Você está na página 1de 13

ASAM NUKLEAT

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 12

(12 2015 066) ABU BAKAR

(12 2015 0) NINDIA SELVIANA

DOSEN PEMBIMBING :DR. IR. LEGISO, M.SI

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
2015/2016
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb;

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami
selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “Asam
Nukleat” mata kuliah Kimia Organik II.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Kimia Organik II, menambah pengetahuan pembaca tentang asam nuklet. Dalam
penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu kami baik secara
langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.
Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami tersebut baik yang secaralangsung maupun tidak langsung.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat sesuatu kekurangan. Karena kami adalah
manusia yang tak luput dari salah dan lupa. Selanjutnya kami sangat
mengharapkan kritik dan saran daripembaca sehingga akan menumbuhkan rasa
syukur kami kepada rahmat Allah SWT dandalam hal perbaikan makalah ini
kedepannya.

Wassalamu’alaikum wr. wb.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA ( deoxyribonucleic acid ) atau
asamdeoksiribonukleat dan RNA ( ribonucleic acid ) atau asam
ribonukleat.DNA ditemukan pada tahun 1869 oleh seorang dokter muda
Friedrich Miescher yang mempercayai bahwa rahasiakehidupan dapat
diungkapkan melalui penelitian kimia pada sel-sel.
Sel yang dipilih oleh Friedrich adalah sel yang terdapat pada nanah untuk
dipelajari nya dan ia mendapatkan sel-sel tersebut dari bekas pembalut luka
yang diperolehnya dari dari ruang bedah.
Sel-sel tersebut dilarutkan nya dalam asam encer dan dengan cara ini
diperoleh nya intisel yang masih terikat pada sejumlah protein.Kemudian
dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan
dengan cara dan dengan cara ekstraksi terhadapinti sel ini ia memperoleh suatu zat
yang larut dalam basa tetapi tidak larut dalam asam.Padawaktu itu ia belum
menentukan rumus kimia untuk untuk zat tersebut,sehingga ia menamakanya
nuclein.
Sebenarnya apa yang ia peroleh dari ekstrak inti sel tersebut adalah
campuran senyawa-senyawa yang mengandung 30% DNA.
Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan memiliki peranan yang sangat
pentingdalam biosintesis protein. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan
pada umumnya terikat. pada protein yang mempunyai sifat basa,misalnya
DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara asam
nukleat dengan protein ini disebut nukleoprotein. Molekul asam nukleat
merupakan suatu polimer seperti protein,tetapi yang menjadi monomer bukan
asam amino ,melainkan nukleotida. Dibawah ini merupakan hasil hidrolisis
nucleoprotein.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari asam nukleat?
2. Apakah fungsi dari asam nukleat?
3. Apa saja komposisi molekular dari asam nukleat?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari asam nukleat.
2. Menjelaskan fungsi senyawa dari asam nukleat.
3. Menjelaskan komposisi molekular asam nukleat serta jenis dari asam nukleat.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1.Pengertian Asam Nukleat


