Você está na página 1de 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peristiwa komunikasi merupakan peristiwa yang dialami oleh setiap
orang dengan berbagai bahasa.Peristiwa komunikasi merupakan suatu
peristiwa yang sangat majemuk.Komunikasi merupakan peristiwa
penyampaian pesan dari komunikator (pengirim pesan) kepada komunikan
(penerima pesan). Agar pesan tersebut sampai kepada komunikan, seorang
komunikator harus menggunakan bahasa yang juga dipahami oleh
komunikan.Ketika seorang komunikator menggunakan bahasa yang tidak
dipahami oleh komunikan maka pesan yang disampaikan oleh komunikator
tidak akan sampai pada komunikan.Dalam hal ini bahasa sebagai alat
komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting.
Namun, tidak semua penutur dan lawan tutur memiliki penguasaan
bahasa yang sama. Sering sekali terjadi penutur harus berganti bahasa ketika
akan berbicara dengan lawan tuturnya yang tidak menguasai bahasa penutur.
Peralihan bahasa inilah yang disebut dengan alih kode. Peristiwa alih kode
sering kali terjadi pada komunikasi dalam masyarakat Indonesia. Peristiwa
alih kode tersebut bisa terjadi di pasar, di sekolah, di kampus, di kantor,
bahkan alih kode sering digunakan dalam dialog film. Hal ini dikarenakan
kemajemukan bahasa yang ada di Indonesia. Bahkan masih banyak lagi
penyebab terjadinya alih kode.
Tidak hanya pergantian bahasa saja yang terjadi dalam peristiwa
komunikasi, tetapi pencampuran antara dua bahasa pun sering kali terjadi.
Pencampuran bahasa ini dilakukan karena antara penutur dan lawan tutur
memiliki penguasan yang sama pada dua bahasa. Masyarakat sering kali tidak
sadar ketika mereka melakukan campur kode. Sama halnya dengan alih kode,
campur kode pun sering kali digunakan pada dialog film.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belang diatas penyusun merumuskan beberapa
rumusan masalah diantaranya:
a. Apa pengertian alih kode dan campur kode ?

1
b. Apa penyebab terjadinya alih kode dan campur kode ?
c. Apa sajakah jenis-jenis alih kode dan campur kode ?

C. Tujuan
Didasarkan rumusan masalah diatas penyusun akan memaparkan
beberapa tujuan diantaranya :
a. Untuk mengetahui pengertian alih kode dan campur kode;
b. Untuk mengetahui penyebabterjadinya alih kode dan campur kode;
c. Untuk mengetahui jenis-jenis alih kode dan campur kode.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Alih kode dan Campur Kode


1. Pengertian Alih Kode
Ohoiwutun (2007:71) mengatakan alih kode (code switching), yakni
peralihan pemakaian dari suatu bahasa atau dialek ke bahasa atau dialek
lainnya. Alih bahasa ini sepenuhnya terjadi karena perubahan-perubahan
sosiokultural dalam situasi berbahasa. Perubahan-perubahan yang dimaksud
meliputi faktor-faktor seperti hubungan antara pembicara dan pendengar,
variasi bahasa, tujuan berbicara, topik yang dibahas, waktu dan tempat
berbincang. Lebih lanjut Apple dalam Chaer (2004:107) mengatakan, alih
kode yaitu gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi.
Ditambahkan oleh Hymes bahwa alih kode bukan hanya terbagi antar
bahasa, tetapi dapat juga terjadi antar ragam-ragam atau gaya-gaya yang
terdapat dalam satu bahasa. Sebagai contoh peristiwa peralihan yang terjadi
dalam suatu kelas yang sedang mempelajari bahasa asing (sebagai contoh
bahasa Inggris). Di dalam kelas tersebut secara otomatis menggunakan dua
bahasa yaitu, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Kemudian terjadi
percakapan dalam suatu bahasa nasional (contoh bahasa Indonesia) lalu tiba-
tiba beralih ke bahasa daerah (contoh bahasa Sumbawa), maka kedua jenis
peralihan ini juga disebut alih kode.

