Você está na página 1de 13

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : 2338-0950

Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017) ISSN-e : 2541-1969

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.)


Sebagai Herbisida Alami Terhadap Perkecambahan Biji Akasia
Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)

Effectiveness of Leaf Extract of Tahi Ayam (Lantana Camara L.) As


A Natural Herbicide against Seed Germination of Akasia Berduri
(Acacia nilotica (L.) Willd. Ex Delile)
Mirnawati*), Ramadhanil Pitopang dan I Nengah Suwastika

Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Tadulako


Kampus Bumi Tadulako Jl. Soekarno-Hatta Km.9 Palu, Sulawesi Tengah 94118

ABSTRACT

A study the test effectiveness leaf extract tahi ayam (Lantana camara L.) as a natural
herbicide against seed germination akasia berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile) was
conducted from April to December 2016 at the Department Biology Laboratory Unit
Biotechnology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Tadulako University. The
purpose of this study was to determine the concentration of L. camara leaft extract is most
effective as a natural herbicide and how they affect seed germination A. nilotica. The study
was designed using a completely randomized design method (RAL) which consists of five
treatments and three replications, with the extract concentration of P0= 0%, P1= 5%, P2=
10%, P3= 20%, P4= 30%. Observation variables are consists of germination (germination
persentage), the emergence of sedlings, hypocotyl length and fresh weight. The results
showed that application of L. camara leaft extract significantly inhibit seed germination A.
nilotica, the higher the concentration of the extract it will be the potential to inhibit the
germination is reflected in declining percentage of germination and seedling emergence
slowing and the low value of the hypocotyl length and weight measurements wet. There is a
natural herbicide effectiveness of L. camara leaf extract at a concentration of 30% which can
be used as an alternative to inhibit the germination and seedling A. nilotica.

Keywords: Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile, Leaves of Lantana camara (L.),
Natural Herbicides, Germination.

Coresponding author: mirnawati_71@yahoo.com

116
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : 2338-0950
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017) ISSN-e : 2541-1969
ABSTRAK

Penelitian tentang “Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.)
sebagai Herbisida Alami Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.)
Willd. ex Delile)” telah dilaksanakan pada bulan April sampai Desember 2016 di
Laboratorium Jurusan Biologi Unit Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui
konsentrasi pemberian ekstrak daun L. camara yang paling efektif sebagai herbisida alami
dan bagaimana pengaruhnya terhadap perkecambahan biji A. nilotica. Penelitian didesain
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas lima perlakuan dan tiga
ulangan dengan konsentrasi ekstrak P0= 0%, P1= 5%, P2= 10%, P3= 20%, P4= 30%. Variabel
pengamatan meliputi daya kecambah (persentase perkecambahan), hari munculnya
kecambah, panjang hipokotil, dan berat basah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian ekstrak daun L. camara berpengaruh nyata menghambat perkecambahan biji A.
nilotica, semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka akan semakin berpotensi menghambat
perkecambahan yang ditunjukkan dengan menurunnya persentase perkecambahan dan
melambatnya munculnya kecambah serta rendahnya nilai pengukuran panjang hipokotil dan
berat basah. Terdapat efektivitas herbisida alami ekstrak daun L. camara pada konsentrasi
30% yang dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menghambat perkecambahan
dan anakan A. nilotica.
Kata kunci: Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile, daun Lantana camara (L.),
Herbisida Alami, Perkecambahan.

LATAR BELAKANG melokalisir terjadinya kebakaran di Savana.


Setelah tumbuhan A. nilotica
Akasia berduri (Acacia nilotica (L.) ditanam di Kebun Raya Bogor dan Taman
Willd. ex Delile) merupakan tumbuhan Nasional Baluran, ternyata produksi
yang secara alami menyebar luas di daerah getahnya sangat rendah sehingga pohon-
kering Afrika dari senegal, Mesir, dan pohon tersebut ditebang 40 tahun
Afrika Selatan (Brenan, 1983). Tumbuhan kemudian. Setelah periode itu,
ini disebarkan pertama kali ke Indonesia pertumbuhan A. nilotica semakin meluas
yaitu di Kebun Raya Bogor tahun 1850 dari ke arah bagian tengah Savana Bekol dan
Kebun Raya Calcuta-India (Zuraida, 2011) mengakibatkan penurunan kualitas dan
dan tahun 1969 di bagian Selatan area kuantitas savana Baluran, serta merubah
Savana Bekol Taman Nasional Baluran struktur dan komposisi spesies penyusun
(Djufri, 2002). Tujuan dilakukannya padang rumput di tempat tersebut (Djufri,
penyebaran ini yaitu sebagai tanaman 2002). Rumput sebagai sumber pakan
penghasil getah yang berkualitas dan utama satwa telah tergeser keberadaannya
memiliki nilai komersial tinggi serta oleh A. nilotica, sehingga satwa mencari
digunakan sebagai sekat bakar untuk alternatif pakan lain. Salah satunya adalah

