Você está na página 1de 62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1..Sejarah Organisasi Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi


(Kormonev)

Kelompok Kerja Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi (Kormonev)

Nasional merupakan kelompok kerja yang dibentuk oleh Kementerian

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (yang sekarang menjadi

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi)

yang mengacu pada Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5

Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Dalam Instruksi

Presiden No 5 Tahun 2004 Diktum KESEBELAS Nomor 4 Item d,

ditegaskan bahwa Presiden Republik Indonesia menugaskan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara untuk mengkoordinasikan,

memonitor, dan mengevaluasi pelaksanaan Inpres tersebut.

Mekanisme koordinasi, monitoring, dan evaluasi (Kormonev)

pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tersebut dilakukan

secara berjenjang sebagaimana telah diatur dalam Pedoman Umum

Kormonev Nasional yang diterbitkan melalui Keputusan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara, No : KEP/120/M.PAN/4/2006. Dengan

mekanisme berjenjang ini, diharapkan masing-masing instansi pemerintah

melakukan koordinasi, monitoring, dan evaluasi di lingkungan kerjanya

74
masing-masing dan melaporkan hasilnya kepada Presiden melalui Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.

Hal tersebut bertujuan agar dalam pelaksanaan Instruksi Presiden

Nomor 5 Tahun 2004 di semua instansi pemerintah dapat dilakukan

secara efektif dan efisien. Dengan demikian mereka (instansi pemerintah)

dapat bersinergi untuk melakukan upaya bersama dalam melaksanakan

percepatan pemberantasan korupsi.

2. Mekanisme Pelaporan Kormonev

Gambar 4.1 berikut menggambarkan mekanisme pelaporan hasil

Kormonev secara Nasional.

Gambar 4.1.
Mekanisme Pelaporan Kormonev Berjenjang

Kementerian Pendayagunaan Aparatur


Negara dan Reformasi Birokrasi

75
3. Kelembagaan Kormonev

Prinsip kerja Kormonev secara berjenjang mengharuskan adanya

organisasi Kormonev di tingkat Nasional maupun pada setiap instansi

pemerintah baik di pusat maupun di daerah. Tatacara dan mekanisme

koordinasi antara organisasi Kormonev Nasional dan organisasi

Kormonev instansi dilakukan melalui :

1. Penyebaran informasi berupa pamplet/leaflet, sosialisasi, dan

asistensi pedoman umum, petunjuk pelaksanaan, serta modul-modul

yang berkaitan dengan Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi

Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004.

2. Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional, Regional, dan Sektoral.

3. Penyelenggaraan Konsultasi Publik

4. Pengumpulan data, peninjauan lapangan, pengolahan data dan

penyusunan laporan dan hasil evaluasi dalam rangka memberikan

feedback terhadap pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 dan

butir-butir Rencana Aksi Nasional – Pemberantasan Korupsi.

4. Tugas Pokok

Seuai dengan amanat yang diberikan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi kepada kelompok kerja

Kormonev, maka tugas pokok yang harus dijalankan oleh Kormonev

adalah :

1. Membahas bahan-bahan yang berkaitan dengan pelaksanaan Inpres

No. 5 Tahun 2004 dalam rangka memonitor dan mengevaluasi

76
program-program pemberantasan korupsi, penyusunan laporan

kepada Presiden RI, dan publikasi kepada masyarakat.

2. Mengadakan pertemuan koordinasi secara periodik atas undangan

Pelaksana Harian Kormonev Nasional.

3. Berkoordinasi dengan Sekretariat Kormonev Nasional dalam

penyiapan laporan pertanggungjawaban Kormonev Nasional kepada

Presiden RI, dan publikasi kepada masyarakat.

4. Setiap anggota Kelompok Kerja (Pokja) Kormonev Nasional

menyampaikan hasil rapat Pokja kepada pimpinan instansi/ lembaga

yang diwakili untuk ditindaklanjuti.

5. Setiap anggota Pokja Kormonev Nasional memberikan data dan

informasi yang diperlukan Pokja yang berasal dari instansi/ lembaga

yang diwakili.

5. Fungsi

Mengkoordinasikan, memonitoring, dan mengevaluasi hasil

pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 yang telah dilakukan oleh

masing-masing instansi/lembaga Pemerintah.

6. Struktur Organisasi Kormonev Nasional

Pada Gambar 4.2 dibawah ditampilkan struktur organisasi dari

Kormonev Nasional :

77
Gambar 4.2.
Struktur Organisasi Kormonev Nasional

Penanggungjawab Kormonev Nasional


(Menteri endayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi)

Pelaksana Harian Kormonev Nasional


(Deputi Menteri Negara PAN Bidang Pengawasan)

Sekretariat Kormonev Kelompok Kerja Kormonev :


(Struktur di Kementerian Pemerintah
Pendayagunaan Aparatur Masyarakat
Negara dan Reformasi Dunia Usaha
Birokrasi)

Desk I Desk II Desk III Desk IV


Pencegahan Penegakan Penertiban Pelayanan
Hukum Aparatur Negara Publik

B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Penelitian

1. Pengujian Validitas

Metode yang digunakan untuk pengujian validitas adalah Metode

Product Moment. Dimana untuk pengujian validitas ini dilakukan terhadap

25 orang responden yang diberikan kuisioner yang berisikan pernyataan

tentang variabel komitmen anggota (X1), budaya kerja (X2), dan kinerja

pegawai (Y).

Data yang terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan

bantuan SPSS Ver 17.0 dan diperoleh hasil seperti tampak pada lampiran

78
2. Hasil analisis data berupa angka korelasi (r hitung) yang kemudian

dibandingkan dengan r tabel nya yaitu 0,398. Apabila nilai r hitung ≥

0,398, maka butir pernyataan tersebut valid dan jika nilai r hitung < 0,398

maka butir pernyataan tersebut tidak valid.

Pengujian validitas untuk variabel komitmen anggota dilakukan

terhadap 27 butir pernyataan. Pada Tabel 4.1 berikut adalah hasil

pengujian validitas untuk variabel komitmen anggota tersebut :

Tabel 4.1.

Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel Komitmen Anggota


Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
X1_1 85.36 79.157 .400 .903
X1_2 85.56 78.257 .526 .901
X1_3 85.20 78.833 .535 .901
X1_4 85.28 76.793 .681 .898
X1_5 85.24 78.773 .468 .902
X1_6 85.64 78.073 .539 .901
X1_7 85.32 76.143 .673 .898
X1_8 85.40 82.000 .173 .907
X1_9 85.28 76.210 .655 .898
X1_10 85.12 76.277 .631 .899
X1_11 85.04 76.123 .739 .897
X1_12 85.04 74.540 .666 .898
X1_13 85.36 77.990 .588 .900
X1_14 85.24 76.523 .698 .898
X1_15 85.60 85.083 -.127 .915
X1_16 85.48 75.427 .611 .899
X1_17 86.00 77.417 .409 .904
X1_18 85.44 78.423 .591 .900
X1_19 85.28 79.210 .432 .903
X1_20 85.24 77.023 .646 .899
X1_21 85.40 75.083 .662 .898
X1_22 85.20 80.667 .241 .906
X1_23 85.36 83.490 .025 .908
X1_24 85.12 76.943 .471 .902
X1_25 85.32 77.060 .441 .903
X1_26 85.56 76.923 .527 .901
X1_27 85.56 80.007 .414 .903

79
Pada Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 27 butir

pernyataan tentang komitmen anggota (X1), hanya 4 butir yang tidak

valid. Keempat butir pernyataan tentang komitmen anggota (X1) yang

tidak valid ini terdapat pada item X1_8, X1_15, X1_X22, dan X1_23,

dimana hal ini disebabkan nilai r hitung ketiga butir ini (pada kolom

corrected ítem-total correlation) lebih kecil dari r tabel (r hitung < 0,398).

Dengan demikian, dari 27 butir pernyataan tentang komitmen anggota

(X1) terdapat 23 butir pernyataan yang valid.

Pengujian validitas untuk variabel budaya kerja dilakukan

terhadap 27 butir pernyataan. Pada Tabel 4.2 berikut adalah hasil

pengujian validitas untuk variabel budaya kerja tersebut :

80
Tabel 4.2.

Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel Budaya Kerja

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
X2_1 88.04 90.040 .596 .852
X2_2 88.24 88.690 .589 .851
X2_3 88.12 85.777 .810 .844
X2_4 88.28 88.793 .521 .853
X2_5 88.28 90.877 .490 .854
X2_6 87.28 98.377 -.037 .872
X2_7 88.20 87.083 .737 .847
X2_8 88.32 86.977 .736 .847
X2_9 88.48 87.093 .665 .848
X2_10 88.04 102.207 -.286 .874
X2_11 88.16 91.390 .510 .854
X2_12 88.24 90.690 .536 .853
X2_13 88.28 88.377 .671 .849
X2_14 87.44 100.340 -.135 .877
X2_15 88.28 90.377 .636 .851
X2_16 88.36 90.657 .663 .851
X2_17 88.16 91.307 .656 .852
X2_18 88.12 90.443 .638 .851
X2_19 88.16 91.057 .597 .853
X2_20 87.68 103.310 -.311 .878
X2_21 88.24 91.273 .543 .854
X2_22 88.40 88.750 .707 .849
X2_23 87.56 97.590 .005 .871
X2_24 87.84 94.807 .168 .865
X2_25 88.44 90.423 .600 .852
X2_26 87.76 94.607 .130 .869
X2_27 88.08 90.327 .640 .851

Pada Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa dari 27 butir

pernyataan tentang budaya kerja (X2), hanya 7 butir yang tidak valid.

Ketujuh butir pernyataan tentang budaya kerja (X2) yang tidak valid ini

terdapat pada item X2_6, X2_10, X2_14, X2_20, X2_23, X2_24, dan

X2_26, dimana hal ini disebabkan nilai r hitung kedua butir ini (pada kolom

corrected ítem-total correlation) lebih kecil dari r tabel (r hitung < 0,398).

81
Dengan demikian, dari 27 butir pernyataan tentang budaya kerja (X2)

terdapat 20 butir pernyataan yang valid.

