Você está na página 1de 9

AKUNTANSI MANAJEMEN

BUDGETING : PREPARING MASTER BUDGET, STATIC BUDGET, AND


FLEXIBLE BUDGET

EMA 323 AP
Kamis, 22 Maret 2018

OLEH:

Putu Mas Diarsi Untari (1607531076)

Ni Kadek Rahayu Artharini (1607531178)

Made Suwi Novita Dewi (1607531179)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

PROGRAM AKUNTANSI REGULER

2017/2018

0
A. Master Budget
1. Pengertian Master Budget
Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh
manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang
dibutuhkan untuk diselesaikan terhadap rencana pelaksanaan. Budget biasanya
termasuk aspek finansial dan non finansial dari suatu rencana, dan membantu sebagai
blueprint bagi perusahaan untuk melakukan pekerjaan di masa depan. Fainsial budget
mengukur nilai yang diharapkan oleh manajemen mengacu terhadap income, cash
flow, dan posisi finansial perusahaan. Laporan keuangan bukan hanya mempersiapkan
laporan periode yang telah lalu, tapi laporan keuangan juga bisa melakukan persiapan
untuk periode ke depan, sebagai contoh budget untuk laba rugi, budget untuk laporan
arus kas, dan budget untuk neraca keuangan. Berdasarkan Cost Accounting, 12th
Edition by Horngren 2005 (pg 171) yang mendasari atas budget finansial adalah
budget non finansial, seperti jumlah unit yan diproduksi atau terjual, jumlah
karyawan, dan angka dari produk baru yang sedang diluncurkan ke pasar.
Master budget adalah ringkasan dari proyek finansial dari semua budget
perusahaan, yang membantu manajemen menggambarkan rencana operasi dan
finansial perusahaan untuk periode tertentu dan ini sudah termasuk semua bentuk
laporan keuangan perusahaan. Master budget adalah suatu rencana yang telah ditandai
oleh perusahaan untuk diselesaikan pada periode budget tersebut.
Master budget dikembangkan dari keputusan operasi dan finansial yang dibuat
oleh manajer. Keputusan operasi berhubungan dengan bagaimana menggunakan
sumberdaya dari perusahaan yang terbatas sebaik mungkin, sedangkan keputusan
finansial berhubungan dengan bagaimana mendapatkan sumber pendanaan untuk
memperoleh sumberdaya yang dibutuhkan.

2. Penyusunan Master Budget


Induk Anggaran (Master Budget) adalah sebuah anggaran komprehensif yang
menyatakan keseluruhan rencana bisnis bagi seluruh perusahaan untuk suatu periode
yang mencakup satu tahun atau kurang. Induk Anggaran terdiri atas dua komponen
utama, yakni:
a. Anggaran operasi, merupakan deskripsi rinci pendapatan dan biaya yang
dibutuhkan untuk mencapai hasil laba yang memuaskan.
b. Anggaran keuangan, memperlihatkan ekspektasi arus kas dan posisi keuangan
dengan kegiatan-kegiatan usaha yang terencana.
Induk Anggaran untuk sebuah perusahaan pabrikasi akan berisi anggaran
berikut :

1
Anggaran Operasi Anggaran Keuangan
Angg. Penjualan Anggaran pengeluaran modal
Angg. Produksi Anggaran Kas
Angg. Bhn. Baku Langsung Laporan Laba Rugi dianggarkan
Angg. Tenaga Kerja Lgs Neraca Dianggarkan.
Angg. Overhead pabrikasi
Angg. Persed. Akhir Barang Jadi.
Angg. Beban Penjualan & Adm.

B. Forecasting Budget
Forecasting budget adalah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-
kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang, serta berisi taksiran-
taksiran tentang keadaan atau posisi financial perusahaan pada suatu saat yang akan
datang.
Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa forecasting budget terdiri dari dua
kelompok budget, yaitu :

1. Operating budgeting
Operating budgeting ialah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-
kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang. Operating
budget merencanakan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu
yang akan datang. Pada dasarnya kegiata-kegaiatn perusahaan selama periode tertentu
itu meliputi dua sektor, yaitu:
a. Sektor penghasilan (revenues), ialah pertambahan aktiva perusahaan yang
mengakibatkan bertambahnya modal sendiri, tetapi bukan karena penambahan
setoran modal baru dari para pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan
aktiva perusahaan yang disebabkan karena bertambah utang. Dipandang dari sudut
hubungannya dengan usaha utama perusahaan, penghasilan dapat dibedakan
menjadi dua subsektor, yaitu :
 Sub-sektor Penghasilan Utama (Operating Revenues), ialah penghasilan yang
diterima perusahaan, yang berasal dan berhubungan erat dengan usaha pokok
perusahaan.
 Sub-sektor Penghasilan Bukan Utama (Non-Operating Revenues), ialah
penghasilan yang diterima perusahaan, yang tidak berasal dan tidak
berhubungan erat dengan usaha pokok perusahaan, melainkan dari usaha
sampingan perusahaan.
b. Sektor Biaya (Expenses) ialah pengurangan aktiva perusahaan yang
mengakibatkan berkurangnya modal sendiri, tetapi bukan karena pengurangan
(pengambilan) modal oleh para pemiliknya, dan bukan pula merupakan
pengurangan aktiva perusahaan yang disebabkan karena berkurangnya utang.