2. Pengertian Campur Kode


Kemudian gejala lain yaitu campur kode. Gejala alih kode biasanya
diikuti dengan gejala campur kode, Thelander dalam Chaer (2004:115)
mengatakan apabila didalam suatu peristiwa tutur terdapat klausa-klausa atau
frase-frase yang digunakan terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid
clauses, hybrid phrases), dan masing-masing klausa dan frase tidak lagi
mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka peristiwa yang terjadi ini adalah
campur kode. Kemudian Nababan (1991:32) mengatakan campur kode yaitu
suatu keadaan berbahasa lain ialah bilamana orang mencampur dua (atau
lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa tanpa ada sesuatu

3
dalam situasi berbahasa yang menuntut percampuran bahasa itu. Maksudnya
adalah keadaan yang tidak memaksa atau menuntut seseorang untuk
mencampur suatu bahasa ke dalam bahasa lain saat peristiwa tutur sedang
berlangsung. Jadi penutur dapat dikatakan secara tidak sadar melakukan
percampuran serpihan-serpihan bahasa ke dalam bahasa asli. Campur kode
serupa dengan interfensi dari bahasa satu ke bahasa lain.
Dalam campur kode penutur menyelipkan unsur-unsur bahasa lain
ketika sedang memakai bahasa tertentu. Unsur-unsur tersebut dapat berupa
kata-kata, tetapi dapat juga berupa frase atau kelompok kata. Jika berwujud
kata biasanya gejala itu disebut peminjaman. Hal yang menyulitkan timbul
ketika memakai kata-kata pinjaman tetapi kata-kata pinjaman ini sudah tidak
dirasakan sebagai kata asing melainkan dirasakan sebagai bahasa yang
dipakai. Sebagai contoh si A berbahasa Indonesia. Kemudian ia berkata
“sistem operasi komputer ini sangat lambat”. dari sini terlihat si A banyak
menggunakan kata-kata asing yang dicampurkan kedalam bahasa Indonesia.
Namun ini tidak dapat dikatakan sebagai gejala campur kode atau pun alih
kode. Hal ini disebabkan penutur jelas tidak menyadari kata-kata yang dipakai
adalah kata-kata pinjaman, bahkan ia merasa semuanya merupakan bagian
dari bahasa Indonesia karena proses peminjaman tersebut sudah terjadi sejak
lama. Lebih lanjut Sumarsono (2004:202) menjelaskan kata-kata yang sudah
mengalami proses adaptasi dalam suatu bahasa bukan lagi kata yang-kata yang
megalami gejala interfensi, bukan pula alih kode, apalagi campur kode. akan
berbeda jika penutur secara sadar atau sengaja menggunakan unsur bahasa lain
ketika sedang berbicara dalam suatu bahasa. Peristiwa inilah yang kemudian
disebut dengan capur kode. Oleh karena itu dalam bahasa tulisan, biasanya
unsur-unsur tersebut ditunjukkan dengan menggunakan garis bawah atau cetak
miring sebagai penjelasan bahwa si penulis menggunakannya secara sadar.

4
B. Penyebab Terjadinya Alih Kode dan Campur Kode
1. Penyebab Terjadinya Alih Kode
Selain sikap kemultibahasaan yang dimiliki oleh masyarakat tutur,
terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa alih kode,
seperti yang dikemukakan Chaer (2004:108), yaitu:
a. Penutur
Perilaku atau sikap penutur, yang dengan sengaja beralih kode
terhadap mitra tutur karena tujuan tertentu. Misalnya mengubah situasi
dari resmi menjadi tidak resmi atau sebaliknya. Kemudian ada juga
penutur yang mengharapkan sesuatu dari mitra tuturnya atau dengan kata
lain mengharapkan keuntungan atau manfaat dari percakapan yang
dilakukanya. Sebagai contoh, A adalah orang sumbawa. B adalah orang
batak. Keduanya sedang terlibat percakapan. Mulanya si A berbicara
menggunakan bahasa Indonesia sebagai pembuka. Kemudian ditanggapi
oleh B dengan menggunakan bahasa Indonesia juga. Namun ketika si A
ingin mengemukakan inti dari pembicaraannya maka ia kemudian beralih
bahasa, yaitu dari bahasa Indonesia ke bahasa Batak. Ketika si A beralih
menggunakan bahasa Batak yang merupakan bahasa asli B, maka B pun
merespon A dengan baik. Maka disinilah letak keuntungan tersebut. A
berbasa basi dengan menggunakan bahasa Indonesia, kemudian setelah
ditanggapi oleh B dan ia merasa percakapan berjalan lancar, maka si A
dengan sengaja mengalihkan ke bahasa batak. Hal ini disebabkan si A
sudah ingin memulai pembicaraan yang lebih dalam kepada si B. Selain
itu inti pembicaraan tersebut dapat tersampaikan dengan baik, karena
mudah dimengerti oleh lawan bicara yaitu B. Peristiwa inilah yang
menyebakan terjadinya peristiwa alih kode.
b. Lawan Tutur
Mitra tutur atau lawan tutur dapat menyebabkan peristiwa alih
kode. Misalnya karena si penutur ingin mengimbangi kemampuan
berbahasa lawan tuturnya. Dalam hal ini biasanya kemampuan berbahasa
si lawan tutur kurang atau agak kurang karena mungkin bahasa tersebut
bukan bahasa pertamanya. Jika lawan tutur yang latar belakang

