Você está na página 1de 15

ANALISIS RISIKO INVESTASI SAHAM PADA SEKTOR PROPERTI

DI BURSA EFEK INDONESIA


PERIODE 2003-2008

Antonius Heru Santosa


Universitas Gunadarma
antonius_heru_santosa@yahoo.com

Aris Budi Setiawan


Universitas Gunadarma
arisbudi@staff.gunadarma.ac.id

ABSTRAKSI

Pasca pemulihan kondisi ekonomi dari krisis moneter di tahun 2002, perlahan
lingkungan perekonomian nasional telah memasuki kondisi normal (baik). Salah satu
contoh dapat dilihat pada sektor bisnis properti yang kembali mengalami peningkatan rata-
rata pertumbuhan Index Harga Saham Gabungan pada sektor ini yang cukup signifikan per
tahunnya (yoy). Namun di penghujung tahun 2008 telah terjadi gonjangan ekonomi global
yang melanda hampir seluruh negara di dunia, tentunya hal ini juga akan berdampak dalam
kondisi perekonomian di negara itu sendiri dalam hal ini adalah kondisi lingkungan
investasi di pasar modal indonesia. Atas dasar masalah tersebut penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat risiko
investasi saham di sektor properti baik itu faktor sistematis maupun faktor non sistematis
khususnya dan kondisi lingkungan investasi saham di pasar modal pada umumnya. Metode
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling methode, dari dua puluh empat
perusahaan hanya dipilih enam belas perusahaan karena memiliki data harga saham serta
laporan keuangan lengkap. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan selama proses
penelitian, disimpulkan bahwa terdapat sebuah model yang cocok digunakan sebagai alat
untuk memprediksi atau mengestimasi besar kecilnya tingkat risiko investasi saham pada
sektor properti. Model tersebut adalah sebagai berikut:

Yt = 0,386 + 0,019X2 + 0,045X 5 + 0,162X 6 – 0,065X7

Model tersebut terdiri dari suku bunga deposito (X2) (faktor sistematis) dan struktur
modal (X5), struktur aktiva (X6) serta Rasio likuiditas (X7) (faktor non sistematis) sebagai
variabel prediktor dari tingkat risiko investasi saham sektor properti. Hasil kesimpulan yang
didapat bahwa secara simultan keempat variabel tersebut memilki pengaruh yang
signifikan, sedangkan secara parsial hanya variabel struktur aktiva tidak memiliki pengaruh
yang signifikan. Kemudian jika dilihat secara parsial dari masing-masing faktor sistematis
disimpulkan bahwa suku bunga deposito memiliki pengaruh yang paling signifikan.

Kata Kunci : Risiko Investasi Saham, Faktor Sistematis dan Non Sistematis, Sektor
Properti.

Analisis Risiko Investasi Saham


Pada Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia 1
Periode 2003-2008
PENDAHULUAN
Global economic crisis atau krisis tentunya dapat merefleksikan betapa
ekonomi/keuangan global sedang besar dampak dari permasalahan yang
melanda hampir seluruh negara di dunia bersifat global ini.
saat ini, bermula dari sebuah masalah di Berdasarkan Laporan Kebijakan
Amerika di mana para pelaku ekonomi Moneter Bank Indonesia pada Triwulan
(investment banks) melakukan kesalahan IV-2008, gejolak keuangan global telah
dalam hal kegiatan-kegiatan finansialnya menyebabkan tekanan terhadap
hingga mengakibatkan menjalarnya perekonomian Indonesia. Melemahnya
permasalahan ke berbagai sektor lain ekspor, tekanan pada Neraca Pembayaran
bahkan sampai mempengaruhi kondisi Indonesia (NPI), gejolak di pasar uang,
perekonomian negara lain. Di Indonesia, terdepresiasinya pertumbuhan ekonomi
penutupan selama beberapa hari serta Indonesia (PDB) dan semakin tingginya
penghentian sementara perdagangan inflasi indonesia (IHK) yang mencapai
saham di Bursa Efek Indonesia 11,06% di tahun 2008 yang jauh lebih
merupakan salah satu dampak nyata dan tinggi dibandingkan tahun 2007.
pertama kalinya sepanjang sejarah

Gambar 1. Grafik IHSG 1996-2008


Sumber: Data Bank Indonesia 2008

Di pasar keuangan, kondisi Sementara melemahnya nilai tukar


likuiditas keuangan global yang ketat dan Rupiah secara tajam sejak awal triwulan
pada waktu yang bersamaan persepsi IV-2008. selama 2008, tercatat Rupiah
risiko terhadap negara emerging market sempat tertekan hingga mencapai Rp.
meningkat. Pada giliranya hal ini 12.150 per dollar AS di bulan November
menyebabkan anjloknya IHSG hingga (Gambar 1) disertai melonjaknya
menyentuh level 1.111,39 pada 28 persentase fluktuasi valas (volatilitas)
Oktober 2008 atau merupakan level yang yang mencapai 4,67% (Gambar 1.4),
terendah sejak tahun 2005. secara rata-rata Rupiah mencatat

