Você está na página 1de 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Malaria adalah salah satu penyakit menular yang mempengaruhi angka kematian bayi,
anak, dan ibu melahirkan, serta dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja. Di daerah
transmigrasi dan daerah lain yang didatangi penduduk baru daerah non-endemik sering
terjadi letusan atau wabah yang menimbulkan banyak kematian. Lebih dari setengah
penduduk Indonesia masih tinggal di daerah yang merupakan tempat terjadinya penularan
malaria, sehingga berisiko tertular malaria. Melihat keseriusan masalah ini, siapa pun
berisiko untuk terkena malaria, terutama anak balita, wanita hamil, dan penduduk non-
immun yang mengunjungi daerah endemik malaria, seperti pekerja migran, pengungsi,
transmigran, dan wisatawan.
Dalam menangani penderita malaria, sebagian penderita masih sering terlambat dibawa ke
unit pelayanan kesehatan seperti rumah sakit atau puskesmas, sehingga hal ini menyebabkan
penderita tidak dapat tertolong lagi. Selain itu, upaya pengobatan penyakit ini juga dipersulit
oleh tingkat ketahanan parasit malaria terhadap obat-obatan yang diberikan (Departemen
Kesehatan RI, 2006). Upaya pemberantasan yang dilakukan saat ini adalah dengan
menemukan penderita sedini mungkin dan langsung memberi pengobatan. Beberapa upaya
dilakukan untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat malaria, yaitu melalui
program pemberantasan malaria yang kegiatannya antara lain meliputi diagnosis dini,
pengobatan cepat dan tepat, surveilans dan pengendalian vector dalam upaya
pemberantasan nyamuk penularan malaria baik nyamuk dewasa melalui penyemprotan
maupun pemberantasan jentik nyamuk dengan cara memberi obat-obatan pada tempat jentik
nyamuk tersebut hidup, yang kesemuanya ditujukan untuk memutuskan rantai penularan
malaria.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana proses Asuhan Keperawatan Komunitas pada pasien dengan Malaria?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum :
Mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas dengan masalah malaria.
2. Tujuan Khusus :
1) Mampu melakukan pengkajian terhadap komunitas dengan kasus Malaria.
2) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan terhadap komunitas dengan kasus
Malaria.
3) Mampu menyusun rencana keperawatan pada komunitas dengan kasus
Malaria.
4) Mampu melakukan tindakan keperawatan pada komunitas dengan kasus
Malaria.
5) Dapat melakukan evaluasi hasil dari tindakan keperawatan yang di berikan
kepadakomunitas dengan kasus Malaria.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
KONSEP PENYAKIT MALARIA

A. Definisi
Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh suatu protozoa
spesies plasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui air liur nyamuk (Corwin, 2000,
hal 125).
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh
protozoa genus plasmodium ditandai dengan demam, anemia, dan splenomegali.
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari genus
Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles dengan gambaran penyakit
berupa demam yang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan
gejala oleh karena pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati dan ginjal.

B. Etiologi
Menurut Harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan infeksi
yaitu,
1. Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria
tertiana/ vivaks (demam pada tiap hari ke tiga).
2. Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai
perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan
menyebabkan malaria tropika/ falsiparum (demam tiap 24-48 jam).
3. Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan malaria quartana/malariae
(demam tiap hari empat).
4. Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat, diIndonesia
dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian, memberikan infeksi yang paling ringan dan
dapat sembuh spontan tanpa pengobatan, menyebabkan malaria ovale.
Masa Inkubasi
Masa inkubasi bervariasi pada setiap spesies antara 9-30 hari, gigitan nyamuk dan
munculnya gejala klinis masa inkubasi dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya:

3
1. Plasmodium Flasiparum antara 12 hari.
2. Plasmodium Vivax antara 13-17 hari.
3. Plasmodium Ovale antara 13-17 hari.
4. Plasmodium Malariae antara 28-30 hari

C. Cara Penularan dan siklus hidup


Tergantung faktor setempat; seperti pola curah air hujan, kedekatan antara lokasi
perkembangbiakan nyamuk dengan manusia, dan jenis nyamuk di wilayah tersebut.
Dikenal istilah ‘endemis malaria’ dan ‘musim malaria’ Epidemik yang luas dan berbahaya
dapat terjadi ketika parasit yang bersumber dari nyamuk masuk ke wilayah di mana
masyaratnya memiliki kontak dengan parasit namun memiliki sedikit atau bahkan sama
sekali tidak memiliki kekebalan terhadapa malaria. Atau, ketika orang dengan tingkat
kekebalan rendah pindah ke wilayah yang memiliki kasus malaria tetap. Epidemik ini dapat
dipicu dengan kondisi iklim basah dan banjir, atau perpindahan masyarakat akibat konflik.

