Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ORDE BARU
s Sejak Orde Baru dan Diangkatnya Maijen Soeharto menjadi
Presiden RI, telah banyak perubahan yang dicapai oleh bangsa Indonesia,
langkah yang dilakukannya adalah menciptakan stabilitas ekonomi politik.
Tujuan perjuangannya adalah menegakkan tata kehidupan negara yang
didasarkan atas kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945.
Kabinet yang pertama kali dibentuk adalah Kabinet AMPERA
dengan tugas menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai
persyaratan untuk melaksanakan pembangunan nasional yang disebut DWI
DHARMA KABINET AMPERA. Adapun programnya antara lain :
Kebijakan sosial politik orde baru, dalam bidang politik salah satu
langkah yang dilakukan oleh Seokarno adalah melakukan fusi partai politik.
menghasilkan komposisi sebagai berikut :
1. Kelompok Demokrasi Pembangunan ( 11 Januari 1973 ) kelompok ini
terdiri atas partai Nasional Indonesia, Partai Kristen Indonesia, Partai
Katolik, ikatan pendukung kemerdekaan dan Partai MURBA.
2. Kelompok Persatuan Pembangunan ( 5 Januari 1973 ) kelompok ini
terdiri atas Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partai Sarikat
Islam Indonesia dan Partai Islam Persatuan Tarbiyah Indonesia.
3. Kelompok Golongan Karya yang terdiri berbagai organisasi profesi,
seperti Organisasi Buruh, Organisasi Pemuda, Organisasi Tani dan
Nelayan, Organisasi Seniman dan Organisasi Masyarakat.
Peran negara juga sangat kuat karena didukung oleh pemusatan dan
penguatan : sektor militer, ekonomi dan budaya (ketiganya merupakan pijakan
bagi Soeharto untuk membangun pemerintahan yang kuat)
Selain dampak positifnya juga pasti ada juga yang namanya dampak negatif,
berikut dari menguatnya peran negara terhadap masyarakat pada masa Orde
Baru :
1) Terbentuk pemerintahan yang bersifat ototriter, dominative, dan sentralistis
2) Otoriarisme merambah segenap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsadan
bernegara termasuk kehidupan politik yang sangat merugikan rakyat
3) Pemerintah Orde Baru gagal memberikan pelajaran berdemokrasi yang baik dan
benar kepada rakyat Indonesia
4) System perwakilan bersifat semu bahkan hanya dijadikan topeng untuk
melanggengkan sebuah kekuasaan secara sepihak. Dalam setiap pemilihan
presiden melalui MPR, Soeharto selalu terlpilih
5) Demokrasi yang terbentuk didasarkan pada korupsi, kolusi, dan
Nepotisme(KKN)sehingga banyak wakil rakyat yang duduk di MPR/DPR yang
tidak mengenal rakyat dan daerah yang diwakilinya
Dalam kaitannya dengan interaksi kota tersebut, maka mobilitas penduduk dapat
diartikan sebagai suatu perpindahan penduduk baik secara teritorial ataupun
geografis. Hubungan timbal balik antara kota dengan kota maupun antara kota dengan
desa dapat menyebabkan munculnya gejala-gejala yang baru yang meliputi aspek
ekonomi, sosial maupun budaya.
Masa Orde Baru tingkat pertumbuhan penduduk pertahun mengalami penurunan berkat
keberhasilan program KB dan perbaikan gizi serta kesehatan masyarakat.
Tingginya angka pertumbuhan penduduk dan berkurangnya lahan pertanian karena untuk
keperluan non pertanian (misal untuk perkantoran, jalan raya, pemukiman baru). Sebagai
akibatnya presentase penduduk yang bermukim dipedesaan menurun, yang bermukim
diperkotaan meningkat.
Program transmigrasi dibagi 2 periode yaitu tahap pra Pelita dan tahap Pelita. Tujuan
Transmigrasi pada masa Orde Baru yaitu :
Pada masa Orde Baru politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif kembali
dipulihkan. Dan MPR mengeluarkan sejumlah ketetapan yang menjadi landasan
politik luar negeri Indonesia. Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia harus
didasarkan kepada kepentingan nasional, seperti pembangunan nasional,
kemakmuran rakyat, kebenaran, serta keadilan.
Langkah –langkah yang diambil oleh kabinet ampera (kabinet amanat
penderitaan rakyat) dalam menata kembali politik luar negeri,antara lain sebagai
berikut :
1. Kembali menjadi anggota PBB
Pada tanggal 28 September 1966 Indonesia kembali menjadi anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) YANG KE-60.
