Você está na página 1de 6

PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017

“Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”


Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan
Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS GUIDED-


DISCOVERY LEARNING DALAM MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN MAHASISWA
TERHADAP MATERI SIMETRI MOLEKUL
The Effectiveness of Using Interactive Multimedia Based on Guided-Discovery Learning in Developing Students’
Understanding of Molecular Symmetry

Brian Anggriawan1, Effendy2, Endang Budiasih3


1
Program Pascasarjana Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang
2,3
Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang 5 Malang, HP 085749770700
e-mail korespondensi: brian.anggriawan89@gmail.com

ABSTRAK
Simetri Molekul merupakan materi yang dianggap sulit oleh mahasiswa sebab untuk memahaminya dibutuhkan
kemampuan membangun representasi internal bentuk molekul tiga dimensi dan memanipulasinya dalam ruang yang
baik. Berdasarkan hal tersebut, beberapa peneliti telah membangun multimedia yang spesifik dirancang untuk
membantu mahasiswa memahami materi Simetri Molekul dengan mudah. Namun, penyampaian uraian materi
Simetri Molekul dalam multimedia tersebut umumnya bersifat informatif sehingga mahasiswa bersifat pasif saat
kegiatan pembelajaran. Penggunaan multimedia interaktif berbasis guided-discovery learning diduga mampu
mengatasi pemasalahan tersebut karena mampu menampilkan multirepresentasi terhadap konsep kimia serta
memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk aktif mengeksplorasi konsep dan membangun pemahamannya secara
mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan keefektifan penerapan multimedia interaktif berbasis guided-
discovery learning dengan multimedia interaktif berbasis expository instruction dalam mengembangkan pemahaman
mahasiswa terhadap materi Simetri Molekul. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan eksperimen semu dengan
72 mahasiswa sebagai sampel. Instrumen tes pemahaman materi Simetri Molekul yang digunakan memiliki tingkat
validitas isi sebesar 94,2% dan koefisien reliabilitas berdasarkan uji Alpha Cronbach sebesar 0,843. Analisis data
dilakukan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman materi Simetri Molekul mahasiswa
yang dibelajarkan menggunakan multimedia interaktif berbasis guided-discovery learning lebih tinggi dibandingkan
dengan mahasiswa yang dibelajarkan menggunakan multimedia interaktif berbasis expository instruction.

Kata Kunci: guided-discovery learning, multimedia interaktif, simetri molekul

ABSTRACT
Molecular Symmetry proves to be difficult topic for student because in order to understand this topic requires the
ability to mentally visualize the molecule in three dimensions and manipulate them. Considering these fact, several
researchers have developed multimedia to enhance learning of Molecular Symmetry topic. However, all those
multimedia presented conceptual definition directly and creates a passive role for students. The use of interactive
multimedia based on guided-discovery learning could be expected to overcome this problems because it provide
multiple representations of chemical concepts and give students the opportunity for active exploration and construct
their own understanding. The aim of this study is to compare the effectiveness of using interactive multimedia based
on guided-discovery learning with interactive multimedia based on expository instruction in developing students’
understanding of Molecular Symmetry. This study used the quasi-experimental research design with 72
undergraduate students as a sample. Molecular symmetry mastering test instrument that used in this study had
content validity index of 94,2% and reliability coefficient, measured with Alpha Cronbach, of 0,843. Data were
analyzed using the t-test. The result of this study showed that students’ understanding in guided-discovery group is
significantly higher than the expository group.

Keywords: guided-discovery learning, interactive multimedia, symmetry molecule

Simetri molekul merupakan salah satu materi dengan baik oleh mahasiswa apabila mereka memiliki
kimia yang didasarkan atas visualisasi. Tuvi-Arad & kemampuan spasial yang tinggi. Kemampuan spasial
Gorksy (2007) menyatakan bahwa untuk dapat merupakan kemampuan untuk membangun representasi
memahami materi Simetri Molekul dengan baik internal terhadap objek tiga dimensi berdasarkan
diperlukan (1) kemampuan memvisualisasi dan representasi dua dimensi dan melakukan rotasi atau
memahami bentuk molekul secara tiga dimensi; (2) inversi terhadap representasi internal tersebut (Barnea,
kemampuan untuk memvisua-lisasi dan mendeskripsikan 2000). Faktanya, banyak mahasiswa yang masih memiliki
bentuk molekul setelah dilakukan rotasi, refleksi, dan kemampuan spasial rendah (Tuckey et al., 1999). Hal ini
inversi; dan (3) kemampuan untuk mengidentifikasi menyebabkan materi Simetri Molekul cenderung sulit
kemungkinan adanya unsur simetri pada objek secara untuk dipahami dengan baik oleh mahasiswa apabila
tepat. Ketiga proses kognitif tersebut dapat dilakukan dalam kegiatan pembalajaran tidak didukung dengan