Asam nukleat adalah senyawa kimia yang terdapat di dalam inti sel (Nukleus).
Asam nukleat merupakan suatu polimer nukleotida yang berperanan dalam
penyimpanan serta pemindahan informasi genetik yang berhubungan dengan
pewarisan sifat turunan.
Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi dengan unit
monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat pada semua sel hidup dan
bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetic, kemudian menerjemahkan
informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas bagi masing-
masing sel. Asam nukleat, jika unit-unit pembangunnya deoksiribonukleotida ,
disebut asam deoksiribonukleotida (DNA) dan jika terdiri- dari unit-unit
ribonukleaotida disebut asam ribonukleaotida (RNA). Asam Nukleat juga
merupakan senyawa majemuk yang dibuat dari banyak nukleotida. Bila
nukleotida mengandung ribose, maka asam nukleat yang terjadi adalah RNA
(Ribnucleic acid = asam ribonukleat) yang berguna dalam sintesis protein. Bila
nukleotida mengandung deoksiribosa, maka asam nukleat yang terjadi adalah
DNA (Deoxyribonucleic acid = asam deoksiribonukleat) yang merupakan bahan
utama pementukan inti sel. Dalam asam nukleat terdapat 4 basa nitrogen yang
berbeda yaitu 2 purin dan 2 primidin. Baik dalm RNA maupun DNA purin selalu
adenine dan guanine. Dalam RNA primidin selalu sitosin dan urasil, dalam DNA
pirimidin selalu sitosin dan timin. Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan
tubuh sebagai nukleoprotein, yaitu gabungan antara asam nukleat dengan protein.
Untuk memperoleh asam nukleat dari jaringan-jaringan tersebut, dapat dilakukan
ekstraksi terhadap nukleoprotein terlebih dahulu menggunakan larutan garam IM.
Setelah nukleoprotein terlarut, dapat diuraikan atau dipecah menjadi protein-
protein dan asam nukleat dengan menambah asam-asam lemah atau alkali secara
hati-hati, atau dengan menambah NaCl hingga jenuh akan mengendapkan protein.
Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah menggunakan enzim
pemecah protein, misal tripsin. Ekstraksi terhadap jaringan-jaringan dengan asam
triklorasetat, dapat pula memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam
campuran dengan asam nukleat itu dapat pula menyebabkan terjadinya denaturasi
asam nukleat itu sendiri. Oleh karena asam nukleat itu mengandung pentosa, maka
bila dipanasi dengan asam sulfat akan terbentuk furfural. Furfural ini akan
memberikan warna merah dengan anilina asetat atau warna kuning dengan p-
bromfenilhidrazina. Apabila dipanasi dengan difenilamina dalam suasana asam,
DNA akan memberikan warna biru. Pada dasarnya reaksi-reaksi warna untuk
ribosa dan deoksiribosa dapat digunakan untuk keperluan identifikasi asam
nukleat.

1.2. Sifat-sifat Asam Nukleat

 Stabilitas asam nukleat


Ketika melihat struktur tangga berpilin molekul DNA atau struktur
sekunder RNA, sepintas akan terlihat bahwa struktur tersebut menjadi stabil
karena adanya ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen di antara pasangan-pasangan basa
hanya akan sama kuatnya dengan ikatan hidrogen antara basa dan molekul air
apabila DNA berada dalam bentuk rantai tunggal. Jadi, ikatan hidrogen jelas tidak
berpengaruh terhadap stabilitas struktur asam nukleat, tetapi hanya sekedar
menentukan spesifitas perpasangan basa.
Penentu stabilitas struktur asam nukleat terletak
pada interaksi penempatan(stacking interactions) antara pasangan-pasangan basa.
Permukaan basa yang bersifat hidrofobik menyebabkan molekul-molekul air
dikeluarkan dari sela-sela perpasangan basa sehingga perpasangan tersebut
menjadi kuat.
 Pengaruh asam
Di dalam asam pekat dan suhu tinggi, misalnya HClO4 dengan suhu lebih
dari 100ºC, asam nukleat akan mengalami hidrolisis sempurna menjadi
komponen-komponennya. Namun, di dalam asam mineral yang lebih encer, hanya
ikatan glikosidik antara gula dan basa purin saja yang putus sehingga asam
nukleat dikatakan bersifat apurinik.
 Pengaruh alkali
Pengaruh alkali terhadap asam nukleat mengakibatkan terjadinya
perubahan status tautomerik basa. Sebagai contoh, peningkatan pH akan
menyebabkan perubahan struktur guanin dari bentuk keto menjadi bentuk enolat
karena molekul tersebut kehilangan sebuah proton. Selanjutnya, perubahan ini
akan menyebabkan terputusnya sejumlah ikatan hidrogen sehingga pada akhirnya
rantai ganda DNA mengalami denaturasi. Hal yang sama terjadi pula pada RNA.
Bahkan pada pH netral sekalipun, RNA jauh lebih rentan terhadap hidrolisis bila
dibadingkan dengan DNA karena adanya gugus OH pada atom C nomor 2 di
dalam gula ribosanya.
 Denaturasi kimia
Sejumlah bahan kimia diketahui dapat menyebabkan denaturasi asam
nukleat pada pH netral. Contoh yang paling dikenal adalah urea (CO(NH 2)2) dan
formamid (COHNH2). Pada konsentrasi yang relatif tinggi, senyawa-senyawa
tersebut dapat merusak ikatan hidrogen. Artinya, stabilitas struktur sekunder asam
nukleat menjadi berkurang dan rantai ganda mengalami denaturasi.
 Viskositas
DNA kromosom dikatakan mempunyai nisbah aksial yang sangat tinggi
karena diameternya hanya sekitar 2 nm, tetapi panjangnya dapat mencapai
beberapa sentimeter. Dengan demikian, DNA tersebut berbentuk tipis memanjang.
Selain itu, DNA merupakan molekul yang relatif kaku sehingga larutan DNA
akan mempunyai viskositas yang tinggi. Karena sifatnya itulah molekul DNA
menjadi sangat rentan terhadap fragmentasi fisik. Hal ini menimbulkan masalah
tersendiri ketika kita hendak melakukan isolasi DNA yang utuh.
 Kerapatan apung
Analisis dan pemurnian DNA dapat dilakukan sesuai dengan kerapatan
apung(bouyant density)-nya. Di dalam larutan yang mengandung garam pekat
dengan berat molekul tinggi, misalnya sesium klorid (CsCl) 8M, DNA
mempunyai kerapatan yang sama dengan larutan tersebut, yakni sekitar 1,7
g/cm3. Jika larutan ini disentrifugasi dengan kecepatan yang sangat tinggi, maka
garam CsCl yang pekat akan bermigrasi ke dasar tabung dengan
membentuk gradien kerapatan. Begitu juga, sampel DNA akan bermigrasi menuju
posisi gradien yang sesuai dengan kerapatannya. Teknik ini dikenal
sebagai sentrifugasi seimbang dalam tingkat kerapatan (equilibrium density
gradient centrifugation) atau sentrifugasi isopiknik.
Oleh karena dengan teknik sentrifugasi tersebut pelet RNA akan berada di
dasar tabung dan protein akan mengapung, maka DNA dapat dimurnikan baik dari
RNA maupun dari protein. Selain itu, teknik tersebut juga berguna untuk
keperluan analisis DNA karena kerapatan apung DNA (ρ) merupakan fungsi linier
bagi kandungan GC-nya. Dalam hal ini, ρ = 1,66 + 0,098% (G + C).
1.3.Komponen Penyusun Asam Nukleat

