Você está na página 1de 20

MAKALAH

AUDITING II
“AUDIT TERHADAP EKUITAS”

Disusun Oleh :

Kelompok 7 dan Kelompok 8

Ade Fitria (A1C011022)


Doni Saputra (A1C013026)
Janua Apriadi (A1C014055)
Mega Maulida Fitri (A1C014074)
Ni Putu Setia Devi A. (A1C014089)
Novilatul Saputri (A1C014093)
Nurul Hadi (A1C014097)

S1 AKUNTANSI REGULER PAGI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Makalah yang berjudul “Audit Terhadap Ekuitas” ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Auditing II yang dibimbing oleh bapak Wirawan Suhaedi, SE., M.Ak.

Adapun pokok bahasan yang disajikan dalam makalah ini merupakan hasil
diskusi dan kajian materi terkait prosedur auditing atas ekuitas yang dikerjakan
secara berkelompok. Dalam menyelesaikan makalah ini kami berusaha
menyampaikan dan menyajikan pembahasan dengan bahasa yang sederhana disertai
penggunaan referensi yang terpercaya. Besar harapan kami makalah ini dapat mudah
dipahami dan bermanfaat bagi mahasiswa yang menempuh mata kuliah Auditing II
pada khususnya.

Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyajian makalah ini. Hal
ini disebabkan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, segala saran yang membangun kami harapkan demi kemajuan yang
lebih baik dimasa mendatang. Atas perhatian dan apresiasinya kami ucapkan
terimakasih.

Mataram, November 2016

(Kelompok 7 & Kelompok 8)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... iii
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. iii
1.2 Tujuan ............................................................................................................ iii
1.3 Rumusan Masalah ....................................................................................... iii
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 1
2.1 Deskripsi Ekuitas .......................................................................................... 1
2.2 Tujuan Pengujian Substantif terhadap Ekuitas ....................................... 2
2.3 Pengujian Pengendalian terhadap Ekuitas .............................................. 5
2.3 Pengujian Substantif terhadap Ekuitas .................................................... 8
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 15
3.2 Saran .............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekuitas merupakan unsur penting dari keberadaan suatu entitas yang
berorientasi pada profit atau keuntungan. Lazimnya, transaksi atas ekuitas tidak
sering terjadi atau dengan kata lain volume transaksi yang berkaitan dengan
ekuitas cukup rendah. Dalam melakukan prosedur audit terhadap ekuitas, sangat
dimungkinkan dalam satu periode laporan keuangan tidak ditemukan adanya
perubahan saldo ekuitas pada entitas dan hanya menemui satu atau dua jurnal
pendebitan atau pengkreditan di dalam akun saldo laba yang merupakan bagian
dari ekuitas. Meski volume transaksi atas ekuitas rendah, namun dalam transaksi
yang muncul berkaitan dengan ekuitas nominal transaksinya bersifat material
atau terbilang melibatkan rupiah yang besar. Dengan demikian, dalam pengujian
substantif terhadap ekuitas, auditor melakukan pemeriksaan secara seksama
terhadap setiap perubahan akun-akun ekuitas dan umumnya hanya memerlukan
waktu pemeriksaan yang singkat.

1.2 Tujuan
1) Mengetahui sifat dan contoh ekuitas pada berbagai jenis usaha
2) Memahami tujuan audit atas ekuitas
3) Memahami pengujian Pengendalian terhadap ekuitas
4) Memahami pengujian substantif terhadap ekuitas

1.3 Rumusan Masalah


1) Bagaimana sifat ekuitas pada berbagai jenis usaha?
2) Apa tujuan dilakukannya proses audit terhadap ekuitas?
3) Bagaimana prosedur pengujian pengendalian terhadap ekuitas?
4) Bagaimana prosedur pengujian substantif terhadap ekuitas?

iii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Ekuitas

Secara umum, Ekuitas/modal merupakan hak pemilik atas aktiva perusahaan


yang merupakan kekayaan bersih (jumlah aktiva dikurangi kewajiban). Ekuitas
pada berbagai jenis usaha dapat berupa berbagai jenis dan bentuk. Hal ini
tergantung dari jenis usaha yang dijalankan serta bentuk dari entitas itu sendiri.

