Você está na página 1de 13
DIFUSI DAN OSMOSIS Plasma sel (sitoplasma) dibungkus oleh sclaput tipis yang disebut membran plasma, Selaput ini merupakan membran dwi lapis yang mampu mengatur secara selektif aliran cairan dari lingkungan suatu sel ke dalam sel dan sebaliknya. Pada dasarnya pengangkutan melalui membran sel dapat terjadi secara pasif| maupun secara aktif. Pengangkutan secara pasif terjadi jika mengikuti arah gradien konsentrasi, artinya dari larutan yang memiliki konsentrasi tinggi menuju larutan yang memiliki konsentrasi rendah. Proses ini terjadi tanpa memerlukan energihasil metabolisme, Sedangkan pada proses pengangkutan secara aktif memerlukan energi hasil metabolisme seperti ATP (Adenosin Tri Phospat) karena prosesnya terjadi melawan arah gradien konsentrasi Proses difusi dan osmosis merupakan contoh proses pengangkutan secara pasif. Proses osmosis merupakan proses difusi yang sifatnya khusus, yang menunjukkan adanya perpindahan air melaluai selaput membran yang bersifat permeabel selektif (permeabel deferensial). Terjadinya proses osmosis sangat ditentukan oleh adanya perbedaan potensial kimia air atau potensial air (PA), Di dalam proses osmosis, di samping komponen potensial air, komponen lain yang penting adalah potensial osmotik dan potensial tekanan, yang pada tumbuhan timbul dalam bentuk tekanan turgor. Hubungan antara nilai potensial air (PA), potensial osmotik (PO), dan potensial tekanan (PT) dapat dinyatakan dengan hubungan sebagai berikut: PA=PO+PT Untuk mengetahui nilai potensial osmotik cairan sel salah satunya dapat digunakan dengan metode plasmolisis. Metode ini ditempuh dengan cara menentukan. pada konsentrasi sukrosa berapa jumlah sel yang mengalami plasmolisis 50%, karena pada kondisi tersebut dianggap konsentrasinya sama dengan Konsentrasi yang dimiliki oleh cairan sel. Jika konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis diketahui, maka nilai tekanan osmosis sel dapat ditentukan dengan menggunakan _ 22,4.M.T rumus sebagai berikut: TO sel 273 dengan: TO = Tekanan osmotik M =Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis T =Temperatur mutlak (273 + 1° C), ‘Tekanan sel bemilai positif, sedangkan nilai potensial osmotik negatif. PRAKTIKUM I 'TUAN TEKANAN OSMOSIS CAIRAN SEL PE ‘Tujuan 1. Mengetahui pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap prosentase sel yang terplasmolisis, 2. Menghitung tekanan osmosis cairan sel dengan metoda plasmolisis. Bahan dan Alat 1, Daun Rhoea discolor atau umbi lapis bawang merah yang jaringan epidermisnya mengandung cairan sel yang berwarna, 2, Larutan sukrosa dengan molaritas 0,28 M; 0,26 M; 0,24 M; 0,22 M; 0,20 M; 0,18 M; 0,16 M dan 0,14 M. 3. Mikroskop, 4, Kaca arloji atau cawan petri 8 buah. 5, Kaca benda dan kaca penutup, 6. Pisau silet. Cara Kerja 1, Buatlah larutan sukrosa dari konsentrasi yang terbesar yaitu 0,28 M, dengan cara menimbang sebanyak 95,76 gram kristal sukrosa dan larutkan dalam aquades sehingga volumenya menjadi 1 liter. Sedangkan untuk membuat konsentrasi larutan yang lebih rendah dengan menggunakan rumus ViMi = V2Mb (V; = volume awal; My = konsentrasi awal; V2 = volume akhir dan Mz konsentrasi akhit). 2, Siapkan 8 buah kaca arloji, isi masing-masing dengan 5 ml larutan sukrosa yang telah disediakan dan beri label masing-masing kaca arloji berdasarkan konsentrasi larutan. 3. Ambil daun Rhoea discolor, kemudian sayatlah lapisan epidermis yang berwama dengan pisau silet. Usahakan hanya menyayat selapis sel. 4. Masukkan sayatan-sayatan epidermis daun tersebut pada kaca arloji yang sudah berisi larutan sukrosa dengan konsentrasi tertentu. 