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
117
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : 2338-0950
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017) ISSN-e : 2541-1969
daun dan biji A. nilotica, namun sebagai tertinggal dipermukaan tanah dan akan
sumber pakan utama rumput tetap tidak tumbuh kembali menjadi suatu individu.
dapat tergantikan (Sabarno, 2002). Salah satu cara untuk menghambat
Saat ini kehadiran A. nilotica tidak pertumbuhan biji adalah dengan
hanya di Taman Nasional Baluran Jawa memberikan zat penghambat tumbuh
Timur, namun pertumbuhannya sudah berupa senyawa kimia.
tersebar luas di seluruh Indonesia salah Adanya fenomena tersebut maka
satunya di Kota Palu Sulawesi Tengah. menjadi dasar munculnya banyak penelitian
Tumbuhan ini dipandang sebagai gulma yang berusaha untuk mencari alternatif
yang sangat mengkhawatirkan, sebab telah pengendalian gulma secara kimiawi yang
menjadi ancaman bagi kelestarian tanaman ramah lingkungan. Upaya tersebut dapat
lain. Selain itu pertumbuhan A. nilotica ini dilakukan dengan menggali potensi
sangat rapat sehingga membentuk kanopi senyawa kimia yang berasal dari tumbuhan
tertutup, akibatnya beberapa tumbuhan lain (alelokemi) yang dapat dimanfaatkan
yang ada disekitar tanaman tersebut sulit sebagai herbisida alami (Setyowati dan
untuk mendapatkan cahaya sehingga Suprijono, 2001).
pertumbuhannya terganggu (Djufri, 2004). Penelitian sebelumnya telah
Telah dilakukan sejumlah upaya dilakukan pengendalian A. nilotica dengan
untuk mengendalikan pertumbuhan A. menggunakan senyawa kimia yang
nilotica, namun saat ini belum berhasil terkandung dalam tumbuhan (alelopati).
ditemukan suatu strategi yang jitu untuk Senyawa ini dapat dijadikan herbisida
mengendalikan invasi A. nilotica. Oleh alami karena dapat menghambat
karenanya, perlu adanya penelitian yang pertumbuhan lain dan tidak menimbulkan
serius untuk upaya pengendalian residu bagi lingkungan sekitar. Contoh
pertumbuhan tanaman tersebut. Salah satu penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
alternatif yang dapat dilakukan adalah Hartini (2006), yaitu Penghambatan
dengan cara memutus siklus hidupnya, Perkecambahan Biji dan Pertumbuhan
yaitu dengan pengendalian secara mekanik Anakan (Acacia nilotica) dengan Zat
dan kimiawi. Pengendalian secara mekanik Penghambat Tumbuh dan Naungan. Zat
dapat dilakukan dengan cara menebang penghambat tumbuh yang digunakan yaitu
atau memangkas pohon-pohon tersebut, ekstrak alang-alang (Imperata cylindrica),
kemudian dilanjutkan dengan pengendalian sereh wangi (Cymbopogon nodus) dan air
secara kimiawi terhadap anakan dan biji- laut. Pemberian ekstrak tumbuhan yang
biji A. nilotica yang kemungkinan besar paling efektif menghambat perkecambahan
Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
118
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : 2338-0950
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017) ISSN-e : 2541-1969
A. nilotica adalah ekstrak dari sereh wangi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
pada konsentrasi 40%-100%, namun untuk Universitas Tadulako Palu.
ekstrak alang-alang tidak memberikan Metode yang digunakan adalah
pengaruh yang efektif. Eksperimental, konsentrasi ekstrak yang
Tumbuhan Tahi Ayam (Lantana berbeda diujikan terhadap kecambah A.
camara) dilaporkan bersifat alelopati dan nilotica. Penelitian disusun berdasarkan
mengandung senyawa aleokemi (Steenis, model Rancangan Acak Lengkap (RAL)
1987). Daun L. camara juga mengandung terdiri dari 5 perlakuan, setiap perlakuan
alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, diulangi sebanyak 3 kali. Susunan
tanin dan kuinon. hal ini dibuktika oleh perlakuannya yaitu P0, P1, P2, P3, P4 dengan
penelitian Darana (2006), tentang Aktifitas konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu 0%,
alelopati ekstrak daun kirinyuh 5%, 10%, 20%, dan 30%. Setiap seri
(Chromolaena odorata) dan tahi ayam (L. konsentrasi dibuat 100 ml stok dengan
camara) terhadap gulma di perkebunan teh jumlah ekstrak masing-masing secara
(Camellia sinensis), pertumbuhan gulma berturut-turut sebesar 0 g, 0,5 g, 10 g, 20 g,
terhambat pada perlakuan konsentrasi dan 30 g.
ekstrak dimulai dari 10%- 20%. Ekstraksi daun L. camara dilakukan
Berdasarkan hal tersebut, perlu dikaji lebih menggunakan metode maserasi, karena
lanjut tentang uji efektivitas ekstrak daun struktur sampel daun yang cukup kecil dan
tahi ayam (Lantana camara L.) sebagai lunak. Daun tua L. camara yang telah
herbisida alami terhadap perkecambahan diambil kemudian dibersihkan (sortasi
biji akasia berduri (Acacia nilotica). basah) dan ditimbang untuk mengetahui
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk berat basah dari simplisia, kemudian
mengetahui konsentrasi pemberian ekstrak simplisia dicuci dengan air mengalir
daun tahi ayam (L. camara) yang paling sampai bersih, selanjutnya daun tersebut
efektif sebagai herbisida alami dan dipotong-potong sampai berukuran kecil
