Você está na página 1de 7

Nama : Hasna Mujahidah

NIM : 04011381320025
Kelompok Tutorial 2

LEARNING ISSUE
I. OAD
Klasifikasi Obat Anti Diabetes Oral yang biasa digunakan
Sulfonilurea
Obat ini merangsang sel beta pankreas untuk memproduksi insulin. terbagi menjadi
berapa golongan, antara lain :
1.Kelas A: hipoglikemik kuat
glibenklamid, nama merk dagangnya euglukon, daonil
dengan sediaan 5 mg per tablet. diberikan maksimal 3 tablet diberikan pagi dan siang
klorpropamid, nama merk dagangnya diabinase
dengan sediaan 100 dan 250 mg per tablet, dosis maksimal 2 tablet, diberikan pagi hari
2.Kelas B: untuk diabetes melitus disertai kelainan ginjal dan hepar.
glikuidon, nama merk dagangnya glerenorm, glidiab, lodem, fordab,
dengan sediaan 30 mg per tablet.
maksimal 4 tablet/hari diberikan pagi dan siang.
3.Kelas C: anti angiopati
gliklazid, digunakan untuk komplikasi diabetes melitus mikroangiopati.
nama merk dagangnya diamicron, glukolos,glucodex,glidiabet,
sediaan 80 mg per tablet, maksimal 4tablet/hari diberikan pagi dan siang.
glimipirid, digunakan untuk komplikasi diabetes melitus makroangiopati.
nama merk dagangnya amaryl,amadiab,metrix,solosa.
sediaannya 1 mg, 2 mg dan 4 mg.
diberikan pagi dan siang dengan maksimal dosis 8 mg/hari
4.Kelas D: hipoglikemik lemah tapi bekerja pada gangguan post reseptor insulin
glipizid dosis rendah misalnya minidiab dosis 2,5-20 mg diberikan pagi dan siang.

Biguanid
obat ini berefek pada reseptor insulin (uptake glukosa di perifer), menurunkan fibrinogen
plasma, tidak punya efek sentral pada pancreas, antara lain
metformin, nama merk dagangnya glucophage, buformin, diabex, neodipar.
sediaannya 500 mg per tablet. dosis 500-3000 mg perhari.
obat ini dapat menyebabkan perut tidak nyaman.
sehingga pemberiannya sebaiknya sesudah makan.
hati-hati pada pasien dengan kelainan hepar dan ginjal.

Golongan spesifik
Acarbose (alfa-glukosidase inhibitor), obat ini menghambat absorbsi glukosa di usus.
nama merk dagangnya glucobay, eclid
sediaannya 50 mg dan 100 mg. diberikan setelah suapan pertama saat makan. efek
samping yang sering : perut terasa kembung dan sering buang angin (flatus)
sitagliptin (suatu DPP-4 inhibitor), obat ini bekerja meningkatkan dan memperpanjang
hormon incretin, dengan mengnonaktifkan enzim DPP-4. hormon incretin meningkatkan
sintesis dan sekresi insulin pada sel beta pankreas dan menurunkan sekresi glukagon pada
sel alfa pankreas. nama merk dagangnya januvia. sediaan 25 mg, 50 mg dan 100 mg.
dosis yang diberikan maksimal 400 mg/hari. dosis disesuaikan juga terdapat gangguan
ginjal.
Repaglinide, obat ini bekerja meningkatkan sekresi insulin dengan menghambat ATP-
potassium-channel pada sel beta pankreas sehingga meningkatkan kalsium intrasel dan
merangsang pelepasan insulin dari sel beta pankreas. nama merk dagangnya prandin,
sediaan 0,5 mg, 1 mg dan 2 mg. dosis awal 0,5 mg diberikan 15 menit sebelum makan.
dititrasi maksimal 4 mg. dosis maksimal tidak melebihi 16 mg /hari.