Pengujian validitas untuk variabel kinerja pegawai dilakukan

terhadap 42 butir pernyataan. Pada Tabel 4.3 dibawah dapat dilihat

bahwa dari 42 butir pernyataan tentang kinerja pegawai (Y), hanya 11

butir yang tidak valid. Kesebelas butir pernyataan tentang kinerja pegawai

(Y) yang tidak valid ini terdapat pada item Y_5, Y_6, Y_10, Y_15, Y_18,

Y_22, Y_23, Y_28, Y_33, Y_37, dan Y_41, dimana hal ini disebabkan nilai

r hitung kedua butir ini (pada kolom corrected ítem-total correlation) lebih

kecil dari r tabel (r hitung < 0,398). Dengan demikian, dari 42 butir

pernyataan tentang kinerja pegawai (Y) terdapat 31 butir pernyataan yang

valid. Pada Tabel 4.3 berikut adalah hasil pengujian validitas untuk

variabel kinerja pegawai tersebut :

82
Tabel 4.3.

Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel Kinerja Pegawai

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Y_1 130.72 224.793 .489 .921
Y_2 130.56 222.840 .639 .920
Y_3 130.44 221.590 .600 .920
Y_4 130.60 220.000 .671 .919
Y_5 129.96 238.373 -.144 .931
Y_6 130.72 231.793 .142 .924
Y_7 131.00 223.000 .482 .921
Y_8 130.76 225.690 .532 .921
Y_9 130.76 221.440 .631 .920
Y_10 131.12 231.193 .157 .924
Y_11 130.68 225.310 .442 .922
Y_12 130.52 224.093 .550 .921
Y_13 130.68 224.310 .448 .921
Y_14 130.84 222.390 .582 .920
Y_15 130.44 230.007 .159 .925
Y_16 130.56 219.673 .578 .920
Y_17 130.20 221.250 .610 .920
Y_18 130.72 230.793 .174 .924
Y_19 130.52 223.343 .592 .920
Y_20 130.52 218.010 .805 .918
Y_21 130.56 217.340 .784 .918
Y_22 130.84 228.223 .289 .923
Y_23 130.24 233.523 -.017 .931
Y_24 130.76 218.857 .647 .919
Y_25 130.68 214.643 .742 .918
Y_26 130.56 215.090 .772 .918
Y_27 130.72 221.210 .616 .920
Y_28 130.88 234.527 -.015 .925
Y_29 130.52 215.760 .732 .918
Y_30 130.64 219.907 .696 .919
Y_31 130.52 225.177 .490 .921
Y_32 130.64 222.657 .558 .920
Y_33 130.60 233.333 .042 .925
Y_34 131.08 218.160 .562 .920
Y_35 130.32 218.643 .803 .918
Y_36 130.52 220.593 .672 .919
Y_37 130.80 230.917 .095 .926
Y_38 130.44 223.340 .514 .921
Y_39 130.56 221.090 .556 .920
Y_40 130.40 221.417 .602 .920
Y_41 130.72 228.543 .291 .923
Y_42 130.48 223.677 .560 .921

83
Dengan demikian, berdasarkan hasil pengujian validitas pada

Tabel 4.3 di atas dapat disimpulkan bahwa untuk pengujian reliabilitas

selanjutnya, maka untuk variabel komitmen anggota (X1) akan diwakili

oleh 23 butir pernyataan yang sudah valid. Untuk variabel budaya kerja

(X2), akan diwakili oleh 20 butir pernyataan yang sudah valid. Sedangkan

untuk variabel kinerja pegawai (Y), akan diwakili oleh 31 butir pernyataan

yang sudah valid sebelumnya.

2. Pengujian Reliabilitas

Metode yang digunakan untuk pengujian reliabilitas adalah

metode Alpha Cronbach. Sepertihalnya pengujian validitas, untuk

pengujian reliabilitas ini juga dilakukan terhadap 25 orang responden yang

diberikan kuisioner yang berisikan pernyataan tentang variabel komitmen

anggota (X1), budaya kerja (X2), dan kinerja pegawai (Y).

Data yang terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan

bantuan SPSS Ver 17.0 dan diperoleh hasil seperti tampak pada lampiran

2. Hasil analisis data berupa angka Alpha Cronbach (Alpha hitung) yang

kemudian dibandingkan dengan r tabel nya yaitu 0,398. Apabila nilai

Alpha hitung ≥ 0,398, maka butir pernyataan tersebut reliabil dan jika nilai

Alpha hitung < 0,398 maka butir pernyataan tersebut tidak reliabil. Pada

Tabel 4.4 berikut adalah hasil pengujian reliabilitas ketiga variabel

penelitian tersebut :

84
Tabel 4.4.

Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner Penelitian

No. Variabel Penelitian Alpha r tabel Kesimpulan


Hitung
1 Komitmen Anggota (X1) 0,923 0,398 Reliabil
2 Budaya Kerja (X2) 0,945 0,398 Reliabil
3 Kinerja Tim Kormonev (Y) 0,956 0,398 Reliabil

Pada Tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa hasil pengujian

reliabilitas terhadap variabel komitmen anggota menghasilkan nilai Alpha

hitung sebesar 0,923. Untuk variabel budaya kerja menghasilkan nilai

Alpha hitung sebesar 0,945. Sedangkan untuk variabel kinerja pegawai

menghasilkan nilai Alpha hitung sebesar 0.956. Ketiga nilai Alpha hitung

dari ketiga variabel ini jauh lebih besar daripada nilai Tabel yang hanya

sebesar 0,398. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

butir-butir pernyataan ketiga variabel penelitian yang sudah valid ini juga

termasuk sudah reliabil.

C. Karakteristik Responden

Dalam sub bab karakteristik responden ini akan diuraikan

mengenai jenis kelamin, golongan kepangkatan, pengalaman kerja, dan

pendidikan terakhir dari 60 orang pegawai dari Tim Koordinasi, Monitoring,

dan Evaluasi (Kormonev) Nasional. Hasil dari masing-masing karakteristik

akan dideskripsikan melalui Tabel dan Grafik batang.

85
1. Jenis Kelamin

Berikut adalah hasil analisis terhadap item jenis kelamin

responden dari 60 orang pegawai di Tim Kormonev Nasional.

Tabel 4.5.

Frekuensi Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frekuensi Persentase
Jenis Kelamin
(Orang) (%)
Pria 47 78

Wanita 13 22

Jumlah 60 100

Gambar 4.3.

Grafik Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Frekuensi (Orang)

50

40
30 47
20
10 13
0

Pria
Wanita
Jenis Kelamin

Berdasarkan Tabel 4.5 dan Gambar 4.3 di atas dapat dilihat

bahwa sebagian besar pegawai di Tim Kormonev Nasional adalah berasal

dari kaum pria, dengan jumlah responden sebanyak 47 orang atau 78 %

86
dari total responden. Sedangkan sisanya sebanyak 13 orang atau 22 %,

berasal dari kaum wanita.

2. Golongan Kepangkatan

Berikut adalah hasil analisis terhadap item golongan kepangkatan

responden dari 60 orang pegawai di Tim Kormonev Nasional.

Tabel 4.6.

Frekuensi Data Responden Berdasarkan Golongan Kepangkatan

Golongan Kepangkatan Frekuensi Persentase


(Orang) (%)
IA – ID 0 0

IIA – IID 5 8

IIIA - IIID 8 14

IVA - IVD 47 78

Jumlah 60 100

Gambar 4.4.

Grafik Data Responden Berdasarkan Golongan Kepangkatan


Frekuensi (Orang)

50
40
30
20 47
10
5
0 8
IA - ID
IIA - IID
IIIA - IIID
IVA - IVD
Golongan Kepangkatan

87
Berdasarkan Tabel 4.6 dan Gambar 4.4 di atas dapat dilihat

bahwa sebagian besar pegawai di Tim Kormonev Nasional merupakan

para pegawai yang berasal dari Golongan Kepangkatan IVA - IVD,

dengan jumlah responden sebanyak 47 orang atau 78 % dari total

responden. Selanjutnya adalah para pegawai yang berasal dari Golongan

Kepangkatan IIIA - IIID, dengan jumlah responden sebanyak 8 orang atau

14 %. Sedangkan sisanya berasal dari Golongan Kepangkatan IIA - IID,

dengan jumlah sebanyak 5 orang atau 8 %.

3. Pengalaman Kerja

Berikut adalah hasil analisis terhadap item pengalaman kerja

responden dari 60 orang pegawai di Tim Kormonev Nasional.

Tabel 4.7.

Frekuensi Data Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Pengalaman Kerja Frekuensi Persentase


(Orang) (%)
Kurang dari 5 tahun 9 15
5 – 10 tahun 16 27
11 – 20 tahun 14 23
21 – 30 tahun 21 35
Lebih dari 30 tahun 0 0
Jumlah 60 100

88
Gambar 4.5.

Grafik Data Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

30
Frekuensi (Orang)

20

10 16
9 21
14
0
<5 5 - 10
tahun 11 - 20
tahun 21 - 30
tahun > 30
tahun
tahun
Pengalaman Kerja

Berdasarkan Tabel 4.7 dan Gambar 4.5 di atas dapat dilihat

bahwa sebagian besar pegawai di Tim Kormonev Nasional merupakan

para pegawai yang mempunyai masa kerja 21 – 30 tahun, dengan jumlah

responden sebanyak 21 orang atau 35 % dari total responden.

Selanjutnya adalah para pegawai yang mempunyai masa kerja 5 – 10

tahun dan 11 - 20 tahun, dengan jumlah responden masing-masing

sebanyak orang 16 (27 %) dan 14 orang (23 %). Sedangkan responden

yang mempunyai masa kerja kurang dari 5 tahun, berjumlah sebanyak 9

orang atau 15 %.

4. Pendidikan Terakhir

Berikut adalah hasil analisis terhadap item pendidikan terakhir

responden dari 60 orang pegawai di Tim Kormonev Nasional.

89
Tabel 4.8.

Frekuensi Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase


(Orang) (%)
SLTA sederajat 6 10

Diploma/ Akademi 0 0

Diploma IV/ Sarjana S1 33 55

Pascasarjana S2/ S3 21 35

Jumlah 60 100

Gambar 4.6.

Grafik Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir


Frekuensi (Orang)

40
30
20 33
21
10
6
0
SMU D3 S1 S2 / S3
Pendidikan Terakhir

Berdasarkan Tabel 4.8 dan Gambar 4.6 di atas dapat dilihat

bahwa sebagian besar pegawai di Tim Kormonev Nasional merupakan

para pegawai yang berasal dari lulusan Diploma atau Sarjana S1, dengan

jumlah responden sebanyak 33 orang atau 55 % dari total responden.

Selanjutnya adalah para pegawai yang berasal dari lulusan pascasarjana,

90
berjumlah sebanyak 21 orang atau 35 % dan sisanya sebanyak 6 orang

pegawai atau 10 %, merupakan pegawai yang berasal dari lulusan SLTA.

