Você está na página 1de 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat berpengaruh
terhadap peningkatan angka kejadian suatu penyakit. Dari zaman dahulu
hingga saat ini terdapat banyak macam pengobatan yang telah
diterapkan dan nabi menganjurkan bagi umatnya untuk senantiasa
berobat ketika sakit seperti hadist Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW bersabda :
( ‫ فإن ا لم يضع داء إل وضع له شفاء‬، ‫ ) تداووا‬: ‫يا رسول ا أل نتداوى ؟ قال‬
Artinya: ‘’Wahai Rasulullah, apakah kita berobat?, Nabi
bersabda,’’berobatlah, karena sesungguhnya Allah tidak
menurunkan penyakit, kecuali pasti menurunkan obatnya.’’
(HR.Tirmidzi 2038, dan disahihkan oleh al-Albani dalam
Sunan Ibnu Majah 3436).
Berdasarkan hadist diatas dirasa penting melakukan pengobatan
untuk mencegah bertambah parahnya keadaan kesehatan seseorang
yang disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, seperti hemodialisa
sebagai pengobatan dari penyakit gagal ginjal kronik.
Gagal ginjal kronik termasuk dalam masalah kesehatan
masyarakat global1. Gagal ginjal kronik terjadi ketika kedua ginjal
tidak mampu mempertahankan lingkungan tubuh yang cocok untuk
kelangsungan hidup seseorang2. Dimana ginjal mengalami gangguan
fungsi secara progresif, hal itu mengakibatkan tubuh tidak mampu
mempertahankan metabolisme dan gagal memelihara keseimbangan

1 Bagian Rekam Medik RSU. dr. H. Koesnadi Bondowoso, Laporan Register Kunjungan
(Bondowoso, 2018).

2 Pusat data dan informasi Kemenkes RI, Situasi Penyakit Ginjal Kronis, InfoDATIN, 2017
<https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjmltCm4r_VAhX
HkZQKHVn_CpQQFggmMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2Fdownload.php
%3Ffile%3Ddownload%2Fpusdatin%2Finfodatin%2Finfodatin%2520ginjal
%25202017.pdf&usg=A>.
cairan dan elektrolit yang berakibat pada peningkatan ureum di dalam
darah (uremia)3.
Berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention
(CDC) didapatkan 15% atau 30 juta orang dewasa di Amerika Serikat
diperkirakan mengalami gagal ginjal kronis4. Sedangkan Indonesia
mengalami peningkatan prevalensi setiap tahunnya seiring dengan
peningkatan usia. Prevalensi kejadian penyakit gagal ginjal kronik di
Indonesia berdasarkan diagnosa dokter melalui pengukuran pada
pasien usia ≥ 15 tahun sebesar 0,3%5.
Salah satu pilihan penatalaksanaan pada gagal ginjal kronik yaitu
menggunakan dialisa. Dialisa mengambil alih fungsi ginjal tetapi tidak
dapat mengganti fungsi ginjal secara total6. Intervensi hemodialisa
dipercaya dapat meningkatkan lama bertahan hidup pasien gagal ginjal
kronis7. Hemodilisa menjadi pilihan terapi pengganti ginjal utama.
Prinsip utama pelaksanaan hemodialisa yaitu memisahkan, menyaring,
atau membersihkan darah melalui suatu membran semipermiabel yang
dilakukan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal8.
Pada tahun 2014, sebanyak 118.000 orang di Amerika Serikat
memulai perawatan untuk ESRD, dan 662.000 orang hidup dengan

3 Mary Baradero, Mary Wilfrid Dayrit, and Yakobus Siswadi, Seri Asuhan Keperawatan
Gangguan Ginjal, ed. by Monica Ester and Esty Wahyuningsih (Jakarta: EGC, 2009).

4 Arif Muttaqin and Kumala Sari, Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan, ed. by
Sally Carolina (Jakarta: Salemba Medika, 2014).

5 Centers for Disease Control and Prevention, National Chronic Kidney Disease Fact Sheet 2017,
US Department of Health and Human Services, Center for Disease Control and Prevention, 2017.

6 RISKESDAS, Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013, Laporan Nasional 2013, 2013
<https://doi.org/1 Desember 2013>.

7 Joyce James, Colin Baker, and Helen Swain, Prinsip-Prinsip Sains Untuk Keperawatan, ed. by
Amalia Safitri and Rina Astikawati (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008).

