Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
klasifikasi
1. Tipe I
2. Tipe II
3. Tipe III
4. Tipe IV
Etiologi
1. Debu
2. Cuaca
3. Makanan
4. Obat
5. Bulu binatang
Diagnosa Keperawatan
Komplikasi
1. Asma
2. Sinusitis
3. Anafilaksis
Pengkajian
1. Kepala : lesi, kemerahan
2. Mata : adanya sekret, edema dan berair
3. Hidung : adanya sinusitis
4. Mulut : edema, hipertrofitonsil dan mukosa
kemerahan.
5. Kulit : terdapat lesi, bekas garukan dan
dermatitis
Evaluasi
1. Pola nafas menjadi efektif
2. Kulit kembali normal
3. Kebutuhan cairan terpenuhi
Intervensi
1. Dx 1 :
Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan dan
ekspansi paru.
Tinggikan kepala dan bantu mengubah
posisi. Bangunkan pasien turun dari
tempat tidur dan ambulansi sesegera
mungkin.
2. Dx 2 :
Lihat kulit, adanya edema, area
sirkulasinya terganggu atau pigmentasi.
3. Dx 3 :
Berikan cairan tambahan IV sesuai
keperluan.
Patofisiologi
Melepaskan histamin
Manifestasi
klinis
1. Mata berair
2. mata terasa gatal
3. kadang bersin.
Epidemiologi
Prevalensi penyakit alergi terus meningkat
secara dramatis di dunia, baik di negara maju
maupun negara berkembang, terlebih selama dua
dekade terakhir.1,2 Diperkirakan lebih dari 20%
populasi di seluruh dunia mengalami manifestasi
alergi seperti asma, rinokonjungtivitis, dermatitis
atopi atau eksema dan anafilaksis.
Penatalaksanaan
1. Farmakologi : obat anti inflamasi non
steroid, anti histamin, steroid, teofilin
atau epinefrin.
2. Non farmakologi : menghindari alergen.