Você está na página 1de 2

Dalam percobaan ini bertujuan untuk menentukan rotasi spesifik larutan aktif dan non aktif

dengan menggunakan polarimeter. Dimana polarimeter merupakan suatu alat yang digunakan
untuk mengukur sudut putaran yang disebabkan oleh lewatnya cahaya terpolarisasi pada larutan.
Polarimeter mengukur sudut putar dengan cara melewatkan cahaya takterpolarisasi ke
polarisator, sehingga cahaya menjadi terpolarisasi. Cahaya kemudian dilewatkan pada sampel,
yang mana sampel yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah larutan glukosa dan
cuka, sehingga cahaya yang dilewatkan ini akan mengalami putaran sudut. perlakuan yang kita
gunakan yaitu dengan memvariasikan konsentrasi dari larutan glukosa yaitu 10%, 20% dan 30 %
dan panjang dari tabung yaitu 1 dm dan 2 dm, sedangkan untuk cuka hanya panjang tabung saja.
pertama kita mengukur sudut putar dari aquades sebagai alfa satu.
Hasil dari praktikum ini diperoleh nilai dari rotasi spesifik dari berbagai keadaan yang
telah disebutkan, yaitu
1 dm 10 % 90 + 0.2
1 dm 20 % 82,5 + 2,0
1 dm 30 % 52,7 + 1,3
2 dm 10 % 79,5 + 2
2 dm 20 % 87,2 + 2,2
2 dm 30 % 78,3 + 2,0
1 dm 25 % (cuka) 0
2 dm 25 % (cuka) 5,2 +1,6

Dari data diatas dapat dilihat bahwa larutan gula memiliki putaran optis yang lebih besar
dibanding cuka. Daya putaran optis ini merupakan kemampuan suatu zat untuk memutar bidang
getar sinar terpolarisir. Sinar terpolarisir sendiri adalah suatu sinar yang mempunyai satu arah
bidang getar dan arah tersebut tegak lurus terhadap arah rambatannya. Hal ini membuktikan
bahwa larutan gula merupakan larutan aktif dimana larutan aktif adalah larutan yang dapat
memutar bidang getar sinar terpolarisir. Zat yang optis ditandai dengan adanya atom karbon
asimetris atau atom C kiral dalam senyawa organik. Berbeda dengan cuka yang hasil perputaran
sudutnya kecil bahkan 0 untuk cuka pada panjang tabung 1 dm, hal ini menandakan bahwa cuka
sama seperti aquades yaitu bukan merupakan zat optis aktif.
Untuk nilai rotasi spesifik dari glukosa diperoleh nilai yang berbeda-beda dengan rentang
yang jauh. Dari semua hasil yang diperoleh hanya satu keadaan saja yang rotasi spesifiknya
sesuai dengan teori yaitu keadaan tabung 1 dm dengan konsentrasi 30 % karena menurut teori
rotasi spesifik dari glukosa adalah +52,6 sampai +53,2.
Teori menyatakan bahwa jika konsentrasi sebanding dengan rotasi optiknya sehingga
seharusnya jika semakin besar konsentrasi dari larutan maka putarannya juga semakin besar. Hal
ini juga berlaku dengan panjang tabung yaitu semakin panjang maka putarannya juga semakin
besar.
1. Suhu.
Makin tinggi suhu maka sudut putarannya makin kecil, hal ini disebabkan karena zat akan
memuai dengan naiknya suhu sehingga zat yang berada dalam tabung akan berkurang.

Você também pode gostar