bagaimana pengarunya terhadap dan dikeringkan dengan menggunakan
perkecambahan biji akasia berduri (Acacia oven pada suhu 40o C selama ± 8 jam,
nilotica). tujuannya yaitu untuk mengurangi
kandungan air dari simplisia sehingga
BAHAN DAN METODE
mencegah tumbuhnya jamur. Menurut
Penelitian dilaksanakan pada bulan
Katno dan Sutjipto (2008), pengeringan
April sampai Desember 2016, di
yang dilakukan pada suhu 40o C selama ± 8
Laboratorium Bioteknologi Jurusan Biologi
jam dapat mengurangi jumlah kadar air
Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
119
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : 2338-0950
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017) ISSN-e : 2541-1969
lebih dari 5%. Daun yang telah kering 3. Flavonoid
Ekstrak sebanyak 0,5 gram
kemudian dihaluskan menggunakan
dicampur dengan aquades dan dilarutkan
blender dan diayak menggunakan mess 40
dengan serbuk Mg sebanyak 0,1 mg, lalu
sehingga dihasilkan serbuk simplisia.
ditambahkan HCl sampai berubah
Setelah itu serbuk ditimbang kembali.
warna. Apabila terbentuk warna orange,
Serbuk hasil ayakan tersebut kemudian
merah dan merah bata atau kuning
direndam dengan pelarut etanol 96%,
berarti menandakan adanya flavonoid
volume pelarut sebanyak 3 liter dan
(Pakaya, 2015).
didiamkan selama 5 hari. Setelah 5 hari,
4. Alkaloid
hasil ekstraksi disaring menggunakan
Ekstrak sebanyak 0,5 gram
kertas saring dan dilakukan pemisahan
dimasukkan ke dalam gelas piala,
antara zat pelarut dan senyawa aktif hasil
ditambah dengan HCl 2M dan
ekstraksi dengan menggunakan alat rotari
dipanaskan di atas penangas air sambl
evaporator (Harborne, 1987).
diaduk, kemudian didinginkan hingga
Skrining fitokimia dilakukan untuk
suhu kamar. NaCl serbuk ditambahkan,
mengetahui senyawa metabolit sekunder
diaduk dan disaring, kemudian filtrat
yang terkandung dalam daun L. camara
ditambah HCl 2M setelah itu
dilakukan dengan uji kualitatif, adapun
ditambahkan pereaksi Wagner. Hasil
senyawa yang diuji yaitu:
positif jika terbentuk warna coklat
1. Saponin
(Resmi, 2011)
Ekstrak sebanyak 0,5 gram
5. Fenolik
dimasukkan dalam tabung reaksi,
Ekstrak sebanyak 0,5 gram
ditambahkan air dan dipanaskan di
ditambahkan larutan FeCl3 1%, positif
water bath. Adanya busa yang stabil
adanya fenolik jika terjadi perubahan
menunjukkan adanya kandungan
warna hijau, merah ungu, biru/hitam
saponin (Ramyasheer et al., 2012).
(Resmi, 2011).
2. Tanin
Perendaman biji Acacia nilotica ke
Ekstrak sebanyak 0,5 gram diaduk
dalam larutan Asam sulfat selama 10-30
dengan 10 ml aquades, disaring dan
menit guna untuk mematahkan dormansi
ditambahkan reagen FeCl3. Adanya
karna biji tersebut memiliki struktur kulit
warna hijau/biru kehitaman
biji yang keras sehingga akan
menunjukkan positif adanya tanin
memperlambat perkecambahan. Menurut
(Ramyasheer et al., 2012).
Bamel et al., (2007) perlakuan benih
direndam dengan Asam sulfat selama 20-50
Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
120
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : 2338-0950
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017) ISSN-e : 2541-1969
menit menghasilkan daya berkecambah Parameter pengamatan terdiri dari:
terbaik bagi beberapa jenis Acacia. Selain
 Daya kecambah Acacia nilotica (%)
itu keberhasilan penggunaan Asam sulfat
Menurut Sutopo (2004)
telah dibuktikan pada jenis Acacia
pengamatan dilakukan pada hari ke-15
auriculiformis dengan persentase
dengan menghitung kecambah normal.
perkecambahan mencapai 92-96%
Menggunakan rumus sebagai berikut :
(Olatunji et al., 2013).
Uji daya hambat kecambah
menggunakan metode Uji di atas Kertas
 Hari Munculnya Kecambah Acacia
(UDK) dengan media substrat kertas saring.
nilotica
Metode ini digunakan karna biji
Menurut Sutopo (2004)
membutuhkan cahaya dalam
pengamatan dilakukan setiap hari setelah
perkecambahannya (Sutopo, 2004).
tanam dengan menghitung lama waktu
Langkah-langkah yang dilakukan yaiu:
munculnya kecambah dalam satuan hari
1. Kertas saring (3 lembar) diletakkan pada setelah tanam, menggunakan rumus
cawan petri.
sebagai berikut:
2. Biji A. nilotica yang telah steril ditanam
di atas lembar kertas saring dengan
pinset sebanyak 10 butir.
3. Kertas saring dibasahi larutan ekstrak
sebanyak (10-20 ml) sesuai dengan Keterangan:
perlakuan konsentrasi 0%, 5%, 10%, N = Jumlah kecambah yang muncul
20% dan 30%. pada waktu tertentu
4. Biji yang telah ditanam di cawan petri T = Jumlah waktu antara awal suatu
kemudian dipelihara pada suhu kamar. pengujian sampai dengan akhir
Selanjutnya dilakukan pengamatan dari interval tertentu.
sampai hari ke-15.
5. Kelembaban media tumbuh dijaga
selama penelitian berlangsung dengan  Panjang Hipokotil Acacia nilotica (cm)
pemberian aquades steril.
6. Pengukuran panjang hipokotil
dimulai dari leher akar sampai pangkal
kotiledon dengan menggunakan
penggaris dilakukan 3 kali ulangan
kemudian dihitung rata-ratanya.
Gambar 1. Penanaman benih dengan metode
UDK (Sutopo, 2004)

