Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Setiap manusia yang lahir di dunia ini, pasti membawa naluri yang mirip dengan hewan, letak
perbedaannya karena naluri manusia disertai dengan akal. Sedangkan naluri hewan tidak
demikian halnya. Oleh karena itu naluri manusia dapat menentukan tujuan yang
dikehendakinya. Segala sesuatu itu dinilai baik atau buruknya, terpuji atau tercela, semata-
mata karena syara’ (al-Qur’an dan Sunnah) hati nurani atau fitrah dalam bahasa al Qur’an
memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia di ciptakan oleh Allah Swt
memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaannya (QS. Ar-Rum: 30-30). Hati nurani manusia
selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Allah Swt.
Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari
luar misalnya pengaruh pendidikan, lingkungan, pakaian dan juga pergaulan. Masyarakat
yang hati nuraninya sudah tertutup dan akal fikiran sudah di kotori oleh sikap dan perilaku
yang tidak terpuji. Namun bukan Cuma perilaku yang harus diperbaiki asupan dalam
tubuhpun harus dijaga agar tetap halal. Karena itulah diperlukan adanya suatu jaminan dan
PEMBAHASAN
Dari segi etimologi pengertian akhlak dalam Kamus Besar Indonesia, akhlak di
artikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Dalam bahasaArab kata akhlak (akhlaq)
diartikan sebagai tabiat, perangai,kebiasaan, bahkan agama. Meskipun kata akhlak
berasal dari bahasaArab, tetapi kata akhlak tidak terdapat di dalam al
Qur’an.Kebanyakan kata akhlak di jumpai dalam hadis. Satu-satunya katayang
ditemukan semakna akhlak dalam al Qur’an adalah bentuk tunggal, yaitu khuluq
tercantum dalam surat al Qalam ayat 4;Artinya : Sesungguhnya engkau (Muhammad)
berada di atas budi pekerti yang agung.Sedangkan hadis yang sangat populer
menyebut akhlak adalah hadisriwayat malik;Artinya : Bahwasanya aku (Muhammad)
di utus menjadi rosul tak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia.
Dari segi istilah menurut para ahli di antaranya menurut Prof. Dr.Ahmad Amin ,
ilmu akhlak (Etika) adalah suatu ilmu yangmenjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnyadi lakukan oleh setengah manusia kepada lainnya ,
menyatakantujuan yang harus di tuju oleh manusia di dalam perbuatan merka
danmenunjukan jalan untuk melakukan apa yang harus di perbuat.
Ruang yaitu sela-sela antara dua (deret) tiang atau rongga yang berbatas
terlingkung oleh bidang tertentu. Lingkup ialah luasnya subjek yang tercakup di
dalamnya. Ruang lingkup etika ialah cara menetapkan seberapa luas materi etika yang
dibahas, sumber-sumbernya, tokoh-tokohnya, tema-temanya, dan cakupannya yang
mendalam. Menentukan ruang lingkup pembahasan etika, setiap ahli belum ada kata
sepakat dan keseragaman, karena masing-masing memberikan materi yang berbeda
dan bervariasi. Ini terbukti, tiap-tiap buku yang mereka susun ternyata mengejutkan,
ruang lingkup (scope) pembahasan etika ternyata tidak sama (berbeda-beda), baik
mengenai isi, sumber-sumbernya, tokoh-tokohnya, tema-temanya, materi maupun
pembahasannya.
Etika menyelidiki segala perbuatan manusia menetapkan hukum baik atau buruk.
Akan tetapi, bukanlah semua perbuatan dapat diberi hukum. Perbuatan manusia ada
yang timbul bukan karena kehendak, seperti bernafas, detak jantung, dan meicingkan
mata dengan tiba-toba waktu berpindah dari gelap ke cahaya. Hal tersebut bukan
persoalan etika dan tidak dapat memberi hukum pokok persoalan etika.
Etika menaruh perhatian pada prinsip pembenaran tentang kepuutsan yang telah
ada. Etika tidak akan memberikan kepada manusia arah yang khusus atau pedoman
yang tegas dan tetap tentang individu hidp dengan kebaikan. Etika menaruh perhatian
pada pembicaraan mengenai prinsip pembernaran tentang kepuusuan yang telah ada.
Ruang lingkup etika tidak memberikan arah yang khusus atau pedoman yang
tegas terhadap pokok-pokok bahasannya, tetapi secara umum ruang lingkup etika
adalah sebagai berikut :
1. etika menyelidiki sejarah dalam berbagai aliran, lama, dan baru tentang tingkah
laku manusia;
2. etika membahas tentang cara-cara menghukum, menilai baik dan buruknya suatu
pekerjaan;kebiasaannya, lingkungannya, kehendak, cita-citanya, suara hatinya,
motif mendorongnya berbuat dan masalah pendidikan etika;
3. etika menyelidiki faktor-faktor penting yang mencetak, mempengaruhi dan
mendorong lahirnya tingkah laku mausia, meliputi faktor manusia itu sendiri,
fitrahnya (nalurinya), adat kebiasaannya, lingkungannya, kehendak, cita-citanya,
suara hatinya, motif yang mendorongnya berbuat dan masalah pendidikan etika;
4. etika menerangkan mana yang baik dan mana pula yang buruk. Menurut ajaran
Islam etika yang baik itu harus bersumber pada Alquran dan Hadits nabi. Ini tidak
dapat ditawar-tawar lagi, karena jika etika didasarkan pada pemikiran manusia
(filsafat), harsilnya sebagian selalu bertentangan dengan fitrah manusia;
5. etika mengajarkan cara-cara yang perlu ditempuh, juga untuk meningkatkan
budi pekerti ke jenjang kemuliaan, misalnya dengan cara melatih diri untuk
mencapai perbaikan bagi kesempurnaan pribadi. Latihan adalah cara yang sangat
tepat untuk membiasakan manusia beretika luhur bukan hanya teori saja, tetapi
benar-benar mengakar dalam hati sanubari setiap insan;
PENUTUP
3.1 Kesimpulan