Anggriawan et al, Efektivitas Penggunaan Multimedia 219


available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017
“Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan
Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017

media visualisasi yang dapat menggambarkan bentuk dilakukan dengan menyediakan deretan pertanyaan
molekul secara tiga dimensi dan dinamis. pengiring dan simulator dalam multimedia tersebut.
Media visualisasi yang dinilai efektif menampilkan Pertanyaan pengiring adalah deretan pertanyaan yang
multirepresentasi terhadap bentuk molekul adalah dirancang khusus untuk membimbing mahasiswa
multimedia berbasis komputer (Antonogluo, et al., 2011; mencapai pemahaman konsep atau generalisasi (Eggen &
Barnea & Dori, 1999; Tuvi-Arad & Gorsky, 2007). Kauchak, 2012). Sedangkan simulator merupakan model
Multimedia berbasis komputer merupakan aplikasi virtual atau animasi yang memungkinkan mahasiswa
berbasis komputer yang menginte-grasikan teks, audio, untuk memanipulasi parameter yang ada (Plass et al.,
gambar, model tiga dimensi virtual, animasi, simulasi, 2009). Simulator dalam multimedia pembelajaran matei
dan video (Chiu & Wu, 2009:256). Multimedia berba-sis Simetri Molekul memungkinkan mahasiswa untuk
komputer dapat secara spesifik dirancang untuk merubah jenis unsur simetri dan posisinya relatif terhadap
diterapkan dalam pembelajaran kimia dalam upaya molekul kemudian mengujinya untuk mengamati
menampilkan multirepresentasi terhadap konsep dan pengaruh operasi tersebut terhadap molekul. Hal ini
memiliki aspek interaktif sehingga disebut sebagai memungkinkan mahasiswa untuk secara aktif
multimedia pembelajaran interaktif. Aspek interaktif mengeksplorasi konsep abstrak tersebut dalam rangka
diintegrasikan dalam multimedia pembelajaran dengan membangun pemahamannya.
menyediakan fitur yang memungkinkan terjadinya Pengaplikasian multimedia pembela-jaran
interaksi berupa dialoguing, controlling, manipu-lating, interaktif berbasis guide-discovery learning diduga efektif
searching, dan navigating (Moreno & Mayer, 2007). Wu dalam mengembang-kan pemahaman mahasiswa terhadap
& Shah (2004) menyatakan bahwa penggunaan materi Simetri Molekul secara mendalam. Namun, belum
multimedia interaktif dalam pembelajaran kimia dapat ditemukan artikel atau laporan hasil penelitian yang
mereduksi tingkat keabstrakan dan kekompleksan konsep terkait pengembangan dan penerapan multimedia
sehingga mahasiswa dapat membangun representasi pembelajaran interaktif materi Simetri Molekul berbasis
internal konsep dengan tepat. guide-discovery learning. Berdasarkan hal tersebut, maka
Multimedia yang spesifik dirancang untuk peneliti melakukan penelitian terkait penerapan
pembelajaran materi Simetri Molekul telah banyak multimedia pembelajaran interaktif materi Simetri
dikembangkan, dua di antaranya adalah 3D Molecular Molekul berbasis guide-discovery learning untuk menguji
Symmetry: An Interactive Guide oleh Cass et al. (2005) “apakah ada perbedaan pemahaman mahasiswa pada
dan Molecular Symmetry on the Web oleh Antonoglou et materi Simetri Molekul antara yang dibelajarkan
al. (2011). Namun, penyam-paian uraian materi Simetri menggunakan multimedia pembelajaran interaktif
Molekul pada multimedia pembelajaran tersebut bersifat berbasis guided-discovery learning dengan yang
informatif. Dengan demikian proses pembelajaran yang menggunakan multimedia pembelajaran interaktif
menerapkan multimedia tersebut cenderung menggunakan berbasis expository instruction?” Penelitian ini bertujuan
model expository instruction. Swaak et al. (2004) dalam untuk membandingkan keefektifan penerapan multimedia
penelitiannya yang dilakukan pada siswa SMA pembelajaran interaktif berbasis guide-discovery learning
menjelaskan bahwa pembela-jaran yang menggunakan dengan multimedia pembelajaran interaktif berbasis
multimedia berbasis expository instruction kurang expository instruction dalam mengembangkan
mendukung siswa untuk memahami materi secara pemahaman mahasiswa terhadap materi Simetri Molekul.
mendalam walaupun telah didukung multirepresentasi.
Hal ini disebabkan proses pembelajaran yang berpusat METODE
pada guru dan peran siswa dalam proses pembelajaran
hanya menghafal dan memahami semua informasi yang Rancangan penelitian yang digunakan dalam
sampaikan guru dan ditampikan pada multimedia. Di penelitian ini adalah rancangan penelitian eksperimental
samping itu, Swaak et al. (2004) juga menemukan bahwa semu (quasi-experimental design) dengan pretest-posttest
pembelajaran menggunakan multimedia berbasis control group design. Penelitian dilaksanakan di jurusan
expository instruction kurang mendukung siswa untuk Kimia Universitas Negeri Surabaya. Sampel dalam
berinteraksi dengan multimedia. penelitian ini adalah 72 mahasiswa semester tiga yang
Suatu multimedia pembelajaran hendak-nya juga sedang menempuh matakuliah Kimia Fisika I. Teknik
dirancang secara spesifik untuk mendukung proses belajar yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah
mandiri, disamping untuk menampilkan multirepre- convenience sampling sebab hanya ada dua kelas yang
sentasi terhadap konsep. Hal ini dapat dilakukan dengan memiliki jumlah mahasiswa yang banyak dan sebanding.
cara mengintegrasikan multimedia pembelajaran dengan Kelas eksperimen terdiri dari 35 mahasiswa dan kelas
suatu model pembelajaran konstruktivistik (Barnea & kontrol terdiri dari 37 mahasiswa. Berdasarkan hasil
Dori, 1999). Salah satu model pembelajaran pretes diketahui bahwa semua sampel penelitian belum
konstruktivistik yang cocok untuk mengajarkan materi memiliki pemahaman terhadap materi Simetri Molekul.
Simetri Molekul adalah guide-discovery learning. Multimedia yang digunakan dalam penelitian
Pengintegrasian multimedia pembelajaran interaktif merupakan hasil pengembangan peneliti. Multimedia
dengan model pembelajaran guide-discovery dapat pembelajaran yang dikembangkan berupa file executable