Analisis Risiko Investasi Saham


Pada Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia 2
Periode 2003-2008
pelemahan sebesar 5,4% hingga mencapai pendapatan yang diharapkan dan risiko
Rp. 9.666 per dollar AS. yang terkandung dari alternatif investasi
Di sisi lain pemerintah terus yang dilakukannya.
berusaha dan meminta seluruh pelaku Risiko investasi saham tercermin
ekonomi dan masyarakat untuk tetap pada variabilitas pendapatan (return)
tenang, rasional dan berfikir jernih dalam saham, baik pendapatan saham individual
menghadapi permasalahan ini, karena maupun pendapatan saham secara
pasar modal memang mempengaruhi komprehensip (market return) di pasar
perekonomian namun tidak modal. Besar kecilnya risiko investasi
menggambarkan keseluruhan situasi pada saham dapat diukur dengan varians
perekonomian Indonesia (pidato Presiden, atau standart deviasi dari pendapatan
6 oktober 2008). Berbagai saham tersebut. Risiko ini disebut risiko
langkah/program dan kebijakan pun total yang terdiri dari risiko sistematis
dilakukan untuk memastikan pengaruh dan risiko tidak sistematis. Risiko
dari krisis global dapat diminimalkan dan sistematis ditentukan dari besar kecilnya
mendorong nilai pertumbuhan ekonomi koefisien beta yang menunjukan tingkat
tetap di atas enam persen. kepekaan harga suatu saham terhadap
Besarnya perhatian pemerintah harga saham secara keseluruhan di pasar.
dalam hal menjaga serta berusaha Jenis risiko ini timbul karena faktor-
meningkatkan gairah perekonomian faktor yang bersifat makro dan
kembali memang dinilai sangat wajar mempengaruhi semua perusahaan atau
mengingat proses pembangunan yang industri serta tidak dapat dikurangi
sedang dilakukan bangsa Indonesia terus walaupun dengan cara diversifikasi.
mengalami peningkatan terutama dalam Faktor-faktor tersebut adalah :
segi biaya/cost. Di sisi lain, kemampuan Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Bunga
pemerintah dalam menyediakan dana (deposito), Tingkat Inflasi, Nilai Tukar
untuk membiayai pembangunan akhir- Valuta Asing dan Kebijakan Pemerintah
akhir ini memang terbatas. Oleh sebab di bidang ekonomi (Halim, 2005: 41).
itu, kegiatan perdagangan harus tetap Selanjutnya risiko tidak sistematis
berlangsung khususnya kegiatan merupakan risiko yang timbul karena
perdagangan dalam pasar modal dan faktor-faktor mikro yang dijumpai pada
pasar uang dimana penghimpunan perusahaan atau industri tertentu,
dana/investasi secara efektif dan efisien sehingga pengaruhnya terbatas pada
dapat tersalurkan. perusahaan atau industri tertentu atau
Bagi seorang investor, investasi dengan kata lain perubahan pengaruhnya
merupakan kegiatan yang menyangkut tidak sama terhadap perusahaan satu
masa depan dan mengandung dengan yang lainnya. Faktor-faktor
ketidakpastian, hal ini menandakan tersebut adalah : Struktur Modal, Struktur
terdapat unsur risiko di dalamnya. Aktiva dan Tingkat Likuiditas perusahaan
Pengetahuan tentang risiko merupakan (Ahmad, 2005: 90).
suatu hal yang penting dimiliki oleh para Sektor properti sebagai salah satu
investor maupun calon investor. Sebelum media investasi saat ini telah mengalami
mengambil keputusan investasi, seorang pertumbuhan yang sangat meyakinkan.
investor yang rasional paling tidak harus Meskipun saat ini dunia sedang
mempertimbangkan dua hal, yaitu mengalami krisis global seolah tak

Analisis Risiko Investasi Saham


Pada Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia 3
Periode 2003-2008
menyurutkan niat para pengembang dan perbankan pun memberikan dukungan
pelaku bisnis properti untuk tetap yang sangat besar kepada usaha properti.
melakukan berbagai kegiatan-kegiatan Bahkan pada tahun 2007 yang lalu,
pembangunan. Baik itu dalam hal pertumbuhan kredit properti mencapai
pembangunan perumahan, apartemen dan 43,2% jauh di atas pertumbuhan total
mal-mal. Di samping itu, perkembangan kredit nasional yang hanya mencapai
sektor properti juga dapat dilihat dari 26%. Tingginya pertumbuhan kredit
menjamurnya real estate di kota-kota properti ini sejalan dengan pertumbuhan
besar. sektor usaha properti yang juga sangat
Berdasarkan SEKI yang pesat pada dua tahun terakhir.
dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada Perkembangan kredit properti untuk
Desember 2008, pertumbuhan kredit periode 2003-2007 adalah sebagaimana
properti tumbuh sangat tinggi selama dua dalam Gambar 2 berikut ini:
tahun terakhir sebagai bukti bahwa sektor

2003 2004 2005 2006 2007

Gambar 2. Perkembangan Kredit Properti 2003-2007


Sumber: SEKI, Bank Indonesia, 2008

TINJAUAN PUSTAKA lain adalah dalam hal komoditas yang


Pengertian Pasar Modal diperdagangkan. Pasar modal dapat
Pada dasarnya, pasar modal dikatakan sebagai pasar abstract, karena
hampir sama dengan pasar-pasar lain. yang diperjual-belikan adalah dana-dana
Untuk setiap pembeli yang berhasil, jangka panjang, yaitu dana yang
selalu harus ada penjual yang berhasil. keterikatannya dalam investasi lebih dari
Jika jumlah orang yang ingin membeli satu tahun.
lebih banyak dibandingkan dengan orang Menurut Kamaruddin Ahmad
yang ingin menjual, harga akan semakin (2005: 18) memiliki tiga definisi :
tinggi dan bila sedikit orang yang ingin a. Definisi yang luas
membeli dan banyak yang ingin menjual Pasar modal adalah kebutuhan akan
maka harga akan turun/jatuh. Yang sistem keuangan yang terorganisasi,
membedakan pasar modal dengan pasar termasuk bank-bank komersial dan

