Você está na página 1de 14

Asuhan Keperawatan Gout (Asam Urat)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan
hiperurisemia dan serangan sinivitis akut berulang-ulang. Kelainan ini berkaitan dengan
penimbunan Kristal urat monohidrat monosodium dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi
degenerasi tulang rawan sendi. Insiden penyakit gout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada usia
30-40 tahun dan 20 kali lebih sering pada pria dari pada wanita. Penyakit ini terutama menyerang
sendi tangan dan bagian metatarsofalangeal kaki. ( Ns. Arif Muttaqin, S.Kep : 2005).
Gout disebabkan karena adanya peningkatan jumlah asam urat, yang adalah hasil akhir
metaboilisme purin. Sebagai hasil hyperurisemia, Kristal asam urat berkumpul di dalam sendi
yang paling umum ibu jari kaki (podagra), menyebabkan sakit ketika sendi bergerak. Asam urat
dibersihkan dari tubuh melalui ginjal. Pasien dapat juga berpotensi kearah penyakit batu ginjal
ketika asam urat mengkristal di dalam ginjal. Seseorang bias juga berpotensi kearah penyakit
gout sekunder , ini karena proses penyakit lain atau penggunaan pengobatan, seperti diuretic,
atau beberapa agen kemoterapeutik ( Donna Jackson, RN, MSN, APRN, BC).
B. Tujuan
Tujuan umum : untuk mempelajari tentang penyakit Gout ( Asam Urat).
Tujuan khusus :
1. Untuk mengetahui perngertian Gout?
2. Untuk mengetahui penyebab penyakit gout ?
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit gout ?
4. Untuk mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi penyakit gout ?
5. Untuk mengetahui klasifikasi gout ?
6. Untuk mengetahui perjalanan penyakit gout ?
7. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan gout ?
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Defenisi
Gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan
hiperurisemia dan serangan sinivitis akut berulang-ulang ( Ns. Arif Muttaqin, S.Kep : 2005).
Gout adalah gangguan metabolisme dimana protein berbasis purin tidak dapat
dimetabolisme tubuh dengan baik ( Mary Digiulio, RN, MSN, APRN, BC : 2007).
Gout adalah penyakit yang sering ditemukan dan tersebar diseluruh dunia. Gout
merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat pada
jaringan atau akibat supersaturasi asam urat didalam cairan ekstraselular ( Aru W. Sudoyo,
Bambang Setiyohadi : 2009).
Gout merupakan penyakit metabolik yang disebabkan oleh kelebihan kadar senyawa urat
didalam tubuh; baik karena produksi berlebih, eliminasi yang kurang atau peningkatan asupan
purin( Esther Chang, John Daly, Doug Elliott : 2006 ).
Gout merupakan kelompok keadaan Heterogenous yang berhubungan dengan defek
genetik pada metabolisme purin ( Brunner dan Suddarth : edisi 12).

B. Etiologi
Adanya peningkatan jumlah asam urat, yang adalah hasil akhir metaboilisme purin.
Sebagai hasil hyperurisemia, Kristal asam urat berkumpul di dalam sendi yang paling umum ibu
jari kaki (podagra), menyebabkan sakit ketika sendi bergerak ( Mary Digiulio, RN, MSN, APRN,
BC : 2007).
Gout ada dua, yaitu gout primer yang dipengaruhi factor genetic, dan gout sekunder
disebabkan oleh Produksi asam urat yang berlebihan dan Sekresi asam urat yang berkembang.
Factor predisposisi terjadinya penyakit gout :
1. Usia
Umumnya pada usia pertengahan, tetapi gejala dapat terjadi lebih awal bila terdapat factor
herediter.
2. Jenis kelamin
Lebih sering terjadi pada pria dengan perbandingan 20 : 1.
3. Iklim
Lebih banyak ditemukan pada daerah dengan suhu yang lebih tinggi.
4. Herediter
Factor herediter dominan autosom sangat berperan dan sebanyak25% disertai adanya
hiperurisemia ( Ns. Arif Muttaqin, S.Kep : 2005).
Penyebab Gout (Asam urat) yaitu :
1. Produksi asam urat dalam tubuh meningkat disebabkan oleh:
- Genetik
- Aktivitas berlebihan enzim yang mempercepat penghancuran postpat didalam tubuh
- Konsumsi makanan tinggi protein( purin) seperti daging, jeroan, kepiting, kerang, keju, buncis,
kacang tanah, bayam dan lain-lain.
2. Pembuang asam urat berkurang karena :
- Makan obat TB
- Puasa/ diet ketat : pembakaran lemak yang berlebihan menghasilkan keton yang menghambat
tumbuhnya asam urat.
- Olahraga terlalu berat
- Kegemukan.

