Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Nurhayati A. Timumun1 , Dr. Hj. Rani A. Hiola M.Kes,2, Wirda Y. Dulahu S.Kep, Ners. M.Kep 3
1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UNG
2. Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat UNG
3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UNG
ABSTRAK
Perilaku perawat sangat berperan penting dalam pelaksanaan penerapan keselamatan pasien,
perilaku yang tidak menjaga keselamatan pasien beresiko untuk terjadinya kesalahan dan akan
mengakibatkan cedera pada pasien, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku perawat dalam penerapan IPSG di ruang IGD RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe
Kota Gorontalo.
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan sampel 38 responden. Tehnik
sampling yang di gunakan adalah total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan
lembar observasi dan di analisis menggunakan uji Chi Squere. Analisis menunjukkan bahwa nilai
untuk variabel supervisi dengan perilaku perawat dalam penerapan IPSG dengan nilai P-value 0,016.
Variabel budaya organisasi dengan perilaku perawat dalam penerapan IPSG dengan nilai P-value
0,028. Variabel motivasi dengan perilaku perawat dalam penerapan IPSG dengan nilai P-value 0,014.
Nilai P-Value menunjukkan nial p-value <a.
Kesimpulan bahwa terdapat pengaruh perilaku perawat dalam penerapan IPSG dengan factor
supervise, budaya organisasi, dan motivasi diruang IGD RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota
Gorontalo tahun 2016-2017. Diharapkan semua staf keperawatan sudah membudayakan upaya
keselamatan pasien khusunya dalam mengimplementasikan penerapan IPSG yang merupakan prioritas
utama di dalam pelayanan rumah sakit.
Kata Kunci : Perilaku Perawat, Penerapan IPSG
KNC sebanyak 5 kali, KPC sebanyak 5 Safety Goals) di ruang IGD RSUD Prof.
kali, KTC sebanyak 8 kali, dan KTD Dr. H. Aloei Saboei Kota Gorontalo”.
terjadi 1 kali
Dari hasil wawancara yang METODE PENELITIAN
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 16 penelitian yang dikgunakan dalam
Januari 2017, dari sampel 5 perawat penelitian ini adalah survey analitik
mengatakan bahwa dalam menerapkan dengan pendekatan Cross Sectional.
6 prinsip International patient safety Populasi dan sampel penelitian ini
goals itu 5 diantaranya sudah adalah 38 orang dengan teknik
diterapkan, yaitu terdiri dari (ketepatan pengambilan sampel Total Sampling.
identifikasi pasien, peningkatan Analisis yang digunakan adalah uji Chi
komunikasi yang efektif, peningkatan Square.
keamanan obat, pengurangan risiko
infeksi, dan pengurangan risiko jatuh), HASIL PENELITIAN
akan tetapi dari salah satu prinsip IPSG
tersebut tidak dilaksanakan karena tidak Distribusi Berdasarkan Karakteristik
termasuk bagian dari penanganan Responden
perawat diruangan tersebut yaitu (tepat
pasien operasi), Selain itu, berdasarkan Distribusi Frekuensi Responden
hasil observasi peneliti didapatkan Berdasarkan Jenis Kelamin
masih ada beberapa dari perawat yang Tabel 1
belum melaksanankan prinsip dari Distribusi responden berdasarkan Jenis
patient safety, hal ini mungkin terjadi Kelamin di ruang IGD RSUD Prof. Dr.
akibat dari penerapan patient safety H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
yang belum maksimal. No Jenis
jumlah (%)
Mengingat masih adanya insiden Kelamin
kesalahan pasien, perlu memperhatikan 1. Laki – Laki 15 39,5
perilaku tenaga kesehatan khusunya 2. Perempuan 23 60,5
perawat sebagai tenaga kesehatan yang Total 38 100
Sumber: Sumber data primer, 2017
bersama pasien dalam 24 jam untuk
selalu menerapkan keselamatan pasien Dari tabel di atas dapat dilihat
di rumah sakit sebagai prioritas bahwa responden yang paling banyak
utamanya dan juga untuk dapat yaitu responden dengan jenis kelamin
meningkatkan mutu pelayanan rumah perempuan sebanyak 23 orang atau 60,5
sakit. %, di bandingkan responden jenis
Berdasarkan uraian latar kelamin laki-laki sebanyak 15 orang
belakang tersebut, maka peneliti tertarik atau 39,5 %.