Anggriawan et al, Efektivitas Penggunaan Multimedia 220


available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017
“Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan
Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017

(.exe) yang dapat dioperasikan pada semua komputer Terdapat dua jenis multimedia pembelajaran
dengan operating system (OS) Windows tanpa tambahan interaktif yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
software lainnya. Cakupan materi Simetri Molekul dalam multimedia berbasis guided-discovery learning dan
multimedia adalah (1) Pengertian Simetri, (2) Kepolaran multimedia berbasis expository instruction. Kedua
Molekul dan Kaitannya dengan Simetri, dan (3) Kekiralan multimedia tersebut tidak berbeda dari segi isi. Perbedaan
Molekul dan Kaitannya dengan Simetri. Penyajian uraian kedua multimedia terletak pada metode penyampaian
materi pada multimedia didukung dengan model molekul uraian materi, tingkat keinteraktifannya, dan kemampuan
virtual yang dapat menampilkan bentuk molekul dan model molekul virtual dalam menampilkan animasi
unsur simetri secara tiga dimensi serta menampilkan seperti yang disajikan pada Tabel 1. Kedua multimedia
animasi pergerakan molekul saat dikenai suatu operasi pembelajaran tersebut dikembangkan telah divalidasi oleh
simetri seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. dua orang dosen Universitas Negeri Malang. Multimedia
Multimedia didesain secara khusus agar mahasiswa dapat pembelajaran berbasis guided-discovery learning
mempelajari materi dengan urutan yang benar. Sebagai memiliki tingkat validitas isi sebesar 87,5% dan
contoh, mahasiswa tidak dapat mengakses submateri multimedia pembelajaran berbasis expository instruction
Simetri dan Kaitannya dengan Kepolaran Molekul bila memiliki tingkat validitas isi sebesar 86,7%.
mereka belum mempelajari Operasi Simetri secara tuntas.

