Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
EMA 323 AP
Kamis, 22 Maret 2018
OLEH:
2017/2018
0
A. Master Budget
1. Pengertian Master Budget
Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh
manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang
dibutuhkan untuk diselesaikan terhadap rencana pelaksanaan. Budget biasanya
termasuk aspek finansial dan non finansial dari suatu rencana, dan membantu sebagai
blueprint bagi perusahaan untuk melakukan pekerjaan di masa depan. Fainsial budget
mengukur nilai yang diharapkan oleh manajemen mengacu terhadap income, cash
flow, dan posisi finansial perusahaan. Laporan keuangan bukan hanya mempersiapkan
laporan periode yang telah lalu, tapi laporan keuangan juga bisa melakukan persiapan
untuk periode ke depan, sebagai contoh budget untuk laba rugi, budget untuk laporan
arus kas, dan budget untuk neraca keuangan. Berdasarkan Cost Accounting, 12th
Edition by Horngren 2005 (pg 171) yang mendasari atas budget finansial adalah
budget non finansial, seperti jumlah unit yan diproduksi atau terjual, jumlah
karyawan, dan angka dari produk baru yang sedang diluncurkan ke pasar.
Master budget adalah ringkasan dari proyek finansial dari semua budget
perusahaan, yang membantu manajemen menggambarkan rencana operasi dan
finansial perusahaan untuk periode tertentu dan ini sudah termasuk semua bentuk
laporan keuangan perusahaan. Master budget adalah suatu rencana yang telah ditandai
oleh perusahaan untuk diselesaikan pada periode budget tersebut.
Master budget dikembangkan dari keputusan operasi dan finansial yang dibuat
oleh manajer. Keputusan operasi berhubungan dengan bagaimana menggunakan
sumberdaya dari perusahaan yang terbatas sebaik mungkin, sedangkan keputusan
finansial berhubungan dengan bagaimana mendapatkan sumber pendanaan untuk
memperoleh sumberdaya yang dibutuhkan.
1
Anggaran Operasi Anggaran Keuangan
Angg. Penjualan Anggaran pengeluaran modal
Angg. Produksi Anggaran Kas
Angg. Bhn. Baku Langsung Laporan Laba Rugi dianggarkan
Angg. Tenaga Kerja Lgs Neraca Dianggarkan.
Angg. Overhead pabrikasi
Angg. Persed. Akhir Barang Jadi.
Angg. Beban Penjualan & Adm.
B. Forecasting Budget
Forecasting budget adalah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-
kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang, serta berisi taksiran-
taksiran tentang keadaan atau posisi financial perusahaan pada suatu saat yang akan
datang.
Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa forecasting budget terdiri dari dua
kelompok budget, yaitu :
1. Operating budgeting
Operating budgeting ialah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-
kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang. Operating
budget merencanakan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu
yang akan datang. Pada dasarnya kegiata-kegaiatn perusahaan selama periode tertentu
itu meliputi dua sektor, yaitu:
a. Sektor penghasilan (revenues), ialah pertambahan aktiva perusahaan yang
mengakibatkan bertambahnya modal sendiri, tetapi bukan karena penambahan
setoran modal baru dari para pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan
aktiva perusahaan yang disebabkan karena bertambah utang. Dipandang dari sudut
hubungannya dengan usaha utama perusahaan, penghasilan dapat dibedakan
menjadi dua subsektor, yaitu :
Sub-sektor Penghasilan Utama (Operating Revenues), ialah penghasilan yang
diterima perusahaan, yang berasal dan berhubungan erat dengan usaha pokok
perusahaan.
Sub-sektor Penghasilan Bukan Utama (Non-Operating Revenues), ialah
penghasilan yang diterima perusahaan, yang tidak berasal dan tidak
berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan, melainkan dari usaha
sampingan perusahaan.
b. Sektor Biaya (Expenses) ialah pengurangan aktiva perusahaan yang
mengakibatkan berkurangnya modal sendiri, tetapi bukan karena pengurangan
(pengambilan) modal oleh para pemiliknya, dan bukan pula merupakan
pengurangan aktiva perusahaan yang disebabkan karena berkurangnya utang.
2
Dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha utama perushaan, biaya dapat
dibedakan menjadi dua sub-sektor, yaitu :
Sub-sektor Biaya Utama (Operating Expenses), ialah biaya yang menjadi
beban tanggungan perusahaan, yang berhubungan erat dengan usaha pokok
perusahaan.
Sub-sektor Biaya Bukan Utama (Non-Operating Expenses), ialah biaya yang
menjadi beban tanggungan perusahaan, yang tidak berhubungan erat dengan
usaha pokok perusahaan. Atas dasar kelengkapan isinya, Income Statement
Budget dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1) Master Income Statement Budget (Budget Induk Rugi-Laba), ialah budget
tentang penghasilan dan biaya perusahaan, yang berisi taksiran-taksiran
secara garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci,
seperti misalnya taksiran-taksiran sementara, taksiran-taksiran tahunan dan
sebagainya.