Berikut ini beberapa ekuitas yang diklasifikasikan berdasarkan bentuk entitasnya:

1. Perusahaan terbuka (go public)


Ekuitas dari perusahaan terbuka (go public) terdiri dari modal yang disetor
oleh pemegang saham dan sisa laba yang ditahan (retained earning). Dari segi
perusahaan, Ekuitas merupakan kewajiban perusahaan kepada para
pemegang saham. Sedangkan dari segi pemilik perusahaan (pemegang
saham), ekuitas adalah bagian hak pemilik atas kekayaan bersih perusahaan
(harta dikurangi kewajiban).

2. Perusahaan perseorangan
Di dalam suatu perusahaan perorangan, ekuitas terdiri atas ekuitas pemilik
tunggal; laba yang diperoleh dalam suatu periode; dan tambahan setoran
ekuitas yang menambah saldo ekuitas, kerugian yang diderita dalam suatu
periode dan pengambilan prive akan mengurangi saldo ekuitas.

3. Firma
Di dalam suatu firma (partnership) ekuitas terdiri atas ekuitas lebih dari satu
partner. Ekuitas masing-masing partner akan bertambah dengan adanya
pembagian laba atau tambahan setoran ekuitas dan akan berkurang dengan
adanya pembagian kerugian atau pengambilan prive.

4. Koperasi
Dalam badan hukum yang berbentuk koperasi, ekuitas utamanya adalah
simpanan pokok anggota yang tidak dapat dipindahtangankan dan dapat
diambil kembali pada saat seorang anggota mengundurkan diri. Kekayaan
bersih koperasi adalah simpanan pokok, simpanan lain, pinjaman-pinjaman,
penyisihan hasil usaha termasuk cadangan.

1
Dalam badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas (PT), perekuitasannya
(ekuitas) terdiri dari :

o Ekuitas menurut akte pendirian yang telah disahkan menteri Kehakiman


dan HAM:
- Ekuitas dasar (authorized capital)
- Ekuitas ditempatkan (issue capital)
- Ekuitas disetor (paid-uo/paid in capital)

Ekuitas yang berasal dari sumbangan (donated capital)bisa dilaporkan sebagai


bagian daro tambahan ekuitas disetor.
o Treasury Stock (saham perusahaan yang sudah beredar lalu dibeli kembali
oleh perusahaan).
o Premium (agio) atau Discount (Disagio) dari penjualan saham baik saham
biasa (common stock) maupun saham preferen (preffered stock).
o Selisih kurs atas ekuitas disetor.
o Selisih penilaian kembali aktiva tetap, untuk perusahaan yang melakukan
revaluasi aktiva tetap berdasarkan peraturan pemerintah.
o Retained Earnings (Laba ditahan/sisa laba tahun lalu) atau
Deficit/Accumulated Losses (sisa rugi tahun lalu).

2.2 Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Ekuitas

Tujuan pengujian subtantif terhadap ekuitas pemegang saham adalah:

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang


berkaitan dengan ekuitas pemegang saham.
Sebelum auditor melakukan pengujian menegenai kewajaran saldo ekuitas
pemegang saham yang dicantumkan di dalam neraca, ia harus memeproleh
keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang
mendukung informasi ekuitas pemegang saham yang disajikan di dalam
neraca. Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara Ekuitas Saham, paid-
in Capital, Treasury Stock, akun Laba, dan Cadangan yang dicantumkan di
neraca dengan buku besarnya dan selanjutnya ke jurnal penerimaan kas, check
register dan jurnal umum.

2
2. Membuktikan bahwa saldo ekuitas saham mencerminkan kepentingan
pemegang saham yang ada pada tanggal neraca yang mencerminkan
keterjadian transakasi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham
selama tahun yang diaudit.
Auditor membuktikan apakah saldo ekuitas saham mencerminkan
kepentingan kepemilikan saham yang ada pada tanggal neraca dan
mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang
saham selama tahun yang diaudit. Untuk mencapai tujuan tersebut auditor
melakukan berbagai pengujian subtantif berikut ini:
1. Pengujian analitik.
2. Pemeriksaaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan ekuitas
pemegang saham.
3. Pemeriksaan pencataatan transaksi pengumuman dividen dan
pembayrannya.
4. Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien,
notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontran
underwriting dan persyaratan emisi saham.
5. Konfirmasi dari independetn registrar dan transfer agen.
6. Analisis terhadap akun Ekuitas Saham, Treasury stock, saldo laba.
7. pemeriksaan terhdap sertifikat saham yang dibatalkan.

