Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh :
Sukaina Adibi
A1F015005
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
KHASIAT DAN MANFAAT EKSTRAK DAUN
Saat ini Infeksi nosokomial sering terjadi di ruang rawat inap. Bahkan di negara besar
seperti Amerika mengeluarkan dana sebesar $ 4,1 miliar - $11 miliar untuk mengatasi dua juta
pasien per tahun yang terserang infeksi nosokomial. Banyaknya bakteri yang ditemukan resisten
terhadap antibiotik dianggap sebagai penyebab infeksi nosokomial dan salah satu bakteri yang
teridentifikasi sering menyebabkan infeksi nosokomial yaitu Staphylococcus aureus sebesar
21,7%. Saat ini diketahui sekitar 40% bakteri S.aureus yang dapat diisolasi di rumah sakit
resisten terhadap beberapa jenis antibiotic turunan β-laktam dan sefalosporin, tetapi masih
sensitif terhadap antibiotik vankomisin dan klindamisin.
Pengobatan batu ginjal dengan obat modern belum memberikan hasil yang memuaskan,
selain harganya relatif mahal juga memberikan efek samping yang tinggi, oleh karena itu upaya
pada umumnya yang dilakukan adalah pengambilan batu dengan cara pembedahan atau
pemecahan batu. Akan tetapi cara – cara tersebut masih belum dapat dijangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat karena biayanya yang tinggi dan kekurangan tenaga ahli. Selain itu
Pengetahuan tentang khasiat dan keamanan tanaman obat di Indonesia biasanya hanya
berdasarkan pengalaman empiris yang biasanya diwariskan secara turun temurun dan belum
teruji secara ilmiah. Untuk itu diperlukan penelitian tentang obat tradisional, sehingga nantinya
obat tersebut dapat digunakan dengan aman dan efektif. Sekitar 80% individu dari negara
berkembang menggunakan pengobatan tradisional dengan bahan yang berasal dari tanaman obat.
Penggunaan ekstrak dan zat fitokimia tanaman yang memiliki kandungan antimikroba dapat
menjadi dasar penemuan antibiotik baru dalam terapi kasus infeksi bakteri.
Ekstrak daun keji beling memiliki aktivitas yang tinggi sebagai antibakteri, secara
invitro terbukti terhadap bakteri S.aureus dan Bacillus cereus. Aktivitas antibakteri yang tinggi
dari ekstrak daun S.crispus karena adanya beberapa senyawa kimia dalam ekstrak daun ini,
seperti polifenol, catechin, kafein, alkaloid, tanin, ß-sitosterol, dan stigmaste (Setyawan,2016:5).
Keji beling juga merupakan salah satu tanaman yang dapat meluruhkan batu ginjal maupun batu
di kandung kemih. Kalium yang ada di dalam tanaman kejibeling bersifat sebagai diuretik yang
kuat serta dapat melarutkan batu dari garam kalsium, sehingga keji beling dapat digunakan
sebagai peluruh batu (Dharma,dkk, 2014 : 35).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setyawan, dkk (2016) Pemberian ekstrak
daun kejibeling dapat meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag dan produksi ROI makrofag
pada mencit putih strain Swiss yang diinfeksi S.aureus dengan dosis efektif pada 300mg/kgBb.
Dan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dharma, dkk (2014) Ekstrak etanol daun
kejibeling (Strobilanthes crispa (L) Blume) memiliki daya melarutkan batu ginjal, dimana
semakin tinggi dosis ekstrak maka semakin besar jumlah komponen batu ginjal (kalsium dan
oksalat) yang terlarut dalam urin.
Tanaman keji beling memiliki ciri khas diantaranya sebagai berikut :
1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Scrophulariales
Family : Acanthaeceae
Genus : Strobilanthes
Spesies : Strobilanthes cripus BI
2. Nama Daerah
Keji Beling (Strobilanthes cripus BI) memiliki nama daerah yang berbeda-beda
diantaranya adalah picah beling (Sunda), Enyoh kelo ( Jawa), Remek daging (Pasundan),
dan lire (Ternate).
3. Morfologi
Tumbuhan keji beling (Strobilanthes cripus BI)tergolong tumbuhan semak,
biasanya hidup menggerombol, tinggi 1-2 meter pada tumbuhan dewasa. Morfologi dari
tumbuhan keji beling memiliki batang beruas, bentuknya bulat dengan diameter antara
0,1-0,7 cm, berbulu kasar. Jenis daunnya tunggalm bentuk daunnya bulat telur sampai
lonjong. Permukaan daunnya memiliki bulu halus, tepi daunnya beringgit, ujung daun
meruncing, pangkal daun meruncing, panjang helai daun berkisar 5-8 cm, lebar 2-5 cm
dan warna permukaan daun bagian atas hijau tua sedangkan bagian bawah hijau muda.
Benang sari empat dan warna bunga putih agak kekuningan. Keji beling memiliki buah
berbentuk bulat, buahnya jika masih muda berwarna hijau dan setelah masak berwana
hitam.
4. Habitat
Tumbuhan kejibeling mudah berkembangbiak pada tanah subur agak terlindung
dan di tempat terbuka. Tumbuhan ini dapat hidup pada daerah dengan kondisi ekologis
sebagai berikut :
Ketinggian tempat 1-1000 m diatas permukaan laut dengan curah hujan tahunan
2.500-4000 mm/tahun
Iklimnya bulan basah (diatas 100 mm/tahun) 8-9 bulan
Hidup di suhu udara 20◦ C– 50 ◦ C dengan kelembapan sedang
Penyinaran sedang
Tekstur tanah pasir sampai tanah liat
Drainase sedang
Kedalaman air tanah 25 cm dari permukaan tanah
Kedalaman perakaran 5 cm dari permukaan tanah, keasamana (pH) 5,5 -7
kesuburan sedang
5. Kandungan kimia dan manfaat
Tanaman keji beling mengandung zat-zat kimia antaralain _ kalium, natrium,
kalsium, asam silikat, alkaloida, saponin, flavonoida dan polifenol. Flavonoida terdapat
pada seluruh bagian tanaman termasuk pada buah, tapung sari dan akar. Mekanisme kerja
flavonoida adalah menggangu aktivitas transpeptidase peptidoglikan sehingga
pembentukan dinding sel terganggun dan sel mengalami lisis.
Tanaman keji beling banyak dimanfaatkan dalam kehidupan masyarakat. Keji
beling dipercaya mampu mengobati diabetes dan juga menyembuhkan penyakit ginjal
maupun tipus. Masyarakat mengkonsumsi keji beling dengan cara direbus dan kemudian
air rebusannya diminum hingga penyakitnya sembut. Masyarakat memilih untuk direbus
karena akan lebih mudah dan lebih bersih dalam penyajiannya (Jaka, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Dharma, surya dkk. 2014. pengaruh ekstrak etanol daun kejibeling (strobilanthes crispa (l)
blume) terhadap kelarutan kalsium dan oksalat sebagai komponen batu ginjal pada urin
tikus putih jantan. http://www/scientia vol. 4 no. 1. (diakses 7 Maret 2018)
Setyawan, annaas dkk. 2016. pembuktian ekstrak daun kejibeling dalam meningkatkan sistem
imun. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas (diakses 7 Maret 2018)