 Basa Nitrogen Heterosiklik


Basa nitrogen heterosiklik yang merupakan penyusun asam nukleat adalah
turunan Purina dan pirimidina.
ü Purina dan turunannya
Purina atau purin adalah senyawa heterosiklik majemuk yang mempunyai lingkar
pirimidina dan imidazol yang berimit. Turunan purina yang merupakan penyusun
asam nukleat adalah adenine atau 6-aminopurina dan guanine atau 2-amino-6-
oksipurina.

ü Pirimidina dan turun-turunannya


Pirimidina atau pirimidin termasuk senyawa heterosiklik sederhana lingkar 6,
dengan 2 atom nitrogen sebagai heteroatomnya. Turunan-turunan pirimidina yang
meupakan penyusun asam nukleat adalah sitosin atau 2-oksi-4-aminopirimidina
yang disingkat C, timin atau 2, 4-dioksi-5-metilpirimidina yang disingkat T dan
urasil atau 2, 4-dioksipirimidina yang disingkat U.

 Pentosa atau Gula Penyusun


Pentose yang menyusun asam nukleotida adalah ribose dan 2-deoksiribosa. Dalam
struktur kimia asam nukleat, kedua pentose tersebut terdapat dalam bentuk lingkar
furanosa. Ribose merupakan penyusun RNA dan 2-deoksiribosa merupakan
penyusun DNA.

 Fosfat Penyusun
Fosfat penyusun asam nukleat adalah asam fosfat atau asam ortofosfat. Fosfat ini
berupa kristal berbentuk orto-rombik, tak stabil dan melebur pada suhu 42,350C.
Fosfat ini tergolong asam lemah atau sedang dan bervalensi tiga jenis garam
natrium. Garam natrium tersebut dapat terbentuk pada suhu kamar yaitu, Natrium
fosfat Na3PO4, Natrium hidrogen fosfat Na2HPO4, dan Natrium dihidrogen fosfat
NaH2PO4.