3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang


diaudit dan kelengkapan saldo pemegang saham yang disajikan di neraca.
Untuk membuktikan bahwa ekuitas pemegang saham yang dicnttumkan di
neraca mencakup semua kepentingan pemegang saham (stackholders interest)
terhadap aktiva entitas pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi
yang berakitan dengan ekuitas pemegang saham dalam tahun yang diaudit,
auditor melakukan pengujian subtantif berikut ini:
1. Pengujian analitik.
2. Konfirmasi dari independent regitrar dan transfer agent.
3. Pemrikasaan atas pertanggungjawaban nomor urut sertifikat saham.
4. Pemeriksaan terhadap sertifikat saham yang dibatalkan.

4. Membuktikan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di


neraca merupakan klaim pemilik terhadap aktiva entitas.
Untuk membuktikan klaim pemegang saham atas aktiva entitas pada tanggal
neraca, auditor melakiukan pengujian subtantif berikut ini:
1. Pemeriksaan bukti pendukung transaksiyang berkaitan dengan ekuitas
pemegang saham.

3
2. Pemriksaan pencatatan transaksi pengumuman dividen dan
pembayarannya.
3. Pelajrai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien,
notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontrak
underwriting dan persyaratan emisi saham.
4. konfirasai dari independent registrar dan transfer agent.
5. Analisa terhadap akun ekuitas saham, treasury stock, saldo laba.
6. Pemeriksaan terhadap sertifikat shaam yang dibatalkan.

5. Membuktikan kewajaran penilaian ekuitas pemegang saham yang


dicantumkan di neraca.
Dalam prinsif akuntansi yang berterima umum di Indonesia, akun ekuitas
saham, paid-in capital, treasury stock, saldo laba, dan cadangan harus disajikan
dalam neraca dengan penjelasan tertentu sebagaimana diatur dalam prinsif
tersebut. Dengan demikian untuk membuktikan asersi penilaian ekuitas
pemegang saham yang dicantumkan di neraca auditor melakukan pengujian
subtantif:
1. Prosedur audit awal.
2. Pengujian analitik.
3. Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien,
notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontrak
underwriting dan persyaratan emisi.

6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang


sahamdi neraca.
Pengujian subtantif terhadap ekuitas pemegang saham diarahkan untuk
mencapai salah satu tujuan membuktikan apakahunsur ekuitas pemegang
saham telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracannya sesui dengan
prinsif berterima umum di Indonesia. Satu-satunya pengujian subtantif untuk
membuktikan asersi pengujian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham
di neraca yang diaudit dengan akuntansi berterima umum melalui berbagai
prosedur berikut ini:
1. Pemeriksaan atas transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan
jumlah ekuitas saham dengan paid in-capital.
2. Pemisahan atas penyajian treasury stock.
3. Pemeriksaan atas penyisihan saldo laba dalam tahun yang diaudit.
4. Pemerikaan atas penjelasan yang bersangkutan dengan unsur ekuitas
saham.

4
Dari beberapa sub tersebut dapat disimpukan bahwa tujuan utama pengujian
subtantatif terhadap ekuitas pemegang saham adalah membuktikan bahwa saldo
akun Ekuitas Saham dan akun penilaiannya (volution account) yang dicantumkan
di neraca mencerminkan saldo akun Ekuitas Saham, akun paid-in Capital, akun
Treasury Stock, akun Saldo Laba, Cadangan yang sesungguhnya pada tanggal
neraca tersebut.

2.3 Pengujian Pengendalian Terhadap Ekuitas

Pengendalian internal adalah rencana, metode, prosedur, dan kebijakan yang


didesain oleh manajemen untuk memberi jaminan yang memadai atas
tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional, kehandalan pelaporan
keuangan, pengamanan terhadap aset, ketaatan/kepatuhan terhadap undang-
undang, kebijakan dan peraturan lain.