D. Deskripsi Data Variabel Penelitian

Pada sub bab ini akan dideskripsikan data dari tiga variabel

penelitian, yaitu variabel Komitmen Anggota, budaya kerja, dan kinerja

pegawai Tim Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi (Kormonev). Data yang

digunakan sebagai dasar pendeskripsian variabel penelitian ini berasal

dari jawaban atau tanggapan pegawai Tim Kormonev Nasional pada dari

setiap variabel penelitian ini. Jawaban dari pegawai Tim Kormonev

Nasional tersebut tertuang dalam pendeskripsian data penelitian yang

berupa ukuran tendensial statistik dan distribusi frekuensi. Angka-angka

yang disajikan, setelah diolah dari data mentah dengan menggunakan

statistika deskriptif menggambarkan nilai rata-rata, median, modus,

simpangan baku, nilai minimum,nilai maksimum, rentangan nilai, dan

distribusi frekuensi yang disertai grafik dalam bentuk grafik batang.

Data yang disajikan pada bagian deskripsi ini adalah data dari dua

variabel bebas, yaitu komitmen anggota (X1) dan budaya kerja (X2) dan

satu variabel terikat yaitu kinerja pegawai (Y). Penyajian deskripsi data

dari masing-masing variabel disajikan sebagai berikut:

91
1. Komitmen Anggota

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap variabel Komitmen

Anggota, diperoleh nilai terendah adalah 55 dan nilai tertinggi adalah 106

dengan rentangan nilai sebesar 51. Nilai variabel Komitmen Anggota

tersebut diperoleh dari tranformasi jumlah total skor ke-23 butir pernyataan

variabel Komitmen Anggota Tim Kormonev Nasional. Perhitungan

terhadap distribusi nilai variabel Komitmen Anggota tersebut

menghasilkan : (1) Nilai rata-rata 78,65: (2) Simpangan baku 11,082: (3)

Median sebesar 80: dan (4) Modus bernilai 80.

Selanjutnya, untuk lebih memperjelas tanggapan responden maka

peneliti menyajikan dalam bentuk tabel frekuensi terhadap data penelitian

yang didasarkan pada komposisi skor. Tujuannya untuk mengetahui

kategori tanggapan responden terhadap variabel Komitmen Anggota.

Tabel 4.9 menampilkan sebaran atau distribusi data dari variabel variabel

komitmen anggota dalam bentuk tabel frekuensi, sedangkan Gambar 4.7

menampilkan data variabel variabel komitmen anggota dalam bentuk

grafik batang.

92
Tabel 4.9.

Distribusi Frekuensi Data Variabel Komitmen Anggota

No. Interval Kelas Frekuensi Persentase


(Orang) (%)
1 55 - 65 11 18

2 66 - 76 9 15

3 77 - 87 27 46

4 88 - 98 11 18

5 99 - 109 2 3

Jumlah 60 100

Gambar 4.7.

Grafik Data Variabel Komitmen Anggota

30
Frekuensi (Orang)

25

20

15
27
10
11
5 9 11
0
2
55 - 65 66 - 76 77 - 87
88 - 98
99 - 109
Rentang Skor Komitmen Pegawai

93
Berdasarkan sebaran skor yang terdapat pada Tabel 4.9 dan

Gambar 4.7, freksensi tertinggi responden menjawab pertanyaan yang

diajukan terhadap variabel Komitmen Anggota berada pada interval kelas

77 - 87 sebanyak 27 orang atau 46 % dari total responden. Selanjutnya

disusul oleh jawaban responden yang berada pada interval kelas 55 - 65

dengan jumlah 11 orang responden atau 18 %. Sementara jawaban yang

berada pada interval kelas 88 - 98 berada pada posisi ketiga dengan

responden sebanyak 11 orang atau 18 %. Sedangkan jawaban responden

yang berada pada interval kelas 66 - 76, berada pada posisi keempat

dengan jumlah responden sebanyak 9 orang atau 15 %. Sedangkan

sisanya 2 orang responden (3 %) berada pada interval kelas 99 - 109.

Berdasarkan hasil di atas, maka dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar responden menilai bahwa Komitmen

Anggota di Tim Kormonev Nasional sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat

dari rata-rata data variabel Komitmen Anggota (sebesar 78,65) yang

berada pada kategori cukup baik (interval kelas 77 - 87).

Berikutnya adalah sebaran skor data berdasarkan butir-butir

penyataan tentang variabel Komitmen Anggota. Dengan mendeskripsian

skor data berdasarkan butir-butir pernyataan ini, maka akan diketahui skor

data terendah sampai dengan skor data tertinggi pada masing-masing

butir pernyataan tentang variabel Komitmen Anggota. Tabel 4.10

menampilkan skor data pada butir pernyataan tentang variabel Komitmen

Anggota.

94
Tabel 4.10.

Skor Data Variabel Komitmen Anggota

Butir Jumlah Butir


Jumlah Skor
Pernyataan Skor Pernyataan
X1_1 214 X1_14 198
X1_2 185 X1_16 187
X1_3 209 X1_17 208
X1_4 196 X1_18 201
X1_5 217 X1_19 187
X1_6 201 X1_20 204
X1_7 212 X1_21 196
X1_9 226 X1_24 211
X1_10 232 X1_25 203
X1_11 220 X1_26 205
X1_12 209 X1_27 197
X1_13 201

Pada Tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa tiga skor penilaian

terendah tentang variabel Komitmen Anggota terdapat pada butir X1_2

(Kesendirian dalam organisasi ini), X1_16 (peluang mendapat fasilitas

yang lebih baik jika bekerja ditempat kerja lain), dan X1_19 (Kesetiaan

pada kantor ini dengan meredam keinginan untuk pindah ke tempat lain).

Sedangkan butir pernyataan tentang variabel Komitmen Anggota yang

memiliki nilai tertinggi adalah butir X1_10 (Kerugian yang rasakan jika

keluar dari organisasi ini), X1_9 (Perasaan bersalah, jika organisasi ini

mendapat masalah), dan X1_11 (Pemberian organisasi ini dalam

mencukupi segala kebutuhan yang diinginkan).

95
2. Budaya Kerja

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap variabel budaya kerja,

diperoleh nilai terendah adalah 41 dan nilai tertinggi adalah 88 dengan

rentangan nilai sebesar 51. Nilai variabel budaya kerja tersebut diperoleh

dari tranformasi jumlah total skor ke-20 butir pernyataan variabel budaya

kerja. Perhitungan terhadap distribusi nilai variabel budaya kerja tersebut

menghasilkan : (1) Nilai rata-rata 68,15: (2) Simpangan baku 10,557: (3)

Median sebesar 70: dan (4) Modus bernilai 70.

Selanjutnya, untuk lebih memperjelas tanggapan responden maka

peneliti menyajikan dalam bentuk Tabel frekuensi terhadap data penelitian

yang didasarkan pada komposisi skor. Tujuannya untuk mengetahui

kategori tanggapan responden terhadap variabel budaya kerja. Tabel 4.11

dan Gambar 4.8 menampilkan sebaran data variabel variabel budaya

kerja dalam bentuk Tabel frekuensi dan Grafik batang.

Tabel 4.11.

Distribusi Frekuensi Data Variabel Budaya Kerja

No. Interval Kelas Frekuensi Persentase


(Orang) (%)
1 41 - 50 4 7

2 51 - 60 8 13

3 61 - 70 24 40

4 71 - 80 17 28

5 81 - 90 7 12

Jumlah 60 100

96
Gambar 4.8.

Grafik Data Variabel Budaya Kerja

30
24
Frekuensi (Orang)

20 17

10 8
4 7

0
41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90
Rentang Skor Budaya Kerja

Berdasarkan sebaran skor yang terdapat pada Tabel 4.11 dan

Gambar 4.8, freksensi tertinggi responden menjawab pertanyaan yang

diajukan terhadap variabel budaya kerja berada pada interval kelas 61 -

70 sebanyak 24 orang atau 40 % dari total responden. Selanjutnya disusul

oleh jawaban responden yang berada pada interval kelas 71 - 80 dengan

jumlah 17 orang responden atau 28 %. Sementara jawaban yang berada

pada interval kelas 51 – 60 dan 81 – 90 berada pada posisi ketiga dan

keempat dengan responden masing-masing sebanyak 8 orang (13 %) dan

7 orang (12 %). Sedangkan jawaban responden yang berada pada

interval kelas 41 - 50 berada pada posisi kelima dengan jumlah responden

sebanyak 4 orang atau 7 %.

Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar responden menilai bahwa budaya kerja Tim Kormonev Nasional

97
sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata data variabel budaya

kerja (sebesar 68,15) yang berada pada kategori cukup baik (interval

kelas 61 - 70).

Berikutnya adalah sebaran skor data berdasarkan butir-butir

penyataan tentang variabel budaya kerja. Dengan mendeskripsian skor

data berdasarkan butir-butir pernyataan ini, maka akan diketahui skor data

terendah sampai dengan skor data tertinggi pada masing-masing butir

pernyataan tentang variabel budaya kerja. Tabel 4.12 menampilkan skor

data pada butir pernyataan tentang variabel budaya kerja.

Tabel 4.12.

Skor Data Variabel Budaya Kerja

Butir Jumlah Butir Jumlah


Pernyataan Skor Pernyataan Skor
X2_1 210 X2_13 216
X2_2 206 X2_15 198
X2_3 214 X2_16 200
X2_4 205 X2_17 200
X2_5 210 X2_18 206
X2_7 223 X2_19 203
X2_8 221 X2_21 191
X2_9 211 X2_22 179
X2_11 217 X2_25 191
X2_12 202 X2_27 186

Pada Tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa tiga skor penilaian

terendah tentang variabel budaya kerja terdapat pada butir X2_22

(Tindakan menghadapi dengan berani, jika ada suatu keadaan yang

kurang menguntungkan dilingkungan kerja ini), X2_27 (Jika ada kebijakan

yang dibuat organisasi dan bersifat tidak menguntungkan pegawai, maka

98
tidak menyalahkan organisasi), dan X1_25 (Selalu berpikir positif terhadap

segala norma/ etika kerja yang berlaku di lingkungan kerja). Sedangkan

butir pernyataan tentang variabel budaya kerja yang memiliki nilai tertinggi

adalah butir X2_7 (Para pegawai mengetahui bahwa setiap pegawai harus

mendukung segala kebijakan yang dibuat organisasi), X2_8 (Para

pegawai menyadari bahwa segala kebijakan yang dibuat organisasi

difungsikan agar pekerjaan dapat berjalan dengan baik), dan X2_11

(Sebagai pegawai, maka harus mengutamakan kewajiban terlebih dahulu

sebelum menuntut haknya).