Analisis Risiko Investasi Saham


Pada Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia 4
Periode 2003-2008
semua perantara di bidang keuangan, adalah kegiatan yang bersangkutan
serta surat-surat kertas berharga/klaim dengan penawaran umum dan
jangka panjang dan jangka pendek, perdagangan efek, perusahaan publik
primer dan yang tidak langsung. yang berkaitan dengan efek yang
b. Definisi dalam arti menengah diterbitkannya, serta lembaga dan
Pasar modal adalah semua pasar yang profesi yang berkaitan dengan efek.
terorganisasi dan lembaga-lembaga Sedangkan yang dimaksud dengan
yang memperdagangkan warkat- bursa efek adalah pihak yang
warkat kredit (biasanya yang menyelenggarakan dan menyediakan
bejangka waktu lebih dari satu tahun), sistem dan atau sarana untuk
termasuk saham-saham, obligasi- mempertemukan penawaran jual dan
obligasi, pinjaman berjangka, hipotik, beli efek pihak-pihak lain dengan
tabungan serta deposito berjangka. tujuan memeperdagangkan efek
c. Definisi dalam arti sempit diantara mereka. Penyelenggara bursa
Pasar modal adalah tempat pasar efek adalah perseroan yang telah
terorgaisasi yang memperdagangkan mendapat izin dari Bapepam. Izin dari
saham-saham dan obligasi-obligasi Bapepam merupakan hal yang mutlak
dengan memakai jasa dari karena perdagangan yang
broker/pialang, komisioner dan diselenggarakan oleh bursa efek
underwriter. menyangkut dana dari masyarakat
Sedangkan di Indonesia ada empat yang diinvestasikan dalam efek.
pengertian tentang pasar modal, yaitu :
a. Menurut undang-undang No. 15 tahun Pengertian Investasi Dan Investasi
1952, yang dimaksud dengan bursa Saham
adalah bursa-bursa perdagangan di Investasi pada hakikatnya
Indonesia yang didirikan untuk merupakan penempatan sejumlah dana
perdagangan uang dan efek, termasuk pada saat ini dengan harapan untuk
semua pelelangan efek-efek. memperoleh keuntungan dimasa yang
b. Menurut Keppres No. 60 tahun 1988, akan datang. Selisih tingkat perolehan
bahwa pasar modal adalah bursa yang antara future consumption (future dollar)
merupakan sarana untuk dan current consumption (current dollar)
mempertemukan penawar dan ini disebut dengan pure rate of interest.
peminta dana jangka panjang, Keinginan untuk membayar perbedaan
sebagaimana dimaksud dalam tingkat perolehan ini, baik untuk
Undang-undang No. 15 tahun 1952 meminjam atau meminjamkan sering kali
tentang bursa. disebut pure time value of money.
c. Menurut Keppres No. 53 tahun 1990, Menurut Tandelilin (2001: 3)
bahwa bursa efek adalah suatu tempat mengatakan bahwa :
pertemuan yang diorganisasikan dan “Investasi adalah komitmen atas sejumlah
digunakan untuk menyelenggarakan dana atau sumber daya lainnya yang
pertemuan penawaran jual-beli atau dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
perdagangan efek. memperoleh sejumlah keuntungan di
d. Menurut Undang-undang No. 8 tahun masa yang akan datang.”
1995 tentang pasar modal Menurut Bodie et al (2004: 4)
menyatakan bahwa pasar modal investasi diartikan sebagai berikut :

Analisis Risiko Investasi Saham


Pada Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia 5
Periode 2003-2008
“Investment is commitment of reinvest part or all of the earning in the
current resources in the expectation of business.”
deriving greater resources in the future.” Kemudian menurut Schall and
Dan menurut Gitman dan Joenk Halley (2000: 15) mendefinisikan saham
(2005: 3) investasi adalah sebagai berikut: debagai berikut :
“Any vehicle into which funds can be “Common stock represent the ownership
placed with expectation that it will of corporation. The owners of the firm.
generate positive income and/or preserve The extent of ownership by any person
on increased it’s value.” depends on number of share common
Dapat disimpulkan dari kedua stock held by the person relative to the
definisi diatas bahwa suatu investasi total number of shares outstanding.”
adalah penanaman modal untuk Dari beberapa definisi diatas dapat
memperoleh di masa yang akan datang disimpulkan bahwa saham menunjukan
serta memperhatikan kemakmuran dari kepemilikan atas suatu perusahaan dan
investor itu sendiri. pemilik saham berhak atas keuntungan
Saham adalah surat berharga yang dari perusahaan dan besarnya keuntungan
menunjukan kepemilikan perusahaan yang didapat sesuai dengan besarnya
sehingga pemegang saham memiliki hak jumlah saham yang dimiliki. Disamping
klaim atas deviden atau distribusi lain itu saham biasa juga memiliki hak untuk
yang dilakukan perusahaan kepada memilih (vote) dalam RUPS untuk
pemegang saham-nya, termasuk hak keputusan-keputusan yang memerlukan
klaim atas asset perusahaan, dengan pemungutan suara seperti pembagian
prioritas setelah hak klaim pemegang deviden, pengangkatan direksi dan
surat berharga lain dipenuhi, jika terjadi komisaris, dsb.
liquidasi.
Coyle (2002: 112) mendefinisikan Risiko Investasi Saham Dan Jenis-jenis
saham sebagai berikut : Risiko Investasi Saham
“A short-term unsecured promissory Di dalam kamus bahasa Indonesia,
note. The issuer of the note promises to risiko didefinisikan sebagai kemungkinan
pay it’s holder a specified amount at a untuk luka, rusak atau hilang. Dalam
specified future date.” konteks manajemen investasi, risiko
Artinya bahwa, saham merupakan merupakan besarnya penyimpangan
suatu bukti kepemilikan jangka pendek. antara tingkat pengembalian yang
Surat perjanjian yang pembayarannya diharapkan (expected return) dengan
diberikan kepada pemilik (stock holder) tingkat pengembalian aktual (actual
dikemudian hari. return). Semakin besar penyimpangannya
Menurut Elton dan Gruber (2003: berarti semakin besar tingkat risikonya.
17) adalah : Menurut Levy dan Sarnat (2006:
“Common stock represent an owner 222) risiko investasi didefinisikan sebagai
claim on the earning and asset of a berikut :
corporation. After holder of debt claims “The term risk or equivalenty will be used
are paid, the management of the company to describe an option whose profit is not
can either pay out the remaining earning known in advance with absolute certainly,
to stockholders in the form of dividends of but for which am array of alternative