5. Setelah 30 menit, sayatan diambil dan diperiksa di bawah mikroskop. 6. Hitung jumlah seluruh sel pada satu lapang pandang, jumlah sel yang terplasmolisis dan prosentase jumlah sel terplasmolisis terhadap jumlah sel seluruhnya, Hasil Pengamatan dan 1. Buat tabel data tentang jumlah seluruh sel, jumlah sel yang terplasmoli prosentase jumlah sel yang terplasmolisis terhadap jumlah sel seluruhnya. 2, Berdasarkan data pada tabel 1, buatlah grafik yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi larutan sukrosa dengan prosentase sel yang mengalami plasmolisis. Tentukan konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% sel mengalami plasmolisis. 3. Hitung nilai tekanan osmotik cairan sel epidermis daun Rhoea discolor. Pembahasan_ Berdasarkan grafik, jelaskan pengaruah Konsentrasi larutan sukrosa terhadap prosentase sel yang terplasmolisis. Kemukakan pendapat saudara yang ditunjang dengan teori-teori pendukung, Kesimpulan Berikan simpulan tentang pengaruh konsentrasi larutan sukrosa_terhadap prosentase sel terplasmolisis. Tugas 1, Hitung nilai potensial osmotik cairan sel daun Rhoea discolor. 2. Jelaskan penyebab terjadinya plasmolisis. PRAKTIKUM II POTENSIAL AIR JARINGAN TUMBUHAN ‘Tujuan 1. Mengetahui pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap perubahan panjang potongan jaringan tumbuhan, 2. Menghitung nilai potensial air jaringan tumbuhan, Bahan dan Alat 1, Umbi kentang, ubi jalar, bengkuang, wortel (setiap kelompok satu umbi). 2. Larutan sukrosa 0 M; 0,2 M; 0,4 M; 0,6 M; 0,8 M dan 1 M, 3. Gelas kimia 100 ml sebanyak 6 buah. 4, Gelas ukur 50 ml jumlah 1 5. Alat pengebor gabus. 6. Penggaris, pisau tajam, pinset, plastik dan karet gelang/tali Cara Kerja 1, Siapkan bahan dan alat yang diperlukan. 2, Isilah gelas kimia 1 dengan larutan sukrosa 0 M, gelas kimia 2 dengan larutan sukrosa 0,2 M dan seterusnya sampai gelas kimia 6, masing-masing 25 ml Beri label pada gelas kimia tersebut. 3. Pilih umbi kentang yang cukup besar dan baik, buatlah silinder umbi dengan alat pengebor gabus. Potong-potong silinder umbi tersebut sepanjang 3 cm. 4, Masukkan potongan umbi tersebut ke dalam gelas kimia masing-masing 4 potongan. Catat waktu pada saat memasukkan potongan umbi ke dalam gelas kimia, Bekerjalah dengan cepat untuk mengurangi penguapan, dan tutup rapat gelas kimia selama percobaan dilakukan. 5. Setelah 2 jam, Keluarkan setiap potongan umbi tersebut dan ukur kembali panjangnya. 6. Hitung nilai rata-rata pertambahan panjang untuk setiap konsentrasi larutan sukrosa. Hasil Pengamatan 1, Buatlah tabel rata-rata pertambahan panjang untuk setiap konsentrasi larutan sukrosa. 2. Buat grafik yang menyatakan bubungan antara konsentrasi larutan sukrosa dengan pertambahan panjang potongan silinder umbi kentang. 3. Tentukan konsentrasi Jarutan sukrosa yang tidak menyebabkan pertambahan panjang potongan silinder umbi kentang/ubi jalar/bengkuang. 4, Hitung nilai potensial air sel umbi kentang tersebut. Pembahasan: Jelaskan pengaruh Kosentrasi larutan sukrosa terhadap pertambahan panjang potongan silinder umbi. Kemukakan pendapat saudara yang ditunjang. teori-teori pendukung. Kesimpulan Berikan simpulan mengenai pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap pertambahan panjang potongan silinder umbi. Tugas 1 Mengapa perlu dicari nilai Konsentrasi larutan sukrosa yang tidak menyebabkan pertambahan panjang potongan silinder umbi, Mengapa nilai potensial air sama dengan nilai tekanan osmosis larutan sukrosa yang tidak menyebabkan perubahan panjang silinder umbi. PRAKTIKUM IIT TRANSPIRASI Pendahuluan Tumbuhan dalam aktivitas hidupnya, mengeluarkan sejumlah besar air yang diserap (90%) ke atmosfir dalam bentuk uap air. Hilangnya air dari tubuh tanaman dalam bentuk uap air ini dinamakan transpirasi, dan hampir semua air yang ditranspirasikan keluar melalui stomata. Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun, Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung sampai rongga antar sel jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan aimnya ke rongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial aimnya menurun, Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya akan menerima dari batang dan batang menerima dari akar dan seterusnya. Apabila stomata membuka, uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfir. Pada dasamnya terjadinya transpirasi ditentukan oleh seberapa besar celah antara dua sel penutup stomata, sehingga proses-proses yang menyebabkan membuka dna menutupnya stomata menentukan besamya transpirasi. Berbagai faktor lingkungan mempengaruhi proses transpirasi di antaranya adalah radiasi cahaya, kelembaban, subu, angin dan keadaan air tanah. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kecepatan transpirasi dengan metode penimbangan Bahan dan Alat 1, Erlenmeyer 250 ml (2 buah) Sumbat erlenmeyer dengan lubang di tengahnya (2 buah) ‘Timbangan Termometer, higrometer Lux meter Bohlam lampu 100 watt dan lampu duduk Pisau tajam dan penggaris, ea ave wD Air 9. Vaselin 10. Kertas grafik/milimeter 11, Dua pucuk tanaman Pacar air (Impatien balsemia) yang memiliki kondisi hampir sama sepanjang 20 om, Cara Kerja 1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan, 2. Sediakan 2 buah erlenmeyer, isilah dengan air volume 150 ml. 3. Potong miring pangkal pucuk batang tanaman pacar air dalam air, dan segera masukkan potongan tanaman tersebut pada tabung erlenmeyer melalui lubang pada sumbat sampai bagian bawahnya terendam air. Buanglah bunga, kuncup, daun yang rusak dan olesi luka dengan vaselin. Demikian pula olesi celah-celah yang ada dengan vaselin (misalnya sekitar sumbat penutup) 4, Timbang kedua erlenmeyer tersebut lengkap dengan tanaman dan air yang ada di dalamnya dan catat, Letakkan erlenmeyer 1 di dalam ruangan dan erlenmeyer 2 pada tempat dengan jarak 20 cm dari lampu pijar 100 watt. Ukur kondisi lingkungan kedua tempat tersebut meliputi subu, intensitas cahaya dan kelembaban. 6. Setiap 30 menit timbanglah erlenmeyer beserta perlengkapannya dan catat. 7. Ulangi pengukuran sebanyak 3 kali. 8. Setelah penimbangan terakhir, ambil daun-daun pada tanaman tersebut, kemudian ukurlah luas total daun tersebut dengan kertas milimeter/grafik, caranya sebagai berikut: ‘© Buat pola masing-masing daun pada kertas grafik. © Hitung luas daun dengan ketentuan: Apabila kurang dari 4 kotak dianggap nol, dan bila lebih dari 4 dianggap satu, Hasil Pengamatan 1. Buatlah dua tabel data: * Tabel 1 mengenai berat awal, berat akhir dan selisih berat selama transpirasi bel II mengenai luas daun. 2. Hitunglah kecepatan transpirasi pada kedua tempat berdasarkan data yang didapatkan melalui kegiatan percobaan. Nyatakan dalam satuan gram/menit/em’, 3. Buatlah grafik kecepatan transpirasi pada lingkungan yang berbeda, Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh, jelaskan pengaruh kondisi_ lingkungan tethadap Kecepatan transpirasi. Kemukakan pendapat saudara disertai teori-teori pendukung. Kesimpulan Berikan simpulan mengenai pengaruh kondisi lingkungan terhadap kecepatan transpirasi, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Biji akan menjadi dewasa dalam buah. Setelah buah matang dan biji