Beberapa pengendalian intern yang penting akan diutamakan oleh auditor, yaitu:
(1) otorisasi yang memadai atas transaksi, (2) pencatatan yang memadai dan
pemisahan tugas antara pencatatan ekuitas pemilik dan penanganan kas serta
sertifikat saham, dan (3) penggunaan petugas serta agen penjualan saham yang
bebas.

1. Otorisasi yang memadai untuk transaksi

Karena masing-masing transaksi yang mempengaruhi ekuitas pemilik


biasanya material, sebagian besar transaksi ini harus disetujui oleh dewan
direksi. Transaksi-transaksi ekuitas pemilik ini umumnya memerlukan
otorisasi yang khusus.

 Pengeluaran Modal Saham

Otorisasi meliputi jenis saham yang akan diterbitkan (misalnya apakah


saham preferen atau saham biasa), jumlah yang diterbitkan, nilai pari
saham, kondisi kekhususan dari saham selain saham biasa, dan tanggal
penerbitannya.

5
 Pembelian Kembali Modal Saham

Pembelian kembali saham, baik saham biasa maupun saham preferen,


waktu pembelian kembali, dan jumlah yang akan dibayarkan untuk
pembelian kembali saham, seluruhnya harus disetujui oleh dewan direksi.

 Pernyataan Pembagian Dividen

Dewan direksi harus memberikan otorisasi terhadap bentuk dividen (tunai


atau dalam bentuk saham), jumlah dividen untuk setiap saham dan catatan
serta tanggal pembelian dividen.

2. Pencatatan yang baik dan pemisahan fungsi

Jika suatu perusahaan melakukan sendiri pencatatan atas transaksi saham


dan saham yang beredar, maka perusahaan harus mempunyai struktur
pengendalian yang memadai untuk memastikan bahwa pemilik saham
dicatat dalam catatan perusahaan, jumlah dividen yang dibayarkan kepada
pemilik saham per tanggal catatan dividen telah benar dan kemungkinan
kecurangan karyawan diminimalkan. Untuk itu diperlukan penugasan
personil yang tepat dan prosedur pencatatan yang memadai.

Prosedur terpenting untuk mencegah kekeliruan dalam ekuitas pemilik


adalah (1) kebijakan yang jelas untuk pembuatan sertifikat saham dan
pencatatan transaksi saham (2) verifikasi intern yang independen terhadap
informasi dalam catatan. Pada saat menerbitkan dan mencatat saham, klien
harus memastikan bahwa peraturan pemedasar perusahaan telah dipenuhi.
Contohnya ,nilai pari saham ,jumlah saham yang boleh diterbitkan oleh
perusahaan yang bersangkutan ,dan pajak terhadap penerbitan saham
semuanya mempengaruhi penerbitan dan pencacatan saham .

Pengendalian atas modal saham yang digunakan oleh kebanyakan


perusahaan adalah penggunaan buku sertifikasi saham dan buku besar
pemegang saham .Buku sertifikasi saham merupakan catatan penerbitan dan
pembelian kembali saham selama operasi perusahaan. Pencatatan suatu
transaksi penjualan meliputi informasi mengenai sertifikat ,jumlah saham
yang dikeluarkan ,nama pemegang saham dan tanggal penerbitan saham
.Jika ada saham yang dibeli kembali ,buku sertifikasi saham harus mencatat
saham yang dibeli kembali ,dan tanggal pembelian kembali saham

6
tersebut. Buku besar pemegang saham merupakan catatan saham yang beredar
pada suatu waktu tertentu .Buku besar ini digunakan untuk mencek
keakuratan buku sertifikasi saham dan saldo-saldo dalam buku besar serta
digunakan sebagai dasar pembayaran deviden .

Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden harus dikendalikan dengan


cara dapat berupa Cek-cek pembayaran deviden harus disiapkan
berdasarkan buku saham oleh pegawai yang tidak melakukan pencatatan
dalam buku saham .Setelah seluruh buku cek disiapkan ,sebaiknya dilakukan
verifiaksi secara independen terhadap nama pemegang saham ,jumlah
seluruh cek dan rekonsiliasi antara jumlah total cek deviden dengan jumlah
pembayaran dividen yang disetujui dalam notulen rapat .Dalam hal ini juga
dapat digunakan suatu rekening dividen impress untuk mencegah pembayaran
dividen yang lebih besar daripada jumlah yang telah diotorisasi .