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
121
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : 2338-0950
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017) ISSN-e : 2541-1969
 Berat Basah Kecambah Acacia nilotica mempengaruhi daya kecambah yang
Pengukuran berat basah dilakukan berbeda pula. Daya kecambah tanaman
pada hari ke-15 dengan menggunakan tertinggi diperoleh pada pemberian ekstrak
neraca analitik. 0% dari perlakuan P0 (kontrol), berturut-
turut sampai yang terendah diperoleh pada
Analisis Data
pemberian ekstrak 30% dari perlakuan P4
Hasil pengamatan dari setiap
(Gambar 2).
parameter pengamatan dianalisis
menggunakan ANOVA (Analysis Of
Varian) one way ANOVA dengan software
SPSS, dan jika berbeda nyata, maka
dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan pada
taraf uji 5 %.

HASIL
Gambar 2. Grafik data daya kecambah
Skrining Fitokimia tanaman umur 15 hari setelah
Berdasarkan hasil penelitian, uji tanam dengan konsentrasi ekstrak
skrining fitokimia menunjukkan bahwa yang diberikan yaitu 0 % (P0), 5
% (P1), 10 % (P2), 20 % (P3), dan
ekstrak daun L. camara positif 30 % (P4). Nilai yang ditunjukkan
pada grafik adalah nilai rata-rata ±
mengandung senyawa metabolit sekunder standar deviasi. Grafik yang
(tabel 1). diikuti oleh huruf yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5 % (P ≥ 0,05).
Tabe l. Hasil skrining fitokimia ekstrak daun
Lantana camara. Hari Munculnya Kecambah Acacia
nilotica