D. Jenis-jenis malaria
Menurut Harijanto (2000) pembagian jenis-jenis malaria berdasarkan jenis
plasmodiumnya antara lain sebagai berikut :
1. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)
Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang paling berat,
ditandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia yang banyak
dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika menyerang
semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Plasmodium ini
berupa Ring/ cincin kecil yang berdiameter 1/3 diameter eritrosit normal dan
merupakan satu-satunya spesies yang memiliki 2 kromatin inti (Double Chromatin).
2. Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)
Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan Plasmoduim vivax,
lebih kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih biru. Tropozoit matur mempunyai
granula coklat tua sampai hitam dan kadang-kadang mengumpul sampai membentuk
pita. Skizon Plasmodium malariae mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun seperti

4
kelopak bunga/ rossete. Bentuk gametosit sangat mirip dengan Plasmodium vivax
tetapi lebih kecil.
Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain nyeri pada kepala
dan punggung, mual, pembesaran limpa, dan malaise umum. Komplikasi yang jarang
terjadi namun dapat terjadi seperti sindrom nefrotik dan komplikasi terhadap ginjal
lainnya. Pada pemeriksaan akan di temukan edema, asites, proteinuria,
hipoproteinemia, tanpa uremia dan hipertensi.
3. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)
Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip Plasmodium malariae,
skizonnya hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa pigmen hitam di tengah.
Karakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi adalah bentuk eritrosit yang
terinfeksi Plasmodium Ovale biasanya oval atau ireguler dan fibriated. Malaria ovale
merupakan bentuk yang paling ringan dari semua malaria disebabkan oleh
Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari, walau pun periode laten sampai 4
tahun. Serangan paroksismal 3-4 hari dan jarang terjadi lebih dari 10 kali walau pun
tanpa terapi dan terjadi pada malam hari
4. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)
Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi eritrosit muda yang
diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip dengan plasmodium
Falcifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit vivax berubah menjadi
amoeboid. Terdiri dari 12-24 merozoit ovale dan pigmen kuning tengguli. Gametosit
berbentuk oval hampir memenuhi seluruh eritrosit, kromatinin eksentris, pigmen
kuning. Gejala malaria jenis ini secara periodik 48 jam dengan gejala klasik trias
malaria dan mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali dengan puncak demam
setiap 72 jam.

E. Patofisiologi
Daur hidup spesies malaria pada manusia yaitu:
1. Fase seksual
Fase ini terjadi di dalam tubuh manusia (Skizogoni), dan di dalam tubuh nyamuk
(Sporogoni). Setelah beberapa siklus, sebagian merozoit di dalam eritrosit dapat

5
berkembang menjadi bentuk- bentuk seksual jantan dan betina. Gametosit ini tidak
berkembang akan mati bila tidak di hisap oleh Anopeles betina. Di dalam lambung
nyamuk terjadi penggabungan dari gametosit jantan dan betina menjadi zigote, yang
kemudian mempenetrasi dinding lambung dan berkembang menjadi Ookista. Dalam
waktu 3 minggu, sporozoit kecil yang memasuki kelenjar ludah nyamuk (Tjay &
Rahardja, 2002, hal .162-163).
Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit membentuk
tropozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit- skizonmerozoit. Setelah 2- 3 generasi
merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara
permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa
prapaten, sedangkan masa tunas/ incubasi intrinsik dimulai dari masuknya sporozoit
dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam. (Mansjoer, 2001, hal.
409).
2. Fase Aseksual
Terjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk betina yang terinfeksi parasit,
menyengat manusia dan dengan ludahnya menyuntikkan “ sporozoit “ ke dalam
peredaran darah yang untuk selanjutnya bermukim di sel-sel parenchym hati (Pre-
eritrositer). Parasit tumbuh dan mengalami pembelahan (proses skizogoni dengan
menghasilakn skizon) 6-9 hari kemudian skizon masak dan melepaskan beribu-ribu
merozoit. Fase di dalam hati ini di namakan “ Pra -eritrositer primer.” Terjadi di
dalam darah. Sel darah merah berada dalam sirkulasi lebih kurang 120 hari. Sel darah
mengandung hemoglobin yang dapat mengangkut 20 ml O2 dalam 100 ml darah.
Eritrosit diproduksi oleh hormon eritropoitin di dalam ginjal dan hati. Sel darah di
hancurkan di limpa yang mana proses penghancuran yang di keluarkan diproses
kembali untuk mensintesa sel eritrosit yang baru dan pigmen bilirubin yang
dikelurkan bersamaan dari usus halus. Dari sebagian merozoit memasuki sel-sel darah
merah dan berkembang di sini menjadi trofozoit. Sebagian lainnya memasuki
jaringan lain, antara lain limpa atau terdiam di hati dan di sebut “ekso-eritrositer
sekunder“. Dalam waktu 48 -72 jam, sel-sel darah merah pecah dan merozoit yang di
lepaskan dapat memasuki siklus di mulai kembali. Setiap saat sel darah merah pecah,
penderita merasa kedinginan dan demam, hal ini di sebabkan oleh merozoit dan