3. Petugas dan agen pemindahan saham yang independen.

Perusahaan yang mengeluarkan sahamnya di pasar modal ,diharuskan


menggunakan petugas catat yang bebas sebagai suatu alat pengendalian
untuk mencegah pengeluaran sertifikat saham yang tidak sah.
Tanggungjawab petugas catat yang bebas adalah memastikan bahwa saham
yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan sesuai dengan kebijakan mengenai
saham dalam akte pendirian perusahaan tersebut dan otorisasi dewan direksi
.Petugas catat bertanggungjawab menandatangani seluruh sertifikat saham
yang baru dikeluarkan dan menyimpan serta membatalkan sertifikat lama
sebelum sertifikat pengganti diterbitkan ,dalam hal ada penggantian
kepemilikan saham.

Sebagai bagian perusahaan besar juga mengggunakan jasa agen pemindahan


saham untuk melakukan pencatatan mengenai pemegang saham ,termasuk
mendokumentasikan pemindahan kepemilikan saham .Penggunaaan agen
pemindahan saham tidak hanya dimaksudkan sebagai alat pengendalian atas
catatan-catatan saham ,karena sifatnya yang independen ,tetapi juga
mengurangi biaya pencatatan dengan menggunakan jasa tenaga ahli
.Disamping itu ,banyak pula perusahaan yang menggunakan jasa agen
pemindahan saham untuk membayarkan deviden dalam bentuk tunai
kepada pemegang saham ,yang merupakan cara untuk meningkatkan
struktur pengendalian intern.

7
2.4 Pengujian Substantif Terhadap Ekuitas

Program pengujian subtantif terhadap ekuitas pemegang saham berisi prosedur


audit yang dirancang untuk mencapai tujuan audit. Adapun program yang
dimaksud dapat diklasifikasikan menjadi lima golongan, yaitu (1) prosedur audit
awal, (2) prosedur analitik, (3) pengujian terhadap transaksi rinci, (4) pengujian
terhadap akun rinci, dan (5) verifikasi penyajian dan pengungkapan.

1. Prosedur Audit Awal


Sebelum membuktikan apakah saldo ekuitas pemegang saham yang
dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuiai dengan ekuitas pemegang
saham yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan
rekonsiliasi antara informasi ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di
dalam neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini
perlu dilakuakan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi
ekuitas pemgang saham yang dicantumkan di dalam neraca didukung oleh
catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan
prosedur audit awal yang terdiri dai 6 prosedur audit berikut ini:

1. Usut saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum dalam neraca ke saldo akun
ekuitas pemegang saham yang bersangkutan ke dalam buku besar.
Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang
tercantum di dalam neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat
dipercaya kebenaran, mekanisme pencatatannya, maka saldo ekuitas
pemegang saham yang dicantumkan di dalam neraca diusut ke akun buku
besar berikut ini :

Ekuitas Saham : Merupakan akun yang digunakan untuk


mencatat nilai nominal yang beredar dan
pengurangan saham yang beredar karena
perlunasan saham dan transaksi treasury stock.
: Merupakan akun yang digunakan untuk
Treasury stock menampung kelebihan atau kekurangan setoran
pemegang saham dari nilai nominal saham.
: Merupakan akun yang digunakan mencatat laba
Saldo Laba rugi kegiatan perusahaan dalam adjustment
perhitungan rugi laba dalam periode akuntansi
yang lalu.
: Merupakan akun yang digunakan untuk
Cadangan (reserve) menyisihkan saldo laba untuk tujuan tertentu.
8
2. Hitung kembali saldo akun ekuitas pemegang saham di dalam buku besar.
Untuk memmperoleh keyakinan mengenai ketelitian penghitungan saldo
akun ekuitas pemegang saham, auditor menghitung kembali saldo akun
ekuitas saham, paid-in capital stock, saldo laba dan cadangan dengan cara
menambah saldo awal dengan jumlah pengkreditan dan menguranginya
dengan jumlah pendebitan tiap-tiap akun tersebut.

3. Lakukan review terhadap mutasi luar dalam jumlah dan sumber posting dalam
akun ekuitas pemegang saham.
Ketidakberesan dalam transaksi emisi saham, pembelian treasury stock,
pembagian deviden, pembentukan cadangan (reserve), dapat ditemukan
melalui review atas mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun sumber
posting dalam akun Ekuitas Saham, Paid-in Capital, Treasury Stock, Saldo
Laba dan Cadangan.