8 Anggriyana Tri Widianti and others, ‘Pengaruh Latihan Kekuatan Terhadap Restless Legs
Syndrome Pasien Hemodialisis Effect of Strength Training on Restless Legs Syndrome :
Hemodialysis Patients’, 5.April (2017), 47–56.
dialisis kronis atau dengan transplantasi ginjal9. Menurut data
Indonesian Renal Registry (IRR) pada tahun 2015 terdapat
peningkatan jumlah pasien yang menjalani hemodialisis, yaitu jumlah
pasien baru 21.050 orang dan pasien aktif 30.554 pasien. Sedangkan
Jawa Timur menempati urutan ke dua untuk pelaksanaan hemodialisis
rutin yaitu sebanyak 73.17510. Pada tahun 2015 Jawa Timur berada
pada urutan ke empat untuk pemakaian mesin hemodialisa yaitu
sebesar 11% dari jumlah total 4.898 mesin hemodialisa yang terdata11.
Effikasi diri banyak digunakan dalam mencerminkan kepercayaan
diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas perawatan diri pada
pasien dengan penyakit kronis12. Effikasi diri mempengaruhi perilaku
pengobatan jangka panjang pasien13. Partisipasi awal dari aktivitas
fisik seseorang berkaitan dengan effikasi diri seseorang terhadap
kemampuan dirinya untuk aktif melakukan aktivitas meskipun
terdapat banyak hambatan yang timbul. Tingkat effikasi diri yang
tinggi sering kali dikaitkan dengan tingkat aktivitas fisik yang tinggi
pula14. Berdasarkan hasil penelitian Wayunah, dkk, 2016 terdapat
perbedaan hasil pada kelompok intervensi dan kelompok control pada
nilai effikasi diri yaitu sebesar 0,87%. Hal tersebut menunjukkan
keyakinan diri untuk mengatur intake cairan antar waktu dialisis pada

9 Suhardjono, ‘Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI’, ed. by Idrus Alwi and others, VI
(Jakarta: InternaPublishing, 2014), p. 2192.

10 Centers for Disease Control and Prevention.

11 Perkumpulan Nefrologi Indonesia and others, 8 Th Report Of Indonesian Renal Registry 2015,
2016.

12 Pusat data dan informasi Kemenkes RI.

13 Fathia Ahmed Mersal, Rasmia Abd-El, and Sattar Aly, ‘Effect of Patient Education on Coping,
Quality of Life, Knowledge and Self Efficacy of Kidney Recipient Patients’, American Journal of
Nursing Science, 314.5 (2014), 2328–5745 <https://doi.org/10.11648/j.ajns.20140305.14>.

14 Li-Chueh Weng and others, ‘Self-Efficacy, Self-Care Behaviours and Quality of Life of Kidney
Transplant Recipients’, Journal of Advanced Nursing, 66.4 (2010), 828–38
<https://doi.org/10.1111/j.1365-2648.2009.05243.x>.
kelompok intervensi lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok
kontrol15. Terdapat kesamaan hasil penelitia yang dilakukan oleh
Istanti, 2011 semakin tinggi effikasi diri maka peningkatan berat
badan intradialisa akan semakin menurun, dengan besaran koefisien
determinan effikasi diri adalah 0.20%16.
Asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap
orang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri. Sehingga
perawat mampu membantu individu dalam memenuhi kebutuhan
hidup, memelihara kesehatan, dan mencapai kesejahteraan17. Perawat
dan dokter yang menangani dialisa memiliki peran penting dalam
mendorong dan menanamkan pengetahuan serta keterampilan dalam
melakukan perawatan diri, perilaku perawatan diri memiliki hubungan
yang sangat erat dengan effikasi diri pasien18. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Wijayanti dkk, 2017 sebanyak
44,7% responden selalu minum setiap kali merasa haus tanpa dibatasi.
Perilaku pengontrolan cairan seringkali sulit dilakukan oleh pasien
hemodialisa19. Dari hasil penelitian Hermawati, 2017 diketahui bahwa
hubungan antara perawatan diri dan status nutri pasien pra intervensi
adalah tidak signifikan, sedangkan untuk pvalue pada follow up

15 Heidi Y. Perkins and others, ‘Effects of Treatment Factors, Comorbidities and Health-Related
Quality of Life on Self-Efficacy for Physical Activity in Cancer Survivors’, Psycho-Oncology,
18.4 (2009), 405–11 <https://doi.org/10.1002/pon.1535>.