5
kebahasaannya sama dengan penutur biasanya beralih kode dalam wujud
alih varian (baik regional maupun sosial), ragam, gaya, atau register.
Kemudian bila lawan tutur berlatar belakang kebahasaan berbeda
cenderung alih kode berupa alih bahasa. Sebagai contoh, Rani adalah
seorang pramusaji disebuah restoran. Kemudian Ia kedatangan tamu asing
yang berasal dari Jepang. Tamu tersebut ingin mempraktikkan bahasa
Indonesia yang telah Ia pelajari. Pada awalnya percakapan berjalan lancar,
namun ketika tamu tersebut menanyakan biaya makanya Ia tidak dapat
mengerti karena Rani masih menjawab denganmenggunakan bahasa
Indonesia. Melihat tamunya yang kebingungan tersebut, secara sengaja
Rani beralih bahasa, dari bahasa Indonesia ke bahasa Jepang sampai tamu
tersebut mengerti apa yang dikatakan Rani. Dari contoh di atas dapat
dikatakan telah terjadi peristiwa peralihan bahasa atau disebut alih kode,
yaitu bahasa Indonesia ke bahasa Jepang. Oleh karena itu lawan tutur juga
sangat mempengaruhi peristiwa alih kode.
c. Hadirnya Penutur Ketiga
Kehadiran orang ketiga atau orang lain yang tidak berlatar
belakang bahasa yang sama dengan bahasa yang sedang digunakan oleh
penutur dan lawan tutur dapat menyebabkan peristiwa alih kode. Untuk
menetralisasi situasi dan menghormati kehadiran mitra tutur ketiga,
biasanya penutur dan mitra tutur beralih kode, apalagi bila latar belakang
kebahasaan mereka berbeda. Sebagai contoh, Tono dan Tini bersaudara.
Mereka berdua adalah orang Sumbawa. Oleh karena itu, ketika berbicara,
mereka menggunakan bahasa yang digunakan sehari-hari, yaitu bahasa
Sumbawa. Pembicaraan berjalan aman dan lancar. Tiba-tiba datang Upik
kawan Tini yang merupakan orang Lombok. Untuk sesaat Upik tidak
mengerti apa yang mereka katakan. Kemudian Tini memahami hal
tersebut dan langsung beralih ke bahasa yang dapat dimengerti oleh Upik,
yaitu bahasa Indonesia. kemudian Ia bercerita tentang apa yang Ia
bicarakan dengan Tono dengan menggunakan bahasa Indonesia. Inilah
yang disebut peristiwa alih kode. Jadi, kehadiran orang ketiga merupakan
faktor yang mempengaruhi peristiwa alih kode.

6
d. Perubahan Situasi
Perubahan situasi pembicaraan juga dapat mempengaruhi
terjadinya laih kode. Situasi tersebut dapat berupa situasi formal ke
informal atau sebaliknya.
e. Topik Pembicaraan
Topik merupakan faktor yang dominan dalam menentukan
terjadinya alih kode. Topik pembicaraan yang bersifat formal biasanya
diungkapkan dengan ragam baku, dengan gaya netral dan serius dan pokok
pembicaraan yang bersifat informal disampaikan dengan bahasa nonbaku,
gaya sedikit emosional, dan serba seenaknya.
2. Penyebab Terjadinya Campur Kode
Sama halnya dengan alih kode, campur kodepun disebabkan oleh
masyarakat tutur yang multilingual. Namun, tidak seperti alih kode, campur
kode tidak mempunyai maksud dan tujuan yang jelas untuk digunakan karena
campur kode digunakan biasanya tidak disadari oleh pembicara atau dengan
kata lain reflek pembicara atas pengetahuan bahasa asing yang
diketahuinya. Setyaningsih, dalam http://www.slideshare.net/ninazski/paper-
sosling-nina mengatakan campur kode digunakan karena apabila seseorang
yang sedang dalam kegiatan berkomunikasi tidak mendapatkan padanan kata
yang cocok yang dapat menjelaskan maksud dan tujuan yang sebenarnya,
maka ia akan mencari padanan kata yang cocok dengan jalan mengambil
istilah dari berbagai bahasa yang ia kuasai. Kemudian penyebabterjadinya
campur kode dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sikap (attitudinal type)
yakni latar belakang sikap penutur, dan kebahasaan (linguistik type) yakni
latar belakang keterbatasan bahasa, sehingga ada alasan identifikasi peranan,
identifikasi ragam, dan keinginan untuk menjelaskan atau menafsirkan.
Dengan demikian campur kode terjadi karena adanya hubungan timbal balik
antara peranan penutur, bentuk bahasa, dan fungsi bahasa