Berdasarkan hasil analisis hari


munculnya kecambah menunjukkan hasil
Ket: (+)= Positif mengandung senyawa
yang berbeda nyata. Pemberian ekstrak L.
metabolit sekunder.
camara dapat memperlambat munculnya
Daya Kecambah Acacia nilotica (%)
kecambah biji A. nilotica. Biji yang
Berdasarkan hasil analisis daya memerlukan waktu berkecambah tercepat
kecambah menunjukkan hasil yang berbeda yaitu pada pemberian ekstrak 0% dari
nyata dan masing-masing perlakuan perlakuan P0 (kontrol), dan biji yang
terdapat pengaruh yang signifikan. memerlukan waktu yang lama untuk
Pemberian ekstrak L. camara dengan berkecambah yaitu pada pemberian ekstrak
konsentrasi yang berbeda dapat 30% dari perlakuan P4 (Gambar 3).
Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
122
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : 2338-0950
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017) ISSN-e : 2541-1969

Gambar 4. Grafik data panjang hipokotil


tanaman umur 15 hari setelah
tanam dengan konsentrasi ekstrak
yang diberikan yaitu 0 % (P0), 5
% (P1), 10 % (P2), 20 % (P3), dan
30 % (P4). Nilai yang ditunjukkan
pada grafik adalah nilai rata-rata ±
Gambar 3. Grafik data Hari munculnya standar deviasi. Grafik yang
kecambah tanaman 1-15 hari diikuti oleh huruf yang sama
setelah tanam dengan konsentrasi menunjukkan tidak berbeda nyata
ekstrak yang diberikan yaitu 0 % pada taraf 5 % (P ≥ 0,05).
(P0), 5 % (P1), 10 % (P2), 20 %
(P3), dan 30 % (P4). Nilai yang Berat Basah Kecambah Acacia nilotica.
ditunjukkan pada grafik adalah Berdasarkan hasil analisis berat basah
nilai rata-rata ± standar deviasi.
Grafik yang diikuti huruf yang kecambah menunjukkan hasil yang berbeda
sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada taraf 5 % (P ≥ 0,05). nyata dan masing-masing perlakuan
terdapat pengaruh yang signifikan. Berat
Panjang Hipokotil Kecambah Acacia
nilotica (cm) basah tertinggi diperoleh pada pemberian

Berdasarkan hasil analisis panjang ekstrak 0% dari perlakuan P0 (kontrol),

hipokotil menunjukkan hasil yang berbeda berturut-turut sampai terendah diperoleh

nyata dan masing-masing perlakuan pada sampel dengan pemberian ekstrak

terdapat pengaruh yang signifika. 30% dari perlakuan P4 (Gambar 5).

Pemberian ekstrak L. camara dengan


konsentrasi yang berbeda dapat
mempengaruhi panjang hipokotil yang
berbeda pula. Panjang hipokotil tertinggi
diperoleh pada pemberian ekstrak 0% dari
perlakuan P0 (kontrol), berturut-turut
sampai terendah diperoleh pada pemberian
Gambar 5. Grafik data berat basah tanaman
ekstrak 30% dari perlakuan P4 (Gambar 4). umur 15 hari setelah tanam
dengan konsentrasi ekstrak yang
diberikan yaitu 0 % (P0), 5 %
(P1), 10 % (P2), 20 % (P3), dan
30 % (P4). Nilai yang
ditunjukkan pada grafik adalah
nilai rata-rata ± standar deviasi.
Grafik yang diikuti huruf yang
sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada taraf 5 % (P ≥ 0,05).

