Você está na página 1de 9

AFR

1. Sifat Gas Ideal & Gas Nyata ?


Gas ideal
a. Molekul-molekul gas merupakan materi bermassa yang dianggap tidak mempunyai
volume.
b. Volume yang ditempati oleh melekul tidak signifikan sehubungan dengan volume yeng
ditempati oleh gas.
c. Tidak ada tarik menarik atau kekuatan antara molekul atau antara molekul dan dinding
wadah.
d. Semua tabrakan molekul sangat elastis, yaitu tidak ada kehilangan energi internal saat
terjadi tabrakan.
e. Memenuhi hukum PV=nRT

Gas Nyata

a. Volume molekul gas nyata tidak dapat diabaikan.


b. Terdapat gaya tarik menarik antara molekul-molekul gas terutama jika tekanan diperbesar
atau volume diperkecil.
c. Adanya interaksi atau gaya tarik menarik antar molekul gas nyata yang sangat kuat,
menyebabkan gerakan molekulnya tidak lurus, dan tekanan kedinding menjadi kecil, lebih
kecil dari pada gas ideal
d. Memenuhi persamaan P.V=Z.n.R.T

2. Chapter 3 asep K permadi?


Sifat fisik fluida yang mendapat perhatian utama dalam pekerjaan-pekerjaan teknik reservoir
diantaranya adalah:
1. densitas
massa jenis atau densitas adalah suatu besaran kerapatan massa benda yang
dinyatakan dalam berat benda per satuan volume benda tersebut. Besaran
massa jenis dapat membantu menerangkan mengapa benda yang berukuran
sama memiliki berat yang berbeda.

2. kompresibilitas
3. viskositas
4. faktor volume formasi
5. kelarutan gas dalam minyak
6. sifat termodinamika (misalnya tekanan gelembung, dew point pressure,
equilibrium ratios).

Sifat fisik batuan :

1. POROSITAS
Porositas adalah perbandingan volume rongga pori pori terhadap volume total batuan,
perbandingan ini biasanya di lakukan dengan persen.
Berdasarkan proses pembentukannnya, porositas dikelompokkan menjadi:
 Porositas primer yaitu porositas yang terbentuk bersamaan dengan waktu proses
pengendapan batuan.
 Porositas sekunder yaitu porositas yang terbentuk kemudian setelah proses
pengendapan sebagai akibat dari proses geologi.

2. Permebilitas
Pada prinsipnya, Data permebilitas digunakan untuk menentukan kemampuan air
resevoir permebilitas didefinisakan sebagai kemampuan resevoir untuk membawa
fluida melaui pori yang saling berhubungan.

3. Saturasi Fluida
Saturasi fluida adalah perbandingan antara volume pori batuan yang ditempati oleh stu
fluida tertentu dengan volume pori batuan.

4. Kompresibilitas
Menurut Geertsma, terdapat tiga macam kompressibilitas pada batuan yaitu :
a. Kompressibilitas matriks batuan, yaitu fraksional perubahan volume dari material
padatan batuan (grain) terhadap satuan perubahan tekanan.
b. Kompressibilitas batuan keseluruhan, yaitu fraksional perubahan volume dari
volume batuan terhadap satuan perubahan tekanan.
c. Kompressibilitas pori-pori batuan, yaitu fraksional perubahan volume pori-pori
batuan terhadap satuan perubahan tekanan.

5. Wettabilitas
Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu kecenderungan dari adanya fluida lain yang
tidak saling mencampur. Apabila dua fluida bersinggungan dengan benda padat, maka salah
satu fluida akan bersifat membasahi permukaan benda padat tersebut

6. Tekanan kapile
Tekanan kapiler (pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada antara
permukaan dua fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau cairan-gas) sebagai akibat dari
terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkan mereka.
3. Sifat fisik gas?

a. SPECIFIC GRAVITY GAS

Adalah perbandingan antara berat molekul gas tersebut terhadap berat molekul
udara kering pada tekanan dan temperatur yang sama.

b. FAKTOR VOLUME FORMASI GAS (Bg)

Faktor volume formasi gas (Bg) didefinisikan sebagai perbandingan volume gas dalam
kondisi reservoir dengan volume gas dalam kondisi permukaan.

c. KOMPRESSIBILITAS GAS (Cg)

Kompressibilitas isothermal dari gas diukur dari perubahan volume per unit volume
dengan perubahan tekanan pada temperatur konstan.