3. Kinerja Pegawai

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap variabel kinerja pegawai,

diperoleh nilai terendah adalah 56 dan nilai tertinggi adalah 125 dengan

rentangan nilai sebesar 69. Nilai variabel kinerja pegawai tersebut

diperoleh dari tranformasi jumlah total skor ke-31 butir pernyataan variabel

kinerja pegawai Tim Kormonev Nasional. Perhitungan terhadap distribusi

nilai variabel kinerja pegawai tersebut menghasilkan : (1) Nilai rata-rata

99,53: (2) Simpangan baku 15,283: (3) Median sebesar 100: dan (4)

Modus bernilai 94.

Selanjutnya, untuk lebih memperjelas tanggapan responden maka

peneliti menyajikan dalam bentuk Tabel frekuensi terhadap data penelitian

yang didasarkan pada komposisi skor. Tujuannya untuk mengetahui

kategori tanggapan responden terhadap variabel kinerja pegawai. Tabel

99
4.13 menampilkan sebaran data variabel variabel kinerja pegawai dalam

bentuk tabel frekuensi, sedangkan Gambar 4.9 menampilkan data

variabel variabel kinerja pegawai dalam bentuk grafik batang.

Tabel 4.13.

Distribusi Frekuensi Data Variabel Kinerja Pegawai

No. Interval Kelas Frekuensi Persentase


(Orang) (%)
1 56 - 69 3 5

2 70 - 83 5 8

3 84 - 97 18 30

4 98 - 111 19 32

5 112 - 125 15 25

Jumlah 60 100

Gambar 4.9.

Grafik Data Variabel Kinerja Pegawai

25
Frekuensi (Orang)

20 18 19

15 15

10
3 5
5
0
56 - 69 70 - 83 84 - 97 98 - 111 112 - 125
Rentang Skor Kinerja Pegawai

100
Berdasarkan sebaran skor yang terdapat pada Tabel 4.13 dan

Gambar 4.9, freksensi tertinggi responden menjawab pertanyaan yang

diajukan terhadap variabel kinerja pegawai berada pada interval kelas 98 -

111 sebanyak 19 orang atau 32 % dari total responden. Selanjutnya

disusul oleh jawaban responden yang berada pada interval kelas 84 - 97

dengan jumlah 18 orang responden atau 30 %. Sementara jawaban yang

berada pada interval kelas 112 - 125 berada pada posisi ketiga dengan

responden sebanyak 15 orang atau 25 %. Sedangkan jawaban responden

yang berada pada interval kelas 70 - 83, berada pada posisi keempat

dengan jumlah responden sebanyak 5 orang atau 8 %. Sedangkan

sisanya 3 orang responden (5 %) berada pada interval kelas 56 - 69.

Berdasarkan hasil di atas, maka dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar responden menilai bahwa kinerja

pegawai Tim Kormonev Nasional sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-

rata data variabel kinerja pegawai (sebesar 99,53) yang berada pada

kategori baik (interval kelas 98 - 111).

Berikutnya adalah sebaran skor data berdasarkan butir-butir

penyataan tentang variabel kinerja pegawai. Dengan mendeskripsian skor

data berdasarkan butir-butir pernyataan ini, maka akan diketahui skor data

terendah sampai dengan skor data tertinggi pada masing-masing butir

pernyataan tentang variabel kinerja pegawai. Tabel 4.14 menampilkan

skor data pada butir pernyataan tentang variabel kinerja pegawai.

101
Tabel 4.14.

Skor Data Variabel Kinerja Pegawai

Butir Jumlah Butir Jumlah


Pernyataan Skor Pernyataan Skor
Y_1 190 Y_24 187
Y_2 192 Y_25 186
Y_3 193 Y_26 192
Y_4 201 Y_27 182
Y_7 187 Y_29 190
Y_8 197 Y_30 192
Y_9 197 Y_31 194
Y_11 187 Y_32 200
Y_12 198 Y_34 188
Y_13 195 Y_35 205
Y_14 187 Y_36 203
Y_16 186 Y_38 195
Y_17 198 Y_39 187
Y_19 194 Y_40 197
Y_20 185 Y_42 198
Y_21 189

Pada Tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa tiga skor penilaian

terendah tentang variabel kinerja pegawai terdapat pada butir Y_27

(Kemampuan menterjemahkan tugas yang diberikan pimpinan), Y_20

(Tingkat pelanggaran yang dibuat terhadap kebijakan yang dibuat

organisasi dalam bekerja), dan Y_25 (Kemampuan bekerja sendiri).

Sedangkan butir pernyataan tentang variabel kinerja pegawai yang

memiliki nilai tertinggi adalah butir Y_35 (Kesediaan untuk selalu hadir

dalam rapat tim), Y_4 (Tingkat keakuratan hasil kerja), dan Y_36

(Keterlibatan untuk membela hasil kerja tim).

102
E. Pengujian Persyaratan Analisis

Analisis data untuk menguji hipotesa penelitian dilakukan dengan

mengumpulkan analisis statistik parametrik, yaitu analisis regresi.

Pengujian persyaratan analisis regresi ini meliputi uji normalitas, dan

homogenitas.

1. Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data.

Dalam analisis regresi, data dari tiap-tiap variabel yang dianalisis harus

mempunyai sebaran atau distribusi normal. Metode yang digunakan untuk

menganalisis normalitas ini menggunakan metode Kolmogorov Smirnov.

Menurut metode Kolmogorov Smirnov (KS), suatu data dalam

model analisis dikatakan mengikuti sebaran normal jika nilai

signifikansinya lebih besar dari alpha 5 %. Dan sebaliknya suatu data

dikatakan tidak mengikuti sebaran normal jika nilai signifikansinya lebih

kecil dari alpha 5% (Steel, 1999: 365). Tabel 4.15 berikut menampilkan

hasil pengujian normalitas terhadap data-data variabel komitmen anggota,

budaya kerja, dan kinerja.

Tabel 4.15.
Hasil Pengujian Normalitas Pada Data Variabel Penelitian

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Komitmen Anggota (X1) .110 60 .069 .979 60 .380
Budaya Kerja (X2) .086 60 .200* .968 60 .122
Kinerja (Y) .078 60 .200* .972 60 .188
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

103
Hasil pengujian normalitas pada Tabel 4.15 di atas menunjukkan

bahwa :

Hasil uji normalitas dengan metode Kolmogorov Smirnov (KS)

terhadap data variabel komitmen anggota (X1), menunjukkan bahwa

model tersebut telah memenuhi asumsi normalitas. Hal ini dapat

dilihat dari nilai signifikansi KS hitung data variabel ini yang lebih besar

dari alpha 5 % (0,069 > 0,05).

Hasil uji normalitas dengan metode Kolmogorov Smirnov (KS)

terhadap data variabel budaya kerja (X2), menunjukkan bahwa model

tersebut telah memenuhi asumsi normalitas. Hal ini dapat dilihat dari

nilai signifikansi KS hitung data variabel ini yang lebih besar dari alpha

5 % (0,200 > 0,05).

Hasil uji normalitas dengan metode Kolmogorov Smirnov (KS)

terhadap data variabel kinerja (Y), menunjukkan bahwa model

tersebut telah memenuhi asumsi normalitas. Hal ini dapat dilihat dari

nilai signifikansi KS hitung data variabel ini yang lebih besar dari alpha

5 % (0,200 > 0,05).

Dengan demikian, dalam penelitian ini pengujian asumsi

normalitas pada pengaruh variabel komitmen anggota (X1), budaya kerja

(X2), dan variabel kinerja (Y) telah terpenuhi. Sehingga pengujian

hipotesis penelitian yang menggunakan metode analisis regresi dapat

dilanjutkan.

104
2. Pengujian Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data.

Dalam analisis regresi, data dari tiap-tiap variabel yang dianalisis harus

mempunyai ragam yang sama atau homogen. Metode yang digunakan

untuk menganalisis homogenitas ini menggunakan Uji Levene.

Menurut Uji Levene, suatu data dalam model analisis dikatakan

mempunyai ragam yang homogen jika signifikansi Uji Levenenya lebih

besar dari alpha 5 %. Dan sebaliknya suatu data dikatakan tidak

mempunyai ragam yang homogen jika signifikansi Uji Levenenya lebih

kecil dari alpha 5 % (Aunuddin. 2005: 248). Tabel 4.16 berikut

menampilkan hasil pengujian homogenitas terhadap data-data variabel

komitmen anggota, budaya kerja, dan kinerja.

Tabel 4.16.

Hasil Pengujian Homogenitas Pada Data Variabel Penelitian

Test of Homogeneity of Variances

Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Komitmen Anggota (X1) .837 2 57 .438
Budaya Kerja (X2) 1.748 2 57 .183
Kinerja (Y) .918 2 57 .405

Hasil pengujian homogenitas pada Tabel 4.16 di atas

menunjukkan bahwa :

Hasil uji homogenitas dengan Uji Levene terhadap data variabel

komitmen anggota (X1), menunjukkan bahwa model tersebut telah

memenuhi asumsi homogenitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai

105
signifikansi Uji Levene hitung data variabel ini yang lebih besar dari

alpha 5 % (0,438 > 0,05).

Hasil uji homogenitas dengan Uji Levene terhadap data variabel

budaya kerja (X2), menunjukkan bahwa model tersebut telah

memenuhi asumsi homogenitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai

signifikansi Uji Levene hitung data variabel ini yang lebih besar dari

alpha 5 % (0,183 > 0,05).

Hasil uji homogenitas dengan Uji Levene terhadap data variabel

kinerja (Y), menunjukkan bahwa model tersebut telah memenuhi

asumsi homogenitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi Uji

Levene hitung data variabel ini yang lebih besar dari alpha 5 % (0,405

> 0,05).

Dengan demikian, dalam penelitian ini pengujian asumsi

homogenitas pada pengaruh variabel komitmen anggota (X1), budaya

kerja (X2), dan variabel kinerja (Y) telah terpenuhi. Sehingga pengujian

hipotesis penelitian yang menggunakan metode analisis regresi dapat

dilanjutkan.