1.4. Nukleotida dan Nukleosida


Suatu basa yang terikat pada satu gugus gula disebut nukleosida, sedangkan
nukleotida adalah satu nukleosida yang berikatan dengan gugus fosfat. Di dalam
molekul DNA atau RNA, nukleotida berikatan dengan nukleotida yang lain
melalui ikatanfosfodiester.
Basa purin dan pirimidin tidak berikatan secara kovalen satu sama lain. Oleh
karena itu, suatu polinukleotida tersusun atas kerangka gula-fosfat yang berselang
seling dan mempunyai ujung 5’-P dan 3’-OH. Monomer nukleotida dapat
berikatan satu sama lain melalui ikatan fosfodiester antara -OH di atom C nomor
3‘nya dengan gugus fosfat dari nukleotida berikutnya. Kedua ujung poli- atau
oligonukleotida yang dihasilkan menyisakan gugus fosfat di atom karbon nomor
5' nukleotida pertama dan gugus hidroksil di atom karbon nomor 3' nukleotida
terakhir.

 DNA

DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat (ADN)


merupakan tempat penyimpanan informasi genetik. Pada tahun 1953, Frances
Crick dan James Watson menemukan model molekul DNA sebagai suatu struktur
heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal dengan heliks ganda Watson-Crick.
DNA merupakan makromolekul polinukleotida yang tersusun atas polimer
nukleotida yang berulang-ulang, tersusun rangkap, membentuk DNA haliks ganda
dan berpilin ke kanan.
Setiap nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu:
ü Gula 5 karbon (2-deoksiribosa)
ü Basa nitrogen yang terdiri golongan purin yaitu adenin (Adenin = A) dan guanin
(guanini = G), serta golongan pirimidin, yaitu sitosin (cytosine = C) dan timin
(thymine = T)
ü Gugus fosfat

Model tangga berpilin menggambarkan struktur molekul DNA sebagai dua


rantai polinukleotida yang saling memilin membentuk spiral dengan arah
pilinan ke kanan. Fosfat dan gula pada masing-masing rantai menghadap ke arah
luar sumbu pilinan, sedangkan basa N menghadap ke arah dalam sumbu pilinan
dengan susunan yang sangat khas sebagai pasangan – pasangan basa antara kedua
rantai.
Dalam hal ini, basa A pada satu rantai akan berpasangan dengan basa T pada
rantai lainnya, sedangkan basa G berpasangan dengan basa C. Pasangan-pasangan
basa ini dihubungkan oleh ikatan hidrogen yang lemah (nonkovalen). Basa A dan
T dihubungkan oleh ikatan hidrogen rangkap dua, sedangkan basa G dan C
dihubungkan oleh ikatan hidrogen rangkap tiga. Adanya ikatan hidrogen tersebut
menjadikan kedua rantai polinukleotida terikat satu sama lain dan
saling komplementer. Artinya, begitu sekuens basa pada salah satu rantai
diketahui, maka sekuens pada rantai yang lainnya dapat ditentukan.
Oleh karena basa bisiklik selalu berpasangan dengan basa monosiklik,
maka jarak antara kedua rantai polinukleotida di sepanjang molekul DNA akan
selalu tetap. Dengan perkataan lain, kedua rantai tersebut sejajar. Akan tetapi, jika
rantai yang satu dibaca dari arah 5’ ke 3’, maka rantai pasangannya dibaca dari
arah 3’ ke 5’. Jadi, kedua rantai tersebut sejajar tetapi berlawanan
arah (antiparalel).

 Replikasi DNA

Replikasi adalah peristiwa sintesis DNA. Saat suatu sel membelah secara
mitosis, tiap-tiap sel hasil pembelahan mengandung DNA penuh dan identik
seperti induknya. Dengan demikian, DNA harus secara tepat direplikasi sebelum
pembelahan dimulai. Replikasi DNA dapat terjadi dengan adanya sintesis rantai
nukleotida baru dari rantai nukleotida lama. Proses komplementasi pasangan basa
menghasilkan suatu molekul DNA baru yang sama dengan molekul DNA lama
sebagai cetakan.
Kemungkinan terjadinya replikasi dapat melalui tiga model, yaitu :
1. Model pertama adalah model konservatif, yaitu dua rantai DNA lama tetap
tidak berubah, berfungsi sebagai cetakan untuk dua dua rantai DNA baru.
2. Model kedua disebut model semikonservatif, yaitu dua rantai DNA lama
terpisah dan rantai baru disintesis dengan prinsip komplementasi pada masing-
masing rantai DNA lama tersebut.
3. Model ketiga adalah model dispersif, yaitu beberapa bagian dari kedua rantai
DNA lama digunakan sebgai cetakan untuk sintesis rantai DNA baru.
Gambaran replikasi yang terjadi terhadap DNA :