Analisis Risiko Investasi Saham


Pada Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia 6
Periode 2003-2008
outcomes and their probabities are pengaruhnya tidak sama terhadap
known”. perusahaan satu dengan yang lainnya.
Secara umum jenis-jenis risiko Sehingga dapat disimpulkan kedua jenis
dapat dikelompokan menjadi dua faktor tersebut dapat memepengaruhi
kelompok sebagai berikut : besarnya tingkat risiko pada saham.
a. Risiko Sistematis, yaitu risiko yang Berikut adalah beberapa faktor
berpengaruh terhadap semua investasi makro dan mikro yang dapat
dan tidak dapat dikurangi atau mempengaruhi besarnya tingkat sebuah
dihilangkan dengan cara melakukan risiko saham :
diversivikasi. Risiko yang termasuk 1. Pertumbuhan Ekonomi (PDB)
dalam kelompok ini adalah risiko Pertumbuhan ekonomi merupakan
pasar, tingkat bunga, daya beli, gambaran keadaan dimana
politik, psikologis, dan risiko perekonomian mengalami masa
kegagalan karena kondisi ekonomi resesi, berkembang atau stabil dan
yang semakin memburuk. bagaimana perkiraan para pakar pada
b. Risiko Tidak Sistematis, yaitu risiko masa yang akan datang. Dalam
yang melekat pada investasi tetentu keadaan resesi biasanya banyak
karena kondisi yang unik dari suatu perusahaan kesulitan melakukan
perusahaan atau industri tertentu. pemasaran hasil produksinya karena
Risiko ini dapat dikurangi dengan daya beli masyarakat menurun.
cara melakukan diversivikasi, karena Keadaan seperti ini dapat
risiko ini hanya ada dalam satu mempengaruhi faktor-faktor lain
perusahaan atau industri tertentu. seperti produksi, keuangan, dan tentu
Fluktuasi risiko ini basarnya berbeda- saja keuntungan perusahaan. Oleh
beda antara saham satu dengan yang karena itu para investor harus mampu
lainnya. Risiko yang termasuk dalam mempertimbangkan dalam kondisi
kelompok ini adalah risiko kegagalan ekonomi tertentu, jenis saham yang
karena kondisi intern perusahaan, bagaimana tepat untuk dibeli dan
risiko kredit atau finansial, risiko kapan saatnya untuk menjual.
manajemen, callability risk dan 2. Tingkat Bunga Deposito (12 bulan)
convertability risk. Tingkat bunga merupakan harga yang
harus dibayarkan oleh pihak bank
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi kepada para penabung yang
Risiko Investasi Saham mendepositokan uangnya kepada
Risiko investasi saham bank tersebut. Secara teori apabila
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tingkat bunga deposito meningkat,
bersifat makro dan mikro. Faktor-faktor maka para investor akan cenderung
yang bersifat makro merupakan faktor- memilih deposito sebagai tempat
faktor yang dapat mempengaruhi semua untuk menginvestasikan
perusahaan atau industri serta tidak dapat uang/dananya. Sebaliknya jika tingkat
dikurangi walaupun dengan cara bunga deposito menurun, maka para
diversivikasi, sedangkan faktor-faktor investor akan lebih cenderung
yang bersifat mikro adalah spesifik dan menginvestasikan uang/dananya di
hanya mempengaruhi perusahaan tertentu dalam pasar modal.
saja atau dengan kata lain perubahan

Analisis Risiko Investasi Saham


Pada Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia 7
Periode 2003-2008
3. Nilai Tukar Valuta Asing (Valas) terjadi penyusutan nilai aktiva atau
Nilai tukar valuta asing adalah kerugian.
perbandingan antara harga mata uang 6. Struktur Aktiva
suatu negara dengan mata uang Struktu aktiva (operating leverage)
negara lain. Misalnya nilai tukar mencerminkan kebijakan investasi
rupiah terhadap USD menunjukan perusahaan dalam berbagai unsur
berapa rupiah yang diperlukan untuk aktiva. Operating leverage muncul
memperoleh satu Dollar US. Fluktuasi karena dalam melakukan operasinya,
nilai tukar valuta asing yang tinggi perusahaan mempergunakan aktiva
dapat mendorong para investor untuk dengan biaya tetap berupa biaya
memanfaatkannya dengan membeli penyusutan.
valuta asing tersebut. Demikian juga Untuk mengukur besar kecilnya
jika investor menduga akan terjadi operating leverage dapat
devaluasi, maka mereka akan dipergunakan beberapa cara. Menurut
cenderung mengalihkan investasinya Ferri dan Jones (2001: 634), terdapat
ke dalam bentuk valuta asing tersebut. tiga cara pengukuran operating
4. Tingkat Inflasi (IHK) leverage, yaitu :
Tingkat inflasi merupakan petunjuk a. Sebagai perbandingan persentase
terjadinya kenaikan harga barang- perubahan pendapatan sebelum
barang. Informasi ini perlu diketahui bunga dan pajak (EBIT) dengan
oleh para investor untuk persentase perubahan penjualan.
mempertimbangkan jenis efek yang b. Perbandingan aktiva tetap bersih
akan dibeli. Dalam kondisi tingkat dengan total aktiva atas dasar nilai
inflasi yang tinggi, kurang bijaksana buku.
bagi investor untuk membeli efek- c. Dan, perbandingan antara nilai
efek yang menghasilkan pendapatan rata-rata aktiva tetap bersih dalam
tetap terutama bila pendapatn dari beberapa periode dengan nilai
efek tersebut lebih rendah dari tingkat rata-rata total aktiva atas dasar
inflasi yang ada. nilai buku dalam periode yang
5. Struktur Modal sama.
Struktur modal suatu perusahaan Suatu perusahaan yang dalam
ditunjukan dengan perbandingan operasinya mempergunakan aktiva
penggunaan hutang jangka panjang dengan biaya tetap yang tinggi akan
dengan modal sendiri. Menurut Van lebih peka terhadap gejolak ekonomi
Horne dan Wachowicz (2001: 137) dibandingkan dengan perusahaan
rasio ini digunakan untuk menilai dengan biaya tetap yang rendah.
batasan yang digunakan perusahaan Perusahaan dengan biaya tetap yang
dalam meminjam uang. Pemberi tinggi membutuhkan volume
pinjaman umumnya mengharapkan penjualan yang lebih besar untuk
rasio ini semakin rendah. Semakin mencapai titik pulang pokok (break
rendah rasio ini, berarti semakin event point) dibandingkan dengan
tinggi tingkat pendanaan perusahaann perusahaan yang biaya tetapnya
yang disediakan oleh pemegang rendah.
saham dan semakin besar batas
pengaman pemberi pinjaman jika