F. Pengujian Hipotesis

Penelitian ini mengajukan tiga hipotesis yang perlu diuji secara

empiris. Semua hipotesis adalah dugaan tentang pengaruh komitmen

anggota dan budaya kerja terhadap kinerja Tim Koordinasi, Monitoring,

dan Evaluasi (Kormonev) Nasional, baik secara sendiri-sendiri maupun

106
bersama-sama. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dimaksudkan

untuk menguji tiga hipotesis yang telah ada dirumuskan terlebih dahulu :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen anggota terhadap

kinerja Tim Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi (Kormonev) Nasional

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya kerja terhadap

kinerja Tim Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi (Kormonev) Nasional

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen anggota dan

budaya kerja secara bersama-sama terhadap kinerja Tim Koordinasi,

Monitoring, dan Evaluasi (Kormonev) Nasional

Berikut adalah hasil pengujian hipotesis dengan Metode Regresi

dan Korelasi.

1. Pengaruh Komitmen Anggota Terhadap Kinerja Tim Koordinasi,


Monitoring, dan Evaluasi (Kormonev) Nasional

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah

terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen anggota terhadap

kinerja Tim Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi (Kormonev) Nasional.

Dengan demikian dalam penelitian ini, makin baik komitmen anggota

maka akan semakin baik pula kinerja Tim Kormonev Nasional.

Rumusan hipotesis pengujiannya adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen anggota

terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen anggota

terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional

107
Dasar pengambilan keputusan dalam uji signifikansi hipotesis diatas

untuk analisis regresi sederhana ini adalah sebagai berikut :

(1) Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung > t tabel), maka Ho

ditolak dan Ha diterima

(2) Jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (t hitung < t tabel), maka Ho

diterima dan Ha ditolak

Hasil perhitungan dengan metode analisis regresi dengan software

SPSS versi 15 terhadap pengaruh antara komitmen anggota dengan

kinerja Tim Kormonev Nasional menghasilkan konstanta regresi (a)

sebesar 30,397 dan slope (b) sebesar 0,879. Dengan demikian bentuk

hubungan antara variabel komitmen anggota terhadap kinerja Tim

Kormonev Nasional diperoleh persamaan regresi yaitu : Y = 30,397 +

0,879X1.

Untuk mengetahui signifikansi persamaan regresi sederhana

tersebut, dilakukan dengan melihat uji F atau uji t. Untuk suatu persamaan

regresi yang hanya terdiri dari satu variabel bebas (X) maka melihat ada

tidaknya pengaruh variabel X tersebut terhadap variabel terikat (Y) dapat

dilihat melalui nilai F hitung atau t hitung. Namun jika persamaan

regresinya mempunyai variabel X lebih dari satu maka untuk melihat

pengaruh variabel X secara bersama-sama dapat dilihat dari nilai F hitung.

Sedangkan untuk melihat pengaruh variabel X secara sendiri-sendiri (X1

terhadap Y atau X2 terhadap Y), maka hal tersebut dapat dilihat dari nilai t

hitung. Hasil perhitungan analisis regresi ini dapat dilihat pada Tabel 4.17.

108
Tabel 4.17.

Hasil Analisis Regresi Variabel Komitmen Anggota Terhadap Kinerja Tim

Kormonev Nasional

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 30.397 11.081 2.743 .008
Komitmen Anggota (X1) .879 .140 .637 6.300 .000
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Nilai t tabel pada alpha 5 % dan df = 59 (60-1) adalah 1,645

Berdasarkan pada Tabel 4.17 pengujian signifikansi uji t regresi

tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh komitmen

anggota terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional pada persamaan

regresi Y = 30,397 + 0,879X1 sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat dari

nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel (6,300 > 1,645) yang berarti

terjadi penolakan H0. Artinya variabel komitmen anggota benar-benar

mempengaruhi kinerja Tim Kormonev Nasional.

Berdasarkan analisis regresi ini juga didapatkan informasi bahwa

koefisien komitmen anggota (X1) sebesar 0,879. Hal ini menunjukkan

bahwa setiap kenaikan satu skor komitmen anggota, maka akan mampu

meningkatkan kinerja pegawai Tim Kormonev Nasional sebesar 0,879

pada arah yang sama. Dengan kata lain, semakin baik komitmen anggota

maka akan semakin baik pula kinerja Tim Kormonev Nasional. Dan

sebaliknya, semakin buruk komitmen anggota Tim Kormonev Nasional

maka hal tersebut juga akan semakin memperburuk kinerja Tim Kormonev

109
Nasional. Sedangkan konstanta regresi sebesar 30,397 menunjukkan

bahwa nilai kinerja pegawai Tim Kormonev Nasional akan sebesar 30,397

jika tidak ada komitmen dari anggotanya (X1). Hasil perhitungan analisis

regresi untuk pengaruh komitmen anggota (X1) terhadap kinerja Tim

Kormonev Nasional (Y) dapat di lihat pada Lampiran 7.

Selanjutnya, pengujian hipotesis korelasi juga dilakukan dengan

menggunakan metode korelasi Pearson Product Moment (ryx). Koefisien

korelasi Pearson Product Moment merupakan akar dari koefisien

determinasi regresi. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien

korelasi hitung antara komitmen anggota dengan kinerja Tim Kormonev

Nasional sebesar 0,640. Dengan nilai r tabel pada alpha 5 % sebesar

0,254. Uji signifikansi korelasi antara komitmen anggota dengan kinerja

Tim Kormonev Nasional dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

koefisien korelasi (ryx) hitung dengan nilai r tabelnya. Hasil perhitungan

keberartian koefisien tersebut tertera pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18.
Hasil Pengujian Koefisien Korelasi Antara Komitmen Anggota Terhadap
Kinerja Tim Kormonev Nasional

Correlations

Komitmen
Anggota (X1) Kinerja (Y)
Komitmen Anggota (X1) Pearson Correlation 1 .637**
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
Kinerja (Y) Pearson Correlation .637** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Nilai r tabel pada alpha 5 % dan N = 60 adalah 0,254

110
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.18 di atas

menunjukkan bahwa korelasi antara komitmen anggota dengan kinerja

Tim Kormonev Nasional sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai r

hitung tersebut yang lebih besar dari r tabel (0,637 > 0,254). Hal ini

mengindikasikan bahwa semakin baik komitmen anggota, maka akan

semakin baik pula kinerja Tim Kormonev Nasional. Dan sebaliknya,

semakin buruk komitmen anggota Tim Kormonev Nasional, maka hal

tersebut juga akan semakin memperburuk kinerja Tim Kormonev

Nasional.

Selanjutnya pada pengujian hipotesis pengaruh komitmen anggota

terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional ini juga dilakukan analisis

koefisien determinasi. Tabel 4.19 berikut menampilkan hasil perhitungan

koefisien determinasi antara komitmen anggota dengan kinerja Tim

Kormonev Nasional.

Tabel 4.19.

Hasil Analisis Koefisien Determinasi Antara Komitmen Anggota Terhadap

Kinerja Tim Kormonev Nasional

Model Summary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .637a .406 .396 11.877
a. Predictors: (Constant), Komitmen Anggota (X1)

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.19 di atas, maka dapat

dilihat bahwa nilai koefisien determinasi (pada kolom R Square) antara

komitmen anggota (X1) terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional (Y)

111
sebesar 0,406. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel

komitmen anggota (X1) menjelaskan keragaman data variabel kinerja Tim

Kormonev Nasional (Y) sebesar 40,6%, melalui persamaan regresi

sederhana Y = 30,397 + 0,879X1.

Berdasarkan uraian di atas yaitu hasil analisis korelasi dan

koefisien determinasi antara komitmen anggota (X1) terhadap kinerja Tim

Kormonev Nasional (Y), dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara komitmen anggota dengan kinerja Tim Kormonev

Nasional. Dengan demikian, kinerja Tim Kormonev Nasional sangat

ditentukan oleh komitmen para anggota organisasi tersebut.

Secara keseluruhan, hasil analisis regresi dan korelasi di atas

menunjukkan bahwa hipotesis pertama dari penelitian ini terbukti benar,

yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen anggota (X1)

terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional (Y). Hasil perhitungan analisis

korelasi dan koefisien determinasi untuk pengaruh komitmen anggota

terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional dapat di lihat pada Lampiran 8.

2. Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja Tim Koordinasi,


Monitoring, dan Evaluasi (Kormonev) Nasional

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat

pengaruh yang signifikan antara budaya kerja terhadap kinerja Tim

Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi (Kormonev) Nasional. Dengan

demikian dalam penelitian ini, makin baik budaya kerja yang ada di

112
Kormonev Nasional maka akan semakin baik pula kinerja Tim Kormonev

Nasional.

Rumusan hipotesis pengujiannya adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya kerja

terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya kera terhadap

kinerja Tim Kormonev Nasional

Dasar pengambilan keputusan dalam uji signifikansi hipotesis diatas

untuk analisis regresi sederhana ini adalah sebagai berikut :

(1) Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung > t tabel), maka Ho

ditolak dan Ha diterima

(2) Jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (t hitung < t tabel), maka Ho

diterima dan Ha ditolak

Hasil perhitungan dengan metode analisis regresi dengan software

SPSS versi 15 terhadap pengaruh antara budaya kerja dengan kinerja

Tim Kormonev Nasional menghasilkan konstanta regresi (a) sebesar

40,032 dan slope (b) sebesar 0,873. Dengan demikian bentuk hubungan

antara variabel budaya kerja terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional

diperoleh persamaan regresi yaitu : Y = 40,032 + 0,873X2.

Untuk mengetahui signifikansi persamaan regresi sederhana

tersebut, dilakukan dengan melihat uji F atau uji t. Untuk suatu persamaan

regresi yang hanya terdiri dari satu variabel bebas (X) maka melihat ada

tidaknya pengaruh variabel X tersebut terhadap variabel terikat (Y) dapat

113
dilihat melalui nilai F hitung atau t hitung. Namun jika persamaan

regresinya mempunyai variabel X lebih dari satu maka untuk melihat

pengaruh variabel X secara bersama-sama dapat dilihat dari nilai F hitung.

Sedangkan untuk melihat pengaruh variabel X secara sendiri-sendiri maka

dapat dilihat dari nilai t hitung. Hasil perhitungan analisis regresi ini dapat

dilihat pada Tabel 4.20.

Tabel 4.20.

Hasil Analisis Regresi Variabel Budaya Kerja Terhadap Kinerja Tim

Kormonev Nasional

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 40.032 10.455 3.829 .000
Budaya Kerja (X2) .873 .152 .603 5.758 .000
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Nilai t tabel pada alpha 5 % dan df = 59 (60-1) adalah 1,645

Berdasarkan pada Tabel 4.20 pengujian signifikansi uji t regresi

tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh budaya kerja

terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional pada persamaan regresi Y =

40,032 + 0,873X2 sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung

yang lebih besar dari t tabel (5,758 > 1,645) yang berarti terjadi penolakan

H0. Artinya variabel budaya kerja benar-benar mempengaruhi kinerja Tim

Kormonev Nasional.