Dari ketiga model replikasi tersebut, model semikonservatif merupakan


model yang tepat untuk proses replikasi DNA. Replikasi DNA semikonservatif ini
berlaku bagi organisme prokariot maupun eukariot. Perbedaan replikasi antara
organisme prokariot dengan eukariot adalah dalam hal jenis dan jumlah enzim
yang terlibat, serta kecepatan dan kompleksitas replkasi DNA. Pada organisme
eukariot, peristiwa replikasi terjadi sebelum pembelahan mitosis, tepatnya pada
fase sintesis dalam siklus pembelahan sel.

 RNA

RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat merupakan makromolekul


yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik. RNA sebagai
penyimpan informasi genetik misalnya pada materi genetik virus, terutama
golongan retrovirus. RNA sebagai penyalur informasi genetik misalnya pada
proses translasi untuk sintesis protein. RNA juga dapat berfungsi sebagai enzim (
ribozim ) yang dapat mengkalis formasi RNA-nya sendiri atau molekul RNA
lain. RNA merupakan rantai tunggal polinukleotida.

Setiap ribonukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu :


ü 5 karbon
ü Basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin (yang sama dengan DNA) dan
golongan pirimidin yang berbeda yaitu sitosin (C) dan Urasil (U)
ü Gugus fosfat

Purin dan pirimidin yang berkaitan dengan ribosa membentuk suatu molekul
yang dinamakan nukleosida atau ribonukleosida, yang merupakan prekursor dasar
untuk sintesis DNA. Ribonukleosida yang berkaitan dengan gugus fosfat
membentuk suatu nukleotida atau ribonukleotida. RNA merupakan hasil
transkripsi dari suatu fragmen DNA, sehingga RNA merupakan polimer yang jauh
lebih pendek dibandingkan DNA.

 Tipe RNA

RNAd atau RNAm

RNAd merupakan RNA yang urutan basanya komplementer dengan salah


satu urutan basa rantai DNA. RNAd membawa pesan atau kode genetik (kodon)
dari kromosom (di dalam inti sel) ke ribosom (di sitoplasma). Kode genetik
RNAd tersebut kemudian menjadi cetakan utnuk menetukan spesifitas urutan
asam amino pada rantai polipeptida. RNAd berupa rantai tunggal yang relatif
panjang.

RNAr
RNAr merupakan komponen struktural yang utama di dalam ribosom.
Setiap subunit ribosom terdiri dari 30 – 46% molekul RNAr dan 70 – 80%
protein.

RNAt
RNAt merupakan RNA yang membawa asam amino satu per satu ke
ribosom. Pada salah satu ujung RNAt terdapat tiga rangkaian basa pendek (
disebut antikodon ). Suatu asam amino akan melekat pada ujung RNAt yang
berseberangan dengan ujung antikodon. Pelekatan ini merupakan cara
berfungsinya RNAt, yaitu membawa asam amino spesifik yang nantinya berguna
dalam sintesis protein yaitu pengurutan asam amino sesuai urutan kodonnya pada
RNAd.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Asam nukleat merupakan suatu polimer yang memegang peranan penting
dalam kehidupan organisme.
 Fungsi dari asam nukleat adalah menyimpan, mereplikasi dan mentranskripsi
informasi genetika, turut dalam metabolisme, penyimpanan energi dan sebagai ko-
enzim.
 Ada dua macam asam nukleat : DNA (asam dioksiribonukleat) dan RNA (asam
ribonukleat).
 Suatu DNA mempunyai basa purin berupa adenin dan guanin, basa pirimidin
berupa sitosin dan timin serta gula deoksiribosa yang dihubungkan oleh gugus
fosfat.
 Suatu RNA memiliki basa purin berupa adenin dan guanine, basa pirimidin
berupa sitosin dan urasil serta gula ribose yang dihubungkan oleh gugus fosfat.
 RNA terdiri dari tiga tipe, yaitu mRNA (messenger RNA), tRNA (transfer
RNA) dan rRNA (ribosomal RNA).

Você também pode gostar