7
C. Jenis-Jenis Alih Kode dan Campur Kode
1. Jenis-Jenis Alih Kode
a. Alih Kode Metaforis
Alih kode metaforis, yaitu alih kode yang terjadi jika ada
pergantian topik.
b. Alih Kode Situasional
Sedangkan alih kode situasional, yaitu alih kode yang terjadi
berdasarkan situasi dimana para penutur menyadari bahwa mereka
berbicara dalam bahasa tertentu dalam suatu situasi dan bahasa lain dalam
situasi yang lain. Dalam alih kode ini tidak tejadi perubahan topik.
Pergantian ini selalu bertepatan dengan perubahan dari suatu situasi
eksternal (misalnya berbicara dengan anggota keluarga) ke situasi
eksternal lainnya (misalnya berbicara dengan tetangga).
Selain alih kode metaforis dan situsional, Suwito dalam Chaer
(2004:114) juga membagi alih kode menjadi dua jenis yaitu, alih kode
intern dan alih kode ekstern.
1. Alih Kode Intern
Alih Kode Intern yaitu alih kode yang berlangsung antar
bahasa sendiri, seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa Sumbawa, atau
sebaliknya
2. Alih Kode Ekstern
Sedangkan alih kode ekstern yaitu alih kode yang terjadi antara
bahasa Indonesiadengan bahasa asing. Contohnya bahasa Indonesia ke
bahasa Jepang, atau sebaliknya.
2. Jenis-Jenis Campur Kode
Campur kode dibagi menjadi dua, yaitu campur kode ke luar (outer
code-mixing)dan campur kode ke dalam (inner code-mixing).
a. Campur Kode Ke Luar (Outer Code-Mixing)
Yaitu campur kode yang berasal dari bahasa asing atau dapat
dijelaskan bahasa asli yang bercampur dengan bahasa asing. Contohnya
bahasa Indonesia – bahasa Inggris – bahasa Jepang, dll

8
b. Campur Kode Ke Dalam (Inner Code-Mixing)
Yaitu campur kode yang bersumber dari bahasa asli dengan segala
variasinya. Contohnya bahasa Indonesia-bahasa Sumbawa-bahasa Batak-
Bahasa Minang (lebih ke dialek), dll.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kontak yang intensif antara dua bahasa atau lebih di dalam situasi
yang bilingual/multilingual seperti dalam masyarakat Indonesia cenderung
mengakibatkan timbulnya gejala alih kode (code-switching) dan campur kode
(code-mixing). Alih kode (code switching) adalah peristiwa peralihan dari satu
kode ke kode yang lain dalam suatu peristiwa tutur. Alih kode terjadi untuk
menyesuaikan diri dengan peran, atau adannya tujuan tertentu. Campur kode
(code-mixing) terjadi apabila seorang penutur menggunakan suatu bahasa
secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur bahasa
lainnya. Campur kode dapat terjadi tanpa adanya sesuatu dalam situasi
berbahasa yang menuntut adanya pencampuran bahasa, tetapi dapat juga
disebabkan faktor kesantaian, kebiasaan atau tidak adanya padanan yang tepat.
Dalam suatu peristiwa tutur, alih kode dan campur kode terjadi karena
beberapa faktor yaitu,(1) penutur dan pribadi penutur, (2) mitra penutur,(3)
hadirnya penutur ketiga, (4) tempat dan waktu tuturan berlangsung, (5) modus
pembicaraan, dan (6) topik pembicaraan. Alih kode dan campur kode
memiliki fungsi terkait dengan tujuan berkomunikasi. Dalam
kegiatan komunikasi pada masyarakat multilingual, alih kode dan campur
kode pada umumnya dilakukan antara lain untuk tujuan (1) mengakrabkan
suasana, (2) menghormati lawan bicara, (3) meyakinkan topik pembicaraan,
(4) menyajikan humor untuk menghibur, dan (5) menimbulkan gaya atau
gengsi penutur.

10
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.


Jakarta:Rineka Cipta.

Ohoiwutun, Paul. 2007. Sosiolinguistik Memahami Bahasa dalam Konteks


Masyarakat dan Kebudayaan. Jakarta : Kesaint Blanc.

Sumarlan. 2005. Teori dan Praktik Analisi Wacana. Solo: Pustaka Cakra
Surakarta.

