Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Segala puji bagi Allah SWT yang masih melimpahkan rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat guna menunjukkan
partisipasi kami dalam menyelesaikan tugas pembuatan makalah sebagai salah satu
penunjang nilai. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
Namun, sepenuhnya kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi penulisan maupun kata. Untuk itu, kritik dan saran dari berbagai
selanjutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi
pembaca umunya.
Penulis
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dasar metode statistika karena metode statistika merupakan alat bantu dalam menelaah
laporan-laporan ilmiah, mengadakan analisis data yang diperoleh dari catatan medik di
rumah sakit, mengadakan penelitian dalam bidang kedokteran, kesehatan masyarakat, dan
lain-lain.
Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah istilah dalam bahasa latin modern
Statistikum Collegium (“Dewan Negara”) dan bahasa Italia Statista (“Negarawan” atau
“Politikus”).
pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan, dengan
mengartikannya sebagai “ilmu tentang negara (state)”. Pada awal abad ke-19 telah terjadi
pergeseran arti menjadi “ilmu mengenai pengumpulan dan klasifikasi data”. Sir John
Sinclair memperkenalkan nama (Statistiks) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris.
Jadi, statistika secara prinsip mula-mula hanya mengurus data yang dipakai lembaga-
melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk memberi informasi kependudukan
1
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan bidang-
bidang dalam matematika, terutama probabilitas. Cabang statistika yang pada saat ini
dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh Ronald Fisher
(peletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson (metode regresi linear), dan William
Sealey Gosset (meneliti problem sampel berukuran kecil). Penggunaan statistika pada
masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai
Meskipun ada pihak yang menganggap statistika sebagai cabang dari matematika,
tetapi sebagian pihak lainnya menganggap statistika sebagai bidang yang banyak terkait
dengan matematika melihat dari sejarah dan aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika
sebagian besar masuk dalam fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di
1.2 Definisi
ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah ‘statistika’ (bahasa Inggris: statistiks) berbeda
dengan ‘statistik’ (statistik). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data,
sedang statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu
data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau
mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep dasar
2
statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika antara lain:
Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam
(misalnya astronomi dan biologi maupun ilmu-ilmu sosial (termasuk sosiologi dan
psikologi), maupun di bidang bisnis, ekonomi, dan industri). Statistika juga digunakan
dalam pemerintahan untuk berbagai macam tujuan; sensus penduduk merupakan salah
satu prosedur yang paling dikenal. Aplikasi statistika lainnya yang sekarang popular
adalah prosedur jajak pendapat atau polling (misalnya dilakukan sebelum pemilihan
umum), serta jajak cepat (perhitungan cepat hasil pemilu) atau quick count. Di bidang
komputasi, statistika dapat pula diterapkan dalam pengenalan pola maupun kecerdasan
buatan.
pertama-tama dimulai dari mempelajari populasi. Makna populasi dalam statistika dapat
berarti populasi benda hidup, benda mati, ataupun benda abstrak. Populasi juga dapat
berupa pengukuran sebuah proses dalam waktu yang berbeda-beda, yakni dikenal dengan
Sebuah sensus tentu memerlukan waktu dan biaya yang tinggi. Untuk itu, dalam statistika
seringkali dilakukan pengambilan sampel (sampling), yakni sebagian kecil dari populasi,
yang dapat mewakili seluruh populasi. Analisis data dari sampel nantinya digunakan untuk
3
Jika sampel yang diambil cukup representatif, inferensial (pengambilan keputusan)
dan simpulan yang dibuat dari sampel dapat digunakan untuk menggambarkan populasi
secara keseluruhan. Metode statistika tentang bagaimana cara mengambil sampel yang
teori statistika.
Ada dua macam statistika, yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial.