Analisis Risiko Investasi Saham


Pada Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia 8
Periode 2003-2008
7. Tingkat Likuiditas perusahaan individu yang juga
Tingkat likuiditas digunakan untuk membentuk portofolio saham. Hasil
mengukur kemampuan perusahaan penelitian mereka menunjukan bahwa
untuk memenuhi kewajiban- devident payout, leverage earnings
kewajiban finansialnya yang bersifat variability dan beta akuntansi mempunyai
jangka pendek. Tingkat likuiditas hubungan yang signifikan dengan beta.
dapat diukur dengan mempergunakan Kemudian Widjaja (2004)
current rasio, yaitu perbandingan meneliti mengenai pengaruh variabel
nilai antara total aktiva lancar denag makro yaitu inflasi terhadap tingkat risiko
total hutang lancar. Tingkat likuiditas saham. Penelitian ini menggunakan
yang tinggi dapat memperkecil risiko saham-saham yang termasuk kategori
kegagalan bagi perusahaan dalam LQ-45 secara terus menerus dari tahun
memenuhi kewajiban-kewajiban 2001 hingga 2002. Risiko dinyatakan
jangka pendek kepada kreditur. Tetapi dalam pengukuran beta yang berasal dari
tingkat likuiditas yang tinggi akan hubungan antara tingkat keuntungan
menekan profitabilitas perusahaan, suatu saham dan pasar.
disebabkan banyaknya dana yang
terikat pada unsur-unsur aktiva lancar METODE PENELITIAN
yang umumnya kurang produktif. Dalam penelitian ini penulis
Konsep dasar pemikiran dari menggunakan objek pada sektor properti
penelitian ini adalah berdasarkan pada dengan alasan telah terjadi peningkatan
penelitian-penelitian yang telah dilakukan rata-rata pertumbuhan yang ditandai
oleh Tandelilin (1997) mencoba dengan meningkatnya IHSG sektor
mengidentifikasi variabel fundamental properti selama periode penelitian (2003-
dan makro ekonomi yang mempengaruhi 2008), kemudian pemilihan periode
beta. Variabel fundamental yang penelitian ialah tidak lepas dari pengaruh
digunakan adalah 20 rasio keuangan yang kondisi ekonomi nasional yang sudah
dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, kembali pulih atau telah memasuki
rasio leverage, rasio aktivitas, rasio kondisi normal selepas pemulihan
profitabilitas dan rasio pasar modal. ekonomi pasca krisis moneter (2002).
Sedangkan variabel makro ekonomi Hasil observasi terhadap terdapat
menggunakan tingkat inflasi, product 24 perusahaan properti yang telah go
domestic brutto (PDB) dan tingkat suku public, kemudian dari jumlah populasi
bunga. yang didapat akan dilakukan penyesuaian
Bever, Ketler dan Scholes (1970) dengan menggunakan teknik purposesive
menguji hubungan antara faktor sampling untuk mendukung proses
fundamental dengan beta. Faktor penelitian. Perihal tenetang jenis data
fundamental yang menjadi variabel yang digunakan ialah sekunder dan
penelitiannya adalah devident payout, peneliti peroleh melalui badan-badan
growth, leverage, liquidity, asset size, ataupun instansi-instansi yang terkait,
vaiability in earnings dan beta akuntansi. seperti BEI dan BI dengan cara observasi
Sampel dari penelitian mereka adalah 307 langsung ataupun studi pustaka.
perusahaan yang listing di NYSE dari Dalam penelitian ilmiah ini
periode 1947 sampai 1965. perhitungan adanya pengaruh/korelasi dan besarnya
beta menggunakan data saham pengaruh dari variabel Pertumbuhan

Analisis Risiko Investasi Saham


Pada Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia 9
Periode 2003-2008
Ekonomi, Tingkat Bunga (deposito), Pengujian Multikolinearitas Variabel
Nilai Tukar Valas, Tingkat Inflasi, Berdasarkan hasil Uji
Struktur Modal, Struktur Aktiva dan Multikolinearitas pada tabel 4.2 dapat
Tingkat Likuiditas terhadap variabel disimpulkan bahwa penggunaan model
Risiko Investasi Saham pada Sektor yang akan digunakan oleh peneliti akan
Properti dihitung dan dianalisis dengan mengalami masalah multikolinearitas, hal
model Regresi Linear Berganda, ini dapat dilihat pada kolom VIF hanya
Koefisien Korelasi Berganda, Koefisien terdapat beberapa variabel yang
Determinasi Berganda serta Uji Hipotesis memenuhi kriteria uji multikolinearitas
secara komprehensip atau menyeluruh (VIF ≤ 5) yaitu PDB (3,696), Inflasi
(uji F) dan secara parsial/bagian (uji t) (3,215), Struktur Aktiva (2,035) dan
menggunakan alat bantu berupa program Rasio Likuiditas (2,987). Sedangkan pada
software SPSS versi.15.0. variabel lainnya yaitu Struktur Modal
Kemudian untuk mendapatkan (7,925) tidak lolos dalam uji ini, bahkan
kevalidnya hasil yang diperoleh dari terdapat dua variabel yang dikeluarkan
model estimasi yang digunakan oleh (excluded) dalam uji ini yaitu Deposito
penulis (Regresi Linier Berganda), maka dan nilai tukar rupiah (Valas).
model tersebut harus diuji terlebih dahulu Pada dasarnya beberapa masalah
dengan melewati beberapa uji asumsi tersebut sebelumnya sudah atau telah
klasik, antara lain : Uji Multikolinearitas, diprediksikan oleh penulis tentang hasil
Uji Autokorelasi, Uji Heteroskedastisitas yang didapat, hal ini diperoleh penulis
dan Uji Normalitas. Hal ini dilakukan berdasarkan penelitian sebelumnya
semata-mata agar model Regresi yang namun dalam hal ini penulis mencoba
digunakan untuk mengestimasi memenuhi kembali untuk membuktikan dengan
kaidah/syarat BLUE (Best Linier Under melakukan pengujian model tersebut pada
Estimated). periode yang berbeda namun hasil yang
didapatkan tetap sama yaitu tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN dapatnya penggunaan model regresi
Pengujian Normalitas Data menyeluruh secara langsung dikarenakan
Berdasarkan hasil uji normalitas dalam penelitian ini terdapat penggunaan
di atas pada kolom Kolmogorov-Smirnov faktor makro secara bersama-sama dalam
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi satu model regresi, yaitu : PDB, suku
untuk standar deviasi saham (SD), bunga deposito, nilai tukar rupiah dan
Pertumbuhan ekonomi (PDB), nilai Inflasi. Keempat faktor makro ini jelas
rupiah terhadap dollar U.S (Valas), akan saling berhubungan/berkorelasi
struktur modal (SM), struktur aktiva (SA) antara satu dengan lainnya sehingga dapat
dan rasio likuiditas (RL) sebesar 0,200 menimbulkan masalah multikolinearitas
sehingga dapat disimpulkan bahwa data (Widoatmojo, 2009:173-178). Untuk itu
keenam variabel ini berdistribusi normal model tersebut diformulasikan menjadi
dikarenakan memiliki nilai signifikansi sebagai berikut :
lebih dari 0,05 (taraf signifikan), begitu • Yt = b0 + b1X1t + b5X5t +b6X6t + b7X7t
pun juga pada data kedua variabel lainnya + eit
yaitu tingkat bunga deposito dan inflasi • Yt = b0 + b2X2t + b5X5t +b6X6t + b7X7t
yang masing-masing memiliki nilai + eit
signifikansi sebesar 0,141 dan 0,122.