6
protein asing yang di pisahkan. Secara garis besar semua jenis Plasmodium memiliki
siklus hidup yang sama yaitu tetap sebagian di tubuh manusia (aseksual) dan sebagian
ditubuh nyamuk.

G. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala yang di temukan pada klien dngan malaria secara umum menurut
Mansjoer (1999) antara lain sebagai berikut :
1. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporolasi).
Pada Malaria Tertiana (P.Vivax dan P. Ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka
periodisitas demamnya setiap hari ke-3, sedangkan Malaria Kuartana (P. Malariae)
pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan di
tandai dengan beberapa serangan demam periodik.
Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “Trias Malaria” (malaria proxysm)
secara berurutan :
1) Periode dingin.
Mulai menggigil, kulit kering dan dingin, penderita sering membungkus diri
dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan
bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang
kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan
meningkatnya temperatur.
2) Periode panas
Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi sampai
40oC atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-
muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai
terjadi kejang (anak). Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2
jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat
3) Periode berkeringat
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai
basah, temperatur turun, penderita merasa capai dan sering tertidur. Bila
penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa.

7
2. Splenomegali
Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas Malaria Kronik.
Limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigmen
eritrosit parasit dan jaringan ikat bertambah (Corwin , 2000, hal. 571). Pembesaran
limpa terjadi pada beberapa infeksi ketika membesar sekitar 3 kali lipat. Lien dapat
teraba di bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior. Pada batasan
anteriornya merupakan gambaran pada palpasi yang membedakan jika lien membesar
lebih lanjut. Lien akan terdorong ke bawah ke kanan, mendekat umbilicus dan fossa
iliaca dekstra.
3. Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia
karena Falcifarum. Anemia di sebabkan oleh penghancuran eritrosit yang berlebihan
Eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival time). Gangguan
pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang (Mansjoer.
dkk, Hal. 411).
4. Ikterus
Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan skIera mata akibat kelebihan
bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah produk penguraian sel darah merah. Terdapat
tiga jenis ikterus antara lain :
1) Ikterus hemolitik
Disebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang berlebihan.
Ikterus ini dapat terjadi pada destruksi sel darah merah yang berlebihan dan
hati dapat mengkonjugasikan semua bilirubin yang di hasilkan
2) Ikterus hepatoseluler
Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada disfungsi
hepatosit dan di sebut dengan hepatoseluler.
3) Ikterus Obstruktif
Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau melalui duktus
biliaris di sebut dengan ikterus obstuktif (Corwin, 2000, hal. 571).

