Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
keluarga
Sebagai bagian dari fitrah kemanusiaan, Islam tidak pernah memberangus hasrat
seksual. Islam memberikan panduan lengkap agar seks bisa tetap dinikmati seorang muslim
termasuk salah satu ibadah yang sangat dianjurkan agama dan mengandung nilai pahala yang
sangat besar. Karena jima’ dalam ikatan nikah adalah jalan halal yang disediakan Allah untuk
Selain itu jima’ yang halal juga merupakan ibadah yang berpahala besar. Rasulullah SAW
bersabda, “Dalam kemaluanmu itu ada sedekah.” Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah,
apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita?.” Rasulullah menjawab,
“Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu
juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan berpahala.” (HR. Bukhari,
Karena bertujuan mulia dan bernilai ibadah itu lah setiap hubungan seks dalam rumah tangga
harus bertujuan dan dilakukan secara Islami, yakni sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan
(Pengobatan ala Nabi), sesuai dengan petunjuk Rasulullah memiliki tiga tujuan: memelihara
keturunan dan keberlangsungan umat manusia, mengeluarkan cairan yang bila mendekam di
dalam tubuh akan berbahaya, dan meraih kenikmatan yang dianugerahkan Allah.
Ulama salaf mengajarkan, “Seseorang hendaknya menjaga tiga hal pada dirinya: Jangan
sampai tidak berjalan kaki, agar jika suatu saat harus melakukannya tidak akan mengalami
kesulitan; Jangan sampai tidak makan, agar usus tidak menyempit; dan jangan sampai
meninggalkan hubungan seks, karena air sumur saja bila tidak digunakan akan kering sendiri.
dari Allah SWT. Hubungan seksual juga bermanfaat bagi kesehatan, diketahui bahwa
Hubungan seksual yng dilakukan di luar pernikahan di sebut dengan zina dimana berzina
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji
Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan yang benar, dan tidak berzina,
barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),
(yakni) akan dilipatgandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam
adzab itu dalam keadaan terhina, kecuali siapa saja yang bertaubat. (Al-Furgan: 68-70)
Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu
untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan
bujang, belum menikah di dunia. Jika sudah menikah walaupun baru sekali seumur hidup,
maka hukuman bagi keduanya adalah dirajam dengan bebatuan sampai mati. Demikian pula
telah ternaskan dalam hadits dari Nabi bahwasanya jika hukuman qishash ini belum
dilaksanakan bagi keduanya di dunia dan keduanya mati dalam keadaan tidak bertaubat dari
dosa zina itu, niscaya keduanya akan diadzab di neraka dengan cambuk api.
Dalam kitab Zabur tertulis, “Sesungguhnya para pezina itu akan digantung pada kemaluan
mereka di neraka dan akan disiksa dengan cambuk besi. Maka jika mereka melolong karena
pedihnya cambukan, malaikat Zabaniyah berkata, ‘Ke mana suara ini ketika kamu tertawa-
tawa, bersuka ria dan tidak merasa diawasi oleh Allah serta tidak malu kepada-Nya.’”
“Tidaklah beriman seorang pezina itu ketika berzina. Tidaklah beriman seorang pencuri itu
ketika mencuri. Tidaklah beriman seorang yang menenggak arak itu ketika menenggaknya.
Dan tidaklah beriman orang yang merampas harta yang tinggi nilainya –karena orang-orang
Awanah, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah dari Abu Hurairah)
“Apabila seorang hamba berzina akan keluarlah iman darinya. Keimanan itu seperti payung
yang ada di atasnya. Kemudian jika ia berhenti dari perbuatan itu maka imannya akan
kembali kepadanya.” (Diriwayatkan Abu Dawud, Al-Hakim, Al-Baihaqi dari Abu Hurairah)
Beliau juga bersabda, “Barangsiapa berzina atau meminum arak niscaya Allah mencabut
keimanan dari dirinya sebagaimana manusia melepaskan baju dari kepalanya.” (Hadist dhaif
Juga, “Tiga orang yang tidak akan diajak berbicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak
akan dilihat serta disucikan, pun bagi mereka adzab yang pedih; seorang tua yang berzina,
raja yang pendusta, dan orang miskin yang congkak.” (Diriwayatkan Muslim, An-Nasa’i, dan
Abdullah bin Mas’ud ra berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, ‘Apakah dosa yang
paling besar di sisi Allah ta’ala?’ Beliau menjawab, ‘Yaitu kamu menjadikan sekutu bagi
Allah padahal Dialah yang menciptakanmu.’ ‘Sungguh itu sangatlah besar. Lalu apa lagi?’
tanyaku kembali. Beliau menjawab, ‘Yaitu kamu membunuh anakmu karena takut kelak ia
makan bersamamu.’ ‘Lalu apa lagi,’ tanyaku lagi. Beliau menjawab, ‘Yaitu kamu berzina
dengan kekasih (maksudnya istri) tetanggamu.’ Maka Allah SWT menurunkan pembenaran
dari sabda beliau dengan firman-Nya, “Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang
lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali
dengan yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia
mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipatgandakan adzab untuknya pada hari
kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu dalam keadaan terhina, kecuali siapa saja yang
bertaubat.” (Al-Furgan: 68-70) [Diriwayatkan Ahmad, An-Nasa’i, dan Ibnu Hibban dengan
lafal ini. Dan diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Ibnu Hibban, dan Ahmad, tanpa
Perhatikan, bagaimana Allah telah menyertakan penyebutan zina dengan istri tetangga
dengan menyekutukan Allah dan membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah
membunuhnya kecuali dengan alasan yang dibenarkan syara’. Hadits ini tercantum dalam
lmam Bukhari meriwayatkan hadits tidur Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Samurah bin
Jundub. Dalam hadits itu disebutkan bahwa beliau SAW didatangi oleh malaikat Jibril dan
Mikail. Beliau berkisah, “Kami berangkat pergi sehingga sampai di suatu tempat semisal
‘tannur’ bagian atasnya sempit sedangkan bagian bawahnya luas. Dari situ terdengar suara
gaduh dan ribut-ribut. Kami menengoknya, ternyata di situ banyak laki-laki dan perempuan
telanjang. Jika mereka dijilat api yang ada di bawahnya mereka melolong oleh panasnya yang
dahsyat. Aku bertanya, ‘Wahai Jibril, siapakah mereka?’ Jibril menjawab, ‘Mereka adalah
para pezina perempuan dan laki-laki. Itulah adzab bagi mereka sampai tibanya hari kiamat.”
(Diriwayatkan Al-Bukhari, Ibnu Hibban, Ath-Thabrani, dan Ahmad, dalam hadist panjang
dari Samurah). Semoga Allah SWT melimpahkan ampunan dan kesejahteraan batin bagi kita
semua.
Tentang tafsir bahwa Jahannam itu ‘ia memiliki tujuh pintu‘ (Al-Hijr: 44), Atha’ berkata,
“Pintu yang paling hebat panas dan sengatannya dan yang paling busuk baunya adalah pintu
yang diperuntukkan bagi para pezina yang berzina setelah mereka tahu keharamannya.”
Makhul ad-Dimasyqiy berkata, “Para penghuni neraka mencium bau busuk berkata, “Kami
belum pernah mencium bau yang Iebih busuk dari bau ini’. Dijelaskan kepada mereka, ‘ltulah