16 Wayunah, Muhammad Saefulloh, and Wiwin Nuraeni, ‘Penerapan Edukasi Terstruktur


Meningkatkan Self Efficacy Dan Menurunkan IDWG Pasien Hemodialisa Di RSUD Indramayu’,
Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesiaurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, 2.1 (2016),
26–27 <http://ejournal.upi.edu/index.php/JPKI%0APENERAPAN>.

17 Yuni Permatasari Istanti, ‘Faktor-Faktor Yang Berkontribusi Terhadap Interdialytic Weight


Gains Pada Pasien Chronic Kidney Diseases Yang Menjalani Hemodialisis Factors That
Contribute to Interdialytic Weight Gains on Chronic Kidney Diseases Patients Undergoing
Haemodialysis’, Artikel Penelitian, 11 (2011), 118–30.

18 Asmadi, Konsep Dasar Keperawatan, ed. by Eka Anisa Mardella (Jakarta: EGC, 2008).

19 Paolo Angelo and Gica Balaga, ‘Self Efficacy and Self-Care Management Outcome of Chronic
Renal Failure Patients’, 2.January (2012), 111–29.
minggu ke 2 dan minggu ke 4 menunjukkan hasil yang signifikan
dengan makna semakin baik perilaku perawatan diri seseorang maka
hal tersebut akan meningkatkan status nutrisi seseorang20.
Pasien dengan hemodialisa harus mendapatkan pembatasan jumlah
asupan cairan sesuai dengan jumlah air kencing yang ada ditambah
Irreversible water loss (IWL). Jika asupan cairan berlebihan selama
periode diantara dua dialisis akan terjadi kenaikan berat badan yang
besar disebut dengan Interdialytic weight gains (IDWG)21. Pasien
secara rutin diukur berat badannya sebelum dan sesudah hemodialisis
untuk mengetahui kondisi cairan dalam tubuh pasien, kemudian
kenaikan berat badan pasien dihitung berdasarkan berat badan kering
setelah hemodialisa22. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Istanti, 2011 hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara masukan cairan dengan peningkatan berat
badan intradialisa (r=0.541, p-value=0.000) dengan besaran koefisien
determinan masukan cairan adalah 29.30%23. Hasil penelitian lainnya
yang dilakukan oleh Wayunah, dkk, 2016 menunjukkan bahwa
pemberian edukasi terstruktur pada pasien hemodialisa dapat
menurunkan peningkatan berat badan (p=0,04, α=0,05)24.
Berdasarkan hasil survey studi pendahuluan yang dilakukan di
RSU. dr. H. Koesnadi Bondowoso khususnya di ruang Hemodialisa

20 Wahyu Wijayanti and others, ‘Analisis Perilaku Pasien Hemodialisis Dalam Pengontrolan
Cairan Tubuh’, Indonesian Journal for Health Sciences, 1.1 (2017), 10–16.

21 Hermawati, ‘Analisis Faktor-Faktor Self-Care Terhadap Status Nutrisi Pada Pasien


Hemodialisa Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta’, Jurnal iImiah Rekamedis Dan Informatika
Kesehatan, 7.2 (2017), 29–35.

22 Rahardjo Pudji, Endang Susalit, and Suhardjono, ‘Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II
Edisi V’, ed. by Aru W. Sudoyo and others, V (Jakarta: InternalPublishing, 2010), p. 1052.

23 Yuni Permatasari Istanti, ‘Hubungan Antara Masukan Cairan Dengan Interdialytic Weight
Gains (IDWG) Pada Pasien Chronic Kidney Diseases Di Unit Hemodialisis RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta’, Profesi, 10.September 2013 (2014), 14–20.