8
H. Pemeriksaan diagnostic
1. Pemeriksaan mikroskopis malar
Diagnosis malaria sebagai mana penyakit pada umumnya didasarkan pada
manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji imunoserologis dan ditemukannya
parasit (plasmodium) di dalam penderita.Uji imunoserologis yang dirancang dengan
bermacam-macam target dianjurkan sebagai pelengkap pemeriksaan mikroskopis
dalam menunjang diagnosis malaria atau ditujukan untuk survey epidemiologi di
mana pemeriksaan mikrokopis tidak dapat dilakukan. Diagnosis definitif demam
malaria ditegakan dengan ditemukanya parasit plasmodium dalam darah penderita.
Pemeriksaan mikrokropis satu kali yang memberi hasil negatif tidak menyingkirkan
diagnosis deman malaria. Untuk itu diperlukan pemeriksaan serial dengan interval
antara pemeriksaan satu hari.
2. QBC (Semi Quantitative Buffy Coat)
Prinsip dasar: tes floresensi yaitu adanya protein pada plasmodium yang dapat
mengikat acridine orange akan mengidentifikasi eritrosit terinfeksi plasmodium. QBC
merupakan teknik pemeriksaan dengan menggunakan tabung kapiler dengan diameter
tertentu yang dilapisi acridine orange tetapi cara ini tidak dapat membedakan spesies
plasmodium dan kurang tepat sebagai instrumen hitung parasit.
3. Pemeriksaan imunoserologis
Pemeriksaan imunoserologis didesain baik untuk mendeteksi antibodi spesifik
terhadap paraasit plasmodium maupun antigen spesifik plasmodium atau eritrosit
yang terinfeksi plasmodium teknik ini terus dikembangkan terutama menggunakan
teknik radioimmunoassay dan enzim immunoassay.
4. Pemeriksan Biomolekuler
Pemeriksaan biomolekuler digunakan untuk mendeteksi DNA spesifik parasit/
plasmodium dalam darah penderita malaria.tes ini menggunakan DNA lengkap yaitu
dengan melisiskan eritrosit penderita malaria untuk mendapatkan ekstrak DNA

9
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan khusus pada kasus- kasus malaria dapat diberikan tergantung dari jenis
plasmodium, menurut Tjay & Rahardja (2002) antara lain sebagai berikut:
1. Malaria Tersiana/ Kuartana
Biasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun jika resisten perlu di tambahkan
mefloquin single dose 500 mg p.c (atau kinin 3 dd 600 mg selama 4-7 hari). Terapi
ini disusul dengan pemberian primaquin 15 mg /hari selama 14 hari)
2. Malaria Ovale
Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg selama 6 hari).
Atau mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10 mg/ kg dengan interval 4-6
jam). Pirimethamin-sulfadoksin (dosis tunggal dari 3 tablet ) yang biasanya di
kombinasikan dengan kinin (3 dd 600 mg selama 3 hari).
3. Malaria Falcifarum
Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per tablet dalam dosis
tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7 hari. Antibiotik seperti
tetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari dan aminosiklin 2 x 100 mg/ hari selama
7 hari

J. Komplikasi
Menurut Gandahusa, Ilahude dan Pribadi (2000) beberapa komplikasi yang dapat terjadi
pada penyakit malaria adalah :
1. Malaria otak
Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian tertinggi (80%) bila
dibandingkan dengan penyakit malaria lainnya. Gejala klinisnya dimulai secara
lambat atau setelah gejala permulaan. Sakit kepala dan rasa ngantuk disusul dengan
gangguan kesadaran, kelainan saraf dan kejang-kejang bersifat fokal atau
menyeluruh.
2. Anemia berat
Komplikasi ini ditandai dengan menurunnya hematokrit secara mendadak (<> 3 mg/
dl. Seringkali penyulit ini disertai edema paru. Angka kematian mencapai 50%.
Gangguan ginjal diduga disebabkan adanya Anoksia, penurunan aliran darah keginjal,

10
yang dikarenakan sumbatan kapiler, sebagai akibatnya terjadi penurunan filtrasi pada
glomerulus.
3. Edema paru
Komplikasi ini biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah melahirkan. Frekuensi
pernapasan meningkat. Merupakan komplikasi yang berat yang menyebabkan
kematian. Biasanya disebabkan oleh kelebihan cairan dan Adult Respiratory Distress
Syndrome (ARDS).
4. Hipoglikemia
Konsentrasi gula pada penderita turun (< style="font-weight: bold;">B. Konsep
Dasar Asuhan Keperawatan

K. Pencegahan dan Pengobatan


Cara Pencegahan
Biasanya pemerintah melakukan foging (pengasapan) di tempat-tempat endemik malaria.
Namun kita juga bisa melakukan pencegahan seperti berikut:
1. Menghindari gigitan nyamuk dengan memakai baju tertutup
2. Menggunakan krim anti nyamuk
3. Memasang kelambu anti nyamuk
4. Jika Anda akan bepergian ke tempat di mana banyak nyamuk malaria mengancam,
konsultasikan dulu dengan dokter
5. Jangan keluar rumah setelah senja
6. Menyemprotkan obat nyamuk di kamar tidur dan isi rumah