d. VISKOSITAS GAS (µg)

Viskositas adalah gesekan dalam fluida (resistance) untuk mengalir. Jika gesekan
antara lapisan fluida kecil (low viscosity), gaya shearing yang ada akan mengakibatkan gradien
kecepatan besar sehingga mengakibatkan fluida untuk bergerak. Jika viskositas bertambah
maka masing-masing lapisan fluida mempunyai gaya gesek yang besar pada persinggungan
lapisan, sehingga kecepatan akan menurun. Viskositas dari fluida didefinisikan sebagai
perbandingan shear force per unit luas dengan gradien kecepatan. Viskositas dinyatakan
dengan Centipoise (cp).

e. DENSITAS GAS (ρg)

Densitas gas (ρg) didefinisikan sebagai massa gas per satuan volume.

f. Faktor Deviasi Gas (Z faktor)


Faktor deviasi gas dapat didefinisikan sebagai perbandingan volume sebenarnya yang
ditempati oleh gas pada suatu temperatur dan tekanan tertentu terhadap apa yang ditempati
bila ideal.

a. Sifat-Sifat Gas Kering

Disebut gas kering karena, tidak adanya / terbentuknya liquid baik di dasar sumur
maupun di permukaan. Komposisi gas di permukaan sama dengan komposisi gas di
reservoir dan SG gas di permukaan sama dengan SG gas di reservoir. Sample diambil di
permukaan kemudian dianalisa dan akan menghasilkan komposisi, atau SG untuk
menghitung properties gas lainnya.

1. Faktor Volume Formasi Gas


volume gas pada kondisi reservoir yang diperlukan untuk menghasilkan 1 scf
pada kondisi permukaan (res. cuft/scf atau res. bbl/scf).
2. Kompressibilitas Gas
perubahan volume terhadap perubahan tekanan pada temperatur konstan.

3. Viskositas Gas
ukuran keengganan suatu fluida untuk mengalir.

4. Nilai kalor
Jumlah panas yang dihasilkan dari pembakaran gas secara sempurna. Satuan
dari nilai kalor adalah : British Thermal Unit / SCF Atau BTU/SCF.

5. Efek Joule Thomson


Perubahan temperatur saat penurunan tekanan ketika gas mengalir melalui :
valve, chock atau perforasi. Fenomena ini disebut sebagai Joule-Thomson Effect.

a. Gas Basah

Adalah berupa gas bumi yang mengandung hydrocarbon yang leih berat dalam jumlah
banyak dan mudah dipisahkan dalam bentuk cairan.

1. Rekombinasi fluida permukaan.


Komposisi permukaan diketahui.

2. Formation volum factor


Volume gas pada kondisi reservoir yang diperlukan untuk menghasilkan 1 scf
pada kondisi permukaan (res. cuft/scf atau res. bbl/scf).

4. Fungsi, macam – macam separator ?

Separator adalah suatu alat yang digunakan untuk memisahkan fluida reservoir
menjadi satu fasa yang bernilai ekonomis dari beberapa fasa. Seperti pemisahan minyak dan
air, gas dan minyak dsb. Separator secara garis besar terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Separator 2 fasa

Separator dua fasa digunakan untuk pemisahan dua jenis substansi dalam satu larutan,
misalnya pemisahan antara minyak dengan air, atau gas dengan air. Sebagai contoh, pada
proses distilasi minyak mentah akan dihasilkan fraksi gas, kemungkinan besar fraksi gas
tersebut masih mengandung uap air. Untuk menghilangkan kandungan air pada gas
tersebut maka dilakukan pemisahan dengan menggunakan separator dua fasa, dimana air
akan berada pada bagian dasar sedangkan gas akan berada pada bagian atas, sehingga
pada tahap akhir akan diperoleh gas yang minim kandungan airnya.

b. Separator 3 fasa

Separator tiga fasa digunakan untuk memisahkan 3 jenis substansi (air, gas dan minyak)
pada satu larutan. Sebagai gambaran, kegiatan produksi pada sumur minyak
menghasilkan larutan yang mengandung tiga jenis substansi yaitu air, minyak mentah dan
gas. Untuk menghilangkan kandungan air tersebut, maka dilakukan pemisahan dengan
menggunakan separator tiga fasa. Pada proses pemisahanannya, substansi air akan
berada pada bagian bawah karena densitasnya paling tinggi, sementara minyak berada
pada bagian tengah dan gas pada bagian atas. Karena yang dibutuhkan hanya minyak dan
gas, maka air akan dikeluarkan dan kemudian dibuang, sementara gas dan minyak akan
dialirkan ke tangki penampungan.