24 Wayunah, Saefulloh, and Nuraeni.


didapatkan dalam tiga bulan terakhir terdapat 1.626 tindakan
hemodialisa yang dilakukan, dengan jumlah tindakan hemodialisa
untuk pasien laki-laki sebanyak 871 pasien dan perempuan sebanyak
755 pasien25. Hasil wawancara yang dilakukan pada Ketua Tim di
ruang Hemodialisa didapatkan bahwa setiap pasien yang menjalani
hemodialisa akan ditimbang berat badannya pre maupun post tindakan
hemodialisa untuk memantau jumlah kenaikan berat badan diantara
dua dialisa.
Berdasarkan fenomena diatas peneliti merasa perlu melakukan
penelitian untuk menganalisis “Hubungan Effikasi diri dan Perawatan
diri terhadap Peningkatan Berat Badan Intradialisa Pada Pasien
Hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSU. dr. H. Koesnadi
Bondowoso”.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan effikasi diri dan perawatan diri terhadap
peningkatan berat badan intradialisa pasien hemodialisa RSU. dr. H.
Koesnadi Bondowoso
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisa adanya hubungan effikasi diri dan perawatan diri
terhadap peningkatan berat badan intradialisa pada pasien dengan
hemodialisa.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi effikasi diri pada pasien hemodialisa.
b. Mengidentifikasi perawatan diri pada pasien hemodialisa.
c. Mengidentifikasi peningkatan berat badan intradialisa
pasien hemodialisa.
d. Menganalisa hubungan effikasi diri dengan peningkatan
berat badan pasien intradialisa.
e. Menganalisa hubungan perawatan diri terhadap
peningkatan berat badan intradialisa pasien hemodialisa.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis
a. Bagi Penulis

25 Bagian Rekam Medik RSU. dr. H. Koesnadi Bondowoso.


Menambah wawasan serta pengalaman langsung penulis
dalam melakukan penelitian dan penulisan laporan hasil
penelitian.
2. Manfaat Secara Praktisi
a. Bagi Pasien
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi,
wawasan, ilmu pengetahuan, memberi manfaat serta solusi
yang tepat bagi masyarakat untuk meningkatkan effikasi diri
dan self cae selama menjalani hemodialisa.

b. Bagi Pelayanan Kesehatan


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi
intervensi pemberian support bagi pasien yang menjalani
hemodialisa.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan dan
data awal untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang
berkaitan effikasi diri dan perawatan diri pada pasien
hemodialisa.

Você também pode gostar

  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Documento1 página
    Lembar Pengesahan
    Nuona Aamel
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan Ileus Laporan Pendahuluan Ileus A
    Asuhan Keperawatan Ileus Laporan Pendahuluan Ileus A
    Documento4 páginas
    Asuhan Keperawatan Ileus Laporan Pendahuluan Ileus A
    Nuona Aamel
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento3 páginas
    Daftar Isi
    Nuona Aamel
    Ainda não há avaliações
  • MAKALAH
    MAKALAH
    Documento32 páginas
    MAKALAH
    Nuona Aamel
    Ainda não há avaliações
  • Acc Bab I 31012018
    Acc Bab I 31012018
    Documento9 páginas
    Acc Bab I 31012018
    Nuona Aamel
    Ainda não há avaliações
  • Gagal Ginjal Kronik
    Gagal Ginjal Kronik
    Documento13 páginas
    Gagal Ginjal Kronik
    Teriyah
    Ainda não há avaliações
  • Sistisis Lengkap
    Sistisis Lengkap
    Documento27 páginas
    Sistisis Lengkap
    Nuona Aamel
    Ainda não há avaliações
  • Sistisis Lengkap
    Sistisis Lengkap
    Documento27 páginas
    Sistisis Lengkap
    Nuona Aamel
    Ainda não há avaliações
  • Bab I Revisi 8
    Bab I Revisi 8
    Documento9 páginas
    Bab I Revisi 8
    Nuona Aamel
    Ainda não há avaliações
  • Bab I Revisi 7
    Bab I Revisi 7
    Documento8 páginas
    Bab I Revisi 7
    Nuona Aamel
    Ainda não há avaliações
  • Acc Bab I 31012018
    Acc Bab I 31012018
    Documento9 páginas
    Acc Bab I 31012018
    Nuona Aamel
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento7 páginas
    Bab I
    Nuona Aamel
    Ainda não há avaliações
  • Bab 1 Revisi 2
    Bab 1 Revisi 2
    Documento8 páginas
    Bab 1 Revisi 2
    Nuona Aamel
    Ainda não há avaliações
  • Bab I1
    Bab I1
    Documento26 páginas
    Bab I1
    Nuona Aamel
    Ainda não há avaliações