2
Dipandang dari sudut hubungannya dengan usaha utama perushaan, biaya dapat
dibedakan menjadi dua sub-sektor, yaitu :
 Sub-sektor Biaya Utama (Operating Expenses), ialah biaya yang menjadi
beban tanggungan perusahaan, yang berhubungan erat dengan usaha pokok
perusahaan.
 Sub-sektor Biaya Bukan Utama (Non-Operating Expenses), ialah biaya yang
menjadi beban tanggungan perusahaan, yang tidak berhubungan erat dengan
usaha pokok perusahaan. Atas dasar kelengkapan isinya, Income Statement
Budget dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1) Master Income Statement Budget (Budget Induk Rugi-Laba), ialah budget
tentang penghasilan dan biaya perusahaan, yang berisi taksiran-taksiran
secara garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci,
seperti misalnya taksiran-taksiran sementara, taksiran-taksiran tahunan dan
sebagainya.
2) Income Statement Supporting Budget (Budget Penunjang Rugi-Laba),
ialah budget tentang penghasilan dan biaya perusahaan, yang berisi
taksiran-taksiran yang lebih terperinci. Adapun budget-budget yang
termasuk dalam Income Statement Supporting Budget ini antara lain
adalah :
a) Budget Penjualan (Sales Budget) yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan
datang.
b) Budget-budget Produksi yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang kegiatan-kegiatan perusahaan di bidang produksi.
c) Budget biaya administrasi (administration Expenses Budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya kantor
administrasi selama periode yang akan datang.
d) Budget biaya Penjualan (Selling Expenses Budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya bagian
penjualan serta biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan
penjualan selama periode yang akan datang.
e) Budget Penghasilan Bukan Utama (Non-Operating Revenues Budget)
yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penghasilan-
penghasilan di luar usaha utama perusahaan selama periode yang akan
datang.
f) Budget Biaya Bukan Utama (Non-Operating Expenses Budget) yang
merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya-biaya yang tidak
berhubungan dengan usaha utama perusahaan selama periode yang akan
datang.

Tahap-tahap penyusunan operating budget adalah sebagai berikut :


a. Alternatif pertama, besarnya penjualan ditentukan oleh besarnya produksi. Ini
berarti bahwa berapa jumlah penjualan perusahaan selama periode yang akan

3
datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu diproduksikan
perusahaan selama periode tersebut.
b. Alternatif kedua, besarnya produksi justru ditentukan oleh besarnya penjualan. Ini
berarti bahwa jumlah barang yang akan diproduksikan perusahaan selama periode
yang akan datang ditentukan oleh berapa jumlah barang yang mampu dijual
(dipasarkan) oleh perusahaan selama periode tersebut.

Dari uraian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa apabila alternatif pertama


yang terjadi, maka perusahaan harus menyusun budget unit yang akan diproduksi
lebih awal daripada budget penjualan, sebab budget penjualan akan mengikuti apa
yang direncanakan dalam budget unit yang akan diproduksikan tersebut.
Sebaliknya, apabila alternatif kedua terjadi, maka perusahaan harus menyusun
budget penjualan lebih awal daripada budget unit yang akan diproduksikan, sebab
budget unit yang akan diproduksikan akan mengikuti apa yang direncanakan dalam
budget penjualan tersebut.

2. Financial budget
Financial budget ialah budget yang berisi taksiran-taksiran tentang keadaan atau
posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang. Financial
budget merencanakan tentang posisi finansial perusahaan pada suata saat tertentu
yang akan datang. Atas dasar kelengkapan isinya, Balance Sheet Budget dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Master Balance Sheet Budget (Budget Induk Neraca), ialah budget tentang posisi
finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang yang berisi
taksiran-taksiran secara garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih
terperinci.
b. Balance Sheet Supporting Budget (Budget Penunjang Neraca), ialah budget
tentang aktiva (harta), tentang utang dan tentang modal sendiri, yang berisi
taksiran-taksiran yang lebih terperinci.

Dengan demikian jelaslah bahwa bilamana perusahaan akan menyusun financial


budget, haruslah memperhatikan dan mempertimbangkan operating budgetnya. Atau
dengan kata lain perkataan, operating budget harus disusun lebih awal daripada
financial budget. Oleh sebab itu, Income Statement Supporting Budget harus sudah
selesai disusun sebelum menyusun Balance Sheet Supporting Budget berserta Master
Balance Sheet Budget perusahaan.