Berdasarkan analisis regresi ini juga didapatkan informasi bahwa

koefisien budaya kerja (X2) sebesar 0,873. Hal ini menunjukkan bahwa

114
setiap kenaikan satu skor budaya kerja, maka akan mampu meningkatkan

kinerja pegawai Tim Kormonev Nasional sebesar 0,873 pada arah yang

sama. Dengan kata lain, semakin baik penerapan budaya kerja di Tim

Kormonev Nasional, maka akan semakin baik pula kinerja Tim Kormonev

Nasional. Dan sebaliknya, semakin buruk budaya kerja Tim Kormonev

Nasional maka hal tersebut juga akan semakin memperburuk kinerja Tim

Kormonev Nasional. Sedangkan konstanta regresi sebesar 40,032

menunjukkan bahwa nilai kinerja pegawai Tim Kormonev Nasional akan

sebesar 40,032 jika di Tim Kormonev Nasional tidak ada budaya kerjanya

(X2). Hasil analisis regresi untuk pengaruh budaya kerja (X2) terhadap

kinerja Tim Kormonev Nasional (Y) dapat dilihat pada Lampiran 7.

Selain menggunakan analisis regresi, pengujian hipotesis korelasi

juga dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product

Moment (ryx). Koefisien korelasi Pearson Product Moment merupakan

akar dari koefisien determinasi regresi. Berdasarkan hasil perhitungan

diperoleh koefisien korelasi antara budaya kerja dengan kinerja Tim

Kormonev Nasional sebesar 0,603. Dengan nilai r tabel pada alpha 5 %

sebesar 0,254. Uji signifikansi korelasi antara budaya kerja dengan kinerja

Tim Kormonev Nasional dapat dilakukan dengan melihat nilai koefisien

korelasi (ryx) hitungnya. Hasil perhitungan keberartian koefisien tersebut

tertera pada Tabel 4.21.

115
Tabel 4.21.

Hasil Pengujian Koefisien Korelasi Antara Budaya Kerja Terhadap Kinerja

Tim Kormonev Nasional

Correlations

Budaya
Kerja (X2) Kinerja (Y)
Budaya Kerja (X2) Pearson Correlation 1 .603**
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
Kinerja (Y) Pearson Correlation .603** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Nilai r tabel pada alpha 5 % dan N = 60 adalah 0,254

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.21 di atas

menunjukkan bahwa korelasi antara budaya kerja dengan kinerja Tim

Kormonev Nasional sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai r hitung

tersebut yang lebih besar dari r tabel (0,603 > 0,254). Hal ini

mengindikasikan bahwa semakin baik penerapan budaya kerja di Tim

Kormonev Nasional, maka akan semakin baik pula kinerja Tim Kormonev

Nasional. Dan sebaliknya, semakin buruk budaya kerja Tim Kormonev

Nasional maka hal tersebut juga akan semakin memperburuk kinerja Tim

Kormonev Nasional

Selanjutnya pada pengujian hipotesis pengaruh budaya kerja

terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional ini juga dilakukan analisis

koefisien determinasi. Tabel 4.22 berikut menampilkan hasil perhitungan

116
koefisien determinasi antara budaya kerja dengan kinerja Tim Kormonev

Nasional.

Tabel 4.22.

Hasil Analisis Koefisien Determinasi Antara Budaya Kerja Terhadap

Kinerja Tim Kormonev Nasional

Model Summary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .603a .364 .353 12.295
a. Predictors: (Constant), Budaya Kerja (X2)

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.22 di atas, maka dapat

dilihat bahwa nilai koefisien determinasi (pada kolom R Square) antara

budaya kerja (X2) terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional (Y) sebesar

0,364. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel budaya kerja (X2)

menjelaskan keragaman data variabel kinerja Tim Kormonev Nasional (Y)

sebesar 36,4%, melalui persamaan regresi sederhana Y = 40,032 +

0,873X2.

Berdasarkan uraian di atas yaitu hasil analisis korelasi dan

koefisien determinasi antara budaya kerja (X2) terhadap kinerja Tim

Kormonev Nasional (Y), dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara budaya kerja dengan kinerja Tim Kormonev

Nasional. Dengan demikian, kinerja Tim Kormonev Nasional sangat

ditentukan oleh penerapan budaya kerja di organisasi tersebut.

Secara keseluruhan, hasil analisis regresi dan korelasi di atas

menunjukkan bahwa hipotesis kedua dari penelitian ini terbukti benar,

117
yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya kerja (X2) terhadap

kinerja Tim Kormonev Nasional (Y). Hasil analisis korelasi dan koefisien

determinasi untuk pengaruh budaya kerja (X2) terhadap kinerja Tim

Kormonev Nasional (Y) dapat dilihat pada Lampiran 8.

3. Pengaruh Komitmen Anggota dan Budaya KerjaTerhadap Kinerja


Tim Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi (Kormonev) Nasional

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat

pengaruh yang signifikan antara komitmen anggota dan budaya kerja

secara bersama-sama terhadap kinerja Tim Koordinasi, Monitoring, dan

Evaluasi (Kormonev) Nasional. Dengan demikian dalam penelitian ini,

makin baik komitmen anggota maka akan semakin baik pula kinerja Tim

Kormonev Nasional.

Untuk mengetahui signifikansi persamaan regresi berganda

tersebut, dilakukan dengan melihat uji F atau uji t. Untuk suatu persamaan

regresi yang hanya terdiri dari satu variabel bebas (X) maka melihat ada

tidaknya pengaruh variabel X tersebut terhadap variabel terikat (Y) dapat

dilihat melalui nilai F hitung atau t hitung. Namun jika persamaan

regresinya mempunyai variabel X lebih dari satu maka untuk melihat

pengaruh variabel X secara bersama-sama dapat dilihat dari nilai F hitung.

Sedangkan untuk melihat pengaruh variabel X secara sendiri-sendiri maka

dapat dilihat dari nilai t hitung.

118
Rumusan hipotesis pengujiannya adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen anggota

dan budaya kerja secara bersama-sama terhadap kinerja Tim

Kormonev Nasional

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen anggota dan

budaya kerja secara bersama-sama terhadap kinerja Tim Kormonev

Nasional

Dasar pengambilan keputusan dalam uji signifikansi hipotesis diatas

untuk analisis regresi berganda ini adalah sebagai berikut :

(1) Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel (F hitung > F tabel), maka

Ho ditolak dan Ha diterima

(2) Jika nilai F hitung lebih kecil dari F tabel (F hitung < F tabel), maka Ho

diterima dan Ha ditolak

Hasil perhitungan dengan metode analisis regresi dengan software

SPSS versi 15 terhadap pengaruh antara komitmen anggota dan budaya

kerja secara bersama-sama dengan kinerja Tim Kormonev Nasional dapat

dilihat pada Tabel 4.23 berikut :

119
Tabel 4.23.

Hasil Uji Signifikansi Variabel Komitmen Anggota dan Budaya Kerja

Terhadap Kinerja Tim Kormonev Nasional

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 7698.076 2 3849.038 36.068 .000a
Residual 6082.857 57 106.717
Total 13780.933 59
a. Predictors: (Constant), Budaya Kerja (X2), Komitmen Anggota (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Nilai F tabel pada alpha 5 %, df 1= 2, dan df 2 = 57 (60 – 2 - 1) adalah 3,168

Berdasarkan pada Tabel 4.23 pengujian signifikansi uji F regresi

tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh komitmen

anggota (X1) dan budaya kerja (X2) secara bersama-sama terhadap

kinerja Tim Kormonev Nasional (Y) sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat

dari nilai F hitung yang nilainya sebesar 36,068 sedangkan nilai F tabel

pada alpha 5% sebesar 3,168. Sehingga dapat dilihat bahwa nilai F hitung

lebih besar daripada F tabel, dimana (36,068 > 3,168) yang berarti terjadi

penolakan H0. Artinya variabel komitmen anggota dan budaya kerja

secara bersama-sama benar-benar mempengaruhi kinerja Tim Kormonev

Nasional secara signifikan.

Hasil analisis regresi linier berganda antara komitmen anggota dan

budaya kerja secara bersama-sama terhadap kinerja Tim Kormonev

Nasional menghasilkan konstanta (a) sebesar 6,150 dan slope komitmen

anggota (b1) sebesar 0,658 dan slope budaya kerja (b2) sebesar 0,611.

Dengan demikian bentuk hubungan antara variabel komitmen anggota

120
dan budaya kerja secara bersama-sama terhadap kinerja Tim Kormonev

Nasional diperoleh persamaan regresi yaitu : Y = 6,150 + 0,658X1 +

0,611X2. Berikut adalah hasil analisis regresi antara komitmen anggota

dan budaya kerja terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional.

Tabel 4.24.

Hasil Analisis Regresi Variabel Komitmen Anggota dan Budaya Kerja

Terhadap Kinerja Tim Kormonev Nasional

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 6.150 11.080 .555 .581
Komitmen Anggota (X1) .658 .131 .477 5.016 .000
Budaya Kerja (X2) .611 .138 .422 4.435 .000
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Berdasarkan analisis regresi pada Tabel 4.24 ini juga didapatkan

informasi bahwa koefisien komitmen anggota (X1) sebesar 0,658. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor komitmen anggota, maka

akan mampu meningkatkan kinerja pegawai Tim Kormonev Nasional

sebesar 0,658 pada arah yang sama. Dengan kata lain, semakin baik

komitmen anggota maka akan semakin baik pula kinerja Tim Kormonev

Nasional, dan sebaliknya, semakin buruk komitmen anggota Tim

Kormonev Nasional maka hal tersebut juga akan semakin memperburuk

kinerja Tim Kormonev Nasional.

Sedangkan koefisien budaya kerja (X2) sebesar 0,611. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor budaya kerja, maka akan

mampu meningkatkan kinerja pegawai Tim Kormonev Nasional sebesar

121
0,611 pada arah yang sama. Dengan kata lain, semakin baik penerapan

budaya kerja di Tim Kormonev Nasional maka hal ini akan membuat

semakin baik pula kinerja Tim Kormonev Nasional. Dan sebaliknya,

semakin buruk penerapan budaya kerja di Tim Kormonev Nasional maka

hal tersebut juga akan semakin memperburuk kinerja Tim Kormonev

Nasional.