4. Usut saldo awal akun ekuitas pemegang saham ke kertas kerja tahun yang lalu.
Sbelum auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang
menyangkut akun ekuitas pemegang saham, ia perlu memperoleh
keyakinan atas kebenaran saldo awal kedua akun-akun Ekuitas Saham,
Paid-in Capital, Treasury Stock, Saldo Laba dan Cadangan. Untuk mencapai
tujuan ini, auditor melakukan pengusutan saldo awal akun-akun ke kertas
kerja tahun lalu. Kertas kerja tahun lalu dapat menyediakan informasi
koreksi yang diajukan oleh auditor dalam audit tahun yang lalu, sehingga
auditor dapat mengevaluasi tindak lebih lanjut yang telah ditempuh oleh
klien dalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor tersebut.

5. Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun ekuitas pemegang saham ke dalam
jurnal yang bersangkutan.
Pengkreditan dan pendebitan ke dalam akun Ekuitas Saham, Paid-in Capital
diusut ke jurnal penerimaan kas dan jurnal umum untuk memperoleh
keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan akun ekuitas
saham dan paid-in capital berasal dari jurnal-jurnal yang bersangkutan.
Pendebitan dan pengkreditan di dalam akun Treasury Stock diusut ke dalam
jurnal pengeluaran kas dan jurnal penerimaan kas. Pegkreditan dan
pendebitan di dalam aku saldo laba dan cadangan diusut ke jurnal umum
untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan
pengurangan ke dua akun berasl dari jurnal-jurnal yang bersangkutan.

9
6. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu pemegang saham, buku sertifikat saham
dengan akun kontrol Ekuitas saham di dalam buku besar.
Akun kontrol Ekuitas Saham memeperlihatkan total nilai nominal saham
yang beredar dikurangi, jika ada, treasury stock. Buku pembantu pemegang
saham berisi jumlah lembar nomor seri dan nilai nominal saham yang
dimiliki oleh setiap pemegang saham. Buku sertifikat saham berisi semua
sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya dan bonggol saham ( Stock
stubs) untuk saham yang beredar. Auditor harus merekonsiliasi ketiga
macam catatan ini untuk memperoleh keyakinan bahwa jumlah lembar
saham yang beredar tidak melebihi jumlah yang seharusnya beredar.

2. Prosedur Analitik
Pada tahap awal pengujian subtantif terhadap ekuitas pemegang saham,
pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memeahami
bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih
intensif, untuk itu auditor melakukan perhitungan berbagai ratio berikut ini :

Rasio Formula
Ekuitas pemegang saham + rerata
Nilai buku saham biasa jumlah saham biasa yang beredar
Laba bersih + rerata jumlah saham
Return on common stockholders equity biasa yang beredar
Dividen kas + Laba bersih
Dividen payout
Laba bersih + rerata tibangan jumlah
Laba per saham saham beredar

Rasio yang telah dihitung tersaebut kemudian dibandingkan dengan harapan


auditor, misalnya ratio tahun yang lalu, rerata ratio industri , atau ratio yang
dianggarakan. Perbandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan:
1. peristiwa atau transaksi yang luar biasa,
2. perubahan akuntansi,
3. perubahan usaha,
4. fluktuasi acak,atau
5. salah saji.

3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci


10
Pengujian terhadap transaksi rinci ekuitas pemegang saham dilaksanakan oleh auditor
melalui dua prosedur audit berikut ini ;

1. Periksa bukti pendukung pencatatan kedalam akun ekuitas saham, paid-in capital,
tyreasury stocl, saldo laba, dan cadangan.
2. Periksa catatan transaksi pengumuman dividend an pembayarannya

Usut penerimaan kas dari emisi saham ke jurnal penerimaan kas dan rekening
Koran bank.
Jika klien tidak menunjukkan independent registrar untuk mengurus saham yang
dikeluarkannya, auditor harus mengusut penerimaan kas dari pengeluaran saham ke dalam
buku juenal penerimaan kas dan rekening Koran bank.
Periksa pencatatan transaksi pengumuman dividend pembayarannya.
Prosedur pembayaran dividen dimulai dengan otorisasi oleh direksi. Oleh karena itu,
auditor harus mereview notulen rapat direksi yang bersangkutan dengan pembagian
dividen.