untuk melakukan penelitian dengan
judul “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Perawat dalam
Penerapan IPSG (International Patient
Tabel 2 Tabel 4
Distribusi Responden Berdasarkan Distribusi Responden Berdasarkan
umur di ruang IGD RSUD Prof. Dr. H. Lama Bekerja Di ruang IGD RSUD
Aloei Saboe Kota Gorontalo Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota
No Umur Jumlah (%) Gorontalo
1 20 – 25 tahun 11 28,9 No Lama Jumlah %
2 26 – 30 tahun 22 57,9 Bekerja
3 31 – 35 tahun 4 10,5 1 <1 Tahun 2 5,3
4 > 35 Tahun 1 2,6 2 1– 4 Tahun 20 52,6
Total 38 100 3 5 – 7 Tahun 7 18,4
Sumber: Data primer, 2017 4 >7 Tahun 9 23,7
Dari tabel di atas dapat dilihat Total 38 100.0
Sumber: Data primer, 2017
bahwa responden dengan umur paling
Dari tabel di atas dapat dilihat
banyak yaitu responden dengan umur
bahwa responden berdasarkan lama
26 – 30 tahun sebanyak 22 orang (57,9
bekerja paling banyak yaitu dengan
%), dan responden yang paling sedikit
lama bekerja 1-4 tahun (52,6 %)
yaitu responden dengan umur > 35
sedangkan responden dengan lama
tahun (2,6%).
bekerja paling sedikit yaitu <1 tahun
(5,3 %).
Tabel 3
Distribusi responden berdasarkan Jenis
Tabel 5
Kelamin di ruang IGD RSUD Prof. Dr.
Analisa Univariat
H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
Distribusi responden berdasarkan
No Status Jumlah %
Kepegawaian supervisi terhadap perilaku perawat
1 Kontrak 28 73,5 dalam penerapan IPSG di ruang IGD
2 Aparatur Sipil 10 26,3 RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota
Negara Gorontalo
(ASN) No Supervisi Jumlah %
Total 38 100.0 1 Baik 10 26,3
Sumber: Data primer, 2017
2 Cukup 17 44,7
Dari tabel di atas dapat dilihat 3 Kurang 11 28,9
bahwa responden dengan status Total 38 100.0
kepegawaian paling banyak yaitu status Sumber: Data primer, 2017
kepegawaian kontrak 28 orang (73,5) di Dari tabel di atas dapat dilihat
bandingkan dengan status kepegawaian bahwa supervisi yakni 10 orang perawat
Aparatur Sipil Negara (ASN) 10 orang atau sebesar 26,3% yang merasakan
atau (26,3 %) adanya supervisi yang baik. Kemudian
17 orang perawat atau sebesar 44,7%
yang merasakan adanya supervisi yang
cukup. Serta 11 orang perawat atau
sebesar 28,9 % yang merasakan adanya
supervisi yang kurang.
terdiri dari 11 orang dengan penerapan cukup baik dalam penerapan IPSG dan
IPSG baik, dan 7 orang dengan responden (26,3 %) yang merasakan
penerapan IPSG yang cukup. Perilaku adanya supervisi yang baik dalam
perawat dengan faktor motivasi dengan penerapan IPSG, Hal tersebut sesuai
kategori cukup terdapat 12 orang yang dengan pernyataan responden, dalam
terdiri dari 6 orang dengan penerapan kuesioner menunjukan sebagian besar
IPSG baik, dan 6 orang dengan responden menyatakan bahwa supervisi
penerapan IPSG yang cukup. kepala ruangan memberikan saran atau
Sedangkan perawat dengan faktor masukan, melakukan penilaian serta
motivasi dengan kategori kurang mengadakan pengawasan, terhadap
terdapat 8 orang yang terdiri dari 0 penampilan kinerja perawat dalam
orang dengan penerapan IPSG baik dan menerapkan IPSG.
