Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
No. PROGRAM
1. Penyuluhan/pendidikan kesehatan.
Materi : tumbuh kembang remaja, napza, anemia, perilaku seks
bebas, perilaku kekerasan
Sasaran : remaja dan orangtua
DATA DIAGNOSA
RESIKO GIZI KURANG Risiko pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh pada anak usia
Responden 27 anak usia sekolah di RW 09 sekolah dasar di kelurahan Pancoran
dan RW 18 kelurahan pancoran Mas Mas khususnya di RW 09 dan 18
• 62% Risiko gizi kurang, 72% makan berhubungan dengan kurangnya
2x/hari, 60% konsumsi sayuran hijau, pengetahuan masyarakat tentang
72% tidak makan sebelum berangkat pemenuhan kebutuhan nutrisi anak
sekolah. usia sekolah
• 45% menderita sakit dalam 3 bulan
terakhir yaitu 30,8% demam
• 45% tingkat pengetahuan ortu ttg gizi
kurang
• Hasil wawancara rata-rata ibu tidak
menyiapkan sarapan dan bekal anak,
lauk dibeli di warung, jadwal makan
tidak tepat waktu
• Hasil observasi pemanfaatan lahan
kosong belum optimal, banyak
pedagang bahan makanan yang
kondisinya segar, ada konsumsi
jajanan es sirup dengan pewarna dan
higienisnya tidak terjamin
RESIKO CEDERA Risiko gangguan integritas kulit: luka
lecet akibat jatuh (cedera) pada
Responden 75 anak usia sekolah di RW 13 kelompok anak usia sekolah dasar di
dan 14 kelurahan Pancoran Mas kelurahan Pancoran Mas khususnya
• 74,7% riwayat jatuh (cedera) dan 4% di RW 13 dan 14 berhubungan
kecelakaan di jalan raya dalam 6 bulan dengan kondisi lingkungan yang
terakhir kurang aman, belum adanya
• 48% tidak mengetahui informasi pembinaan bagi anak usia sekolah,
tentang kecelakaan. dan tidak adanya pendidikan
Dari responden yang mengalami cedera: kesehatan mengenai pencegahan
• 37.3% karena kondisi jalan jelek, cedera
tidak rata, berlubang, dan berbatu.
Dari hasil observasi : Adanya kondisi
jalan yang tidak rata, berlubang dan
berbatu. 32.2% karena bersepeda
tanpa pengaman dan sisanya 30.5%
tidak hati-hati saat bermain.
• 76,3% cedera 1-2 kali, 18,6% cedera
3-4 kali, & 5,1% cedera 4-5 kali
• terjadi di tempat bermain 47,5% dan
jalan raya sebesar 32,2%. Hasil
observasi: Tidak tersedia cukup
lapangan dan lahan yang aman untuk
tempat bermain sehingga anak
bermain di jalanan.
DATA DIAGNOSA
• luka yang diderita lecet 69,5%, memar
23.7%dan 8.5% luka kering.
ANAK JALANAN Risiko infeksi penyakit oleh kuman
melalui udara dan air pada anak
• Anak yang menderita sakit demam 30 jalanan di Kelurahan Pancoran Mas
%, batuk pilek 30 %, diare 10 % berhubungan dengan kurangnya
• anak jalanan yang tinggal dengan perawatan kebersihan diri
orang tua di rumah yang sebahagian
berlantai tanah
• Rumah di lingkungan pembuangan
sampah
• Anak jalanan ini lebih banyak
menghabiskan waktunya di jalan
dengan tingkat kebisingan yang tinggi
dan polusi udara
• rambut tidak sehat 70 %
• mata tidak sehat 70 % dengan adanya
anemis pada conjunctiva
• Kuku terlihat panjang tidak terawat 60
%.