C. Manifestasi klinis
1. Serangan akut meningkatkan rasa sakit pada sendi karena akumulasi asam urat di dalam sendi.
2. Kemerahan karena radang di sekitar sendi
3. Nephrolithiasis (batu ginjal ) karena asam urat yang menumpuk didalam ginjal ( Mary Digiulio,
RN, MSN, APRN, BC : 2007).
Manifestasi klinik gout terdiri dari artritis gout akut, interkritikal, gout dan gout menahun.
1. Artritis gout akut : keluhan utama berupa nyeri, bengkak, terasa hangat, merah, dengan gejala
sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah.
2. Interkritikal gout : terjadinya periode interkritik asimptomatik, pada aspirasi sendi ditemukan
tanda-tanda radang akut.
3. Artritis gout menahun : disertai batu saluran kemih.
Manifestasi sindrom gout mencangkup artritis gout yang akut (serangan rekuren
inflamasi artrikuler dan periartikuler yang berat), tofus ( endapan kristal yang menumpuk dalam
jaringan artikuler, jaringan oseus, jaringan lunak serta kartilago), netropati gout (gangguan ginjal
) dan pembentukan batu asam urat dalam traktus urinarius.

D. Anatomi fisiologi

Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi
diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah sendi dikelilingi sejenis
kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi membran
sinovial yang menghasilkan cairan sinovial untuk “meminyaki” sendi. Bagian luar kapsul
diperkuat oleh ligamen berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya
dan membatasi gerakan yang dapat dilakukan. Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang
mempunyai fungsi ganda, yaitu untuk melindungi ujung tulang agar tidak aus dan
memungkinkan pergerakan sendi menjadi mulus/licin, serta sebagai penahan beban dan peredam
benturan. Agar rawan berfungsi baik, maka diperlukan matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul,
yaitu :
 Proteoglikan : yang meliputi 10 % berat kering rawan sendi, mengandung 70-80% air, hal inilah
yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan memungkinkan rawan sendi elastis.
 Kolagen : komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangat tahan terhadap tarikan.
Makin kearah ujung rawan sendi makin tebal, sehingga rawan sendi yang tebal kolagennya akan
tahan terhadap tarikan. Disamping itu matriks juga mengandung mineral air, dan zat organik lain
seperti enzim.

E. Klasifikasi
Gout dibagi dua, yaitu :
1. Gout primer
Gout primer dipengaruhi oleh factor genetic. Terdapat produksi/ sekresi asam urat yang
berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.
2. Gout sekunder
Gout sekunderpat disebabkan oleh dua hal, yaitu :
a. Produksi asam urat yang berlebihan, misalnya pada :
- Kelainan mieloproliferatif
- Sindrom Lesch-Nyhan
- Gangguan penyimpanan glikogen
- Penatalaksanaan anemia pernisiosa karena maturasi sel megaloblastik mewnimulasi pengeluaran
asam urat.
b. Sekresi asam urat yang berkembang, misalnya pada gagal ginjal kronis, pemakaian obat salisilat,
beberapa macam diuretic dan sulfonamid ( Ns. Arif Muttaqin, S.Kep : 2005).

F. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung asam
urat tinggi dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adekuat akan menghasilkan akumulasi asam
urat yang berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal
asam urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan
respon inflamasi.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam urat
tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat yang akan berakumulasi atau
menumpuk di jaringan konektif diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya kristal
akan memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak hanya
merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul. Serum urat meningkat tapi
tidak akan menimbulkan gejala. Lama kelamaan penyakit ini akan menyebabkan hipertensi
karena adanya penumpukan asam urat pada ginjal.
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak. Serangan ini meliputi
hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat nyeri yang menyebabkan tulang sendi
menjadi lunak dan terasa panas, merah. Tulang sendi metatarsophalangeal biasanya yang paling
pertama terinflamasi, kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang sendi pinggang. Kadang-
kadang gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi cenderung
berulang dan dengan interval yang tidak teratur.
Periode interkritical adalah periode dimana tidak ada gejala selama serangan gout.
Kebanyakan pasien mengalami serangan kedua pada bulan ke-6 sampai 2 tahun setelah serangan
pertama. Serangan berikutnya disebut dengan polyarticular yang tanpa kecuali menyerang tulang
sendi kaki maupun lengan yang biasanya disertai dengan demam. Tahap akhir serangan gout atau
gout kronik ditandai dengan polyarthritis yang berlangsung sakit dengan tofi yang besar pada
kartilago, membrane sinovial, tendon dan jaringan halus.Tofi terbentuk di jari, tangan, lutut,
kaki, ulnar, helices pada telinga, tendon achiles dan organ internal seperti ginjal.Kulit luar
mengalami ulcerasi dan mengeluarkan pengapuran, eksudat yang terdiri dari kristal asam urat.

G. Penatalaksanaan
Tindakan akut diatur dengan colchicines dan anti radang nonsteroid. Pengobatan ini
dilanjutkan sampai rasa sakit terkendali. Gout kronis diobati dengan allopurinol atau suatu agen
uricosuric untuk mengurangi jumlah asam urat di dalam system. Pengobatan ini digunakan untuk
jangka panjang guna mengurangi jumlah serangan rasa sakit yang terjadi.
1. Memberikan colchicines selama peristiwa akut untuk mengurangi respons peradangan akibat
asam urat. Ini akan membantu mengurangi sakit.
2. Memberikan NSAID untuk mengurangi peradangan guna membantu menghilangkan rasa sakit.
3. Memberikan medikasi xanthine oxidase inhibitor untuk mengurangi total asam urat tubuh.
Diberikan sebagai perawatan jangka panjang bagi pasien dengan gout kumat.
4. Memberikan medikasi uricosuric ketika total jumlah asam urat tubuh perlu diturunkan.
5. Diet rendah lemak, rendah kolesterol
6. Imobilisasi sendi untuk kenyamanan.
Secara umum penanganan artritis gout adalah memberikan edukasi, pengaturan diet,
istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatann dilakukan secara dini agar tidak terjadi kerusakan
sendi ataupun komplikasi lain, misalnya pada ginjal.

H. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
1. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi yang
menyebabkan degenerasi sendi.
2. Hipertensi dan albuminuria.
3. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.

BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
IDENTITAS
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat
rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status pendidikan dan
pekerjaan pasien.
TANDA-TANDA VITAL
Nadi : normal ( 60-80 x/i)
TD : normal (120/80 mmHg)
Pernapasan : normal (16-24x/i)
Suhu : normal (37,5ºC)
RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Biasanya terjadi nyeri hebat pada sendi, bengkak pada sendi, pada umumnya pada penderita
asam urat akan mengalami pembengkakan pada daerah sekitar ibu jari kaki, ibu jari tangan atau
ujung jari-jari, jari kaki, dan sendi lutut, kulit berwarna kemerahan , permukaan sendi teraba
panas, dan gangguan berjalan.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Biasanya gout disebabkan oleh produksi asam urat dalam tubuh yang meningkat dan pembuang
asam urat yang berkurang.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Ada atau tidaknya keluarga yang mempunyai riwayat penyakit yang sama dengan pasien, apakah
pasien mempunyai riwayat penyakit keturunan.
PEMERIKSAAN FISIK

1. Kepala dan Wajah : Biasanya tidak terlihat sianosis, wajah tampak meringis
2. Mata : Biasanya sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis
3. Kesadaran : Biasanya compos mentis
4. Hidung : Biasanya septum berada di tengah-tengah
5. Mulut : Biasanya tidak kering, tidak pecah-pecah, tidak ada lesi
6. Leher : Biasanya tidak ada pembesaran vena jugularis
7. Thorak/dada
Inspeksi : Biasanya simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi.
Palpasi : Pergerakan dada simetris kiri dan kanan
Perkusi : Biasanya sonor
Auskultasi : Biasanya vesikuler
8. Abdomen
Inspeksi : Biasanya datar, tidak ada lesi
Auskultasi : Tidak ada bising usus
palpasi : Tidak ada pembesaran hepar
perkusi : Biasanya nyeri ( normalnya tidak ada nyeri )
9. Genitalia : biasanya didak ada edema
10. Ekstremitas
: Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada odema, ROM kedua lengan baik, Tidak terdapat nyeri tekan
pada kedua lengan dan gerakan sendi kedua lengan baik.
Bawah :
 Sendi lutut tungkai kiri bengkak, warna kemerahan, dan terdapat tofi pada sendi
metatarsofalangeal ibu jari kaki kanan warna kemerahan dengan diameter 2x2 cm.
 ROM terbatas karena klien merasa nyeri.
 Nyeri tekan pada sendi lutut tungkai kiri, dan sendi metatarsofalangeal ibu jari kaki kanan.
Teraba hangat pada kedua sendi tersebut.
 Klien sulit bergerak karena nyeri pada sendi lutut tungkai kiri dan sendi ibu jari kaki kanan.
 Aktivitas dibantu oleh perawat dan keluarga

POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


No Pola Sehat Sakit
A. Eliminasi :
-BAK Biasanya 7-8x/hari
-BAB Biasanya 1-2x/hari
B. Nutrisi :
-Pola Makan Biasanya 3x/hari

-Pola Minum Biasanya 8x/hari


C. Tidur/Istirahat :
-Waktu Tidur Biasanya 7-9 jam Biasanya kurang dari 7
jam

D. Aktivitas dan Latihan :


-Kesulitan atau Biasanya aktivitas dan Biasanya aktivitas
Keluhan dalam hal : latihan teratur terganggu, mudah terasa
kelelahan, sering nyeri di
sendi, dan selalu gelisah

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Gangguan mobilisasi fisik
3. Gangguan citra tubuh

INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL
1 Nyeri Akut NOC : NIC :
Defenisi :  Pain level Pain Management
Pengalaman sensori dan  Pain control  Lakukan
emosional yang tidak  Comfort level pengkajian nyeri
menyenangkan yang muncul Kriteria hasil : secara komprehensif
akibat kerusakan jaringan  Mampu mengontrol nyeri termasuk lokasi,
yang aktual atau potensial (tahu penyebab nyeri, mampu karakteristik, durasi,
atau digambarkan dalam hal menggunakan teknik frekuensi, kualitas dan
kerusakan sedemikian rupa nonfarmakologi untuk faktor presipitasi.
(international Assiciation for mengurangi nyeri, mencari  Observasi reaksi
the study of pain ) : awitan bantuan ). nonverbal dan
yang tiba-tiba atau lambat  Melaporkan bahwa nyeri ketidaknyamanan.
dari intensitas ringan hingga berkurang dengan  Gunakan teknik
berat dengan akhir yang menggunakan manajemen komunikasi teraupetik
dapat diantisipasi atau nyeri untuk mengetahui
prediksi dan berlangsung <6  Mampu mengenali nyeri ( pengalaman nyeri
bulan. skala, intensitas, frekuensi, pasien.
Batasan karakteristik : dan tanda nyeri).  Kaji kultur yang
 Perubahan selera makan  Menyatakan rasa nyaman mempengaruhi respon
 Perubahan tekanan darah setelah nyeri berkurang. nyeri.
 Perubahan frekuensi jantung  Evaluasi

 Perubahan frekuensi pengalaman nyeri

pernapasan masa lampau .

 Laporan isyarat  Evaluasi bersama


pasien dan tim
 Perilaku distraksi ( mis,
kesehatan lain tentang
berjalan mondar-mandir
ketidakefektifan
mencari orang lain dan atau
kontrol nyeri masa
aktivitas lain, aktivitas
lampau.
berulang).
 Mengekspresikan perilaku (
mis, gelisah, merengek
menangis)
 Masker wajah ( mis, mata
kurang bercahaya, tampak
kacau, gerakan mata
berpencar atau tetap pada satu
fokus meringis ).