Cara Pengobatan
Ada tiga faktor yang harus diperhatikan dalam pengobatan malaria yaitu : jenis plasmodium
yang menginfeksi, keadaan klinis pasien (usia dan kehamilan) dan jenis obat yang cocok
untuk plasmodium penginfeksi. Jenis obat tergantung dari daerah geografis tempat
plasmodium tersebut hidup. Hal tersebut disebabkan adanya plasmodium yang sudah resisten
terhadap beberapa obat pada daerah daerah tertentu.
Malaria ringan dapat diberikan obat oral. Sedangkan malaria berat yang mempunyai gejala
klinis perdarahan harus di observasi di rumah sakit dengan pengobatan intra vena

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Skenario Kasus
Pada sebuah kasus ditemukan di RW 2 RT 4 Ds Tanggul Kulon Jember Jawa Timur terdapat
170 penduduk, dengan rincian 50 lansia, 52 remaja, 48 PUS, dan 20 Balita. Berdasarkan data
yang diperoleh dari puskemas tanggul didapatkan data hasil jumlah kasus malaria pada
tahun 2014 tercatat 18 orang, akan tetapi 9 orang merupakan pasien luar tanggul, sehingga
pasien yang berasal dari wilayah tanggul itu sendiri berjumlah 9 orang. Di desa tersebut
jarang diadakan penyuluhan dan jarak antara puskesmas dengan pemukiman warga jauh.
Masyarakat didaerahnya pun kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan.

B. Pengkajian Komunitas
Pengkajian menggunakan pendekatan community as partner meliputi : data inti dan data sub
sistem.
Data Inti Komunitas meliputi :
Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
1. Lokasi :
1) Propinsi daerah tingkat 1 : Jawa Timur
2) Kabupaten/ kotamadya : Jember
3) Kecamatan : Tanggul
4) Kelurahan : Tanggul Kulon
5) Dusun : Tanggul Kulon
6) Rw : 02
7) Rt : 04
8) Luas wilayah :-
9) Batas wilayah/wilayah :-
2. Data demografi
1) Jumlah penderita malria dari wilayah tanggul : 9 orang
2) Jumlah penderita malaria dari luar tanggul : 9 orang
a. Berdasarkan jenis kelamin
Laki-laki : 11 orang

12
Perempuan : 7 orang
b. Berdasarkan kelompok penderita Malaria
Usia < 15 th : 3 orang
Usia 16-45 th : 11 orang
Usia >45 th : 4 orang
c. Berdasarkan Tipe Malaria
Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum) : 2 orang
Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae) : 12 orang
Malaria Ovale (Plasmodium Ovale) : 3 orang
Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) : 1 orang
Data Sub System
1. Data lingkungan fisik
1) Sumber air dan air minum
Penyediaan Air bersih
 PAM : 65 orang
 Sumur : 115 orang
 Sungai :-
 Penyediaan air minum
o PAM : 70 orang
o Sumur : 35 orang
o Sungai :-
o Lain-lain/air mineral : 30 orang
o Pengolahan air minum
- Masak : 35 orang
- Tidak dimasak :-
2) Saluran pembuangan air/sampah
Kebiasaan membuang sampah
 Diangkut petugas : 30%
 Dibuang sembarangan : 70%
 Pembuangan air limbah
o Got/parit : 100%

13
o Sungai :-
o Keadaan pembuangan air limbah
- Baik/lancer : 25%
- Kotor : 75%
3) Jamban
Kepemilikan jamban
 Memiliki jamban : 80%
 Tidak memiliki jamban : 20%
 Macam jamban yang dimiliki
o Septitank : 75%
o Disungai : 25%
o Keadaan jamban
- Bersih : 45%
- Kotor : 55%
4) Keadaan rumah
Tipe rumah
 Tipe A/permanen : 105 orang
 Tipe B/semipermanen : 55 orang
 tipe C/tidak permanen : 10 orang
 Status rumah
o Milik rumah sendiri : 130 orang
o Kontrak : 40 orang
o Lantai rumah
- Tanah : 10%
- Papan : 10%
- Tegel/keramik : 80%
o Ventilasi
- Ada : 60%
- Tidak ada : 40%
o Luas kamar tidur
- Memenuhi syarat : 105 orang