Gambar 1 Tampilan Multimedia Pembelajaran Interaktif Materi Simetri Molekul

Tabel 1 Perbedaan Multimedia Pembelajaran Berbasis Guided-Discovery Learning dan Multimedia Pembelajaran Berbasis
Expository Instruction
No. Faktor Pembeda Multimedia Berbasis Guided-Discovery Learning Multimedia Berbasis Expository Instruction
1 Penyampaian materi Materi disampaikan melalui pertanyaan pengiring, Materi disampaikan secara langsung, bersifat
bersifat induktif, dan disesuaikan dengan tahap- deduktif, dan disesuaikan dengan tahap-
tahap pembelajaran guided-discovery learning. tahap pembelajaran expository instruction.
2 Tingkat interaktif
a. Dialoguing Tinggi, yaitu melalui pertanyaan pengiring Rendah
b. Manipulating Tinggi, karena mahasiswa dapat merubah jenis dan Tidak ada
posisi sumbu rotasi sejati relatif terhadap molekul
pada simulator
3. Kemampuan model Multimedia didukung dengan fitur simulator yang Multimedia hanya menampilkan animasi
molekul virtual dalam dapat menampilkan animasi pergerakan molekul saat pergerakan molekul saat dikenai suatu
menampilkan animasi dikenai suatu operasi, baik operasi simetri dari operasi simetri dari molekul terkait.
molekul terkait dan bukan operasi simetri.

Anggriawan et al, Efektivitas Penggunaan Multimedia 221


available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017
“Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan
Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017