3 Jenis Separator Berdasarkan Bentuknya


Dalam setiap industri, separator digolongkan dalam 3 jenis sesuai dengan bentuk,
posisi dan jenis fluida yang dipisahkan. Walaupun separator memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk memisahkan substansi dari dalam suatu larutan, tetapi terdapat hal-hal lain yang
membuatnya digolongkan dalam berbagai jenis, terutama dari segi bentuk fisiknya. Berikut ini
adalah 3 jenis separator yang banyak digunakan, yaitu:

1. Separator Vertikal (Tegak)

Jenis dari separator ini biasanya digunakan untuk memisahkan fluida produksi yang
memiliki GLR (Gas Oil Ratio) rendah dengan kandungan padatan yang tinggi. Separator jenis
ini mudah untuk dibersihkan serta memiliki kapasitas penampungan cairan yang besar.

Kelebihan dan kekurangan: Kelebihan separator vertikal yaitu pengontrolan cairan yang
terbilang sangat mudah dan dapat menampung pasir dengan jumlah besar, mudah untuk
dibersihkan dan kecil kemungkinan akan adanya penguapan cairan. Sedangkan kekuranganya
yakni, memiliki harga yang mahal, susah dalam proses pengiriman, membutuhkan diameter
yang lebih besar untuk jenis gas tertentu.

2. Separator Datar (Horizontal Separator)

Jenis separator ini sangat efektif untuk memisahkan fluida yang memiliki GLR tinggi
serta mengandung busa. Separator horisontal sendiri masih digolongkan dalam dua jenis,
yaitu type single tube horizontal separator dan double tube horizontal separator.

Kelebihan dan kekurangan: kelebihan dari separator horisontal yaitu lebih murah jika
dibandingkan dengan separator vertikal, lebih mudah ditransoptasikan, cocok untuk cairan
berbusa (foaming), lebih efisien untuk mengolah gas. Sedangkan kekurangannya ialah
memiliki sistem control valve (katup) yang lebih rumit, susah untu dibersihkan (dari larutan
lumpur, parafin dan pasir), memiliki ukuran kecil sehingga hanya dapat digunakan untuk
pemisahan dengan volume yang kecil.

3. Separator Bulat (Spherical Separator)

Jenis separator ini memiliki kapasitas gas dan pemisahan yang terbatas, sehingga
umumnya digunakan untuk memisahkan zat yang memiliki GLR kecil hingga sedang.
Bentuknya yang bulat membuatnya dapat beroperasi pada tekanan tinggi.

Kelebihan dan Kekurangan: Kelebihan dari separator bulat ialah memiliki harga yang paling
murah jika dibandingkan dari jenis-jenis separator lainnya, serta lebih mudah untuk
dibersihkan. Sementara kekurangannya yaitu memiliki sistem pengontrolan cairan yang rumit,
memiliki ruang pemisah dan kapasitas surge yang lebih kecil.

5. Cara mengatasi Korosi dan scale ?

Korosi adalah kerusakan logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya,


demana besi (Fe) bereaksi membentuk senyawa hidroksida, karbonat atau sulfida yang rapuh
dan mudah tererosi oleh aliran. Sebagai akibatnya adalah penipisan dinding pipa, alat-lat
produksi, yang akhirnya dapat menimbulkan kebocoran-kebocoran. Penyebab korosi yang
sering dijumpai di lapangan adalah CO2, H2S, asam-asam organik, HCl dan oksigen yang
terlarutkan di dalam air.

Faktor-faktor penyebab terjadinya korosi antara lain :


 Pengaruh komposisi logam, dimana setiap logam yang berbeda komposisinya mempunyai
kecendrungan yang berbeda pula terhadap korosi.
 Pengaruh komposisi air, dimana pengkaratan oleh air akan meningkat dengan naiknya
konduktivitas. Disamping itu pengkaratan oleh air juga akan meningkat dengan
menurunnya pH air.
 Kelarutan gas, dimana oksigen , karbondioksida atau hidrogen sulfida yang terlarut dalam
air akan menaikkan korosivitas secara drastis. Gas yang terlarut adalah sebab utama
problem korosi. Jika gas-gas tersebut dapat dibuat tidak memasuki sistem air dan air
dipertahankan pada pH yang netral atau pH yang lebih tinggi, maka kebanyakan sitem air
akan mempunyai problem korosi sedikit.
 Akibat reaksi perubahan fase dan reaksi kimia secara langsung seperti pipa yang
mengalami perenggangan.

