Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NIM : P1337420116055
Kelas : 1A1
Kata “etika” berasal dari kata Yunani yang dipakai untuk pengertian karakter pribadi,
sedangkan “moral” berasal dari kata Latin untuk kebiasaan sosial.
Etika memiliki pengertian bahwa manusia diharapkan mampu mengatasi sifat-sifat jahatnya
dan mengembangkan sifat-sifat baik dalam dirinya. Paul Foulquie mendefinisikan etika
sebagai “aturan kebiasaan, yang apabila ditaati dan dipatuhi, akan mengantarkan manusia
meraih segenap tujuannya”. Biasanya etika sangat terkait dengan persoalan-persoalan
bagaimana meraih kebahagiaan dalam diri manusia.
Ada tiga jenis etika, yaitu: etika deskriptif, etika normatif, dan meta-etika.
Etika deskriptif adalah sebuah kajian empiris atas berbagai aturan dan kebiasaan
moral seorang individu, sebuah kelompok atau masyarakat, agama tertentu, atau
sejenisnya.
Etika normatif mengkaji dan menela’ah teori-teori moral tentang kebenaran dan
kesalahan.
Sedang meta-etika atau etika analitis tidak berkaitan fakta-fakta empiris atau historis,
dan juga tidak melakukan penilaian evaluasi atau normatif. Meta-etika lebih suka
mengkaji persoalan-persoalan etika.
Konsep kesehatan berlandaskan agama yang memiliki konsep jangka panjang dan
tidak hanya berorientasi pada masa kini sekarang serta disini, agama dapat memberi dampak
yang cukup berarti dalam kehidupan manusia, termasuk terhadap kesehatan.
Orang yang memiliki etika yang baik adalah orang yang sehat secara mental. Kesemuanya
berasal dari mental, Orang yang sehat mental akan senantiasa merasa aman dan bahagia
dalam kondisi apapun, ia juga akan melakukan intropeksi atas segala hal yang dilakukannya
sehingga ia akan mampu mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri.
Solusi terbaik untuk dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan adalah dengan
mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan mental seseorang
dapat ditandai dengan kemampuan orang tersebut dalam penyesuaian diri dengan
lingkungannya, mampu mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sendiri
semaksimal mungkin untuk menggapai ridho Allah SWT, serta dengan mengembangkan
seluruh aspek kecerdasan, baik kesehatan spiritual, emosi maupun kecerdasan intelektual.
mampu beradaptasi dengan lingkungannya akan gagal dalam menjalani kehidupannya.
MEMELIHARA ETIKA MANUSIA BERLANDASKAN KAIDAH AGAMA
Manusia tanpa etika seringkali memiliki kelakuan yang abnornal yang sering kita sebut
gangguan mental. Gangguan mental dapat dikatakan sebagai perilaku abnormal atau perilaku
yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dimasyarakat, perilaku tersebut baik yang
berupa pikiran, perasaan maupun tindakan. Stress, depresi dan alkoholik tergolong sebagai
gangguan mental karena adanya penyimpangan, hal ini dapat disimpulkan bahwa gangguan
mental memiliki titik kunci yaitu menurunnya fungsi mental dan berpengaruhnya pada
ketidak wajaran dalam berperilaku ini sesuai dengan Al-Quran (QS. Al-Baqoroh 2:10)
ّ يَك ِذبُونَ كَانُوا بِ َما أ َ ِليم َعذَاب َولَ ُهم َم َرضًا
َللاُ فَزَ ادَ ُه ُم َم َرض قُلُوبِ ِهم فِي
Artinya: Dalam hati mereka ada penyakit lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka
siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. yakni keyakinan mereka terdahap kebenaran
nabi Muhammad s.a.w. lemah. Kelemahan keyakinan itu, menimbulkan kedengkian, iri-hati
dan dendam terhadap nabi s.a.w., agama dan orang-orang Islam.
Adapun gangguan mental yang dijelaskan oleh (A. Scott, 1961) meliputi beberapa hal :
Salah dalam penyesuaian sosial, orang yang mengalami gangguan mental perilakunya
bertentangan dengan kelompok dimana dia ada.
Ketidak bahagiaan secara subyektif
Kegagalan beradaptasi dengan lingkungan
Sebagian penderita gangguan mental menerima pengobatan psikiatris dirumah sakit, namun
ada sebagian yang tidak mendapat pengobatan tersebut.
Seseorang yang gagal dalam beradaptasi secara positif dengan lingkungan nya dikatakan
mengalami gangguan mental. Proses adaptif ini berbeda dengan penyesuaian sosial, karena
adaptif lebih aktif dan didasarkan atas kemampuan pribadi sekaligus melihat konteks
sosialnya. Atas dasar pengertian ini tentu tidak mudah untuk mengukur ada tidaknya
gangguan mental pada seseorang, karena selain harus mengetahui potensi individunya juga
harus melihat konteks sosialnya.
Artinya : Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang Telah mereka kerjakan.
Ditekankan dalam ayat Ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala
yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.
(QS Ar Ra’ad 13:28)
Artinya (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.