Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
HUKUM ADAT
UNIVERSITAS INDONESIA
Jakarta, 25 Juni 2012
BAB I
1.2 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai tugas untuk mengisi nilai
UTS. Selain itu, dibuatnya makalah ini juga untuk menambah pengetahuan kami
tentang Hukum Adat serta proses terbentuknya. Dengan dibuatnya makalah ini,
berguna juga untuk bahan belajar mata kuliah Hukum Adat kami.
1.3 Permasalahan
a. Apa itu Hukum Adat?
b. Kapan Proses terbentuknya Hukum Adat?
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah adat berasal dari bahasa Arab, yaitu Hadazt, yang apabila diterjemahkan
dalam Bahasa Indonesia berarti “kebiasaan”. Adat atau kebiasaan telah meresap
kedalam Bahasa Indonesia, sehingga hampir semua bahasa daerah di Indonesia telah
mengenal dan menggunakan istilah tersebut.
Pengertian adat-istiadat menyangkut sikap dan kelakuan seseorang yang diikuti
oleh orang lain dalam suatu proses waktu yang cukup lama, ini menunjukkan begitu
luasnya pengertian adat-iatiadat tersebut. Tiap-tiap masyarakat atau Bangsa dan
Negara memiliki adat-istiadat sendiri-sendiri, yang satu satu dengan yang lainnya
pasti tidak sama.
Adat-istiadat dapat mencerminkan jiwa suatu masyarakat atau bangsa dan
merupakan suatu kepribadian dari suatu masyarakat atau bangsa. Tingkat peradaban,
cara hidup yang modern sesorang tidak dapat menghilangkan tingkah laku atau adat-
istiadat yang hidup dan berakar dalam masyarakat.
Pada mulanya, Hukum Adat disebut dengan sebutan Hukum Kebiasaan. Di
beberapa peraturan undang – undang disebut hukum kebiasaan dan bukan hukum
adat. Kebiasaan adalah segala sesuatu (perbuatan, tingkah laku, perilaku) yang
diulang ulang di dalam menghadapi yang sama akan berbuat yang sama untuk waktu
yang sama
2. Proses Terbentuknya
Proses terbentuknya hukum adat menurut Soerjono Soekanto dibagi menjadi 2
aspek yaitu:
A. Aspek Sosiologi
Pada prinsipnya manusia tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan manusia
lainnya karena manusia adalah makhluk sosial dan miliki naluri. Karena hidup
manusia membutuhkan manusia lainnya maka setiap manusia akan
berinteraksi dengan manusia lainnya, dari interaksi tersebut melahirkan
pengalaman. Dari pengalaman ini akan dapat didapati sistem nilai yang dapat
dianggap sebagai hal yang baik dan hal yang buruk.
Dari Sistem nilai ini akan melahirkan suatu pola pikir / asumsi yang akan
menimbulkan suatu sikap yaitu kecendrungan untuk berbuat atau tidak
berbuat. Bila sikap ini telah mengarah kecendrungan untuk berbuat maka akan
timbulah perilaku.
Interaksi – pengalaman – nilai – pola berpikir – sikap – perilaku – kebiasaan
A. Kesimpulan
Jadi, hukum adat menurut pandangan para tokoh walaupun berbeda, tetapi
maksud para tokoh seperti Van Vollenhoven, Ter Haar itu sama. Mereka
memandang hukum adat itu sebagai tingkah laku manusia yang
mempunyai sanksi dalam keputusan - keputusan yang bertujuan untuk
mendapatkan keadilan dalam tingkah laku manusia yang harus
ditemukan dan diberlakukan dalam hukum adat Indonesia dan hukum
adat pun mempunyai kaitan dengan hukum agama, walaupun hukum
agama tidak mempunyai pengaruh yang besar terhadap hukum adat
karena terdapat perbedaan antara hukum adat dan hukum agama.
Masyarakat hukum adat itu diakui oleh UUD 1945 dan masyarakat hukum
adat ada sebelum Negara ini berdiri,
B. Saran
Walaupun hukum agama tidak berpengaruh terhadap hukum adat,
tetapi kita harus seimbang dalam menjalankan keduanya begitupun
dengan hukum barat karena hukum Indonesia saat ini memakai
ketiga hukum itu sesuai dengan pasal 11 aturan peralihan UUD 1945.
Maka ketiga hukum itu harus kita jaga dan pelihara agar tidak terjadi
ketidakadilan dalam pelakanaannya oleh hakim. Selain itu, jika hakim
tidak dapat memecahkan masalah karena tidak ada UU yang
mengaturnya, maka hakim wajib menggali dan menemukannya dalam
hukum adat.
DAFTAR PUSTAKA