Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Rabb pencipta alam semesta,pengatur segala urusan
makhluknya,raja segala raja,tidak ada sekutu bagi-NYA tiada tuhan yang diibadahi
dengan benar kecuali dia yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Berkenaan dengan adanya tugas perencanaan dan perancangan kota penulis
mengambil judul Era abad pertengahan, era Renaissance, dan era Baroque. Isi dari
penyusunan tugas ini merupakan apresiasi kami mahasiswa Teknik Arsitektur dalam
pengenalan sejarah ataupun sub- sub dalam perancangan dan perancangan kota itu
sendiri.
Penyusunan tugas ini mampu diselesaikan berkat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karna itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak
tersebut yang telah memberikan bantuan yang tak terhingga. penyusun sadar bahwa
tak ada gading yang tak retak mungkin disana sini masih terdapat kelemahan-
kelemahan dan kekurang sempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat konstruktif penulis senantiasa nantikan
Penyusun
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1. ERA RENAISSANCE
Renaissance sendiri mempunyai arti kelahiran kembali yaitu dimana pada
masa ini menghidupkan kembali kebudayaan masa lalu, budaya-budaya klasik
pengaruh zaman Romawi dan Yunani. Era Renaissance ini dimulai dari abad XIV-
XVII sekitar tahun 1300. Pada masa ini, dunia keagamaan berkembang dengan
pesat, terutama agama Kristen, sehingga pengaruh otorita seorang pemimpin
gereja sangat kuat. Bersamaan dengan itu adalah tumbuhnya dan berseminya
benih-benih ambisius dari ilmu untuk men-jajarkan diri dengan agama, yang pada
saatnya nanti, akan menggantikan agama dalam perannya sebagai “penguasa
semesta dan penguasa manusia”. Mereka pun menganggap abad renaissance ini
sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat
manusia, yaitu paham yang menaruh perhatian pada masalah dunia, masyarakat
yang praktis dan sadar diri serta perubahan sekuler. Tidak seperti masa
sebelumnya yang lebih menitik beratkan pada masalah keagamaan serta
perhatian pada akhirat.
Tak hanya kehidupan sosial masyarakat dan religi yang sangat kuat, namun
juga memiliki arsitektur yang berbeda. Di masa ini para arsitektur dan seniman ikut
berusaha menghidupkan kembali kebudayaan klasik zaman Yunani dan Romawi
namun dengan pemikirannya sendiri. Arsitektur Renaissanse (yang berjaya dalam
abad 15–17 M) memperlihatkan sejumlah ciri khas arsitektur.
Dalam masa Renaissance ini terjalinlah kesatuan gerak dalam berarsitektur,
yakni kesa-tuan gerak nalar dan gerak rasa. Di masa ini pula arsitektur Yunani dan
Romawi ditafsir kembali (reinterpretation) dengan menggunakan nalar (di-
matematik-kan) dengan tetap mempertahankan rupa-pokok Yunani (pedimen dan
pilar/kolom yang menandai konstruksi balok dipikul tiang)) serta Romawi (bangun
dan konstruksi busur, yakni konstruksi bagi hadirnya lubangan pada konstruksi
dinding pemikul). Setelah tahun 1600-an, arsitektur Renaisans mulai
meninggalkan gaya-gaya klasik, kemudian disambung dengan kebudayaan Barok
(Baroque) dan Rococo. Barok dan Rococo dianggap merupakan bentuk dari
kebudayaan Renaisans.
A. Ciri-ciri Umum bangunan di era renainssance.
Pola tata ruang ( di luar benteng) (extra-muros >< intra muros
Bentuk dan pandangan dari luar cenderung mendatar.
garis-garis horisontal dari dekorasi, bertolak belakang dengn Gotik
Bangunan melebar, datar, dan tipis (lebar banding panjang
berbedanya besar)
Garis-garis lantai di bawah dan di atas diekspos menjadi garis
horisontal, terkesan yang satu menumpuk di atas lainnya.
Bangunan-bangunan umum penting (istana, gereja, balaikota dll)
diletakkan dalam ujung sumbu jalan atau taman luas terbuka
Balance,
Teori ini mengemukakan tentang keseimbangan dalam bentuk, dimensi dan rasio.
Keseimbangan ini dibuat melalui suatu yang „Simetris‟ atau „Asimetris‟. Simetris
adalah kasus spesial dariprinsip „koheren‟ tiap-tiap elemen. Dari simetri ini
dihasilkan sumbu-sumbu atau axis, yang dapat memberikan kesan formal dan
religius. Simetri dalam Arsitektur Renaissance, menjadi : Simetri dengan prinsip-
prinsip Estetika. Memperhatikan keselarasan (harmoni), seperti yang dipakai oleh
Palladio atau memperhatikan
kekuatan simbol-simbol bangunan religius seperti karya-karya
Michelangelo. Simetri dengan prinsip-prinsip Konstruktif. Menggunakan rasionalitas
dengan aturan-aturan statik untuk membentuk bentang sederhana,
rangka, busur, dome dan lain-lain.