Proses pembelajaran dilakukan dalam tiga kali Data hasil postes selanjutnya dianalisis
pertemuan dengan total waktu 6 × 50 menit. Pada saat menggunakan uji t sampel independen dengan taraf
proses pembelajaran, pengajar menampilkan multimedia signifikan (α) sebesar 0,05.
melalui proyektor. Seluruh mahasiswa membawa laptop
sehingga mereka dapat berinteraksi langsung dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
multimedia pada laptopnya masing-masing. Proses
pembelajaran materi Simetri Molekul pada kelas Skor tes pemahaman materi Simetri mahasiswa
eksperimen menggunakan multimedia pembelajaran hasil pembelajaran mengguna-kan multimedia interaktif
berbasis guided-discovery learning. Di samping itu, berbasis guided-discovery learning dan expository
proses pembelajaran pada kelas eksperimen mengikuti instruction diberikan pada Tabel 2.
tahap-tahap pembela-jaran guided-discovery learning
Menurut Eggen & Kauchak (2012), yaitu: (1) Tabel 2 Skor Tes Pemahaman Materi Simetri Mahasiswa
Fase pendahuluan, yaitu pengajar menarik perhatian Kelas
mahasiswa melalui stimulus visual yang ditampilkan Deskripsi Guided-Discovery Expository
pada multimedia dan menetapkan fokus pembelajaran; Learning Instruction
(2) Fase berujung-terbuka, yaitu pengajar menampil-kan x 67,5 62,1
contoh-contoh melalui multimedia dan memberikan N 35 37
pertanyaan berujung-terbuka yang mendorong SD 9,8 12,0
Keterangan: Nilai maksimal tes pemahaman materi Simetri
mahasiswa untuk mengamati dan membandingkan
adalah 81.
contoh-contoh tersebut; (3) Fase konvergen, pada fase ini
mahasiswa menjawab pertanyaan-pertanyaan lebih Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa rata-
spesifik yang dirancang untuk membimbing mereka rata skor postes pemahaman materi Simetri Molekul
mencapai pemahaman tentang konsep atau generalisasi; mahasiswa pada kelas eksperimen lebih tinggi
dan (4) Fase penutup dan penerapan, yaitu pengajar dibandingkan mahasiswa pada kelas kontrol.
membimbing mahasiswa memahami definisi suatu Selanjutnya, berdasarkan uji hipotesis menggunakan uji t
konsep atau pernyataan generalisasi dilanjutkan diperoleh nilai thitung sebesar 2,062. Nilai ttabel (α = 0,05,
mahasiswa menerapkan pemahaman mereka ke dalam df = 70) adalah 1,995. Nilai thitung lebih besar daripada
konteks baru. nilai ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai
Proses pembelajaran pada kelas kontrol postes materi Simetri Molekul kelas eksperimen dan
menggunakan multimedia pembelajaran berbasis kelas kontrol berbeda secara signifikan. Dengan
expository instruction. Di samping itu, proses demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
pembelajaran pada kelas kontrol mengikuti tahap-tahap menggunakan multi-media berbasis guided-discovery
pembelajaran expository instruction menurut Eggen & learning lebih efektif dalam mengembangkan
Kauchak (2012), yaitu: (1) Fase perkenalan dan review, pemahaman mahasiswa terhadap materi Simetri Molekul
yaitu pengajar menarik perhatian mahasiswa melalui daripada pembelajaran dengan menggunakan multimedia
stimulus visual yang ditampilkan pada multimedia dan berbasis expository instruction.
mereview pengetahuan awal mahasiswa; (2) Fase Terdapat tiga hasil analisis yang dapat
presentasi, yaitu pengajar menjelaskan materi menjelaskan temuan penelitian tersebut. Analisis
berdasarkan uraian pada tampilan multimedia atau pertama, pada pembelajaran guided-discovery
memperagakan keteram-pilan di depan kelas; (3) Fase mahasiswa dibimbing untuk membangun pemahamannya
latihan terbimbing, yaitu mahasiswa berlatih secara mandiri melalui deretan pertanyaan pengiring
mengerjakan soal dibawah bimbingan pengajar; dan (4) sehingga memungkinkan mahasiswa untuk memahami
Fase latihan mandiri, pada fase ini mahasiswa berlatih materi Simetri Molekul secara utuh dan bukan hanya
mengerjakan soal secara mandiri. sekedar menghafal definisi suatu konsep secara verbal
Pemahaman mahasiswa terhadap materi Simetri (Trowbridge & Bybee, 1990). Sebaliknya, mahasiswa
Molekul hasil pembelajaran menggunakan multimedia yang dibelajarkan dengan expository tidak secara aktif
interaktif diukur menggunakan instrumen tes membangun pemahamannya sehingga memungkinkan
pemahaman materi Simetri Molekul. Instrumen tes mahasiswa untuk memahami konsep operasi simetri
pemahaman materi Simetri Molekul berupa tes tulis secara parsial atau dangkal (Swaak et al., 2004).
uraian dan terdiri dari 10 butir soal. Instrumen tes Analisis kedua, pembelajaran guided-discovery
pemahaman materi Simetri Molekul yang digunakan lebih mendorong mahasiswa untuk berinteraksi dengan
telah divalidasi oleh dua orang dosen Universitas Negeri multimedia dibandingkan pembelajaran expository. Pada
Malang dan menghasilkan tingkat validitas isi sebesar pembelajaran guided-discovery fase penutup dan
94,2%. Selanjutnya, berdasarkan hasil uji coba diketahui penerapan, mahasiswa belajar mengidentifikasi operasi
bahwa instrumen tes pemahaman materi Simetri Molekul simetri yang ada pada molekul melalui simulator (lihat
memiliki koefisien reliabilitas berdasarkan uji Alpha Gambar 1) dibawah bimbingan pengajar melalui
Cronbach sebesar 0,843. pertanyaan pengiring. Berdasarkan hasil pengamatan
diketahui bahwa mahasiswa aktif berinteraksi dengan

Anggriawan et al, Efektivitas Penggunaan Multimedia 222


available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017
“Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan
Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017