11
4. Pengujian Terhadap Akun Rinci

Pengujian terhadap saldo rinci akun ekuitas pemegang saham dilaksanakan oleh auditor
melalui berbagai prosedur audit berikut ini :

a. Pelajari anggaran awal dan anggaran rumah tangga perusahaan klien


Auditor harus mempelajari anggaran dasar dan anggarab rumah tangga perusahaan
serta perusahaan yang terjadi dalam tahun yang di audit.

b. Pelajari notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris.


Auditor juga harus mempelajari notulen rapat pemegang saham dan dewan
komisaris yang berisi keputusan mengenai penambahan, pengurangan, pelunasan
dan emisi saham, pembentukan cadangan, tawaran pemberian saham kepada
karyawan dan kebijakan pembagian dividen.

c. Pelajari kontrak underwriting dan persyaratan emisi saham.


Perusahaan yang go public, menjual sahamnya melalui pasar ekuitas, yang
dikelolah oleh bapepam. Bapepam menetapkan persyaratan dalam menjual
sahamnya. Untuk mengetahuo apakah klien mematuhi persyaratan tersebut, auditor
harus mempelajari aturan-aturan yang berlaku bagi perusahaan yang go public.

d. Pelajari notulen rapat dewan komisaris dan pemegang saham mengenai


pembagian dividen.
Dalam memverifikasikan dividen yang digabikan dalam tahun yang diaudit,
auditor harus mempelajari notulen rapat pemegang saham dan rapat dewan
komisaris untuk memperoleh informasi mengenai otorisasi pembagian dividen
dalam tahun yang di audit.

e. Pelajari kontrak antara klien dengan independent registrar dan transfer agent.
Perusahaan yang sahamnya dijual di pasar ekuitas diharuskan menggunakan asa
independent registrar untuk melindungi pemegang saham dari pengeluaran saham
yang melebihi jumlah yang ditentukan atau kecurangan dalam pengeluaran
sertifikat saham. Jika independent resgitrar berkepentingan utnuk mengawasi
jumlah maksimum lembar saham yang beredar, maka transfer agent
berkepentingan untuk menyelenggarakan catatn yang memperlihatkan siap pemilik
saham pada saat tertentu dan transfer hak pemilik atas saham.

f. Pelajari surat perjanjian penarikan kredit dan bond indentures mengenai pasal
yang membatasi pembagian dividen
Dengan mempelajari surat perjanjian penarikan kredit dan bond indentures,
auditor akan dapat melakukan penilaian mengenai kepatuhan klien atas persyaratan
perjanjian kredit tersebut.

12
g. Lakukan analisis terhadap akun ekuitas saham
Dalam pemeriksaan pertama kalinya, auditor berkepentingan untuk menilai
kewajaran saldo awal akun ekuitas saham. Oleh karena itu auditor harus melakukan
analisis ekuitas saham sejak perusahaan tersebut beridiri sampai dengan awal tahun
yang di audit.

h. Lakukan analisi terhadap akun saldo laba


Auditor melakukan analisi terhadap pendebitan dan pengkreditan akun saldo laba
untuk mengetahui apakah semua transaksi yang menyangkut akun tersebut telah
diotorisasi oleh yang berwenang.

i. Dapatkan konfirmasi dari independent registrar dan transfers agent


Jika klien menunjukakn indepentdent registrar dan transfer agent untuk mengurus
transaksi yang bersangkutan dengan saham yang dikeluarkannya, auditor harus
mendapatkan konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent mengenai
jumlah lembar saham yang dikeluarkannya.

j. Periksa pertanggung jawaban nomor urut sertifikat saham


Jika klien tidak menggunakan jasa independent registrar dan transfer agent auditor
harus memeriksa pertanggungjawaban sertifikat saham yang dikeluarkan oleh
klien.

k. Periksa semua sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya


Auditor harus mencatat nomor sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya dan
memeriksa apakah klien telah member tanda khusu sehingga menghindari
penyalahgunaan setifikar yang sudah dibatalkan tersebut.

l. Selidiki adjustment yang berasal dari tahun sebelumnya yang dicatat di dalam
akun saldo laba
Auditor harus menyelidiki pendebitan dan pengkreditan akun saldo laba yang
diberi keterangan sebagai adjustment tahun sebelumnya untuk menentukan apakah
klien telah mencatat sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.

m. Lakukan analisi terhadap akun treasury stock.