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
123
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : 2338-0950
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017) ISSN-e : 2541-1969
PEMBAHASAN alkaloid, saponin, komponen fenolik,
Pada tanaman metabolisme karotenoid, dan tanin. (Harborne, 1987)
menghasilkan metabolit primer dan Alelopati merupakan pengaruh
sekunder. Metabolit primer merupakan langsung atau tidak langsung yang
senyawa-senyawa yang digunakan dalam merugikan atau menguntungkan dari suatu
proses biosintesis sehari-hari, yaitu tumbuhan terhadap tumbuhan lain melalui
karbohidrat, protein, lemak dan asam pelepasan produksi senyawa kimianya ke
nukleat. Sedangkan metabolit sekunder lingkungan. Alelopati di sebabkan oleh
merupakan senyawa kimia yang dihasilkan senyawa alelokemi yaitu hasil metabolit
oleh tumbuhan yang tidak memiliki fungsi sekunder yang bersifat racun bagi tanaman
khusus dalam pertumbuhan dan dan lingkungan sekitarnya (Sastroutomo,
perkembangan tanaman, namun berfungsi 1999).
untuk mempertahankan kelangsungan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hidup tanaman itu sendiri dari pengaruh semua parameter pengamatan yang diujikan
buruk lingkungan atau serangan hama pada perkecambahan biji A. nilotica
penyakit. Contoh pertahanan diri terhadap dipengaruhi oleh senyawa alelokemi yang
lingkungan yaitu memenangkan persaingan terkandung dalam ekstrak daun L. camara.
dengan cara menghasilkan senyawa yang Perlakuan pemberian ekstrak daun L.
bersifat alelopati, beracun terhadap camara yang tinggi dapat menghambat
tanaman lain disekitarnya. Kelompok perkecambahan biji A. nilotica, karena
utama metabolit sekunder ada tiga, yaitu semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang
terpen, senyawa fenol, dan senyawa diberikan maka semakin tinggi konsentrasi
nitrogen (Mastuti, 2016). senyawa alelokemi yang berpengaruh
Hasil ekstraksi daun L. camara yang sebagai alelopati terhadap perkecambahan
menggunakan metode maserasi dengan biji tersebut. Hal ini dapat dilihat dari nilai
pelarut etanol menunjukkan bahwa uji yang dihasilkan pada setiap parameter daya
fitokimia ekstrak tersebut positif kecambah, hari munculnya kecambah,
mengandung senyawa saponin, tanin, panjang hipokotil dan berat basah.
flavonoid, alkaloid dan fenolik. Pengamatan daya kecambah (%) dan
Penggunaan pelarut polar sering digunakan hari munculnya kecambah (hari)
untuk ekstraksi simplisia. Pelarut polar menunjukkan persentase perkecambah dan
seperti etanol yang digunakan pada uji lamanya waktu biji untuk berkecambah.
ekstraksi mampu menarik senyawa- Hasil analisis menunjukkan beda nyata, hal
senyawa metabolit sekunder seperti ini dapat dilihat dari nilai tertinggi daya
Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
124
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : 2338-0950
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017) ISSN-e : 2541-1969
kecambah berturut-turut sampai terendah konsentrasi ekstrak maka semakin menekan
dimulai dari perlakuan P0, P1, P2, P3, dan P4 perkecambahan. Hal ini dapat dilihat dari
dengan nilai rata-rata sebagai berikut perlakuan yang paling menghambat yaitu
96,7%, 73,3%, 46,7%, 26,7%, dan 16,7%. pada perlakuan dengan konsentrasi ekstrak
Kemudian untuk nilai hari munculnya tertinggi (30%) P4 memiliki nilai rata-rata
kecambah berturut-turut dari yang tercepat terendah panjang hipokotil 1,6 cm dan
yaitu dimulai dari perlakuan P0, P1, P3, P2, berat basah kecambah 0,53 g. Tingginya
dan P4 dengan nilai rata-rata sebagai berikut nilai rata-rata panjang hipokotil dan berat
3,5; 3,7; 3,8; 4,0; dan 5,0 hari. Berdasarkan basah menunjukkan bahwa biji Acacia
uraian di atas menunjukkan bahwa nilotica mengalami perkecambahan normal
pemberian ekstrak yang paling berpengaruh yang ditandai dengan bertambahnya tinggi
nyata menekan perkecambahan biji Acacia kecambah, semakin tinggi kecambah maka
nilotica yaitu pada perlakuan P4 memiliki semakin tinggi pula berat kecambah jika
nilai persentase perkecambahan terendah ditimbang, hal ini menunjukkan bahwa
16,7% dengan memerlukan waktu kecambah mengalami pertumbuhan.
berkecambah selama 5,0 hari. Selanjutnya Namun sebaliknya, jika tinggi dan berat
untuk pengamatan panjang hipokotil (cm) kecambah rendah menunjukkan bahwa biji
dan berat basah (g) juga menunjukkan hasil tidak mengalamai perkecambahan normal
yang berbeda nyata pula, hal ini dapat dan pertumbuhannya melambat. Hal ini
dilihat dari nilai panjang hipokotil berturut- sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
turut dari yang tertinggi sampai terendah dilakukan oleh Abiyu and Hagappan
diperoleh pada perlakuan P0, P1, P2, P3, dan (2015), yang menunjukkan bahwa ekstrak
P4 dengan nilai rata-rata sebagai berikut 5,3 L. camara dengan konsentrasi ekstrak 25-
cm, 2,9 cm, 2,3 cm, 2,1 cm, dan 1,6 cm. 75% mampu menghambat persentase
Selanjutnya untuk nilai berat basah perkecambahan, waktu perkecambahan,
berturut-turut dari tertinggi sampai terendah panjang akar, dan tebal batang pada
dimulai pada perlakuan P0, P1, P2, P3, dan P4 gandum dan jagung.
dengan nilai rata-rata sebagai berikut 4,62 Berdasarkan daya hambat yang
g, 3,29 g, 1,43 g, 0,95 g, dan 0,53 g. dihasilkan dapat dikatakan bahwa
Berdasarkan uraian panjang hipokotil dan perkecambah biji A. nilotica dipengaruhi
berat basah di atas menunjukkan bahwa oleh pemberian ekstrak daun L. camara
perkecambahan biji Acacia nilotica yang bersifat alelopati, telah diketahui
dipengaruhi oleh pemberian ekstrak bahwa daun L. camara mengandung
Lantana camara, semakin tinggi pemberian senyawa metabolit sekunder seperti
Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
125
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : 2338-0950
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017) ISSN-e : 2541-1969
saponin, tanin, flavonoid, alkaloid, dan degradasi protein, enzim lipase pada
fenolik. Beberapa senyawa yang degradasi lipida dalam benih menyebabkan
diidentifikasi sebagai alelopati adalah energi tumbuh yang dihasilkan selama
flavanoid, tanin, asam fenolat, asam ferulat, proses perkecambahan menjadi sangat
kumarin, terpenoid, stereoid, sianohidrin, sedikit dan lambat, sehingga proses
quinon, asam sinamik dan derivatnya (Rice, perkecambahan menurun yang dicerminkan
1984). pada penurunan persentase perkecambahan
Tanin dan flavonoid merupakan dan meningkatnya lama waktu untuk
golongan senyawa fenolik. Menurut berkecambah.
Mastuti (2016) senyawa fenolik yang Selain itu alelopati menyebabkan
dilepaskan ke dalam tanah akan penurunan permeabilitas membran sel,
menghambat tumbuhan lain. menghambat pembelahan, pemanjangan
Pemberian ekstrak yang diduga dan pembesaran sel, menurunkan
mengandung alelopati mampu menurunkan kemampuan penyerapan air dan unsur hara
perkecambahan benih dan memperlama terlarut (Sastroutomo, 1999). Penurunan
waktu untuk berkecambah maupun permeabilitas sel akibat alelopati
kemunculan bibit di permukaan tanah menjadikan sel tidak elastis sehingga
dibanding tanpa pemberian ekstrak, karena menghambat lalu lintas air dan hara terlarut
aelopati mengakibatkan hambatan aktivitas melewati membran sel.
enzim-enzim yang melakukan degradasi Pertumbuhan memanjang dari batang
cadangan makanan dalam benih sehingga merupakan akibat pemanjangan dari sel-sel
energi tumbuh yang dihasilkan sangat penyusunnya. Proses pemanjangan tersebut
rendah dan dalam waktu lebih lama yang dipengaruhi oleh aktivitas hormon
selanjutnya menurunkan potensi pertumbuhan yaitu giberelin, auksin, dan
perkecambahan. Menurut Sastroutomo sitokinin. Menurut Rice (1984)
(1999) bahwa mekanisme alelopati antara menurunnya pertumbuhan dapat
lain menghambat aktivitas enzim, bahkan disebabkan oleh senyawa alelokemi yang
menurut Fitter dan Hay (1991) alelopati meningkatkan sintesis hormon ABA yang
dapat menyebabkan terjadinya degradasi menghambat pertumbuhan dan mencegah
enzim dari dinding sel, sehingga aktivitas terbentuknya hormon pertumbuhan.
enzim menjadi terhambat atau mungkin Sebagaimana hasil dari penelitian ini
menjadi tidak berfungsi. Hambatan fungsi dapat disimpulkan, bahwa pemberian
enzim A amylase dan B amylase pada ekstrak L. camara cukup efektif
degradasi karbohidrat, enzim protease pada menghambat perkecambahan biji A.
Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
126
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : 2338-0950
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017) ISSN-e : 2541-1969
nilotica dilihat dari hasil pengamatan Brenan, J. P. M. (1983). Manual on
taxonomy of Acacia species: present
parameter daya kecambah, hari munculnya
taxonomi of four species of acacia (A.
kecambah, panjang hipokotil dan berat albida, A. senegal, A. nilotica, A.
tortilis). Rome : FAO
basah kecambah, menunjukkan bahwa
Darana, S. (2006). Aktivitas alelopati
semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang ekstrak daun kirinyuh (Chromolaena
odorata) dan saliara (Lantana
diberikan maka semakin tinggi daya
camara) terhadap gulma di
hambat kecambah yang dihasilkan. Hal ini perkebunan teh (Camellia sinensis).
Jurnal penelitian Teh dan Kina. 9(1-
diduga karena daun L. camara bersifat
2), 15-20.
alelopati. Berdasarkan daya hambat yang Djufri. (2002). Penentuan pola distribusi,
asosiasi, dan interaksi spesies
dihasilkan maka ekstrak L. camara dapat
tumbuhan khususnya padang rumput
berpotensi sebagai herbisida alami untuk di Taman Nasional Baluran Jawa
Timur. Jurnal Biodiversitas. 3(1),
menghambat perkecambahan dan anakan
181-188.
A. nilotica. Saran untuk penelitian Djufri. (2004). REVIEW: Acacia nilotica
(L.) Willd. ex Del. dan
selanjutnya yaitu perlu adanya pengujian
permasalahannya di Taman Nasional
pengaplikasian langsung dilapangan Baluran Jawa Timur. Jurnal
Biodiversitas. 5(2), 96-104.
dengan konsentrasi ekstrak L. camara yang
Fitter, A. H., dan Hay, R. K. M. (1991).
lebih tinggi. Fisiologi lingkungan tanaman.
Yogyakarta: Gajah Mada Press.
Harborne, J. B. (1987). Metode fitokimia:
UCAPAN TERIMA KASIH
Penuntun cara moderen menganalisis
tumbuhan. Padmawinata, K dan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Soediro, I. (penerjemah). Niksolihin,
sahabat-sahabat yang telah membantu S. (editor). Institut Teknologi
Bandung. Bandung.
pengambilan sampel dan proses penelitian.
Hartini, S. (2006). Penghambatan
perkecambahan biji dan pertumbuhan
DAFTAR PUSTAKA anakan Akasia Berduri (Acacia
nilotica) (L.) Willd. ex. Del. dengan
Abiyu, E., and Hagappan, R. (2015). zat penghambat tumbuhan dan
Allelopathic effect of Lantana naungan. Tesis. Institut Pertanian
camara L. leaf powder on Bogor. Bogor.
germination and growth behaviour of (http://repository.ipb.ac.id/handle/12
maize, Zea mays Linn. and Wheat, 3456789/43250). Di akses 20 Juli
Triticum turgidum Linn. Cultivars. 2015.
Asian Journal of Agricultural Science Katno, A. P. K., dan Sutjipto. (2008).
7(1), 4-10. Pengaruh waktu pengeringan
Bamel. J. S., Srinivasan, K., Saxena, S., terhadap kadar tanin daun jati belanda
Uprety, M., and Neelam, B. (2007). (Guazuma ulmifolia Lamk.). Balai
Methods for breaking seed dormancy Besar Litbang tanaman obat dan obat
in Acacia species. Indian Journal of tradisional. Tawangmangu.
Plant Genetic Resources. 20(1), 28- Karanganyar. Jawa Tengah.
31.