4
C. Static Budget
Static Budget (anggaran statis) yaitu anggaran yang dibuat berdasarkan tingkat aktivitas
yang sudah ditentukan. Sebagai contoh :

Anggaran Biaya Produksi


Unit produksi 5.000
Biaya bahan langsung 1.400.000
Biaya TKL 1.250.000
Overhead:
Variabel :
Perlengkapan 400.000
TKTL 500.000
Listrik dan air 250.000
Tetap:
Penyusutan 160.000
Asuransi 30.000
Sewa 100.000

Tingkat aktivitas yang direncanakan di atas adalah 5.000 unit. Jika unit produksi yang
aktual adalah 5.000 unit, maka anggaran di atas layak digunakan untuk mengukut kinerja
bagian produksi. Sebaliknya, jika unit yang terealisasi adalah kurang atau melebihi 5.000 unit
maka perbedaan antara biaya aktual dengan aktual biaya tidak layak dipakai untuk mengukur
keberhasilan kegiatan produksi. Untuk lebih jelas Budget report produksi dapat dilihat
sebagai berikut :

Laporan Kinerja (Budget Report) Biaya Produksi


Aktual Anggaran Varian
Unit Produksi 5.000 4.800 200 F
Biaya bahan langsung Rp. 1.400.000 Rp. 1.340.000 60.000 U
Biaya TKL 1.250.000 1.200.000 50.000 U
Overhead:
Variabel :
400.000 384.000 16.000 U
Perlengkapan 490.000 480.000 10.000 U
TKTL 250.000 240.000 10.000 U
Listrik dan air
Tetap: 160.000 160.000 0
Penyusutan 30.000 30.000 0
Asuransi 100.000 100.000 0
Sewa

Mengamati data biaya diatas, kinerja departemen produksi dinilai kurang karena
menghasilkan U (unfavorable) sebesar Rp 146.000 (60.000 + 50.000 + 16.000 + 10.000 +
10.000). Tetapi penilaian ini kurang akurat karena dasar yang digunakan untuk mengevaluasi
biaya-biaya tersebut adalah untuk tingkat kegiatan 4.800 unit produksi, sedangkan aktual
produksi adalah 5.000 unit.

5
D. Flexible Budget
Flexible budget (anggaran fleksibel) adalah anggaran yang disusun berdasarkan rentang
aktivitas. Ini didasari oleh kenyataan bahwa pada tingkat aktivitas yang berbeda akan
menimbulkan biaya yang berbeda pula, khususnya pada biaya variabel. Adapun biaya tetap
tidak akan berubah selama aktivitas berada pada rentang aktivitas yang sudah ditetapkan.

Anggaran Biaya Produksi


Biaya Produksi Biaya Rentang aktivitas (unit)
variabel 4.800 5.000 5.200
per unit
Variabel :
Biaya bahan langsung 280 1.344.000 1.400.000 1.456.000
Biaya TKL 250 1.200.000 1.250.000 1.300.000
Overhead variabel:
Perlengkapan 80 384.000 400.000 416.000
////TKTL 100 480.000 500.000 520.000
Listrik dan air 50 240.000 250.000 260.000
760 3.648.000 3.800.000 3.952.000
Overhead Tetap:
Penyusutan 160.000 160.000 160.000
Asuransi 30.000 30.000 30.000
Sewa 100.000 100.000 100.000
290.000 290.000 290.000
3.938.000 4.090.000 4.242.000

Sebagai alat pengendalian, anggaran fleksibel sangat berguna karena memungkinkan


manajer untuk menghitung biaya yang harus dikeluarkan pada berbagai tingkat aktivitas.
Anggaran fleksible dapat membantu pengguna untuk menilai tingkat efisiensi manajer karena
biaya aktual dan biaya yang direncanakan dibandingkan pada tingkat aktivitas yang sama.
Berikut ini dapat kita aplikasi anggaran fleksibel pada penyusunan laporan kinerja (budget
report)

Aktual Anggaran Varian


Unit Produksi 5.000 5.000
Biaya bahan langsung Rp. 1.400.000 Rp. 1.400.000 0
Biaya TKL 1.250.000 1.250.000 0
Overhead:
Variabel :
Perlengkapan 400.000 400.000 0
TKTL 490.000 500.000 10.000 F
Listrik dan air 250.000 250.000 0
Tetap:
Penyusutan 160.000 160.000 0
Asuransi 30.000 30.000 0
Sewa 100.000 100.000 0

6
Berbeda dengan hasil evaluasi pada anggaran statis, anggaran fleksibel menunjukkan
bahwa manajer telah sukses mengendalikan biaya produksi. Pada tingkat aktivitas 5.000 unit,
perusahaan dapat melakukan penghematan biaya TKTL sebesar Rp 10.000,-.
Dalam menyusun flexible budget, perlu ditetapkan activity base yang mempengaruhi
overhead cost. Dalam lingkungan tradisional, perusahaan biasanya memilih unit produksi
sebagai activity base dari overhead cost, tetapi beberapa perusahaan seringkali memilih selain
dari unit produk (units of production) , seperti machine-hours (MH), atau direct labor-hours
(DLH) untuk merencanakan dan mengendalikan overhead cost. Sedikitnya ada tiga faktor
penting dipertimbangkan untuk memilih activity base untuk overhead cost, yaitu:
1. Harus ada keterkaitan antara activity base dengan overhead cost.
2. Activity base tidak boleh diekspresikan dalam mata uang.
3. Activity base harus simple dan mudah dipahami.

7
DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Edisi - 8. Buku - 1. Jakarta : Salemba Empat

Você também pode gostar