Cara pencegahan korosi antara lain dengan :


Mengontrol atau menurunkan kadar salinitas, H2S, CO3 dan O2 dalam semua proses
yang berhubungan dengan produksi minyak, sehingga pH dapat dinaikkan (tingkat keasaman
menurun).
1. Pelapisan khusus (coating) pada pipa dengan memakai “polythylene” dan “poly-vinyl
chloride”.
Dalam pemakaiannya, coating harus bersifat :
 Mampu dan cukup kuat menahan tegangan dari perubahan suhu
 Berdaya ikat yang baik pada permukaan logam
 Bertahanan listrik tinggi setelah instalasi pipa dipasang
 Dalam waktu tertentu bereduksi lemah pada tahanan listriknya

2. Pemakaian “corrosion inhibitor” secara efektif


Dalam pemakaian “corrosion inhibitor” diharapkan selain menetralisir korosi, juga
melindungi dari elektrolit, yaitu :
 Pembentukan film (mengurangi difusi antara logam-elektrolit)
 Detergen (menjaga agar sistem tetap bersih)
 Demulsifer (menetralisir pembentukan emulsi-korosi inhibitor)
 Bakterisasi (mencegah pertumbuhan bakteri)

3. “Cathodic Pretection” yaitu memasukkan arus listrik ke dalam logam, yang penggunaannya
sesuai dengan:
 Resistivitas atau tanah sekeliling daerah tersebut
 Karakteristik pipa yang digunakan

Scale merupakan kristalisasi dan pengendapan mineral yang berasal dari hasil reaksi
ion-ion yang terkandung dalam air formasi. Pengendapan dapat terjadi di dalam pori-pori
batuan formasi, lubang sumur bahkan peralatan permukaan.

Penyebab terbentuknya endapan scale antara lain :


a. Bercampurnya dua Jenis Air Yang Berbeda

Dua jenis air yang sebenarnya tidak mempunyai kecenderungan untuk membentuk
scale, bila bercampur kemungkinan membentuk suatu komponen yang tidak larut. Contoh
yang umum adalah pencampuran antara air injeksi dengan air formasi di bawah sumur,
dimana yang satu mempunyai kelarutan garam-garam barium yang tinggi, sedangkan yang
lainnya mengandung larutan sulfate.
Pencampuran ini akan mengakibatkan pembentukan endapan barium sulfate (BaSO4) yang
dapat menyumbat dan sulit untuk dibersihkan. Endapan carbonate dan sulfate akan menjadi
lebih keras dan makin bertambah apabila larutan mineralnya dalam keadaan bersentuhan
(kontak) dengan permukaan dalam waktu yang lama.

b. Penurunan Tekanan
Pada saat air formasi mengalir dari reservoir menuju lubang sumur, maka akan terjadi
penurunan tekanan. Penurunan tekanan ini dapat pula terjadi dari dasar sumur ke permukaan
dari well head ke tanki pengumpul. Penurunan tekanan ini akan menyebabkan terlepasnya
CO2 dan ion bikarbonat (HCO3-) dari larutan. Dengan terbebaskannya gas CO2 , sehingga akan
menyebabkan berkurangnya kelarutan CaCO3. Hal ini berarti penurunan tekanan pada suatu
sistem akan menyebabkan meningkatnya kemungkinan terbentuknya scale CaCO3.

c. Perubahan Temperatur
Pada saat terjadi perubahan (kenaikan) temperatur, maka akan terjadi penguapan,
sehingga terjadi perubahan kelarutan, dan hal ini akan mengakibatkan terjadinya
pembentukan scale. Temperatur mempunyai pengaruh pada pembentukan semua tipe scale,
karena kelarutan suatu senyawa kimia sangat tergantung pada temperatur. Misalnya
kelarutan CaCO3 akan berkurang dengan kenaikan temperatur dan kemungkinan
terbentuknya scale CaCO3 semakin besar.