Obat antidiabetik oral


a.1). Golongan Sulfonilurea
Tolbutamid (Gambar 1) termasuk golongan sulfonilurea yang dapat merangsang keluarnya
insulin dari pankreas (Tjay dan Rahardja, 2007). Tolbutamid mengandung tidak kurang dari
98,0 % dan tidak lebih dari 101,0% C12H18N2O3S, terhitung dari zat yang telah
dikeringkan. Pemerian dari tolbutamid adalah serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa agak
pahit.Tolbutamid merupakan obat turunan dari karbutamida, dengan menggantikan gugus-P
amino dengan gugus metil efek-efek sulfa dilenyapkan.Daya hipoglikemik tolbutamid relatif
lemah, maka jarang menyebabkan hipoglikemia.Obat ini banyak digunakan pada penderita
diabetes tipe-2 (Tjay dan Rahardja, 2007). Pada pasien lanjut usia secara lebih amannya
digunakan tolbutamid karena mempunyai durasi kerja paling cepat (Neal, 2005). Plasma t½ -
nya sekitar 4-5 jam, tetapi ternyata bahwa penakaran single-dose pagi hari cukup efektif
untuk mengendalikan kadar gula selama 24 jam. Zat ini dioksidasi menjadi metabolit inaktif
yang diekskresikan 80% lewat kemih. Dosis permulaan 0,5-1 g pada waktu makan (guna
menghindari iritasi lambung), bila perlu dinaikkan tiap minggu sampai maksimal 1-2 g. Dosis
di atas 2 g per hari diperkirakan tidak ada gunanya (Tjay dan Rahardja, 2007).
a.2). Golongan Inhibitor α-Glukosidase
Acarbose merupakan penghambat kompetitif alfa glucosidase usus dan memodulasi
pencernaan pasca prandial dan absorpsi zat tepung dan disakarida.Akibat klinis pada
hambatan enzim adalah untuk meminimalkan pencernaan pada usus bagian atas dan menunda
absorpsi zat tepung dan disakarida yang masuk pada usus kecil bagian distal, sehingga
menurunkan glikemik setelah makan dan menciptakan suatu efek hemat insulin. Data
farmakokinetik acarbose adalah onset efek pertama kali muncul 0,5 jam, waktu paruh (t1/2)
1-2 jam, durasi 4 jam.
a.3). Golongan Biguanid
Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin yang diproduksi
oleh tubuh, tidak merangsang peningkatan produksi insulin sehingga pemakaian tunggal tidak
berakibat hipoglikemia. Contoh obat golongan biguanid antara lain metformin (glucophage).
Golongan Meglitinid ,Obat ini dapat dikombinasikan dengan metformin digunakan
dalampengobatan Diabetes Mellitus tipe-2 sebagai tambahan terhadap diet dan olah
ragauntuk penderita yang hiperglikemiknya tidak dapat dikontrol secara memuaskan dengan
cara-cara tersebut. Contoh obat dari golongan ini antara lain repaglinid (novonorm),
nateglinid (starlix) (Tjay dan Rahardja, 2002).
a.4). Golongan Thiazolidindion
Golongan ini dapat digunakan bersama sulfonilurea, insulin atau metformin untuk
memperbaiki kontrol glikemia. Contohnya antara lain pioglitazon (actos), rosiglitazon
(avandia) (Tjay dan Rahardja,2002).
b. Insulin
Pada diabetes mellitus tipe I, diperlukan pemberian insulin eksogen untuk memperbaiki
katabolisme, mencegah ketosis dan menurunkan peningkatan kadar glukosa darah. Selain
DM tipe I, insulin kadang digunakan oleh pasien DM tipe II dan ibu hamil yang disertai