2) Income Statement Supporting Budget (Budget Penunjang Rugi-Laba),
ialah budget tentang penghasilan dan biaya perusahaan, yang berisi
taksiran-taksiran yang lebih terperinci. Adapun budget-budget yang
termasuk dalam Income Statement Supporting Budget ini antara lain
adalah :
a) Budget Penjualan (Sales Budget) yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan
datang.
b) Budget-budget Produksi yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang kegiatan-kegiatan perusahaan di bidang produksi.
c) Budget biaya administrasi (administration Expenses Budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya kantor
administrasi selama periode yang akan datang.
d) Budget biaya Penjualan (Selling Expenses Budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya bagian
penjualan serta biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan
penjualan selama periode yang akan datang.
e) Budget Penghasilan Bukan Utama (Non-Operating Revenues Budget)
yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penghasilan-
penghasilan di luar usaha utama perusahaan selama periode yang akan
datang.
f) Budget Biaya Bukan Utama (Non-Operating Expenses Budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya yang tidak
berhubungan dengan usaha utama perusahaan selama periode yang akan
datang.
3
datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu diproduksikan
perusahaan selama periode tersebut.
b. Alternatif kedua, besarnya produksi justru ditentukan oleh besarnya penjualan. Ini
berarti bahwa jumlah barang yang akan diproduksikan perusahaan selama periode
yang akan datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu dijual
(dipasarkan) oleh perusahaan selama periode tersebut.
2. Financial budget
Financial budget ialah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang keadaan atau
posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang. Financial
budget merencanakan tentang posisi finansial perusahaan pada suata saat tertentu
yang akan datang. Atas dasar kelengkapan isinya, Balance Sheet Budget dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Master Balance Sheet Budget (Budget Induk Neraca), ialah budget tentang posisi
finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang yang berisi
taksiran-taksiran secara garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih
terperinci.
b. Balance Sheet Supporting Budget (Budget Penunjang Neraca), ialah budget
tentang aktiva (harta), tentang utang dan tentang modal sendiri, yang berisi
taksiran-taksiran yang lebih terperinci.
4
C. Static Budget
Static Budget (anggaran statis) yaitu anggaran yang dibuat berdasarkan tingkat aktivitas
yang sudah ditentukan. Sebagai contoh :
Tingkat aktivitas yang direncanakan di atas adalah 5.000 unit. Jika unit produksi yang
aktual adalah 5.000 unit, maka anggaran di atas layak digunakan untuk mengukut kinerja
bagian produksi. Sebaliknya, jika unit yang terealisasi adalah kurang atau melebihi 5.000 unit
maka perbedaan antara biaya aktual dengan aktual biaya tidak layak dipakai untuk mengukur
keberhasilan kegiatan produksi. Untuk lebih jelas Budget report produksi dapat dilihat
sebagai berikut :
Mengamati data biaya diatas, kinerja departemen produksi dinilai kurang karena
menghasilkan U (unfavorable) sebesar Rp 146.000 (60.000 + 50.000 + 16.000 + 10.000 +
10.000). Tetapi penilaian ini kurang akurat karena dasar yang digunakan untuk mengevaluasi
biaya-biaya tersebut adalah untuk tingkat kegiatan 4.800 unit produksi, sedangkan aktual
produksi adalah 5.000 unit.
5
D. Flexible Budget
Flexible budget (anggaran fleksibel) adalah anggaran yang disusun berdasarkan rentang
aktivitas. Ini didasari oleh kenyataan bahwa pada tingkat aktivitas yang berbeda akan
menimbulkan biaya yang berbeda pula, khususnya pada biaya variabel. Adapun biaya tetap
tidak akan berubah selama aktivitas berada pada rentang aktivitas yang sudah ditetapkan.
6
Berbeda dengan hasil evaluasi pada anggaran statis, anggaran fleksibel menunjukkan
bahwa manajer telah sukses mengendalikan biaya produksi. Pada tingkat aktivitas 5.000 unit,
perusahaan dapat melakukan penghematan biaya TKTL sebesar Rp 10.000,-.
Dalam menyusun flexible budget, perlu ditetapkan activity base yang mempengaruhi
overhead cost. Dalam lingkungan tradisional, perusahaan biasanya memilih unit produksi
sebagai activity base dari overhead cost, tetapi beberapa perusahaan seringkali memilih selain
dari unit produk (units of production) , seperti machine-hours (MH), atau direct labor-hours
(DLH) untuk merencanakan dan mengendalikan overhead cost. Sedikitnya ada tiga faktor
penting dipertimbangkan untuk memilih activity base untuk overhead cost, yaitu:
1. Harus ada keterkaitan antara activity base dengan overhead cost.
2. Activity base tidak boleh diekspresikan dalam mata uang.
3. Activity base harus simple dan mudah dipahami.
7
DAFTAR PUSTAKA
Hansen, Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Edisi - 8. Buku - 1. Jakarta : Salemba Empat