Analisis Risiko Investasi Saham


Pada Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia 10
Periode 2003-2008
• Yt = b0 + b3X3t + b5X5t +b6X6t + b7X7t multikolinearitas dikarenakan nilai VIF
+ eit dari keempat variabel tersebut ≤ 5,
• Yt = b0 + b4X4t + b5X5t +b6X6t + b7X7t dimana masing-masing nilai itu sendiri
+ eit sebesar deposito (2,491), SM (4,196), SA
Dimana : (1,271) dan RL (3,769).
Yt = Risiko investasi saham Dari hasil uji multikolinearitas
properti pada periode t pada model regresi III dapat disimpulkan
X1t = Tingkat pertumbuhan bahwa keempat variabel yang digunakan
ekonomi pada periode t pada model ini yaitu nilai tukar rupiah,
X2t = Tingkat bunga deposito pada struktur modal, struktur aktiva dan rasio
periode t likuiditas juga telah melewati/lolos dari
X3t = Nilai tukar rupiah pada uji multikolinearitas dikarenakan nilai
periode t VIF dari keempat variabel tersebut ≤ 5,
X4t = Tingkat inflasi pada periode t dimana masing-masing nilai itu sendiri
X5t = Struktur modal perusahaan sebesar Valas (5,073), SM (4,687), SA
pada periode t (1,691) dan RL (1,696).
X6t = Struktur aktiva perusahaan Dari hasil uji multikolinearitas
pada periode t pada model regresi dapat disimpulkan
X7t = Rasio likuiditas perusahaan bahwa keempat variabel yang digunakan
pada periode t pada model ini yaitu Inflasi, struktur
b0 = Interception point / Konstanta modal, struktur aktiva dan rasio likuiditas
b1-b8 = Koefisien regresi dari masing- juga telah melewati/lolos dari uji
masing variabel multikolinearitas dikarenakan nilai VIF
eit = Kesalahan random (Residual dari keempat variabel tersebut ≤ 5,
Error) periode t dimana masing-masing nilai itu sendiri
Dari hasil uji multikolinearitas sebesar Inflasi (2,503), SM (2,599), SA
pada model regresi I dapat disimpulkan (2,031) dan RL (2,435).
bahwa keempat variabel yang digunakan
pada model ini yaitu pertumbuhan Pengujian Heteroskedastisitas Variabel
ekonomi (PDB), struktur modal, struktur Model I
aktiva dan rasio likuiditas telah Masing-masing nilai t hitung
melewati/lolos dari uji multikolinearitas variabel berada diantara nilai – t tabel dan
dikarenakan nilai VIF dari keempat t tabel (– t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel)
variabel tersebut ≤ 5, dimana masing- dimana nilai t tabel itu sendiri sebesar ±
masing nilai itu sendiri sebesar PDB 2,776. Adapun nilai masing-masing t
(2,876), SM (4,173), SA (1,470) dan RL hitung variabel sebesar 0,982 untuk PDB
(1,758). (lnx1), - 0,643 untuk struktur modal
Kemudian dari hasil uji (lnx5), - 0,297 untuk struktur aktiva
multikolinearitas pada model regresi II (lnx6) dan – 1,557 untuk rasio likuiditas
juga dapat disimpulkan bahwa keempat (lnx7). Sehingga dapat disimpulkan
variabel yang digunakan pada model ini bahwa tidak terjadi masalah
yaitu suku bunga deposito, struktur heteroskedastisitas pada model regresi I.
modal, struktur aktiva dan rasio likuiditas
telah melewati/lolos dari uji