Diabetes Mellitus, namun untuk waktu yang singkat.
Penggunaan insulin dapat juga untuk indikasi sebagai berikut :
a) Kencing manis dengan komplikasi akut seperti gangren, ketoasidosis, dan koma.
b) Kencing manis pada kehamilan yang tak terkontrol dengan dietary control.
c) Penurunan badan yang drastis
d) Penyakit DM yang tidak berhasil dengan obat hipoglikemik dosis maksimal.
e) Penyakit dengan gangguan fungsi hati dan ginjal berat.
Ada 4 tipe utama insulin yang tersedia:
1). Ultra-short-acting, yang mempunyai mula kerja sangat cepat dan masa kerja yang
pendek.
2). Insulin reguler, jenis insulin ini bekerja dalam waktu yang pendek dengan mula kerja
cepat.
3). Insulin lente, bekerja dalam waktu menengah.
4). Insulin yang bekerja dalam jangka waktu panjang dengan mula kerja lambat (Katzung,
2002).
c. Ekstraksi Tanaman
Ekstraksi atau penyarian merupakan peristiwa perpindahan massa zat aktif yang semula
berada dalam tanaman ditarik oleh cairan penyari sehingga zat aktif larut dalam cairan
penyari (Ansel, 1989). Farmakope Indonesia menetapkan untuk proses penyari sebagai
cairan penyari digunakan air, etanol, air-etanol, eter yang digunakan sebagai penyari pada
pembuatan obat tradisional (Anonim, 1979).
ANALISIS MASALAH
1. Bagaimana farmakodinamik dan farmakokinetik dari glibenklamid?
Jawab:
- Farmakodinamik
Memiliki efek hipoglikemik yang poten (200 kali lebih kuat daripada Tolbutamida)
sehingga pasien perlu diingatkan untuk melakukan jadwal makan yang ketat.
Glibenklamid efektif dengan pemberian dosis tunggal.
- Farmakokinetik
Absorpsi OHO sulfonilurea melalui usus baik sehingga dapat diberikan per oral.
Setelah diabsorbsi, obat ini tersebar ke seluruh cairan ekstra sel. Dalam plasma
sebagian besar pada protein plasma terutama albumin (70-99%).pada protein plasma
terutama albumin (70-99%).
Studi menggunakan glibenklamid yang dilabel radioaktif menunjukkan bahwa,
glibenklamid diserap sangat baik (84 ± 9%).
Mula kerja (onset) glibenklamid: kadar insulin serum mulai meningkat 15-60 menit
setelah pemberian dosis tunggal. Kadar puncak dalam darah tercapai setelah 2-4 jam.
Setelah itu kadar mulai menurun, 24 jam setelah pemberian kadardalam plasma hanya
tinggal sekitar 5%.
Masa kerja sekitar 15 = 24 jam
Metabolisme glibenklamid sebagian besar berlangsung dengan jalan hidroksilasi gugus
sikloheksil pada glibenklamid, menghasilkan satu metabolit dengan aktivitas sedang
dan beberapa metabolit inaktif.
Metabolit utama (M1) merupakan hasil hidroksilasi pada posisi 4-trans, metabolit
kedua (M2) merupakan hasil hidroksilasi 3-cis, sedangkan metabolit lainnya belum
teridentifikasi. Semua metabolit tidak ada yang diakumulasi.
Hanya 25-50 % metabolit diekskresi melalui ginjal, sebagian besar diekskresi melalui
empedu dan dikeluarkan bersama tinja.
Waktu paruh eliminasi sekitar 15-16 jam, dapat bertambah panjang apabila terdapat
kerusakan hati atau ginjal.
Bila pemberian dihentikan, obat akan bersih keluar dari serum setelah 36 jam.
Glibenklamid tidak diakumulasi di dalam tubuh, walaupun dalam pemberian berulang.