Sedangkan konstanta regresi sebesar 6,150 menunjukkan bahwa

nilai kinerja pegawai Tim Kormonev Nasional akan sebesar 6,150, jika

tidak ada komitmen dari anggotanya (X1) dan tidak ada budaya kerjanya

(X2) secara bersama-sama. Hasil perhitungan analisis regresi untuk

pengaruh komitmen anggota (X1) dan budaya kerja (X2) secara bersama-

sama terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional (Y) dapat dilihat pada

Lampiran 7.

Selanjutnya adalah pengujian hipotesis korelasi yang dilakukan

dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment (ryx).

Koefisien korelasi Pearson Product Moment merupakan akar dari

koefisien determinasi regresi. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh

koefisien korelasi antara komitmen anggota dan budaya kerja secara

bersama-sama dengan kinerja Tim Kormonev Nasional sebesar 0,747.

Dengan nilai r tabel pada alpha 5 % sebesar 0,254. Uji signifikansi

korelasi antara komitmen anggota dan budaya kerja secara bersama-

sama dengan kinerja Tim Kormonev Nasional dapat dilakukan dengan

122
melihat nilai koefisien korelasi (ryx) hitungnya. Hasil perhitungan

keberartian koefisien tersebut tertera pada Tabel 4.25.

Tabel 4.25.

Hasil Pengujian Koefisien Korelasi Antara Komitmen Anggota dan Budaya

Kerja Terhadap Kinerja Tim Kormonev Nasional

Model Summary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .747a .559 .543 10.330
a. Predictors: (Constant), Budaya Kerja (X2), Komitmen
Anggota (X1)

Nilai r tabel pada alpha 5 % dan N = 60 adalah 0,254

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.25 di atas

menunjukkan bahwa korelasi antara komitmen anggota dan budaya kerja

secara bersama-sama dengan kinerja Tim Kormonev Nasional sangat

signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai r hitung tersebut yang lebih besar

dari r tabel (0,747 > 0,254). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik

komitmen anggota dan penerapan budaya kerja di Tim Kormonev

Nasional, maka kinerja Tim Kormonev Nasional juga akan semakin baik.

Dan sebaliknya, semakin buruk komitmen anggota dan diperburuk dengan

budaya kerja yang ada di Tim Kormonev Nasional, maka hal tersebut juga

akan semakin memperburuk kinerja Tim Kormonev Nasional.

Selanjutnya berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi pada

Tabel 4.25 di atas juga didapatkan informasi bahwa nilai koefisien

determinasi (pada kolom R Square) antara komitmen anggota dan budaya

kerja terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional, yaitu sebesar 0,559. Hal

123
ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel komitmen anggota (X1) dan

budaya kerja (X2) secara bersama-sama dalam menjelaskan keragaman

data variabel kinerja Tim Kormonev Nasional (Y) sebesar 55,9%, melalui

persamaan regresi berganda Y = 6,150 + 0,658X1 + 0,611X2.

Berdasarkan uraian di atas yaitu hasil analisis korelasi dan

koefisien determinasi antara komitmen anggota (X1) dan budaya kerja

(X2) secara bersama-sama terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional (Y),

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

komitmen anggota dan budaya kerja secara bersama-sama dengan

kinerja Tim Kormonev Nasional. Dengan demikian, kinerja Tim Kormonev

Nasional sangat ditentukan oleh komitmen anggota dan budaya kerjanya.

Secara keseluruhan, hasil analisis regresi dan korelasi di atas

menunjukkan bahwa hipotesis ketiga dari penelitian ini terbukti benar,

yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen anggota (X1)

dan dan budaya kerja secara (X2) bersama-sama terhadap kinerja Tim

Kormonev Nasional (Y). Hasil perhitungan analisis korelasi dan koefisien

determinasi untuk pengaruh komitmen anggota (X1) dan budaya kerja

secara (X2) bersama-sama terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional (Y)

dapat di lihat pada Lampiran 8.

G. Pembahasan

Hasil analisis pengujian hipotesis pertama, menunjukkan adanya

hubungan fungsional antara variabel komitmen anggota terhadap kinerja

124
Tim Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi (Kormonev) Nasional. Hal ini

dapat dilihat dari nilai t hitung komitmen anggota yang lebih besar dari t

tabel (6,300 > 1,645) dan juga didukung oleh hasil analisis korelasi yang

menunjukkan nilai r hitungnya sebesar 0,637 yang lebih besar dari nili r

tabel sebesar 0,254 (0,637 > 0,254). Hal ini mengindikasikan bahwa

variabel komitmen anggota benar-benar mempengaruhi kinerja Tim

Kormonev Nasional secara signifikan.

Adanya hubungan fungsional antara variabel komitmen anggota

terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional ini mengindikasikan bahwa

semakin baik komitmen yang ditunjukkan para pegawai Tim Kormonev

Nasional, maka hal tersebut akan mampu meningkatkan kinerja Tim

Kormonev Nasional ke arah yang lebih baik lagi. Dan sebaliknya, semakin

buruk komitmen anggota Tim Kormonev Nasional maka hal tersebut juga

akan semakin memperburuk kinerja Tim Kormonev Nasional.

Kesimpulan ini dapat dilihat dari hasil analisis persamaan

regresinya, dimana setiap kenaikan skor komitmen para anggota Tim

Kormonev Nasional sebesar satu satuan maka hal tersebut akan diikuti

oleh kenaikan nilai kinerja Tim Kormonev Nasional sebesar 0,879 pada

arah yang sama dengan konstanta 30,397.

Signifikannya pengaruh komitmen anggota terhadap kinerja Tim

Kormonev Nasional ini dapat disebabkan oleh tekad yang kuat dari para

anggota Tim Kormonev Nasional yang ingin mencapai kinerja yang tinggi.

Ha ini seperti yang dikemukakan oleh Wiyono (1999 : 34) yang

125
mendefinisikan komitmen sebagai suatu tekad bulat untuk melakukan

sesuatu dengan niat yang sungguh-sungguh melakukannya.

Jika seseorang sudah mempunyai komitmen yang tinggi terhadap

organisasi tempatnya bekerja, maka hal tersebut akan mampu

membentuk nilai-nilai yang positif pada dirinya untuk berfokus pada tujuan

organisasi. Sehingga keinginan untuk melepaskan diri dari tanggungjawab

organisasi atau unit kerja dapat dihilangkan. Bahkan, seseorang yang

sudah memiliki komitmen yang kuat pada organisasi akan cenderung

menunjukkan keterlibatan yang tinggi diwujudkan dalam bentuk sikap dan

perilaku pegawai tersebut. Selain itu pegawai yang menunjukkan sikap

komitmennya akan merasa lebih senang dengan pekerjaan mereka,

berkurangnya membuang-buang waktu dalam bekerja dan berkurangnya

kemungkinan meninggalkan unit kerja.

Adanya rasa keterikatan pada falsafah dan satuan kerja organisasi

memungkinan pegawai yang berkomitmen tersebut dapat bertahan dalam

satuan kerja lebih tinggi dibandingkan pegawai yang tidak berkomitmen

kuat atau tidak mempunyai rasa keterikatan pada satuan kerja. Seorang

pegawai yang mempunyai komitmen yang kuat tentunya akan berusaha

untuk bekerja dengan sebaik mungkin dan menyadari bahwa setiap

pekerjaan yang dilakukannya hanya semata-mata demi tercapainya tujuan

organisasi. Hal ini dimaksudkan agar pekerjaannya mampu menunjukkan

hasil yang baik dibandingkan orang lain, dan pegawai tersebut akan terus

berusaha agar setiap pekerjaannya akan menghasilkan kinerja tinggi,

126
yang disebabkan oleh komitmennya terhadap organisasi tempat dia

bekerja akan semakin meningkat.

Agar tujuan pencapain tujuan organisasi tersebut dapat terwujud

dengan sempurna, maka dibutuhkan para pegawai-pegawai yang mampu

dan berkomitmen memajukan organisasi, maka sejak awal pihak

manajemen organisasi seharusnya telah memberitahukan prosedur-

prosedur kerja, kebijakaan-kebijakan organisasi, target-target kerja

organisasi, misi, dan visi yang ingin dicapai organisasi secara tepat dan

sistematis. Dengan demikian sebelum bekerja, calon pegawai tersebut

mengetahui atau mempunyai Gambaran umum mengenai organisasi

tempatnya bekerja tersebut, sehingga diharapkan pegawai tersebut

mempunyai komitmen yang kuat untuk memberikan yang terbaik kepada

organisasi tempatnya bekerja agar dapat tumbuh dan berkembang ke

arah yang lebih baik lagi. Oleh karenanya komitmen akan menimbulkan

rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi pegawai didalamnya terhadap

organisasi tempatnya bekerja.

Demikian juga dengan pegawai di Tim Kormonev Nasional yang

merupakan organisasi yang dibentuk melalui Instruksi presiden No. 5

Tahun 2004, maka harus memiliki sumber daya manusia yang mempunyai

komitmen yang tinggi untuk melakukan proses memonitoring dan evaluasi

program-program pemberantasan korupsi yang ada di instansi atau

lembaga pemerintah. Karena dengan sumberdaya manusia yang

berkomitmen tinggi tersebutlah, maka pelaksanaan tugas pokok dan

127
fungsi organisasi Tim Kormonev Nasional dapat berjalan dengan

profesional. Keinginan pegawai untuk memajukan organisasi, hasil

pekerjaan yang mempunyai nilai yang sistematis dan tepat dengan

perencanaan organisasi, tercapainya misi dan visi yang telah digariskan

organisasi, merupakan item-item yang akan diperoleh oleh pegawai yang

memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi Tim Kromonev

Nasional.

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Steers (Dessler, 2000:

320) dan Djati dan Khusaini (2003: 25 – 41) yang menemukan bahwa

terdapat hubungan yang erat antara komitmen pegawai dengan prestasi

kerja pegawai di organisasi tempatnya bekerja. Selain itu, hasil penelitian

ini juga seperti yang dikemukakan oleh Despande and Joseph (1995:50)

yang menemukan bahwa dalam beberapa kasus komitmen karyawan

pada organisasi dapat terjelmakan menjadi prestasi kerja yang sangat

baik. Secara teoritis dapat dikatakan bahwa komitmen karyawan pada

organisasi mempunyai hubungan yang kuat dengan prestasi kerja.