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
127
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : 2338-0950
Vol 6(2) :116-128. (Agustus 2017) ISSN-e : 2541-1969
Mastuti, R. (2016). Modul 1 Fisiologi
Tumbuhan. Metabolit sekunder dan
pertahanan tumbuhan. Jurusan
Biologi, FMIPA Universitas
Brawijaya.
Olatunji, D., Maku, J. O., and Odumefun,
O. P. (2012). The Effect of Pre-
treatments on The Germination and
early seedlings growth of Acacia
auriculiformis Cunn. Ex. Benth.
African journal of plant
science. 6(14), 364-369.
Pakaya, W. (2015). Analisis kadar
flavonoid dari ekstrak metanol daun
dan bunga tembelekan. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas
Matematika dan IPA, Universitas
Negeri Gorontalo. Gorontalo.
Ramyasheer, M., Krishna, R. H., and
Shivabasavaiah. (2012).
Ethnomedicinal value of opuntia
elatior fruits and its effects in mice.
University of Mysore. Karnataka.
India.
Resmi, M. (2011). Metode penelitian obat.
Bandung. Widya Padjajaran.
Antapani.
Rice. (1984). Allelopathy. Basic Edition.
London: Academic Press
Inc.Sabarno, M. Y. (2002). Savana
Taman Nasional Baluran. Jurnal
Biodiversitas. 3(1), 207-212.
Sastroutomo. (1999). Ekologi gulma.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Setyowati, N., dan Suprijono, E. (2001).
Efikasi alelopati teki formulasi cairan
terhadap gulma Mimosa Invisa dan
Melochia Corchorifolia. Jurnal Ilmu-
Ilmu Pertanian Indonesia. 3(1), 16–
24.
Steenis, C. G. G. J. Van. (1987). Flora.
Jakarta: Pradya Paramita.
Sutopo, L. (2004). Teknologi benih.
Jakarta: PT. Raja Grafido Persada.
Zuraida. (2011). Potency of Acacia nilotica
as invasive species at Baluran
National Park. East Java-Indonesia.
Indian Journal of Ecology. 38: 216 -
217.

Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tahi Ayam (Lantana camara L.) Sebagai Herbisida Alami
Terhadap Perkecambahan Biji Akasia Berduri (Acacia nilotica (L.) Willd. ex Delile)
(Mirnawati dkk)
128

Você também pode gostar