Statistika deskriptif berkenaan dengan deskripsi data, misalnya dari menghitung rata-rata
dan varians dari data mentah; mendeksripsikan menggunakan tabel-tabel atau grafik
sehingga data mentah lebih mudah “dibaca” dan lebih bermakna. Sedangkan statistika
inferensial lebih dari itu, misalnya melakukan pengujian hipotesis, melakukan prediksi
rata-rata dan deviasi standar) atau secara grafis (dalam bentuk tabel atau grafik),
4
1.4 Tipe pengukuran
Ada empat tipe pengukuran atau skala pengukuran yang digunakan di dalam
statistika, yakni: nominal, ordinal, interval, dan rasio. Keempat skala pengukuran tersebut
Skala nominal hanya bisa membedakan sesuatu yang bersifat kualitatif (misalnya:
Skala interval berupa angka kuantitatif namun tidak memiliki nilai nol mutlak
Skala rasio berupa angka kuantitatif yang memiliki nilai nol mutlak.
B. Rumusan Masalah
1. Teknik Sampling
2. Hipotesis
3. Chi-Square
5
a. Apa yang dimaksud dengan uji chi square ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Teknik Sampling
2. Hipotesis
3. Chi-Square
6
c. Untuk mengetahui analisis uji chi square
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEKNIK SAMPLING
1. Pengertian Sampling
Sampling adalah proses dan cara mengambil sampel atau contoh untuk menduga
2. Teknik sampling
demikian teknik sampling adalah teknik atau metode untuk memilih dan mengambil
secara representatif.
probability sampling.
A. Probablity Sampling
pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan kata
lain cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk
8
Simple random sampling ialah cara pengambilan sampel dari anggota
dalam anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi
tekhnik ini yaitu cara pengambilan sampel mudah, dan Kelemahan dari tekhnik
ini yaitu Hanya cocok untuk populasi yang relatif homogeny, sampel mungkin
tersebar pada daerah yang luas sehingga biaya transformasi besar, dan
sampelnya adalah seluruh SD dan SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap seluruh
tertentu antar sampel yang terpilih. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk
memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa
Pilih secara acak (gunakan cara undian, kalkulator atau tabel angka acak)
9
Contoh : Misalkan ada populasi mahasiswa yang terdiri atas 60 orang
(N=60). Akan diambil sampel sebanyak 10 orang (n-10) secara sistematis. Untuk
itu, Jadi, sampel terpilih adalah No. Absensi : 2, 8, 14, 20, 26, 32, 28, 44, 50, 56
kelompok-kelompok yang homogen (disebut strata), dan dari tiap stratum tersebut
acak dan berstrata tetapi sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya.
Kelebihan :
homogen.
Kelemahan :
pengelompokan (stratifikasi).
Harus dibuat kerangka sampel yang terpisah dan berbeda untuk setiap
stratum (kelompok).
Contoh : Ada suatu manajer yang ingin mengetahui sikap manajer terhadap
suatu kebajikan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas memiliki sikap yang
maka sampelnya harus terdiri dari manajer tingkat atas, menengah, dan bawah.
10
Kemudian dari masing-masing strata dipilih manajer dengan teknik simple
random sampling.
unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam
kelompok yang terpilih akan diambil sebagai sampel. Contoh : Misalkan suatu
suatu kabupaten. Di kabupaten tersebut terdapat 100 desa, tetapi hanya ingin
dengan jumlah desa tiap kecamatan mungkin berbeda pula. Maka dalam Sample
random berkelompok :
diteliti.
11
2. Biaya akan lebih murah karena sampel yang terambil pada akhirnya
dilakukan dalam dua tahap (two-stage sampling) atau lebih. Proses pengambilan
meneliti Berat badan dan Tinggi badan murid SMA. Sesuai kondisi dan
menggunakan cara ini Biaya transportasi relatif sedikit, namun Kerugianya pada
sampel dipilih secara proporsional dengan ukuran total populasi. Ini adalah
B. Non-Probability Sampling
12
Non-Probability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel tidak
dipilih secara acak. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan
karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan
hanya ada sedikit orang yang mempunyai keahlian (expertise) di bidang yang
sedang diteliti.
tertentu. Maka sampel ditentukan adalah para teknisi atau ahli mesin yang
renang yang dianggap memiliki kompetensi di bidang ini. Teknik ini biasanya
Kelebihannya :
banyak kemiripan.