14
- Tidak memenuhi syarat : 65 orang
o Penerangan rumah oleh matahari :
- Baik : 80 orang
- Cukup : 70 orang
- Kurang : 20 orang
5) Halaman rumah
Kepemilikan pekarangan
 Memiliki : 140 orang
 Tidak memiliki : 30 orang
 Pemanfaatan pekarangan
o Ya : 145 orang
o Tidak : 25 orang
6) Fasilitas umum dan kesehatan
a. Fasilitas umum
 Sarana kegiatan kelompok
o Karang taruna : 1 kelompok
o Pengajian : 2 kelompok
o Ceramah agama : 1 kelompok
o PKK : 1 kali per bulan
 Tempat perkumpulan umum
o Balai desa : ada (1 buah)
o Dukuh : ada (1 buah)
o RW : ada (1 buah)
o RT : ada (1 buah)
o Masjid/Mushola : ada (2 buah)
b. Fasilitas kesehatan
 Pemanfaatan fasilitas kesehatan
o Puskesmas : 60 orang
o Rumah sakit : 15 orang
o Para dokter swasta : 25 orang
o Praktek kesehatan lain : 70 orang

15
 Kebiasaan check up kesehatan
o Rutin tiap bulan : 35 orang
o Jarang : 135 orang
7) Ekonomi
 Karekteristik pekerjaan
o PNS/ABR : 10 orang
o Pegawai swasta : 25 orang
o Wiraswasta : 35 orang
o Buruh tani/pabrik : 100 orang
 Penghasilan rata-rata perbulan
o < dari UMR : 85 orang
o UMR – 1.000.000,00 : 55 orang
o >dari UMR : 30 orang
 Pengeluaran rata-rata perbulan
o <dari UMR : 85 orang
o UMR – 1.000.000,00 : 55 orang
o >dari UMR : 30 orang
 Kepemilikan usaha
o Toko : 40 orang
o Warung makanan : 15 orang
o UKM : 15 orang
o Tidak punya : 100 orang
8) Keamanan dan transportasi
a. Keamanan
 Diet makan
o Kebiasaan makan makanan manis : 70 orang
o Kebiasaan makan makanan berlemak : 60 orang
o Lain-lain : 40 orang
 Kepatuhan terhadap diet
o Patuh : 70 orang
o Kadang-kadang : 65 orang

16
o Tidak patuh : 35 orang
 Kebiasaan berolah raga
o Sering : 40 orang
o Kadang-kadang : 60 orang
o Tidak pernah : 70 orang
 Kebiasaan sehari-hari
o Memakai alas kaki
- Setiap saat : 100 orang
- Saat di luar rumah : 50 orang
- Jarang memakai : 20 orang
 Kebiasaan mencuci kaki sebelum tidur
o Sering : 65 orang
o Kadang-kadang : 25 orang
o Tidak pernah : 80 orang
b. Transportasi
 Fasilitas transportasi : Jalan raya, angkutan umum, ambulan
 Alat transportasi yang dimiliki
o Sepeda : 50 orang
o Motor : 95 orang
o Mobil : 5 orang
o Lain-lain/ becak : 20 orang
 Penggunaan sarana transportasi oleh masyarakat
o Angkutan umum : 110 orang
o Kendaraan pribadi : 60 orang

9) Politik dan pemerintahan


 Struktur organisasi : ada
o Terdapat kepala desa dan perangkatnya
o Ada organisasi karang taruna
 Kelompok layanan kepada masyarakat (pkk, karang taruna, panti,
posyandu)

17
 Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan : ada yaitu
puskesmas
 Kebijakan pemerintah khusus untuk penyakit DM : belum ada
 Peran serta partai dalam pelayanan kesehatan : belum ada

10) Sistem komunikasi


 Fasilitas komunikasi yang ada
o Radio : 45 orang
o TV : 65 orang
o Telepon/handphone : 50 orang
o Majalah/Koran : 10 orang
 Fasilitas komunikasi yang menunjang untuk kelompok Malaria
o Poster tentang pencegahan Malaria : Tidak ada
o Pamflet tentang penanganan Malaria : Tidak ada
o Leaflet tentang penanganan Malaria : Tidak ada
 Kegiatan yang menunjang kegiatan Kusta
o Penyuluhan oleh kader dari masyarakat dan oleh petugas
kesehatan dari Puskesmas : ada tapi jarang

11) Pendidikan
Distribusi pendudukan berdasarkan tingkat pendidikan formal
 SD : 80 orang
 SLTP : 50 orang
 SLTA : 30 orang
 Perguruan tinggi : 10 orang

12) Rekreasi
 Tempat wisata yang biasanya dikunjungi taman kota dan alun-alun.
 Ada program setahun sekali diadakan program wisata bersama kader
kesehatan RT 04 RW 02 Kelurahan Tanggul Kulon Jember.