11
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Alih Kode dan
Campur Kode ”, guna memenuhi tugas perkuliahan mata kuliah Sosiolinguistik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan
tentang sosiolinguistik, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini disusun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para Mahasiswa. Saya
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Padangsidimpuan, Nopember 2017


Hormat kami,

Penulis

12i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN


A. Pengertian Alih Kode dan Campur Kode ............................................... 3
B. Penyebab Terjadinya Alih Kode dan Campur Kode .............................. 5
C. Jenis-jenis Alih Kode dan Campur Kode ............................................... 8

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11

13ii
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE

DISUSUN

OLEH:

AGUS RAJO SIREGAR


NPM. 13070097

PRODI : PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


MATA KULIAH : SOSIOLINGUISTIK

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) TAPANULI SELATAN
PADANGSIDIMPUAN
2017

14

Você também pode gostar

  • Angket Observasi Pra Penelitia1
    Angket Observasi Pra Penelitia1
    Documento1 página
    Angket Observasi Pra Penelitia1
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Cara Instalasi Windows 7
    Cara Instalasi Windows 7
    Documento6 páginas
    Cara Instalasi Windows 7
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Silabus Matematika SMA Kelas Xi
    Silabus Matematika SMA Kelas Xi
    Documento11 páginas
    Silabus Matematika SMA Kelas Xi
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Cara Instalasi Windows 7
    Cara Instalasi Windows 7
    Documento20 páginas
    Cara Instalasi Windows 7
    Kris Milando
    Ainda não há avaliações
  • Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
    Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
    Documento1 página
    Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
    Ali Sahbani Harahap
    0% (1)
  • Ijtihad
    Ijtihad
    Documento22 páginas
    Ijtihad
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Biografi Rahardi F
    Biografi Rahardi F
    Documento11 páginas
    Biografi Rahardi F
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Manusia Dan Lingkungan
    Manusia Dan Lingkungan
    Documento15 páginas
    Manusia Dan Lingkungan
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Evolusi Berdasarkan Fosil C
    Evolusi Berdasarkan Fosil C
    Documento11 páginas
    Evolusi Berdasarkan Fosil C
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Etika Dalam Berbahasa
    Etika Dalam Berbahasa
    Documento11 páginas
    Etika Dalam Berbahasa
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Biji
    Biji
    Documento11 páginas
    Biji
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • PKN Al-Madi
    PKN Al-Madi
    Documento28 páginas
    PKN Al-Madi
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Translate Kimia Agrikultur
    Translate Kimia Agrikultur
    Documento12 páginas
    Translate Kimia Agrikultur
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Biografi Rahardi F
    Biografi Rahardi F
    Documento10 páginas
    Biografi Rahardi F
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Pola Bilangan
    Pola Bilangan
    Documento5 páginas
    Pola Bilangan
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Keterampilan Menulis
    Keterampilan Menulis
    Documento8 páginas
    Keterampilan Menulis
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Termodinamika
    Termodinamika
    Documento8 páginas
    Termodinamika
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Kerukunan
    Kerukunan
    Documento10 páginas
    Kerukunan
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Agama Sebagai Pedoman Hidup
    Agama Sebagai Pedoman Hidup
    Documento11 páginas
    Agama Sebagai Pedoman Hidup
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Etika Dan Perilaku
    Etika Dan Perilaku
    Documento109 páginas
    Etika Dan Perilaku
    Adit Doank
    Ainda não há avaliações
  • Telaah Kurikulum
    Telaah Kurikulum
    Documento26 páginas
    Telaah Kurikulum
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Biji
    Biji
    Documento2 páginas
    Biji
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Pengertian Drama
    Pengertian Drama
    Documento6 páginas
    Pengertian Drama
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Biji
    Biji
    Documento11 páginas
    Biji
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • TTW 1
    TTW 1
    Documento12 páginas
    TTW 1
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • Cara Instalasi Windows 7
    Cara Instalasi Windows 7
    Documento20 páginas
    Cara Instalasi Windows 7
    Kris Milando
    Ainda não há avaliações
  • PKN Al-Madi
    PKN Al-Madi
    Documento4 páginas
    PKN Al-Madi
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • JURNAL Gangsar
    JURNAL Gangsar
    Documento15 páginas
    JURNAL Gangsar
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • BAB I Koordinat Kurvalinear
    BAB I Koordinat Kurvalinear
    Documento1 página
    BAB I Koordinat Kurvalinear
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações
  • PKN Al-Madi
    PKN Al-Madi
    Documento4 páginas
    PKN Al-Madi
    Ali Sahbani Harahap
    Ainda não há avaliações