Kelemahannya :
sponantanitas, artinya siapa saja yang tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan
13
sesuai dnegan karakteistik maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel
(responden).
Contoh: Seorang ilmu ahli Bahasa Inggris ingin mengetahui sejauh mana
(para siswa diberi informasi dan apabila berminat sesuai dengan kemampuannya
mungkin tidak representative karena tergantung hanya pada anggota sampel yang
disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel
yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50
perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini dipergunakan kalau peneliti
mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan dilakukan.
sebagai sampel, ini syaratnya populasi tidak banyak, atau peneliti ingin membuat
cocok untuk populasi dengan anggotanya yang besar. Misalnya akan dilakukan
14
penelitian tentang kinerja guru di SMA XXX Jakarta. Karena jumlah guru hanya
Sampel diambil secara berantai, mulai dari ukuran sampel yang kecil
semakin menjadi besar. Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu
tentang populasi hanya tahu satu atau dua orang berdasarkan penilaian biasa
pada pihak-pihak lain sehingga sampel atau responden terus berkembang sampai
yaitu perwakilan dari karakteristik langka dapat tidak terlihat di sampel yang
sudah dipilih.
B. HIPOTESIS
1. Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk
menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekan. Jika asumsi atau
2. Macam-Macam Hipotesis
15
Hipotesis Nol yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaaan suatu
kejadian antara kedua kelompok dan tidak ada hubungan antara variabel yang satu
antara kedua kelompok dan ada hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain.
3. Pengambilan Keputusan
3. Jika p besar maka hipotesis nol (Ho) diterima,jika p kecil maka Ho ditolak.
dengan hipotesis. Jika hasil yang didapat dari penelitian itu, dalam pengertian peluang
jauh berbeda dari hasil yang diharapkan terjadi berdasarkan hipotesis, maka hipotesis
ditolak. Jika terjadi sebaliknya, hipotesis diterima. Ada dua macam kesalahan yang
16
2. Dalam penggunaannya, α disebut pula taraf signifikan atau taraf arti atau sering
2. Peluang untuk tidak melakukan kesalahan tipe ini adalah sebesar 1-ß dan dikenal
pada hipotesisnya yang distribusi populasi. Prosedur umum yang harus diikuti
tergantung pada hipotesisnya dan distribusi populasi. Prosedur umum yang harus
a) Rumuskan dengan baik hipotesis penelitian agar dapat dihitung statistik sampelnya,
hipotesis rata-rata dua populasi. Misalnya, rata-rata tekanan darah sapi Ongole sama
H0 : =
Rata-rata tekanan darah sampel sapi Ongole dan sapi Brahman adalah x1 dan x2.
17
b) Tentukan derajat kemaknaan α atau kesalahan tipe 1 yang akan digunakan.
c) Tentukan kesalahan tipe 2 atau β. Biasanya penentuan ini dilakukan pada saat
e) Tentukan kriteria menerima atau menolak hipotesis nol pada derajat kemaknaan
Keputusan:
18
1. a. p ‹ α à Ho ditolak à simpulkan Ha
Bila Ha menyatakan arah tidak sama,hal yang satu lebih tinggi atau lebih rendah
1. Pihak kanan
2. Pihak kiri
Bila Ha tidak sama dengan Ho berarti terdapat nilai yang lebih besar dan lebih
kecil dari suatu batas kritis. Ini berarti terdapat dua daerah penolakan hipotesis nol.
Secara statistic,pengujian tersebut dinamakan pengujian dua arah atau dua pihak.
C. CHI-SQUARE
Chi-Square disebut juga dengan Kai Kuadrat. Chi Square adalah salah satu jenis
uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua variabel, di mana skala data
19
kedua variabel adalah nominal. (Apabila dari 2 variabel, ada 1 variabel dengan skala
nominal maka dilakukan uji chi square dengan merujuk bahwa harus digunakan uji
Uji chi-square merupakan uji non parametris yang paling banyak digunakan.