Auditor harus membuat daftar sertifikat saham sebagai treasury stock tersebut
didalam suatu kertas kerja, yang memperlihatkan nomor urut sertifikat dan jumlah
lembar sertifikatnya.

13
5. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
Prosedur akhir dalam pengujian substantif adalah verifikasi penyajian dan
pengungkapan terhadap ekuitas yang disajikan dalam laporan keuangan klien.
1. Periksa pencatatan transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan jumlah
ekuitas saham dengan paid-in capital.
Emisi saham harus dicatat dengan mengkredit akun ekuitas saham sebesar nilai
nominalnya, sedangkan kelebihan ataua kekurangan jumlah kas atau nilai aktiva lain
yang diterima klien dari nilai nomilnal saham tersebut dicatat didalam akun paid-in
capital akun paid-in capital ini juga digunakan untuk mencatat selisih antara kos
saham yang dibeli kembali dengan nilai nominalnya jika treasury stock dicatat pada
nilai nominalnya. Dalam memeriksa penyajian ekuitas saham didalam neraca,
auditor harus memastikan bahwa klien telah memisahkan jumlah yang harus
disajikan didalam akun paid-in capital dengan disajikan didalam akun ekuitas saham.

2. Periksa penyajian treasury stock.


Menurut prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, treasury stock tidak boleh
disajikan sebagai unsure aktiva perusahaan, dan perusahaan tidak dapat membagikan
dividen untuk saham yang dimiliki oleh perusahaan sebagai treasury stock. Auditor
harus memastikan penyajian treasury stock klien sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum tersebut.

3. Perikasa penyisihan saldo laba dalam tahun yang diaudit


Penyisihan saldo laba untuk tujuan tertentu diatur di dalam anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga perusahaan. Auditor berkewajiban untuk memeriksa apakah
klien telah melaksanakan penyisihan saldo laba sesuai dengan ketentuan di dalam
anggaran dasar dan anggaran perusahaan.

4. Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan unsur ekuitas pemegang saham


Penyajian unsure ekuitas pemegang saham harus sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum dan dengan penjelasan yang cukup didalam laporan keuangan.
Auditor harus memeriksa bahwa klien telah mencantumkan pengungkapan yang
cukup bagi unsure ekuitas pemegang saham di dalam laporan keuangan.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ekuitas adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan
bersih yang dipoeroleh dari hasil pengurangan aktiva terhadap kewajiban yang
dimiliki oleh entitas atau perusahaan. Pengauditan terhadap ekuitas penting
dilakukan karena saldo nominal ekuitas yang tercatat pada laporan keuangan entitas
sangat berkaitan dengan hak dari para pemilik modal atau ekuitas itu sendiri.
Adapun karakteristik ekuitas yang penting untuk diketahui oleh auditor adalah sifat
volume transaksi ekuitas yang rendah, namun memiliki nilai yang material. Tujuan
pengujian substantif terhadap ekuitas adalah membuktikan bahwa saldo akun
Ekuitas Saham dan akun penilaiannya (volution account) yang dicantumkan di neraca
mencerminkan saldo akun Ekuitas Saham, akun paid-in Capital, akun Treasury Stock,
akun Saldo Laba, dan cadangan yang sesungguhnya pada tanggal neraca. Untuk
mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantif yang diklasifikasikan
menjadi lima kelompok, yaitu (1) prosedur audit awal, (2) prosedur analitik, (3)
pengujian terhadap transaksi rinci, (4) pengujian terhadap akun rinci, dan (5)
verifikasi penyajian dan pengungkapan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. (2002). Auditing (Buku 2, Edisi 6). Jakarta, Indonesia: Salemba Empat.

https://valdhekarundeng.wordpress.com/2012/10/03/makalah-auditing-
pemeriksaan-ekuitas/

http://3.bp.blogspot.com/GFn5fflqGBA/UzmAmUVymkI/AAAAAAAAALE/2jo
VEUEc8pM/s1600/

16

Você também pode gostar