8 orang dengan penerapan IPSG yang Hal tersebut sesuai yang di
cukup. ungkapkan oleh Sumarni (2013) dikutip
Berdasarkan hasil analisis dalam (Oktavia 2015). Fungsi
menggunakan uji alternatif Chi Squere pengarahan yang paling dominan
dengan nilai p-Value= 0,014 <a = 0,05 dengan penerapan patient safety adalah
yang berarti terdapat pengaruh motivasi supervisi. Supervisi adalah memberikan
terhadap perilaku perawat dalam bantuan, bimbingan, dukungan pada
penerapan IPSG di ruang IGD RSUD seseorang untuk menyelesaikan
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota pekerjaannya sesuai dengan kebijakan
Gorontalo. dan prosedur, mengembangkan
keterampilan baru, pemahaman yang
PEMBAHASAN lebih luas tentang pekerjaanya sehingga
Pengaruh supervisi terhadap dapat melakukannya lebih baik.
perilaku perawat dalam penerapan Supervisi berperan penting
IPSG di ruang IGD RSUD Prof. Dr. dalam konteks keperawatan sebagai
H. Aloei Saboe kota Gorontalo suatu proses kegiatan pemberian
Berdasarkan hasil penelitian dukungan sumber-sumber yang
pengaruh supervisi terhadap perilaku dibutuhkan perawat dalam rangka
perawat dalam penerapan IPSG di ruang menyelesaikan tugas untuk mencapai
IGD (instalasi gawat darurat) RSUD tujuan yang telah ditetapkan. Supervisi
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gota sebagai suatu proses kemudahan
Gorontalo. Didapatkan bahwa nilai p- sumber-sumber dalam penyelesaian
Value= 0,016 <a = 0,05 yang berarti suatu tugas jika supervisi melaksanakan
terdapat pengaruh supervisi terhadap kegiatan yang merencanakan,
perilaku perawat dalam penerapan IPSG mengarahkan, membimbing mengajar,
di ruang IGD RSUD Prof. Dr. H. Aloei mengobservasi, mendorong,
Saboe Kota Gorontalo. memperbaiki, mempercayai dan
Hasil penelitian menunjukan mengevaluasi secara berkesinambungan
bahwa responden terbanyak (44,7 %) secara menyeluruh sesuai dengan
yang merasakan adanya supervisi yang
responden menyatakn setuju dengan motivasi yang timbul dari diri sendiri
menerapkan IPSG karena keselamatan maupun dari lingkungan sangat
pasien merupakan tanggung jawab mempengaruhi perilaku perawat dalam
sebagai perawat, merupakan prosedur menerapkan keselamatan pasien.
yang wajib di lakukan, serta dengan Dalam hal ini motivasi sebagai
atau tanpa adanya dukungan responden kekuatan, dorongan, kebutuhan,
menyatakan tetap menerapkan IPSG semangat, atau mekanisme psikologis
dalam menangani pasien, dalam hal ini untuk mendorong seseorang atau
bahwa responden memiliki motivasi sekelompok orang untuk mencapai
sebagai dorongan, kebutuhan, serta prestasi tertentu sesuai dengan apa yang
semangat kerja. dikehendakinya.
Komitmen kerja meiliki peranan Hal tersebut seperti yang
penting untuk meningkatkan kinerja diungkapkan oleh Anoraga dalam
perawat. Komitmen kerja perawat dapat Triwibowo (2013), bahwa motivasi
meningkatkan kinerja mereka yang kerja adalah sesuatu yang menimbulkan
meliputi aspek motivasi, kejelasan tugas semangat atau dorongan kerja. Oleh
dan kemampuan kerja. Dengan sebab itu, motivasi kerja dalam
komitmen kerja yang tinggi, perawat psikologi kerja biasa disebut pendorong
menjadi lebih giat bekerja dan kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja
mempunyai motivasi kuat untuk seseorang tenaga kerja ikut menentukan
melaksanakan atau menerapkan besar kecilnya prestasinya.
program keselamatan pasien sehingga Sejalan dengan penelitian yang
tercapai prestasi organisasi yang dilakukan oleh Sri K (2015) tentang
diharapkan. Pada dasarnya motivasi di hubungan motivasi dan komitmen kerja
bentuk menjadi dua, yaitu motivasi perawat dengan penerapan keselamatan
internal yang berasal dari dalam diri pasien. Hasil penelitian menunjukan
seseorang. Keperluan dan keinginan bahwa sebagian besar motivasi perawat
yang ada dalam diri sesorang akan sudah baik (81,2 %), dalam hal ini ada
menimbulkan motivasi internalnya. hubungan antara motivasi dengan
Kekuatan ini akan mempengaruhi penerapan keselamatan pasien.