Namun perlu diketahui syarat-syarat uji ini adalah: frekuensi responden atau sampel
yang digunakan besar, sebab ada beberapa syarat di mana chi square dapat digunakan
yaitu:
1. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga Actual Count
2. Apabila bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka tidak boleh ada 1 cell saja yang
memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count (“Fh”) kurang dari 5.
dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.
Rumus chi-square sebenarnya tidak hanya ada satu. Apabila tabel kontingensi
seperti di atas, yaitu ada cell dengan frekuensi harapan kurang dari 5, maka rumus
Uji kai kuadrat (dilambangkan dengan “χ2” dari huruf Yunani “Chi” dilafalkan
“Kai”) digunakan untuk menguji dua kelompok data baik variabel independen maupun
dependennya berbentuk kategorik atau dapat juga dikatakan sebagai uji proporsi untuk
20
dua peristiwa atau lebih, sehingga datanya bersifat diskrit. Misalnya ingin mengetahui
hubungan antara status gizi ibu (baik atau kurang) dengan kejadian BBLR (ya atau
tidak).
Dasar uji kai kuadrat itu sendiri adalah membandingkan perbedaan frekuensi hasil
observasi (O) dengan frekuensi yang diharapkan (E). Perbedaan tersebut meyakinkan
jika harga dari Kai Kuadrat sama atau lebih besar dari suatu harga yang ditetapkan pada
1. Uji χ2 untuk ada tidaknya hubungan antara dua variabel (Independency test).
Keterangan :
df = (b-1) (k-1)
21
3. Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1 (satu). Sel-sel dengdan
frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20% dari total sel
Keterbatasan penggunaan uji Kai Kuadrat adalah tehnik uji kai kuadarat memakai data yang
tergantung pada ukuran pada berbagai sel dari tabel kontingensi. Untuk menjamin pendekatan
yang memadai digunakan aturan dasar “frekuensi harapan tidak boleh terlalu kecil” secara
1. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 1 (satu)
2. Tidak lebih dari 20% sel mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 5 (lima)
Bila hal ini ditemukan dalam suatu tabel kontingensi, cara untuk menanggulanginyanya
adalah dengan menggabungkan nilai dari sel yang kecil ke se lainnya (mengcollaps), artinya
kategori dari variabel dikurangi sehingga kategori yang nilai harapannya kecil dapat
digabung ke kategori lain. Khusus untuk tabel 2×2 hal ini tidak dapat dilakukan, maka
antara gender dengan sikap mereka terhadap kualitas produk AC. Untuk itu mereka meminta
25 responden mengisi identitas mereka dan sikap atau persepsi mereka terhadap produknya.
Permasalahan : Apakah ada hubungan antara gender dengan sikap terhadap kualitas AC?
22
Hipotesis :
Tolak hipotesis nol (H0) apabila nilai signifikansi chi-square < 0.05 atau nilai chi-square
Independensi (keterkaitan) antara 2 faktor dapat diuji dengan uji chi square. Masalah
independensi ini banyak mendapat perhatian hampir di semua bidang, baik eksakta maupun
sosial ekonomi. Kita ambil contoh di bidang ekonomi dan pendidikan. Kita bisa menduga
bahwa keadaan ekonomi seseorang tidak ada kaitannya dengan tingkat pendidikannya, atau
justru sebaliknya bahwa keadaan ekonomi seseorang terkait erat dengan tingkat
pendidikannya. Untuk menjawab dugaan-dugaan ini, kita bisa menggunakan uji chi square.