18
C. Analisa Data

No Data Focus Etiologi Maslah


1 Data Subjek : Lingkungan Resiko tinggi
1. Dari hasil wawancara didapatkan yang kotor dan penularan malaria
bahwa di dusun tersebut ada warga pola hidup yang
yang menderita penyakit malaria kurang sehat
Data Objek :
1. Berdasarkan data dari puskemas
tanggul didapatkan data ada 9
penderita malaria.
2. rumah yang padat, lembab dan
Pembuangan sampah masih di dekat
pekarangan.
3. Ketidakpatuhan mengobati
penyakitnya (malaria)
4. Pola hidup yang kurang sehat
2 Data Subjek : Belum pernah Kurang
1. Dari hasil wawancara warga Ds diadakan pengetahuan
Tanggul mengatakan belum pernah penyuluhan atau
mendapatkan penyuluhan tentang tentang malaria. informasi.
malaria.
Data Objek :
1. Warga tidak mengerti cara penularan
dan pencegahan malaria.
2. Data menyebutkan bahwa 50 %
penduduknya lulusan SD

19
D. Prioritas Masalah
Perubahan positif Penelesaian untuk
Pentingnya
untuk penyelesaian peningkatan
penyelesaian
di komunitas kwalitas hidup
masalah
Diagnosa keperawatan 0 : tidak ada 0 : tidak ada Score
1 : rendah
1 : rendah 1 : rendah
2 : sedang
2 : sedang 2 : sedang
3 : tinggi
3 : tinggi 3 : tinggi
Resiko tinggi penularan
malaria di RW 2 RT 4 Ds
Tanggul Kulon Jember Jawa
3 3 3 9
Timur berhubungan dengan
lingkungan yg kotor dan pola
hidup yang tidak sehat.
Defisiensi pengetahuan
tentang kusta di RW 2 RT 4
Ds Tanggul Kulon Jember
Jawa Timur berhubungan 3 3 2 8
dengan belum pernah
diadakan penyuluhan tentang
malaria.

20
E. Intervensi

Rencana
Diagnosa Keperawatan Tujuan Sasaran Metode Media Waktu Tempat
Tindakan
1. Resiko tinggi Tujuan Umum : 1. Bina Warga RW 1. Ceramah, 1. Proposal Kamis, 18 Balai desa
penularan malaria di - Tidak hubungan 02 RT 04 Tanya 2. Leafleat desember RW 02 RT 04
RW 02 RT 04 Ds terjangkitnya / saling Ds jawab, 3. Flipchart 2015 Ds Tanggul
Tanggul Kulon Jember terjadinya percaya Tanggul diskusi. Kulon Jember
Jawa Timur penularan dengan Kulon Jawa Timur.
berhubungan dengan penyakit Kusta masyarakat Jember
lingkungan yg kotor di RW 2 RT 4 2. Penyuluhan Jawa
dan pola hidup yang Ds Tanggul kesehatan Timur
tidak sehat ditandai Kulon Jember tentang cara
dengan : Jawa Timur. pencegahan
- Dari hasil Tujuan Khusus : dan cara
wawancara - Masyarakat penanganan
didapatkan bahwa mengetahui Malaria.
di dusun tersebut tentang Malaria 3. Mencegah
ada warga yang dan cara dan
menderita penyakit mencegah melakukan
malaria. Malaria. deteksi dini
- Berdasarkan data - Masyarakat terjadinya