pikirannya yang selanjutnya akan Untuk 21,1 % responden yang
mengarhkan perilaku orang tersebut, merasakan motivasi yang kurang baik
dan motivasi eksternal merupakan dalam penerapan IPSG, hal tersebut
motivasi yang timbul dari luar / disebabkan oleh adanya perbedaan
lingkungan untuk berkeinginan antara sikap di lingkungan sekitar, ada
mendukung atau tidak mendukung pengaruh motivasi dalam penerapan
suatu kegiatan dalam hal ini penerapan keselamatan yang baik, adapula
program keselamatan pasien. Hal pengaruh motivasi dalam penerapan
tersebut sesuai dengan hasil penelitian keselamatan yang kurang baik.
motivasi perawat dalam penerapan Sehingga ada yang merasa tingkat
keselamatan pasien, bahwa sebagian motivasi yang baik dan ada juga yang
besar responden dengan adanya
dengan tepat, namun dapat juga terjadi budaya organisasi paling banyak
sebaliknya hal ini seperti yang adalah budaya organisasi dengan
dinyatakan oleh Robbins dalam kategori baik sebesar 36,8 %
Mulyatiningsih (2013) dalam orang 3. Terdapat pengaruh motivasi terhadap
yang telah lama bekerja belum tentu perilaku perawat dalam penerapan
lebih produktif dibandingkan dengan IPSG di ruang IGD RSUD Prof. Dr.
karyawan yang senioritasnya lebih H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
rendah. Perilaku perawat perawat harus Dengan hasil uji Chi Squerehasil P-
baik dalam melaksanakan keselamatan value 0,014 dengan motivasi paling
pasien baik oleh perawat dengan masa banyak dengan kategori baik sebesar
kerja yang lama maupun sebentar. 47,4 %.
Untuk karakteristik responden 4. Hasil penelitian menunjukan bahwa
berdasarkan status kepegawaian, responden terbanyak (55,3 %) dalam
responden dengan status kepegawaian penerapan IPSG dengan kategori
kontrak lebih banyak dibandingkan cukup baik, dan responden (44,7 %)
dengan responden dengan status menunjukan penerapan IPSG dengan
kepegawaian ASN, status kepegawaian kategori baik, hal ini menunjukan
perawat memiliki hubungan yang bahwa dalam penerapan patien safety
relevan dengan lama bekerja di unit sudah dilaksanakan sebagaimana
keperawatan. Jadi, semakin tinggi berdasarkan sasaran kesalamatan
jenjang jababatan perawat maka pasien (SKP) yang dikeluarkan oleh
semakin besar lama kerja perawat di standar Akreditas Rumah Sakit Edisi
unit tempat bekerja sehingga 1.
menentukan banyaknya pengalaman
perawat mengenai Patient Safety. Saran
1. Bagi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe
SIMPULAN DAN SARAN Kota Gorontalo
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian
1. Terdapat pengaruh supervisi yang telah dilakukan, peneliti
terhadap perilaku perawat dalam menyarankan bagi pihak rumah sakit
penerapan IPSG di ruang IGD RSUD agar tetap memperhatikan serta lebih
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota meningkatkan kinerja perawat dalam
Gorontalo Dengan hasil uji Chi menjalankan pelayanan keperawatan
Squere hasil P-value 0,016 dengan dengan lebih mengutamakan
supervisi paling banyak dengan keselamatan pasien yang merupakan
kategori cukup baik sebesar 44,7 %. prioritas di dalam pelayanan di
2. Terdapat pengaruh budaya organisasi rumah sakit, terutama dalam
terhadap perilaku perawat dalam penerapan IPSG yang merupakan
penerapan IPSG di ruang IGD RSUD syarat pemenuhan standar pertama
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota pada akreditasi rumah sakit yang
Gorontalo Dengan hasil uji Chi harus dipenuhi
Squerehasil P-value 0,028 dengan 2. Bagi Mahasiswa