1. Buatlah hipotesis
H0: tidak ada kaitan antara keadaan ekonomi seseorang dengan pendidikannya
23
kemiskinan
Tidak tamat SD 8 4 12
SD 20 17 37
SMP 15 16 31
SMA 3 23 26
Perguruan
2 22 24
Tinggi
Total 48 82 130
3. Lakukan analisis
Di bawah
Di atas garis
Kategori garis Total
kemiskinan
kemiskinan
Tidak tamat SD
O 8 4
12
E 4,43 7,57
SD
O 20 17
37
E 13,66 23,34
SMP
24
15 16 31
O
11,45 19,55
E
SMA
O 3 23
26
E 9,60 16,40
Perguruan
Tinggi
2 22
O
24
8,86 15,14
E
Total 48 82 130
1. Nilai E untuk kategori tidak tamat SD di bawah garis kemiskinan= (12 x 48)/130 = 4,43
2. Nilai E untuk kategori tidak tamat SD di atas garis kemiskinan = (12 x 82)/130 = 7,57
5. Nilai E untuk kategori SMP di bawah garis kemiskinan = (31 x 48)/130 = 11,45
6. Nilai E untuk kategori SMP di atas garis kemiskinan = (31 x 82)/130 = 19,55
7. Nilai E untuk kategori SMA di bawah garis kemiskinan = (26 x 48)/130 = 9,60
8. Nilai E untuk kategori SMA di atas garis kemiskinan = (26 x 82)/130 = 16,40
25
9. Nilai E untuk kategori Perguruan Tinggi di bawah garis kemiskinan = (24 x 48)/130 = 8,86
10. Nilai E untuk kategori Perguruan Tinggi di atas garis kemiskinan = (24 x 82)/130 = 15,14
TABEL CHI-SQUARE
1. Kesimpulan
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai x^2 hitung = 26,586, yaitu lebih besar darinilai x^2
tabel yaitu 9,488, sehingga kita harus menerima HA. Dengan demikian, kita simpulkan
bahwa ada kaitan yang signifikan antara keadaan ekonomi seseorang dengan tingkat
2. Menguji proporsi
Menurut teori genetika (Hukum Mendel I) persilangan antara kacang kapri berbunga merah
dengan yang berbunga putih akan menghasilkan tanaman dengan proporsi sebagai berikut:
25% berbunga merah, 50% berbunga merah jambu, dan 25% berbunga putih. Kemudian,
dari suatu penelitian dengan kondisi yang sama, seorang peneliti memperoleh hasil sebagai
berikut, 30 batang berbunga merah, 78 batang berbunga merah jambu, dan 40 batang
berbunga putih. Pertanyaannya adalah apakah hasil penelitian si peneliti tersebut sesuai
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita bisa menggunakan uji chi-square, sebagai berikut:
26
1. Buatlah hipotesis
2. Lakukan analisis
Kesimpulan
Dari hasil analisis data, diperoleh 𝑥 2 hitung < 𝑥 2 tabel, maka H0 diterima.
Artinya, rasio hasil penelitian si peneliti tersebut sesuai dengan rasio menurut Hukum
27
Contoh Kasus (2):
Suatu survey ingin mengetahui apakah ada hubungan Asupan Lauk dengan kejadian Anemia
pada penduduk desa X. Kemudian diambil sampel sebanyak 120 orang yang terdiri dari 50
orang asupan lauknya baik dan 70 orang asupan lauknya kurang. Setelah dilakukan
pengukuran kadar Hb ternyata dari 50 orang yang asupan lauknya baik, ada 10 orang yang
dinyatakan anemia. Sedangkan dari 70 orang yang asupan lauknya kurang ada 20 orang yang
anemia.Ujilah apakah ada perbedaan proporsi anemia pada kedua kelompok tersebut.
Jawab :
HIPOTESIS :
PERHITUNGAN :
Untuk membantu dalam perhitungannya kita membuat tabel silangnya seperti ini :
sekarang kita menentukan nilai tabel pada taraf nyata/alfa = 0.05. Sebelumnya kita harus
menentukan nilai df-nya. Karena tabel kita 2×2, maka nilai df = (2-1)*(2-1)=1.
Dari tabeli kai kudrat di atas pada df=1 dan alfa=0.05 diperoleh nilai tabel = 3.841.
KEPUTUSAN STATISTIK
Bila nilai hitung lebih kecil dari nilai tabel, maka Ho gagal ditolak, sebaliknya bila nilai
hitung lebih besar atau sama dengan nilai tabel, maka Ho ditolak.