Analisis Risiko Investasi Saham


Pada Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia 11
Periode 2003-2008
Model II Pengujian Autokorelasi Variabel
Masing-masing nilai t hitung Model I
variabel berada diantara nilai – t tabel dan Nilai DW-test yang dihasilkan
t tabel (– t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel) dari model regresi I sebesar 2,538.
dimana nilai t tabel itu sendiri sebesar ± Kemudian atas dasar kriteria yang
2,776. Adapun nilai masing-masing t digunakan pada uji autokorelasi maka
hitung variabel sebesar -2,710 untuk dapat disimpulkan bahwa model regresi I
bunga deposito (lnx2), - 0,796 untuk mengalami masalah autokorelasi
struktur modal (lnx5), - 1,402 untuk dikarenakan nilai DW-test yang
struktur aktiva (lnx6) dan 1,890 untuk dihasilkan berada di luar batas kriteria
rasio likuiditas (lnx7). Sehingga dapat non autocorrelation.
disimpulkan bahwa pada model regresi II Model II
ini juga tidak terjadi masalah Nilai DW-test yang dihasilkan
heteroskedastisitas. dari model regresi II sebesar 0,792.
Model III Kemudian atas dasar kriteria yang
Tidak semua variabel memiliki digunakan pada uji autokorelasi maka
nilai t hitung yang berada diantara nilai – dapat disimpulkan bahwa model regresi II
t tabel dan t tabel (– t tabel ≤ t hitung ≤ t juga tidak mengalami masalah
tabel) dimana nilai t tabel itu sendiri autokorelasi dikarenakan nilai DW-test
sebesar ± 2,776. Adapun nilai masing- yang dihasilkan masih berada di dalam
masing t hitung variabel sebesar 3,034 batas kriteria non autocorrelation.
untuk nilai tukar Rupiah (lnx3), 0,706 Model III
untuk struktur modal (lnx5), - 4,737 Nilai DW-test yang dihasilkan
untuk struktur aktiva (lnx6) dan – 13,769 dari model regresi III sebesar 1.521.
untuk rasio likuiditas (lnx7). Sehingga Kemudian atas dasar kriteria yang
dapat disimpulkan bahwa pada model digunakan pada uji autokorelasi maka
regresi III ini terjadi masalah dapat disimpulkan bahwa model regresi
heteroskedastisitas. III juga tidak mengalami masalah
Model IV autokorelasi dikarenakan nilai DW-test
Masing-masing nilai t hitung yang dihasilkan masih berada di dalam
variabel berada diantara nilai – t tabel dan batas kriteria non autocorrelation.
t tabel (– t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel) Model IV
dimana nilai t tabel itu sendiri sebesar ± Nilai DW-test yang dihasilkan
2,776. Adapun nilai masing-masing t dari model regresi IV sebesar 0,813.
hitung variabel sebesar 0,322 untuk Kemudian atas dasar kriteria yang
Inflasi (lnx4), - 0,355 untuk struktur digunakan pada uji autokorelasi maka
modal (lnx5), 0,413 untuk struktur aktiva dapat disimpulkan bahwa model regresi
(lnx6) dan 0,676 untuk rasio likuiditas IV juga tidak mengalami masalah
(lnx7). Sehingga dapat disimpulkan autokorelasi dikarenakan nilai DW-test
bahwa pada model regresi IV ini juga yang dihasilkan masih berada di dalam
tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. batas kriteria non autocorrelation.

Analisis Risiko Investasi Saham


Pada Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia 12
Periode 2003-2008
KESIMPULAN DAN SARAN perubahan struktur modal serta
Kesimpulan kemampuan perusahaan membayar
Berdasarkan pada hasil-hasil kewajibannya dalam jangka pendek
analisa yang didapat dalam proses (likuiditas) dimana masing-masing
pembahasan, maka pada bagian ini indikator tersebut lebih memilki
penulis akan mengambil beberapa dampak yang lebih tinggi
kesimpulan. Adapun hasil yang dibandingkan dengan perubahan pada
digunakan untuk menarik kesimpulan Struktur aktiva selama periode
dalam penelitian ini hanya didasari pada tersebut.
penggunaan model regresi II, mengenai 4. Dari beberapa variabel makro atau
penjelasan mengapa penulis memilih faktor risiko sistematis yang
menggunakan model ini telah dibahas digunakan dalam penelitian ini, dapat
pada bab sebelumnya (rangkuman diketahui pada masing-masing hasil
pembahasan). Hasil kesimpulan yang uji korelasi (t-tes) menunjukan bahwa
dimaksud adalah sebagai berikut: tidak semua variabel makro yang
1. Variabel Suku Bunga Deposito (1 digunakan dalam penelitian ini
tahun), Struktur Modal, Struktur memiliki pengaruh terhadap tingkat
Aktiva dan Rasio likuiditas risiko investasi saham pada sektor
merupakan variabel yang cocok properti periode 2003-2008. Seperti
digunakan sebagai variabel prediktor pada gambar 4.2 (PDB) dan gambar
dalam mengestimasi atau 4.17 (Inflasi) terlihat bahwa nilai t-
memprediksi besar kecilnya tingkat hitung yang dihasilkan berada
risiko investasi saham sektor properti diantara nilai t-tabel, sehingga dapat
(populasi). Hal ini dibuktikan dengan disimpulkan bahwa secara parsial
melihat nilai signifikansi pada Uji F, kedua variabel ini tidak memiliki
dimana didapat nilai f hitung yang pengaruh terhadap tingkat risiko
dihasilkan jauh lebih besar daripada saham sektor properti. Sedangakan
nilai F tabel yang telah ditentukan. pada gambar 4.7 (Suku Bunga
2. Dari hasil pengujian besarnya Deposito) dan 4.12 (Nilai Tukar
pengaruh (determinasi) atau uji R2 Rupiah) terlihat bahwa nilai t-hitung
menunjukan 99,8 % Tingkat Risiko yang dihasilkan berada di luar daerah
Investasi Saham Sektor Properti pada penerimaan Ha atau dengan kata lain
periode 2003-2008 dipengaruhi oleh telah melewati batas penerimaan nilai
Suku Bunga Deposito (1 tahun), t-tabel, sehingga dapat disimpulkan
Struktur Modal, Struktur Aktiva dan bahwa kedua variabel ini memiliki
Rasio Likuiditas. pengaruh signifikan terhadap tingkat
3. Sedangkan pada pengujian secara risiko saham sektor properti. Namun
parsial pada uji t ditemukan bahwa jika dilihat dari besar-kecilnya
Struktur Aktiva tidak memilki pengaruh yang dihasilkan maka
pengaruh yang signifikan terhadap secara jelas dapat dilihat bahwa Suku
Tingkat Risiko Investasi Saham Bunga Deposito 1 tahun memiliki
Sektor Properti, hal tersebut diyakini pengaruh signifikan yang jauh
oleh penulis bahwa para investor lebih besar dibandingkan Nilai Tukar
cenderung lebih terkonsentrasi pada Rupiah terhadap Dollar (Valas), maka
masalah gejolak suku bunga deposito, dapat disimpulkan bahwa selama