Selain faktor komitmen anggota organisasi yang dapat

meningkatkan kinerja Tim Kormonev Nasional, maka dalam penelitian ini

diteliti juga pengaruh budaya kerja terhadap kinerja Tim Kormonev

Nasional. Hal ini dapat disebabkan karena dalam melaksanakan aktivitas

kerja sehari-hari seorang pegawai tidak akan terlepas dari falsafah,

norma, dan nilai-nilai dari lingkungan kerjanya. Kepribadian seorang

pegawai dalam bekerja akan dibentuk pula oleh falsafah, norma, dan nilai-

128
nilai dari lingkungan kerjanya. Sehingga agar kepribadian pegawai

tersebut mengarah kepada sikap dan perilaku yang positif, maka tentunya

kepribadian tersebut harus didukung oleh suatu falsafah, norma, dan nilai-

nilai yang diakui tentang kebenarannya dan dipatuhi sebagai pedoman

dalam bertindak oleh seluruh anggota organisasi. Pada dasarnya manusia

atau seseorang yang berada dalam kehidupan organisasi berusaha untuk

menentukan dan membentuk sesuatu yang dapat mengakomodasi

kepentingan semua pihak, agar dalam menjalankan aktivitasnya tidak

berbenturan dengan berbagai sikap dan perilaku dari masing-masing

individu. Sesuatu yang dimaksud tidak lain adalah budaya dimana individu

berada, seperti nilai, keyakinan, anggapan, harapan dan sebagainya

Hasil penelitian terhadap faktor budaya kerja, hasilnya

menunjukkan bahwa selain faktor komitmen anggota organisasi yang

dapat meningkatkan kinerja Tim Kormonev Nasional, maka dalam

penelitian ini ditemukan pula bahwa budaya kerja juga merupakan faktor

yang mempengaruhi kinerja Tim Kormonev Nasional secara signifikan. Hal

ini dapat dilihat dari nilai t hitung budaya kerja terhadap kinerja Tim

Kormonev yang lebih besar dari t tabel (5,758 > 1,645) dan juga didukung

oleh hasil analisis korelasi yang menunjukkan nilai r hitungnya sebesar

0,603 yang lebih besar dari nilai r tabel sebesar 0,254 (0,603 > 0,254). Hal

ini mengindikasikan bahwa variabel budaya kerja benar-benar

mempengaruhi kinerja Tim Kormonev Nasional secara signifikan.

129
Pengaruh yang ditunjukkan budaya kerja terhadap kinerja Tim

Kormonev Nasional bernilai positif 0,873. Hal ini mengindikasikan bahwa

semakin baik penerapan budaya kerja di Tim Kormonev Nasional, maka

akan semakin baik pula kinerja Tim Kormonev Nasional. Dan sebaliknya,

semakin buruk budaya kerja Tim Kormonev Nasional maka hal tersebut

juga akan semakin memperburuk kinerja Tim Kormonev Nasional.

Hasil kesimpulan dari terdapatnya pengaruh yang signifikan dari

budaya kerja terhadap kinerja ini didukung oleh hasil penelitian yang

dilakukan oleh Chatman dan Bersade (1997: 29 - 42) dan Bintoro (2002).

Dimana penelitian yang mereka lakukan menunjukkan bahwa budaya

yang ada di suatu organisasi dan diterapkan dengan kuat oleh para

anggotanya maka hal tersebut akan mampu dapat meningkatkan kinerja

organisasinya. Demikian juga yang dikemukakan oleh Djokosantoso (2003

: 42) yang menyatakan adanya keterkaitan hubungan antara budaya

korporat dengan kinerja organisasi yang dapat dijelaskan dalam model

diagnosis budaya kerja Tiernay bahwa semakin baik kualitas faktor-faktor

yang terdapat dalam budaya kerja makin baik kinerja organisasi tersebut.

Signifikannya pengaruh penerapan budaya kerja terhadap kinerja

Tim Kormonev Nasional menunjukkan bahwa bagi para pegawai yang

sudah mengetahui dan memahami keseluruhan falsafah, nilai-nilai, atau

norma-norma organisasi maka hal tersebut akan menjadikan alsafah, nilai-

nilai, atau norma-norma yang ada dalam budaya kerja tersebut sebagai

suatu kepribadian organisasi. Nilai dan keyakinan tersebut akan

130
diwujudkan menjadi perilaku keseharian pegawai dalam bekerja, sehingga

akan menjadi kinerja individual. Didukung dengan sumber daya manusia

yang ada, sistem dan teknologi, strategi perusahaan dan logistik, masing-

masing kinerja individu pegawai yang baik akan menimbulkan kinerja

organisasi yang baik pula.

Dengan demikian, budaya kerja pegawai yang ada di organisasi

merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam

meningkatkan kinerja pegawai, namun demikian agar kinerja pegawai

meningkat maka harus ditingkatkan pula komitmen pegawai atau anggota

organisasi. Hal ini dapat disebabkan budaya kerja pada sisi internal

pegawai akan memberikan sugesti kepada semua perilaku yang diusulkan

oleh organisasi agar dapat dikerjakan, penyelesaian yang sukses, dan

akibatnya akan memberikan keuntungan pada pegawai itu sendiri.

Akibatnya pegawai akan memiliki kepercayaan pada diri sendiri,

kemandirian dan mengagumi dirinya sendiri. Sifat-sifat ini akan dapat

meningkatkan harapan pegawai agar kinerjanya semakin meningkat.

Dalam penelitian, selain menganalisis secara parsial (sendiri-sendiri)

antara komitmen anggota atau budaya kerja terhadap kinerja Tim

Kormonev Nasional namun juga dianalisis efek atau pengaruh dari

variabel komitmen anggota dan budaya kerja secara bersama-sama

terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional. Hasil analisis kombinasi atau

gabungan dari kedua variable bebas (komitmen anggota dan budaya

kerja) terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional menunjukkan bahwa

131
pengaruh kedua variabel ini sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari nilai F

hitung kedua variabel yang lebih besar dari F tabel (36,0681 > 3,168). Hal

yang sama juga ditunjukkan dari hasil analisis korelasi antara komitmen

anggota dan budaya kerja secara bersama-sama terhadap kinerja Tim

Kormonev Nasional yang menghasilkan nilai r hitung yang lebih besar dari

nilai r tabel (0,747 > 0,254). Demikian pula dengan nilai koefisien

determinasi dari kedua variable bebas (komitmen anggota dan budaya

kerja) terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional nilainya sebesar 55,9 %.

Nilai 55,9 % ini menunjukkan bahwa kemampuan variable komitmen

anggota dan budaya kerja dalam menjelaskan keragaman kinerja Tim

Kormonev Nasional sebesar 55,9 %.

Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa pengaruh kedua

variabel komitmen anggota dan budaya kerja secara bersama-sama

terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional jauh lebih besar daripada

pengaruh secara sendiri-sendiri antara komitmen anggota terhadap

kinerja Tim Kormonev Nasional atau antara budaya kerja terhadap kinerja

Tim Kormonev Nasional. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien

determinasi pengaruh kedua variabel komitmen anggota dan budaya kerja

secara bersama-sama terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional yang

sebesar 55,9 %. Nilai ini lebih besar daripada koefisien determinasi

pengaruh komitmen anggota terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional

yang sebesar 40,6 % atau daripada nilai koefisien determinasi pengaruh

132
antara budaya kerja terhadap kinerja Tim Kormonev Nasional yang hanya

sebesar 36,4 %.

Selanjutnya, berdasarkan nilai koefisien determinasi antara

komitmen anggota dan budaya kerja secara bersama-sama terhadap

kinerja Tim Kormonev Nasional yang nilianya sebesar 55,9 % tersebut

juga menunjukkan bahwa masih terdapat 44,1 % faktor lain yang mampu

menjelaskan naik turunnya kinerja Tim Kormonev Nasional. Faktor-faktor

tersebut diduga berasal dari motivasi kerja, kepuasan kerja, gaya

kepemimpinan, dan kompetensi pegawai.

Dengan demikian untuk memperbaiki kinerja para pegawai Tim

Kormonev Nasional, maka pihak manajemen organisasi harus

memperhatikan aktivitas komitmen anggota dan budaya kerja, karena

kedua hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap kinerja Tim Kormonev

Nasional. Selain itu karena rata-rata kedua variabel ini juga baru sebatas

cukup baik, sehingga agar kualitas hasil kerja para pegawai dapat

ditingkatkan ke arah yang lebih baik maka fungsi dan aplikasi yang positif

kedua variabel ini perlu ditingkatkan di masa mendatang.

Selain itu, Tim Kormonev Nasional merupakan sebagai organisasi

Pemerintah yang profesional dan memiliki integritas tinggi dalam

menjunjung kebijakan good governance dalam hal memonitor dan

mengevaluasi program-program pemberantasan korupsi di Indonesia,

penyusunan laporan kepada Presiden RI, dan publikasi kepada

masyarakat maka organisasi Tim Kormonev Nasional harus selalu

133
memperbaiki komitmen yang positif anggota dan menerapkan budaya

kerja yang bernilai manfaat bagi organisasi dari waktu ke waktu. Hal ini

disebabkan selalu adanya perubahan dalam bidang-bidang

kemasyarakatan, sosial, ekonomi, dan politik di indonesia. Sehingga

sebagai organisasi Pemerintah yang dinamis, maka Tim Kormonev

Nasional harus selalu mampu meng-up to date setiap perubahan yang

terjadi tersebut.

H. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil kajian setelah melakukan pengujian dan

menganalisis pengaruh komitmen anggota dan budaya kerja terhadap

kinerja Tim Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi (Kormonev) Nasional,

dalam studi ini telah disadari bahwa masih terdapat keterbatasan-

keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan tersebut antara lain:

1. Penelitian ini hanya dilakukan di Tim Kormonev Nasional yang ada di

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi, sehingga kesimpulan hasil penelitian ini tidak bisa

digenelasir juga berlaku pada semua Tim Kormonev di tempat lain.

2. Penelitian ini telah dilaksanakan berdasarkan metode dan prosedur

yang telah ditetapkan untuk hasil yang optimal. Namun demikian tidak

menutup kemungkinan bahwa data yang diperoleh dari responden

bersifat subyektif dan kebenarannya tidak dapat dikontrol.

134
3. Variabel yang diteliti hanya komitmen anggota dan budaya kerja,

namun demikian tidak tertutup kemungkinan masih terdapat variabel-

variabel lain yang mempengaruhi variabel kinerja. Faktor-faktor lain

tersebut seperti motivasi kerja, kepuasan kerja, gaya kepemimpinan,

kompetensi pegawai, dan sebagainya yang diduga juga

mempengaruhi kinerja pegawai secara signifikan.

135

Você também pode gostar