivitas (alergi), penyakit
auto imun, dan imunodefisiensi.
- Mekanisme imunitas manusia ada dua : Pertahanan Nonspesifik (Alamiah) dan
Sistem imun Pertahanan spesifik
- Antibodi adalah suatu protein dapat larut yang dihasilkan sistem imun sebagai
respon terhadap keberadaan antigen dan akan bereaksi khususnya dengan
antigen tersebut.
- Sekelompok protein plasma yang disebut imonoglobulin (Ig) ada lima kelas
(isotipe) imonoglobulin : Ig A, Ig D, Ig E, Ig G, dan Ig M.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang kami miliki serta sumber-
sumber yang kami dapatkan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan sebagai perbaikan untuk penulisan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat kepada para pembaca.
Daftar Pustaka

Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan Matematika

dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.

Prawirohartono, Slamet. 2007. Sains Biologi 3 SMA/MA. Jakarta: BUMI AKSARA.


Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Ter, dari Anatomy and
physiologi: an easy learner oleh James Veldman. Jakarta: EGC.

Você também pode gostar