21
dari puskemas mengetahui penularan
tanggul didapatkan cara malaria.
data ada 9 pengobatan /
penderita malaria. penatalaksanaa
- Rumah yang padat, n Malaria.
lembab dan - Masyarakat
Pembuangan mulai
sampah masih di memperdulikan
dekat pekarangan. kesehatannya
- Ketidakpatuhan dengan
mengobati melakukan
penyakitnya pengobatan
(malaria). secara intensif.
- Pola hidup yang
kurang sehat.
2. Kurang pengetahuan Tujuan Umum : 1. Berikan Warga RW 1. Bekerja 1. Proposal Kamis, 18 Balai desa
atau informasi tentang Tidak terjadinya health 02 RT 04 sama 2. Leafleat desember RW 02 RT 04
malaria di RW 02 RT penyakit Menular di education Ds dengan 3. Flipchart 2015 Ds Tanggul
04 Ds Tanggul Kulon RW 0I Dukuh tentang cara Tanggul kader Kulon Jember
Jember Jawa Timur Mojosari Kelurahan pencegahan Kulon untuk Jawa Timur
berhubungan dengan Bekonang Kota terjadinya Jember melakuka
belum pernah diadakan Sukoharjo penularan Jawa n

22
penyuluhan tentang Tujuan Khusus : penyakit Timur persiapan
malaria ditandai - Masyarakat malaria posyandu
dengan : mengetahui 2. Penyuluhan 2. Komunik
- dari hasil tentang penyakit kesehatan asi
wawancara warga menular dan tentang 3. Informasi
Ds Tanggul cara penyebab, 4. Edukasi
mengatakan belum pencegahannya. cara
pernah pencegahana
mendapatkan dan cara
penyuluhan tentang penanganan
malaria. malaria.
- Warga tidak
mengerti cara
pencegahan
malaria.
- Data menyebutkan
bahwa 50 %
penduduknya
lulusan SD.

23
F. Tahap Implementasi

NO Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi

1. Resiko tinggi penularan Kamis, 18 1. Bina hubungan saling percaya Evaluasi Struktur :
malaria di RW 02 RT 04 desember 2015 dengan masyarakat Rencana penyuluhan telah dilakukan
Ds Tanggul Kulon Jember 2. Penyuluhan kesehatan tentang cara seminggu sebelum acara dilaksananakan.
Jawa Timur berhubungan pencegahan dan cara penanganan Undangan telah disebar 2 hari yang lalu
dengan lingkungan yg Malaria. Evaluasi Proses :
kotor dan pola hidup yang 3. Mencegah dan melakukan deteksi Peserta yang hadir 50 orang.
tidak sehat dini terjadinya penularan malaria. 30% peserta aktiv bertanya. Pelaksanaaan
kegiatan yang telah dilakukan berjalan
lancar, sesuai rencana dan adanya peran
serta KADER dan mayarakat setempat.
Selama dilakukan kegiatan tidak ditemukan
hambatan yang berarti.
Penyuluhan dilakukan di
Evaluasi Hasil :
Tindakan untuk mengatasi masalah malaria
dengan melakukan Penyuluhan Kesehatan
yang dihadiri oleh 02 RT 04 Ds Tanggul
Kulon Jember Jawa Timur, Terdapat
bapak-bapak dan Ibu- Ibu yang aktif

24
bertanya dan mendengarkan materi yang
disampaikan dan warga telah mengerti cara
pencegahan penangan malaria, dan cara
mendeteksi malaria
2. Kurang pengetahuan atau Kamis, 18 1. Berikan health education tentang Evaluasi Struktur :
informasi tentang malaria desember 2015 cara pencegahan terjadinya Rencana penyuluhan telah dilakukan
di RW 02 RT 04 Ds penularan penyakit malaria seminggu sebelum acara dilaksananakan.
Tanggul Kulon Jember 2. Penyuluhan kesehatan tentang Undangan telah disebar 2 hari yang lalu
Jawa Timur berhubungan penyebab, cara pencegahana dan Evaluasi Proses :
dengan belum pernah cara penanganan malaria. Peserta yang hadir 50 orang.
diadakan penyuluhan 30% peserta aktiv bertanya.
tentang malaria Pelaksanaaan kegiatan yang telah dilakukan
berjalan lancar, sesuai rencana dan adanya
peran serta KADER dan mayarakat
setempat. Selama dilakukan kegiatan tidak
ditemukan hambatan yang berarti.
Penyuluhan dilakukan di
Evaluasi Hasil :
kegiatan telah dilakukan untuk menilai
efektifitas kegiatan sesaat setelah kegiatan
dilakukan dan evaluasi yang dilakukan pada

25
akhir program untuk menilai aktifitas
jangka panjang yang akan dilakukan
sebagai rencana tindak lanjut di 02 RT 04
Ds Tanggul Kulon Jember Jawa Timur.

26

Você também pode gostar