Cara mengatasi problem scale


 Penambahan larutan EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic)
 Acidizing (Penambahan larutan HCl atau HCl:HF )

6. penggunaan data fluida reservoir untuk menentukan perhitungan cadangan ?

a. Metoda Volumetris

Metoda volumetris digunakan untuk memperkirakan besarnya cadangan reservoir


pada suatu lapangan minyak atau gas baru, dimana data-data yang tersedia belum lengkap.
Data-data yang diperlukan untuk perhitungan perkiraan cadangan dengan metoda volumetris
adalah porositas rata-rata, saturasi fluida rata-rata, faktor volume formasi minyak dan gas,
serta volume bulk batuan. Untuk menentukan besarnya Original Oil In Place dapat ditentukan
dengan :

7758.𝑎.ℎ.  .(1−swi)
𝑂𝑂𝐼𝑃 = 𝐵𝑜𝑖

Sedangkan untuk menentukan besarnya Original Gas In Place (OGIP) dapat ditentukan
dengan persamaan :

43560.𝑎.ℎ.  .(1−swi)
𝑂𝐺𝐼𝑃 = 𝐵𝑔𝑖

b. Metoda Material Balance

Metoda material balance digunakan untuk memperkirakan besarnya cadangan

reservoir pada suatu lapangan minyak atau gas yang telah dikembangkan, dimana data-data

produksi yang diperoleh sudah cukup banyak. Prinsip penurunan persamaannya didasarkan

pada persamaan Schilthuis (1936), yang berdasarkan hukum kekekalan massa, dimana jumlah

massa dalam sistem adalah tetap atau terjadinya kesetimbangan volume antara produksi

komulatif terhadap pengembangan fluida reservoir.

Asumsi yang digunakan dalam konsep material balance, adalah:

1. Reservoir merupakan suatu kesatuan, sehingga perhitungannya tidak tergantung

pada jumlah sumur produksi.

2. Proses produksi dianggap proses isothermal.

3. Kesetimbangan antara semua fasa adalah sempurna.

4. Hubungan antara tekanan dan volume tidak tergantung pada masing-masing fluida

reservoir.
c. . Metoda Decline Curve

Metoda decline curve merupakan penentuan perkiraan cadangan hidrokarbon yang


dilakukan berdasarkan data-data produksi atau grafik penurunan produksi, yang biasanya
menunjukkan hubungan antara laju produksi versus waktu atau produksi komulatif. Analisa
decline curve merupakan suatu interpolasi data-data produksi yang telah diperoleh
sebelumnya tampa memperhatikan hukum-hukum kimia dan fisika tentang aliran minyak atau
gas dalam reservoir.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam memperkirakan besarnya cadangan hidrokarbon


dengan metoda decline curve, adalah :

 Produksi telah turun,


 Sumur diproduksi pada kapasitasnya, dan
 Tidak terjadi perubahan metoda produksi.
Berdasarkan bentuk penurunannya, ada tiga jenis decline curve, yaitu Exponential,
Hyperbolic dan Harmonic Decline.

Você também pode gostar

  • Simulasi
    Simulasi
    Documento16 páginas
    Simulasi
    Kimiko Shop
    Ainda não há avaliações
  • Chapter II
    Chapter II
    Documento30 páginas
    Chapter II
    Widhyatmika R Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Injector
    Injector
    Documento2 páginas
    Injector
    Bimantara Prayogo
    Ainda não há avaliações
  • Berita Acara
    Berita Acara
    Documento1 página
    Berita Acara
    Bimantara Prayogo
    Ainda não há avaliações
  • Bop Stack
    Bop Stack
    Documento15 páginas
    Bop Stack
    bimantara
    Ainda não há avaliações
  • RESISTIVITAS LOG
    RESISTIVITAS LOG
    Documento15 páginas
    RESISTIVITAS LOG
    Bimantara Prayogo
    Ainda não há avaliações
  • Injeksi STEAMFLOOD
    Injeksi STEAMFLOOD
    Documento13 páginas
    Injeksi STEAMFLOOD
    Bimantara Prayogo
    Ainda não há avaliações
  • Berita Acara
    Berita Acara
    Documento1 página
    Berita Acara
    Bimantara Prayogo
    Ainda não há avaliações
  • Kandidat Sumur
    Kandidat Sumur
    Documento3 páginas
    Kandidat Sumur
    Bimantara Prayogo
    Ainda não há avaliações
  • Judul Ta Perminyakan
    Judul Ta Perminyakan
    Documento1 página
    Judul Ta Perminyakan
    Bimantara Prayogo
    Ainda não há avaliações