Geometri.
Geometri pada teori Renaissance terhadap bentuk, dimensi dan rasio menerapkan
pendekatan terhadap proporsi melalui struktur tubuh manusia yang diterapkan pada
elemen-elemen arsitektur. Analogi antara proporsi tubuh dengan bangunan
menjadikan arsitektur mempunyai perbendaharaan istilah „façade‟, „kulit
bangunan‟, „skeleton‟, serta yang hubungan antara ukuran, bentuk dan gerak
berupa „skala manusia‟.
Perspektif
Teori Perspektif pada masa Renaissance diawali oleh Brunelleschi yang
menerapkan perspektif dalam pengembangan arsitektur terhadap „Ruang dan
Bentuk‟. Hal ini tampak pada karyanya Piazza Del Campidoglio di Roma.
Pengembangan prinsip perspektif ini jelas dipengaruhi oleh pemahaman baru
terhadap kaidah optik.
Teknologi
Teknologi sangat mendukung dalam pengembangan konsep-konsep dan teori
arsitektur Renaissance. Pertama adalah ilmu pertukangan yang mendapat
kemudahan karena penemuan teknik penyajian stereotomy karya Delorme (1510–
1570). Teknik ini dapat menggambarkan pembuatan „busur‟ (vaulting) dengan batu
potongan. Hal ini kemudian dikembangkan pula oleh Gottfried Semper (1803-1879)
dengan teori tentang tektonik. Semper mengatakan bahwa bahasa arsitektur adalah
bahasa tangan yang perwujudannya adalah tektonik sedangkan ruang perlu
diungkap melalui stereotomik. Bahasa tangan ini meliputi cara menyambung unsur
konstruksi. Kedua adalah ilmu bangunan yang mengeluarkan tipe-tipe rumah, diikuti
dengan perkembangan peraturan dan baku bangunan.
E. Prinsip keindahan dan konsep desain arsitektur yang di jadikan sebagai dasar acuan
bagi arsitek renaisans adalah sebagai berikut :
1. Order atau keteraturan berarti keteraturan dalam memilih komponen,
konsisten dalam skala, logika hubungan antarkomponen,modul, dsb.
2. Eurithmy adalah keindahan dan keserasian antar komponen arsitektur
yang akhirnyamembentuk kesatuan arsitektonis dan proporsi yang indah
serta sesuai antara dimensi lebar, tinggi, dan kedalaman ruang.
3. Symmetry adalah keseimbangan antar bagian bangunan
4. Propriety adalah keterpaduan antara gaya atau prinsip bentuk tertentu
yang menjadikan bangunan memiliki sosok arsitektur yang sesuai dan
konsisten
5. Economy menunjukan manajemen pelaksanaan yang baik dan biyaya
yang masuk akal.
F. Tokoh Arsitek
Gereja Basilika St. Petrus di Roma (Vatikan)
Pembangunan gereja Basilika ini mulai tahun 1506, untuk menggantikan
sebuah gereja yang sudah berumur 1200 tahun, yang berdiri diatas makam St.
Petrus (Zaman Kristen Awal). Setelah para arsitek bersaing untuk mengajukan
rancangannya, pemenangnya adalah Donate Bramante. Kemudian para
arsitek lainnya seperti Raffaelo dan Michaelangelo berulangkali melakukan
perubahan besar. Ketika Kathedral itu selesai dibangun pada tahun 1623,
hanya kubah besarnya saja rancangan Michaelangelo yang menyerupai
rencana asli.
Bagian dalam Basilika Santo Petrus berukuran 186 meter panjang bagian
tengahnya, serta 137 meter panjang kedua bagian tangannya. Kubah Utama
(tengah) yang dirancang oleh Michelangelo berada pada ketinggian 120
meter dari atas lantai basilika. Lebar dari kubah ini sendiri adalah 42,56
meter.
Pintu masuk basilika yang paling kanan disebut Porta Santa (Pintu Suci)
yang hanya boleh dibuka oleh Paus dengan jalan mengetuknya menggunakan
Palu Perak setiap 25 tahun sekali sebagai tahun Jubileum. Pembukaan Pintu
suci yang terakhir adalah tahun 2000 kemarin selama 1 tahun penuh mulai
tanggal 24 Desember 1999 – 06 Januari 2001
Piazza St. Pietra dilihat dari atas Gereja San Pietra (Gereja Santo Petrus)
Piazza St. Pietra dilihat dari atas Gereja San Pietra (Gereja Santo Petrus)
Di sebelah kanan bagian dalam gereja terdapat patung “Pieta”, karya Michelangelo
yang dilindungi oleh kaca anti peluru dimana menggambarkan kesedihan mendalam
dari Bunda Maria yang sedang memangku tubuh Yesus sesudah diturunkan dari
kayu salib.
CERPEN di 17.21
Berbagi
CERPEN
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.