NOC :
Gangguan mobilisasi fisik
2  Joint movement : active NIC :
Defenisi : keterbatasan pada
 Mobility level Exercise therapy :
pergerakan fisik tubuh atau
 Self care : ADLs ambulation
satu atau lebih ekstremitas
 Tranfer performance  Monitoring vital
secara mandiri dan terarah.
Kriteria Hasil : sign sebelum/ sesudah
Batasan karakteristik :
 Klien meningkat dalam latihan dan lihat
 Penurunan waktu reaksi.
aktifitas fisik. respon pasien saat
 Kesulitas membolak-
 Mengerti tujuan dari latihan.
balikkan posisi.
peningkatan mobilitas.  Konsultasikan
 Melakukan aktivitas lain
 Memverbalisasikan perasaan dengan terapi fisik
sebagai pengganti pergerakan
dalam meningkatkan tentang rencana
( mis, meningkatkan kekuatan dan kemampuan ambulasi sesuai
perhatian pada aktivitas orang berpindah. dengan kebutuhan.
lain, mengendalikan perilaku, Memperagakan menggunakan  Bantu klien untuk
fokus kepada ketunadayaan/ alat bantu untuk mobilisasi ( menggunakan tongkat
aktivitas sebelum sakit. walker). saat berjalan dan
 Dispnea setelah beraktivitas. cegah terhadap
 Perubahan cara berjalan. cedera.

 Gerakan bergetar.  Ajarkan pasien atau

 Keterbatasan kemampuan tenaga kesehatan lain

melakukan keterampilan tentang teknik

motorik halus. ambulasi.


 Kaji kemampuan
 Keterbatasan kemampuan
pasien dalam
melakukan motorik kasar.
mobilisasi.
 Keterbatasan rentang
 Latih pasien alam
pergerakan sendi.
pemenuhan kebutuhan
 Tremor akibat akibat
ADLs secara mandiri
pergerakan.
sesuai kemampuan.
 ketidakstabilan postur.
 Dampingi dan
 Pergerakan lambat.
bvantu pasien saat
 Pergerakan
mobilisasi dan bantu
ketidakkoordinasi.
memenuhi kebutuhan
Faktor yang berhubungan :
ADLs ps.
 Intoleransi aktivitas
 Berikan alat bantu
 Perubahan metabolisme jika klien
selular. memerlukan.
 Ansietas Ajarkan pasien
 Indeks masa tubuh diatas bagaimana merubah
perentil ke-75 sesuai usia. posisi, dan berikan
 Gangguan kognitif bantuan jika
diperlukan.
Gangguan citra tubuh
Defenisi :
Konfusi dalam gambran NOC :
tentang diri – fisik individu.  Body image NIC :
3 Batasan karakteristik :  Self esteem Body image
 Perilaku mengenali tubuh Kriteria hasil : enhancement
individu  Body image positif  Kaji secara verbal dan
 Perilaku menghindari tubuh  Mampu mengidentifikasi nonverbal respon
individu kekuatan personal klien terhadap

 Perilaku memantau tubuh  Mendeskripsikan secara tubuhnya

individu faktual perubahan tubuh.  Monitor frekuensi

 Respon nonverbal terhadap Mempertahankan interaksi mengkritik dirinya

perubahan aktual pada tubuh sosial.  Jelaskan tentang

( mis, penampilan, struktur, pengobatan,

fungsi). perawatan, kemajuan,


dan prognosis
 Respon nonverbal terhadap
penyakit.
persepsi perubahan pada
 Dorong klien
tubuh ( mis, penampilan,
mengungkapkan
struktur, fungsi).
perasaan.
 Mengungkapkan perasaan
 Identifikasi arti
yang mencerminkan
pengurangan melalui
perubahan pandangan tentang
pemakain alat bantu.
tubuh individu ( mis,
Fasilitas kontak
penampilan, struktur, fungsi
dengan individu lain
).
dalam kelompok
kecil.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan
hiperurisemia dan serangan sinivitis akut berulang-ulang ( Ns. Arif Muttaqin, S.Kep : 2005).
Gout adalah gangguan metabolisme dimana protein berbasis purin tidak dapat
dimetabolisme tubuh dengan baik ( Mary Digiulio, RN, MSN, APRN, BC : 2007).
Factor predisposisi terjadinya penyakit gout :
1. Usia
Umumnya pada usia pertengahan, tetapi gejala dapat terjadi lebih awal bila terdapat factor
herediter.
2. Jenis kelamin
Lebih sering terjadi pada pria dengan perbandingan 20 : 1.
3. Iklim
Lebih banyak ditemukan pada daerah dengan suhu yang lebih tinggi.
4. Herediter
Factor herediter dominan autosom sangat berperan dan sebanyak25% disertai adanya
hiperurisemia ( Ns. Arif Muttaqin, S.Kep : 2005).

Você também pode gostar