2. Bagaimana efek samping, waktu dan cara pemberian, serta dosis obat glibenklamid?
Jawab:
- Efek Samping
Efek samping OHO golongan sulfonilurea umumnya ringan dan frekuensinya rendah,
antara lain gangguan saluran cerna dan gangguan susunan syaraf pusat. ;Gangguan
saluran cerna berupa mual, diare, sakit perut, dan hipersekresi asam lambung
;Gangguan susunan syaraf pusat berupa sakit kepala, vertigo, bingung, ataksia dan lain
sebagainya;Gejala hematologik termasuk leukopenia, trombositopenia, agranulositosis
dan anemia aplastik dapat terjadi walau jarang sekali ;Hipoglikemia dapat terjadi
apabila dosis tidak tepat atau diet terlalu ketat, juga pada gangguan fungsi hati atau
ginjal atau pada lansia. Hipogikemia sering diakibatkan oleh obat-obat antidiabetik oral
dengan masa kerja panjang;Golongan sulfonilurea cenderung meningkatkan berat
badan
- Waktu, Cara Pemberian dan Dosis
Glibenklamid, nama merk dagangnya euglukon, daonil dengan sediaan 5 mg per tablet.
Diberikan maksimal 3 tablet diberikan pagi dan siang

3. Bagaimana kontraindikasi dan indikasi dari obat glibenklamid?


Jawab:
- Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap glibenklamid atau senyawa OHO golongan sulfonilurea
lainnya;Porfiria;Ketoasidosis diabetik dengan atau tanpa koma;Penggunaan OHO
golongan sulfonilurea pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal merupakan
kontraindikasi, namun glibenklamid dalam batas-batas tertentu masih dapat diberikan
pada beberapa pasien dengan kelainan fungsi hati dan ginjal ringan. ;Diperkirakan
mempunyai efek terhadap agregasi trombosit.
- Indikasi
Diabetes melitus II (Diabetes melitus yang tidak tergantung pada insulin)

4. Apa hubungan minum obat sebelum makan pagi dengan keluhan Tn. Romo?
Jawab:
Obat glibenklamid merupakan obat anti diabetik golongan sulfonilurea yang memberikan
efek hipoglikemik kuat. Sehingga apabila diminum sebelum makan pagi dapat
menurunkan kadar gula darah sehingga menyebabkan hipoglikemik.

5. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik?


Jawab:
Kesadaran: Koma (Normal Kompos Mentis)
Tekanan Darah 90/40 mmHg termasuk hipotensi (Normal 100-120/60-80 mmHg)
Nadi 124x/menit termasuk takikardi (Normal 60-100x/menit)
Suhu 36O C termasuk tidak normal atau turun (Normal 36,5 O – 37,5O C)

6. Bagaimana cara mengukur gds dengan glukometer?


Jawab:
Ikuti langkah-langkah dalam mengukur kadar gula darah dibawah ini: Siapkan alat yang
diperlukan untuk mengukur, seperti Glucometer, alkohol beserta kapas, lancet atau jarum
penusuk, alat penusuk serta test strip. Apabila Anda tidak mempunyai Glucometer, alat
tersebut dapat dibeli di toko alat kesehatan atau apotik dengan harga sekitar Rp.350.000,-
jangan dilihat dari harganya, tapi fungsinya sebagai cara cek gula darah untuk tetap
menjaga tetap normal. Pastikan kedua tangan Anda bersih, sebaiknya untuk lebih aman
dari kotoran cuci tangan terlebih dahulu supaya tidak terkontaminasi ketika menggunakan
alat yang ada. Siapkan jarum penusuk yang masih baru dan steril, kemudian masukkan
kedalam alat penusuk. Perlu diperhatikan bahwa jarum penusuk hanya bisa digunakan
sekali pakai saja. Pilih ujung jari yang akan ditusuk, sebaiknya jangan menggunakan ibu
jari dan kelingking. Serta bersihkan ujung jari menggunakan kapas yang sudah dibasahi
alkohol untuk mencegah infeksi setelah ditusuk jarum. Cara selanjutnya yaitu menusuk
jarum pada ujung jari, tunggu sampai keluar darah merah pada ujung jari. Apabila darah
yang keluar sedikit, tekan pelan-pelan ujung jari Anda supaya darahnya keluar. Masukkan
alat test strip yang belum expired ke Glucometer. Apabila test strip sudah masuk masa
expired sebaiknya jangan digunakan karena akan mempengaruhi hasil test yang tidak
akurat. Basahi test strip dengan darah Anda pada bagian ujungnya, perlu diperhatikan
ketika menempelkan ujung test strip tidak boleh melebihi batas yang sudah ada pada test
strip tersebut. Setelah itu alat pengukur akan bekerja dengan ditandai munculnya hitungan
waktu sampai menunjukkan hasil dari pengukuran, sambil menunggu hasil test bersihkan
dan tempel ujung jari dengan kapas yang sudah diberi alkohol. Ini merupakan standar
medis untuk menjaga kemungkinan infeksi. Angka hasil akan muncul menunjukkan kadar
gula darah yang ada dalam tubuh Anda.

Você também pode gostar