dikeluarkan, biasanya biji dalam keadaan dorman untuk waktu yang lama atau pendek saja. Apabila dormansi ini dapat dihilangkan, maka terbentuk Giberelin dan Sitokinin yang diperlukan untuk mengungguli efek kerja penghambat pertumbuhan, sehingga pertumbuhanpun dapat dimulai. Kalau pada saat tersebut diberi air maka bijipun akan berkecambah, Tumbuh adalah proses perubahan secara kuantitatif yang sifatnya irreversible dan berlangsung selama perkembangan suatu organisme terjadi. Parameter perubahannya dapat diukur dalam satuan jumlah, ukuran, volume, dan berat. Salah satu faktor intemal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah hormon tumbuh. PRAKTIKUM IV PENGARUH PERENDAMAN BIJI DALAM AIR TERHADAP PERKECAMBAHAN Tujuan Untuk mengetahui pengaruh lama perendaman biji dalam air terhadap perkecambahan biji Bahan dan Alat - Biji kacang hijau, jagung, kacang tanah, kacang merah, kedelai (tiap kelompok satu macam biji) - Air suling = Cawan petri + Kertas saring ~ Gelas kimia (beaker glass), Cara Kerja 1, Rendam biji kacang hijau (salah satu dari bijiebiji di atas) selama 4 jam, 3 jam, 2 jam, 1 jam dan tanpa direndam masing-masing 50 biji. 2. Tanam dalam waktu yang bersamaan pada cawan petri yang sudah dialasi kertas saring/kertas tisue basa. Tutup cawan petri kemudian simpan di tempat gelap dan amati setiap hari berapa jumlah biji yang berkecambah selama 10 hari Pisahkan biji yang sudah berkecambah dan sudah dilakukan perhitungan. 4, Hari pertama pengamatan dihitung saat penanaman biji pada cawan petri. 5. Buat tabel persentase perkecambahan dan indeks kecepatan perkecambahan dari hasil pengamatan anda. Jumlah biji_yang berkecambah Jumlah keseluruhan biji 6. Persentase perkecambahan = x 100% XX, 2 Xq = banyaknya biji yang berkecambah pada hari ke n. Indeks kecepatan perkecambahan (IKP) = 10 PRAKTIKUM X ABSISI DAUN ‘Tujuan Mengetahui pengaruh AIA terhadap proses absisi pada daun. Bahan dan Alat 2 pot tanaman Coleus sp. yang memiliki kondisi sama Lanolin AIA 1 ppm dalam lanolin (4 ml AIA 1 ppm dicampur dengan 100 gram lanolin) Pisau Label. Cara Kerja 1 yee Ambil dua buah pot tanaman Coleus sp. kemudian lakukan kegiatan sebagai berikut: ~ Pot I: potong satu pasang lamina yang terletak paling bawah. ~ Pot 2: potong satu pasang lamina yang terletak tepat di atas lamina yang paling bawah Olesi bekas potongan tersebut, yang satu dengan lanolin, sedang yang lain dengan | ppm AIA dalam lanolin, Beri tanda agar tidak tertukar. Amati tiap hari dan catat waktu gugurnya tangkai-tangkai daun tersebut. Adakah perbedaan waktu gugumya daun pada percobaan saudara, Jelaskan pendapat saudara disertai dengan teori yang mendukung. ul LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN Topik: Kelompok: Nama: | Kesimpulan: Surabaya, 2015 Pembimbing Praktikum DAFTAR PUSTAKA Loveless, A.R. 1983. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 1. Jakarta: PT Gramec Mackean, D.C. 1983. Experimental Work in Biology. London: John Murray Publishers, Ltd. Rukmawati, Herlina F. dan Yuliani. 1993. Panduan Praktikum Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Surabaya: FPMIPA IKIP Surabaya. Rukmawati dan Yuni Sri R. 1997. Panduan Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Surabaya: University Press IKIP Surabaya. Salisbury, F.B. dan C.W.Ross. 1992. Plant Physiology. Belmont. California: ‘Wadsworth Pub. Co. Sastramihardja, D. 1990. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Bandung: FMIPA. ITB Bandung. Witham F.H. dan R.M. Devlin. 1986. Exercises in Plant Physiology. Boston: Prindle, Weber dan Smith. 13

Você também pode gostar