Analisis Risiko Investasi Saham


Pada Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia 13
Periode 2003-2008
periode 2003-2008 variabel/faktor menaikan ataupun menurunkan suku
makro yang paling berpengaruh bunga deposito dan suku bunga
terhadap tingkat risiko investasi kredit, disebabkan telah terbukti
saham sektor properti adalah Suku didalam penelitian secara empiris
Bunga Deposito. Selain itu hal ini bahwa faktor makro ini tetap memiliki
juga sekaligus membuktikan pengaruh paling besar dibandingkan
keempirisan hasil yang didapat dari faktor makro lainnya seperti PDB,
penelitian sebelumnya yang telah Nilai Tukar Rupiah (Valas) dan
dilakukan oleh peneliti lain. Inflasi.
4. Bagi investor maupun calon investor
Saran serta para pelaku pasar modal yang
Berikut ini penulis akan mencoba akan melakukan kegiatan investasi
mengemukakan beberapa saran khususnya investasi saham pada
sekirannya dapat dan mampu sektor properti agar lebih
memberikan manfaat serta acuan dalam memperhatikan tingkat suku bunga
melihat prospek lingkungan kegiatan deposito yang berlaku. Disamping itu
investasi terutama mengenai gambaran tidak lupa ataupun mengabaikan
lingkungan tingkat risiko investasi saham faktor mikro seperti Struktur Modal
pada sektor properti untuk kedepannya. dan Rasio Likuiditas, disebabkan
Beberapa saran yang dimaksud adalah kedua faktor mikro ini juga
sebagai berikut: mempunyai pengaruh signifikan
1. Dalam rangka mengembangkan dan terhadap tingkat risiko investasi
memasyarakatkan pasar modal saham pada sektor properti.
melalui reksa dana dengan 5. Bagi peneliti ataupun akademisi lain
mengharapkan partisipasi masyarakat yang hendak melanjutkan atau
(investor kecil) untuk ikut serta mengembangkan penelitian yang
berpartisipasi dalam kegiatan sudah ada khususnya mengenai
berinvestasi di pasar modal perlu lingkungan tingkat risiko investasi
difasilitasi informasi yang lengkap, saham pada sektor properti,
cepat dan terjangkau kepada diharapkan dapat menambah jumlah
masyarakat luas tentang manfaat dan unit penelitian serta rentang atau
cara melakukan investasi saham di periode penelitian yang akan
pasar modal. Kegiatan ini dapat digunakan sehingga keragaman hasil
ditempuh melalui pendidikan formal penelitian dapat terwujud dan dapat
maupun informal. memberikan hasil analisis penelitian
2. Pemerintah diharapkan dapat terbaru.
mempertahankan stabilitas ekonomi
dengan tingkat pertumbuhan yang DAFTAR PUSTAKA
tinggi, terutama di bidang moneter Abdul Halim. 2005. Analisis Investasi.
dalam jangka panjang sehingga iklim Edisi kedua. Jakarta: Salemba Empat.
investasi yang kondusif tetap dapat
terwujud. Ade Fatma Lubis. 2008. Pasar Modal.
3. Diperlukannya peran pemerintah Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
secara lebih dalam proses deregulasi
moneter terutama dalam kebijakan

Analisis Risiko Investasi Saham


Pada Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia 14
Periode 2003-2008
Ahmad Kamarudin. 2004. Dasar-dasar Semarang: Badan Penerbit Universitas
Manajemen Investasi dan Portofolio. Diponegoro.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gitman, Lawrence J. 2003. Principle of
Bank Indonesia. 2009. “Laporan Managerial Finance. 10th edition.
Perekonomian Indonesia 2008”. Hal: 4- International Edition Financial Series.
30. Boston: Addison-Wesley

____________. 2009. “Laporan Husnan Suad. 2003. Dasar-dasar Teori


Kebijakan Moneter Triwulan IV-2008”. Portofolio. Edisi kedua. Yogyakarta:
Hal: 1-17. AMP YKPN

Bodie. et al. 2004. Essentials of Munawir. 2002. Analisa Laporan


Investments. United States of America: Keuangan. Yogyakarta: Penerbit Liberty.
McgrawHill-Irwin.
Nazir. 2003. Metodologi Penelitian.
Danang Sunyoto. 2009. Analisis Regresi Jakarta: Graha Indonesia.
dan Uji hipotesis. Yogyakarta:
MedPress. Sawidji Widoatmojo. 2009. Pasar Modal
Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia
Dwi Priyatno. 2008. Mandiri Belajar
SPSS. Jakarta: MediaKom Sharpe, William. et al. 2005. Investment.
11th edition. New Jersey. Prentice Hill
Eduardus Tandelilin. 2001. Analisis
Investasi dan Manajemen Portofolio. Sugiono. 2004. Statistik Untuk
Yogyakarta: Penerbit BPFE Penelitian. Bandung: Alfabet.

Elton, Edwin J and Martin J Gruber. Sundjaja, Ridwan S dan Inge Barhan.
2003. Modern Portofolio, Theory and 2002. Manajemen Keuangan Satu.
Investment Analysis. 5th edition. New Edisi keempat. Jakarta: Prenhallindo.
york: John Willey & son’s inc.
Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan
Ghozali, Iman. 2001. Aplikasi Analisis Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi
Multivariate Dengan Program SPSS. pertama. Yogyakarta: EKONISIA.

Analisis Risiko Investasi Saham


Pada Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia 15
Periode 2003-2008

Você também pode gostar