Manfaat dan bantuan PBB, antara lain sebagai berikut.
Hubungan yang harmonis antara Indonesia dan PBB menjadi terganggu sejak
Indonesia menyatakan diri keluar dari keanggotaan PBB pada tanggal 7 Januari
1965. Keluarnya Indonesia dari keanggotaan PBB tersebut sebagai protes atas
diterimanya Federasi Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB, sedangkan Indonesia sendiri pada saat itu sedang berkonfrontasi dengan
Malaysia. Akibat keluar dari keanggotaan PBB, Indonesia praktis terkucil dari
pergaulan dunia. Hal itu jelas sangat merugikan pihak Indonesia.
1) Rakyat Sabah dan Serawak akan diberi kesempatan menegaskan lagi keputusan
yang telah diambil mengenai kedudukan mereka dalam Federasi Malaysia.
2) Kedua pemerintah menyetujui memulihkan hubungan diplomatik.
3) Kedua pemerintah menghentikan segala bentuk permusuhan.
1) meletakkan dasar yang kukuh bagi usaha bersama secara regional dalam
mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan
kebudayaan;
2) meletakkan landasan bagi terwujudnya suatu masyarakat yang sejahtera dan
damai di kawasan Asia Tenggara;
3) memberi sumbangan ke arah kemajuan dan kesejahteraan dunia;
4) memajukan perdamaian dan stabilitas regional dengan menghormati keadilan,
hukum, serta prinsip-prinsip Piagam PBB;
5) memajukan kerja sama aktif dan tukar-menukar bantuan untuk kepentingan
bersama dalam bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan, dan
administrasi;
6) memajukan pelajaran-pelajaran (studies) tentang Asia Tenggara;
7) memajukan kerja sama yang erat dan bermanfaat, di tengah-tengah
organisasi-organisasi regional dan internasional lainnya dengan maksud dan
tujuan yang sama dan menjajaki semua bidang untuk kerja sama yang lebih erat
di antara anggota.
Pemerintahan Indonesia masa Orde Baru juga aktif dalam beberapa lembaga
internasional, seperti berikut ini.
b) Badan keuangan dunia baik internasional maupun regional, seperti Bank Dunia
(World Bank), Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank), Dana Moneter
Internasional (International Monetary Fund), dan Masyarakat Ekonomi Eropa
(MEE).
IGGI berpusat di Den Haag (Belanda). Ketua IGGI dijabat oleh Menteri Kerja
Sama Pembangunan Kerajaan Belanda. Bantuan IGGI kepada Indonesia, antara
lain berbentuk:
a) bantuan proyek,
b) bantuan program,
c) bantuan pangan,
d) bantuan teknik,
e) devisa kredit (devisa yang diperoleh dari pinjaman), dan
f) grant (sumbangan atau hadiah).
Pada tanggal 25 Maret 1992, IGGI bubar sebab Indonesia menolak bantuan
Belanda yang dianggap terlalu banyak mengaitkan pinjaman luar negerinya dengan
masalah politik di Indonesia. Sebagai penggantinya, pemerintah Indonesia
meminta pada Bank Dunia membentuk Consultative Group on Indonesia (CGI).
CGI mengadakan sidang pertama kali di Paris, Prancis tanggal 16 Juli 1992.
Sidang dihadiri oleh 18 negara dan 10 lembaga internasional yang dipimpin oleh
Bank Dunia. Anggota CGI terdiri atas negara-negara bekas anggota IGGI
(kecuali Belanda) dan lembaga-lembaga internasional.
a) Jepang,
b) Korea Selatan,
c) Amerika Serikat,
d) Prancis,
e) Jerman,
f) Inggris,
g) Swiss, dan
h) Belgia,
i ) Denmark,
j) Austria,
k) Kanada,
l) Italia,
m) Spanyol,
n) Finlandia,
o) Swedia,
p) Norwegia,
q) Selandia Baru.
a) World Bank,
b) ADB,
c) UNDP,
d) WFP,
e) UNFPA,
f) WHO,
g) FAO,
h) UNIDO,
i) ILO,
j) UNESCO,
k) UNHCR,
l) IAEA,
m) Mordic Invesment Bank,
n) IFAD,
o) IDB,
p) UNICEF,
q) Kuwait Fund
r) Saudi Fund.