multimedia saat berusaha menemukan operasi simetri dan mengasah kemampuan spasialnya. Akibatnya,
yang ada pada molekul. Interaksi antara mahasiswa kemam-puan mahasiswa kelas eksperimen dalam
dengan multimedia berupa controlling dan manipulating. mengidentifikasi operasi simetri yang ada pada molekul
Interaksi controlling berupa aktivitas memutar-mutar lebih tinggi dibandingkan mahasiswa kelas kontrol.
model molekul virtual pada simulator untuk melihat Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
penampilan molekul dari sudut pandang yang berbeda. yang dilakukan Barnea & Dori pada tahun 1995. Tujuan
Sedangkan interaksi manipulating berupa aktivitas penelitian Barnea & Dori tersebut adalah untuk menguji
merubah jenis unsur simetri dan posisinya relatif keefektifan pembelajaran materi Ikatan Kimia dan
terhadap molekul kemudian mengujinya untuk Bentuk Molekul yang mengaplikasikan multimedia
mengamati pengaruh operasi tersebut terhadap molekul. Computerized Molecular Modeling (CMM) berbasis
Sebaliknya, pada multi-media berbasis expository guided-discovery learning dalam mengem-bangkan
instruction tidak disediakan fitur simulator. Artinya, pemahaman materi Ikatan Kimia dan Bentuk Molekul
multimedia berbasis expository instruction hanya dapat pada siswa SMA kelas X di Haifa. Hasil penelitian
menampilkan animasi operasi simetri terhadap suatu Barnea & Dori menunjukkan bahwa pemahaman bentuk
molekul serta mahasiswa tidak dapat merubah jenis molekul siswa yang dibelajarkan mengguna-kan
unsur simetri dan posisinya relatif terhadap molekul multimedia CMM lebih tinggi daripada siswa yang
(interaksi manipulating). Berdasar-kan hasil pengamatan dibelajarkan secara konven-sional. Pada penelitian
diketahui bahwa interaksi mahasiswa dengan multimedia Barnea & Dori tersebut, tidak dapat diketahui besarnya
sebatas memasukkan jawaban dari soal latihan yang pengaruh pengaplikasian multimedia CMM dan
diberikan. Mahasiswa terlihat jarang memutar-mutar pengaruh penerapan pembelajaran guided-discovery
model molekul virtual untuk melihat penampilan dalam mengembangkan pemahaman siswa secara
molekul dari berbagai sudut pandang saat proses latihan terpisah. Di sisi lain, Barnea & Dori juga mengukur
tersebut (interaksi controlling). respon siswa terhadap pengaplikasian multimedia CMM.
Tingginya intensitas interaksi maha-siswa dengan Sebagian besar siswa menilai bahwa multimedia CMM
multimedia pada pembelajaran guided-discovery diduga sangat membantu dalam memahami materi Ikatan dan
mampu mendorong mahasiswa untuk mengeksplorasi Bentuk Molekul (Barnea & Dori, 1995).
pemahamannya terhadap materi Simetri Molekul secara
mendalam (Moreno & Mayer, 2007). Sebagai contoh, PENUTUP
pengujian operasi rotasi melalui sumbu rotasi C2, C3, C4,
dan C6 terhadap molekul benzena melalui simulator Kesimpulan
memungkinkan maha-siswa untuk mengidentifikasi Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh
perbedaan antara operasi simetri dan bukan operasi kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
simetri dari molekul benzena. Di sisi lain, interaksi multimedia berbasis guided-discovery learning lebih
mahasiswa dengan multimedia pada pembelajaran efektif dalam mengembangkan pemahaman maha-siswa
expository relatif rendah sehingga mahasiswa diduga terhadap materi Simetri Molekul daripada pembelajaran
kurang mengeksplorasi pemahamannya terhadap materi dengan mengguna-kan multimedia berbasis expository
Simetri Molekul. Akibatnya, pema-haman mahasiswa instruction.
yang dibelajarkan dengan guided-discovery terhadap
materi Simetri Molekul lebih baik dibandingkan dengan Saran
mahasiswa yang dibelajarkan dengan expository. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,
Analisis ketiga, tingginya intensitas interaksi maka saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah
mahasiswa dengan multimedia pada pembelajaran sebagai berikut.
guided-discovery dapat memperkaya pengalaman 1. Hasil postes menunjukkan bahwa sebagian
mahasiswa dalam mempersepsi bentuk molekul tiga mahasiswa masih mengalami kendala dalam
dimensi dari berbagai sudut pandang dan meramalkan bentuk molekul saat mempelajari materi
mempersepsikan pergerakan molekul dalam ruang. Hal Simetri Molekul. Oleh sebab itu, bagi peneliti lain
ini memungkinkan mahasiswa untuk meningkatkan yang ingin melakukan penelitian sejenis,
pemahamannya terhadap bentuk molekul (Barnea & pembelajaran berbasis multimedia hendaknya
Dori, 1996) dan mengasah kemampuan spasialnya (Wu dimulai sejak materi Bentuk Molekul sehingga
& Shah, 2004). Jika pemahaman terhadap bentuk diharapkan mahasiswa tidak mengalami kendala
molekul dan kemampuan spasial mahasiswa meningkat, dalam meramalkan bentuk molekul saat mempelajari
maka mahasiswa mampu memahami materi Simetri materi Simetri Molekul.
Molekul dengan baik. Di sisi lain, intensitas interaksi 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
antara mahasiswa dan multimedia pada pembelajaran membandingkan keefektifan penggunaan multimedia
expository relatif lebih rendah dibandingkan pada pembelajaran interaktif dan model konkret dalam
pembelajaran guided-discovery. Hal ini diduga mengembangkan pemahaman mahasiswa terhadap
menyebabkan mahasiswa kelas kontrol kurang materi Simetri Molekul.
meningkatkan pemahaman-nya terhadap bentuk molekul