28
Dari perhitungan di atas menunjukan bahwa χ2 hitung < χ2 tabel, sehingga Ho gagal
ditolak.
kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Semakin nyata
hubungan linier (garis lurus), maka semakin kuat atau tinggi derajat hubungan garis lurus
antara kedua variabel atau lebih. Ukuran untuk derajat hubungan garis lurus ini dinamakan
koefisien korelasi.
kemungkinan bentuk hubungan / pengaruh antara dua atau lebih variabel bebas (X)
dengan variabel terikat (Y). Tujuan pokok penentuan metode ini adalah untuk meramalkan
atau memperkirakan nilai dari satu variabel (Y) dalam hubungannya dengan variabel yang
lain (X).
REGRESI
merupakan teknik statistik yang digunakan sebagai dasar untuk mengadakan prediksi
sebagai variabel terikat atau kriterium, sedangkan variabel yang digunakan untuk
memprediksi disebut variabel bebas atau prediktor. Apabila terdapat korelasi yang
signifikan antar variabel, maka suatu variabel dapat diprediksikan dari variabel lainnya.
Dengan kata lain, untuk memutuskan variabel terikat apakah naik dan menurunkannya
29
Rumus Analisis Regresi
KOLERASI
mencari hubungan/korelasi antara dua atau lebih variabel. Pada dasarnya kofisien
korelasi tidak menujukkan adanya hubungan sebab akhibat, melainkan hanya gejala
product moment dari Pearson. Teknik ini sangat cocok digunakan untuk menganalisis
data berbentuk interval dan rasio. Dalam menggunakan teknik korelasi ini, ada
Pemilihan sampel dari populasi yang ada harus secara random (acak).
Hubungan antara variabel bebas (x) dan terikat (y) hendaknya linier.
30
Rumus yang digunakan adalah:
adanya hubungan sebab akhibat, melainkan hanya gejala hubungan arah baik positip atau
negatif, maka sebagai pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi product
Tabel 1
Product Moment
31
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Selanjutnya, untuk menguji signifikansi korelasi product moment dapat dilakukan dengan
2 cara, yaitu:
1) Membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel product moment dengan n adalah
jumlah responden dan taraf signifikansi 1% atau 5%. Kriteria uji signifikansinya
adalah terima H0 dan tolak H1 jika rhitung ≤ rtabel, sebaliknya tolak H0 dan terima H1
dan taraf signifikansi 1% atau 5%. Kriteria uji signifikansinya adalah terima H0 dan
tolak H1 jika thitung ≤ ttabel, sebaliknya tolak H0 dan terima H1 jika thitung > ttabel.
Selanjutnya, untuk mengetahui kontribusi variabel bebas (x) terhadap variabel terikat
koefisien korelasi yang telah didapat kemudian dikalikan dengan 100%. Koefisien
determinasi menunjukkan bahwa seberapa besar prosentase pengaruh variabel bebas (x)
terhadap variabel terikat (y), sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Koefisien
32
Rumus Koefisien Determinasi
33
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh semua
ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh
mengadakan analisis data yang diperoleh dari catatan medik di rumah sakit, mengadakan
B. Saran
makalah ini. Namun apabila terjadi kesalahan dari penulis mohon dimaafkan, dan penulis
senantiasa menerima kritik dan saran dari pembaca sebagai perbaikan makalah
kedepannya, saran penulis kepada pembaca adalah agar kita tetap selalu memahami,
34
DAFTAR PUSTAKA
https://lovelyyydee.wordpress.com/2014/04/09/contoh-makalah-statistika-regresi-dan-
korelasi/
http://sekilasbe.blogspot.co.id/2014/09/makalah-regresi-dan-korelasi-statistik.html
http://mynameyunus.blogspot.co.id/2012/06/makalah-uji-hipotesis-statistika.html
http://rujukanskripsi.blogspot.co.id/2015/03/beberapa-teknik-dalam-statistik.html
https://mariamhartini.wordpress.com/2010/03/01/statistik-inference-statistik-kesehatan-
masyarakat/
http://nisyara.blogspot.co.id/2012/09/makalah-uji-chisquare.html
http://widipaker.blogspot.co.id/2012/12/korelasi-dan-regresi.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28163/3/Chapter%20II.pdf
35