No. PROGRAM
1. Penyuluhan/pendidikan kesehatan.
Materi : Gizi anak usia sekolah, pola makan yang benar, pencegahan
dan penanganan cedera, kebersihan diri
Sasaran : Anak usia sekolah dan orangtua
2. Pembinaan dan pelatihan kader tentang deteksi dini anak sekolah kurang
gizi
6. Penyebaran leaflet mengenai gizi anak usia sekolah, pola makan yang
benar, pencegahan dan penanganan cedera, kebersihan diri
ANALISA MASALAH BALITA
DATA DIAGNOSA
ISPA Risiko penularan ISPA di Kelurahan
Pancoran Mas khususnya di RW
Jumlah responden : 56 keluarga di RW 01, 02, 01,02,06,08 dan 011 karena
06, 08 dan 011 kurangnya pengetahuan tentang ISPA
• Persentase yang mengalami batuk dan lingkungan yang tidak sehat
pilek sebanyak 80,36 %
• status imunisasi balita yang tidak
lengkap adalah 19,6%
• pengetahuan orang tua tentang ISPA
dengan kategori pengetahuan kurang
(57,1%)
• sikap keluarga kurang baik (60,7%)
dalam mencegah ISPA
• masih ada yang belum membuka
jendela setiap hari (14,3%)
• keluarga masih menggunakan bahan
bakar minyak tanah untuk memasak
yaitu sebesar 26,8% dan adanya
anggota keluarga yang merokok
sebanyak 80,4%.
Hasil Observasi :
• Jarak antar rumah yang padat
• ventilasi yang kurang karena jarak
antar rumah rapat dan tidak ada
jendela
• sinar matahari tidak masuk ke rumah
• Dijumpai kerumunan anak sedang
jajan dengan jenis jajanan seperti es,
ciki dan permen.
Literatur Review :
Penetapan Kota depok sebagai proyek
pos Gizi dan salah satunya Panmas.
Metode Positive Deviance telah
diterapkan di kota Depok sejak tahun
2005
Hasil Observasi :
Jarak antar rumah yang padat
Rumah sempit dihuni oleh 4-5 orang
ventilasi yang kurang
sinar matahari kurang masuk ke rumah
Lingkungan kotor, sampah berserakan
NO PROGRAM
1 Bentuk kelompok peduli balita (dengan ISPA, TB, kurang gizi, gangguan
perkembangan)
2 Pendidikan kesehatan (tentang ISPA, TB, kurang gizi, gangguan
perkembangan)
3 Penyebaran leaflet dan pemasangan poster (tentang ISPA, TB, kurang gizi,
gangguan perkembangan)
4 Pemberian makanan tambahan pada balita
5 Pengaktifan kembali pelaksanaan Pos Gizi di RW 05
6 Kerja bakti di tiap RW
7 Pelatihan stimulasi perkembangan balita pada ibu-ibu dengan balita
8 Pembuatan buku aktivitas stimulasi mingguan
9 Senam ceria
10 Pelatihan dan penyegaran kader balita
11 Penyediaan alat-alat bermain di Posyandu
ANALISA MASALAH LANSIA
DATA DIAGNOSA
Responden 89 keluarga dengan lansia di Resiko peningkatan stres pada lansia dan
RW 11, 12, dan 18 pengasuh di Kel. Pancoran Mas
43% lansia mengalami perlakuan
salah dari pengasuh. Jenis
perlakuan salah yang banyak
dialami adalah kekerasan
emosional, dan penelantaran.
Hasil diskusi dengan lansia
menunjukkan 3 dari 8 lansia
sering dimarahi oleh anggota
keluarga terutama cucu, pasangan
hidup, dan anak.
43% lansia sering merasa bosan
dengan kehidupannya dan merasa
takut terjadi sesuatu yang buruk
menimpa dirinya serta merasa
tidak berdaya dalam menjalani
kehidupannya.
43% lansia merasa tidak betah
tinggal di rumah
57% lansia merasa hidupnya saat
ini tidak menyenangkan
Penyakit yang dialami pengasuh
lansia yaitu 50% mengaku sering
menderita penyakit kurang darah,
27% menderita darah tinggi
56% pengasuh lansia mudah
tersinggung atau cepat marah
26% pengasuh lansia merasa
putus asa dalam menghadapi
perilaku lansia
67% pengasuh lansia lebih sering
memendam perasaan jengkel
15% pengasuh lansia ketika
kanak-kanak sering mengalami
perilaku kekerasan dari
orangtuanya
65% pengasuh lansia memiliki
pemahaman yang kurang
mengenai lansia
Hanya 36% pengasuh yang
meminta nasehat dari profesional
kesehatan atau kader berkenaan
dengan kesehatan lansia.
RW 11 dan RW 13 belum
memiliki Posbindu