Anggriawan et al, Efektivitas Penggunaan Multimedia 223


available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017
“Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner”
Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan
Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK)
Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017

DAFTAR RUJUKAN Moreno, R., & Mayer, R. (2007). Interactive Multimodal


Learning Environments, Spescial Issue on
Antonoglou, L. D., Charistos, N. D., & Sigalas, M. P. Interactive Learning Environment: Contemporary
(2011). Design, Development and Implementation Issues and Trends. Educational Psychology,
of a Technology Enhanced Hybrid Course on 19:309-326.
Molecular Symmetry: Students’ Outcomes and
Plass, J. L., Homer, B. D., Milne, C., Jordan, T.,
Attitudes. Chemistry Education Research and
Kalyuga, S., Kim, M., & Lee, H. (2009). Design
Practice, 12: 454-468.
Factors for Effective Science Simulations:
Barnea, N. (2000). Teaching and Learning about Representation of Informaton. Journal of Gaming
Chemistry and Modelling with a Computer and Computer-Mediated Simulations, 1(1): 16-35.
managed Modelling System. In: Gilbert, J. K.,
Swaak, J., de Jong, T., & van Joolingen, W. R. (2004).
Boulter, C. J. (Eds.) Developing Models in
The Effective of Discovery Learning and
Science Education, pp. 307-323. Netherlands:
Expository Instruction on the Acquisition of
Kluwer Academic Publishers.
Definitional and Intuitive Knowledge. Journal of
Barnea, N., & Dori, Y. J. (1999). High-School Chemistry Computer Assisted Learning, 20:225-234.
Students’ Performance and Gender Differences in
Trowbridge, L. W., & Bybee, R. W. (1990). Becoming a
a Computerized Molecular Modeling Learning
Secondary School Science Teacher. USA: Merrill
Environment. Journal of Science Education and
Publishing Company.
Technology, 8(4):257-271.
Tuckey, H., Selvaratnam, M., & Bradley, J. (1991).
Cass, M. E., Rzepa, H. S., Rzepa, D. R., & Williams, C.
Identification and Rectification of Student
K. (2005). An Animated Interactive Overview of
Difficulties Concerning Three-Dimensional
Molecular Symmetry. Journal of Chemical
Structure, Rotation and Reflektion. Journal of
Education, 82(11):1742-1743.
Chemical Education, 66(6): 460-464.
Chiu, M.-H., & Wu, H.-K. (2009). The Role of
Tuvi-Arad, I., & Gorsky, P. (2007). New Visualization
Multimedia in the Teaching and Learning of
Tools for Learning Molecular Symmetry: a
Triplet Relationship in Chemistry. In: Gilbert, J.
Preliminary Evaluation. Chemistry Education
K., Boulter, C. J. (Eds.) Developing Models in
Research and Practice, 8(1): 61-72.
Science Education, pp. 251-283. Netherlands:
Springer. Wu, H. -K., & Shah, P. (2004). Exploring Visuospatial
Thinking in Chemistry Learning. Science
Eggen, P., & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model
Education, 88(3): 465-492.
Pembelajaran: Mengajar Konten dan
Keterampilan Berpikir. Terjemahan oleh Satrio
Wahono. 2012. Jakarta: PT Indeks.

Anggriawan et al, Efektivitas Penggunaan Multimedia 224


available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/

Você também pode gostar