Você está na página 1de 6

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS

BUMI (PLTP)
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit
Listrik (Power generator) yang menggunakan panas bumi(Geothermal)
sebagai energi penggeraknya. Indonesia dikaruniai sumber panas bumi
yang berlimpah karena banyaknyagunung berapi di indonesia, dari pulau-
pulau besar yang ada, hanya pulau Kalimantan saja yang tidak
mempunyai potensi panas bumi. Keuntungan teknologi ini antara lain :
bersih, dapat beroperasi pada suhu yang lebih rendah daripada PLTN, dan
aman, bahkan geothermal adalah yang terbersih dibandingkan dengan
nuklir, minyak bumi dan batu bara. Meskipun tergolong ramah lingkungan,
namun beberapa hal perlu dipertimbangkan apabila pembangkit listrik
tenaga panas bumi ingin dikembangkan sebagai pembangkit dengan skala
besar. Beberapa parameter yang harus dipertimbangkan adalah
kandungan uap panas dan sifat fisika dari uap panas di dalam reservoir
dan penurunan tekanan yang terjadi sebagai akibat digunakannya uap
panas di dalam reservoir. Apabila semua aspek tersebut dapat dipenuhi,
tidak tertutup kemungkinan bahwa pembangkit ini akan diterima oleh
semua pihak. PLTP juga membawa pengaruh yang kurang
menguntungkan pada lingkungan dan harus diminimalisasi, antara lain :
polusi udara, polusi air, polusi suara, dan penurunan permukaan tanah.

Panas bumi merupakan sumber tenaga listrik untuk pembangkit listrik


tenaga panas bumi (PLTP). Sesungguhnya prinsip kerja PLTP sama saja
dengan PLTU. Hanya saja yang digunakan pada PLTP adalah uap panas
bumi yang telah dipisahkan dari air, yang berasal langsung dari perut bumi.
Karena itu PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat gunung
berapi. Biaya operasional PLTP juga lebih murah dibandingkan dengan
PLTU, karena tidak perlu membeli bahan bakar, namun membutuhkan
biaya investasi yang cukup besar untuk biaya eksplorasi dan pengeboran
perut bumi.

Uap panas bumi didapatkan dari suatu kantong uap di perut bumi. Tepatnya di
atas lapisan batuan yang keras di atas magma dan mendapatkan air dari lapisan
humus di bawah hutan penahan air hujan. Pengeboran dilakukan di atas
permukaan kantong uap tersebut, hingga uap dalam akan menyembur keluar.
Semburan uap dialirkan ke turbin penggerak generator. Namun ada dampak
yang tidak menguntungkan dari uap yang menyembur keluar ini. Uap yang
keluar dari sumur sering mengandung berbagai unsur kimia yang terlarut dalam
bahan-bahan padat sehingga uap itu tidak begitu murni. Zat-zat pengotor antara
lain Fe, Cl, SiO2, CO2, H2S dan NH4. Pengotor ini akan mengurangi efisiensi
PLTP, merusak sudu-sudu turbin dan mencemari lingkungan.
Setelah menggerakan turbin, uap akan diembunkan dalam kondensor
menjadi air dan disuntikan kembali ke dalam perut bumi menuju kantong
uap. Jumlah kandungan uap dalam kantong uap ini terbatas, karenanya
daya PLTP yang sudah maupun akan dibangun harus disesuaikan dengan
perkiraan jumlah kandungan tersebut. Melihat siklus dari PLTP ini maka
PLTP termasuk pada pusat pembangkit yang menggunakan energi yang
terbaharukan.

Untuk membangkitkan listrik dengan panas bumi dilakukan dengan


mengebor tanah di daerah yang berpotensi panas bumi untuk membuat lubang
gas panas yang akan dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap (boiler)
sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang tersambung ke Generator.

Panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi dapat langsung


memutar turbin generator, setelah uap yang keluar dibersihkan
terlebih dahulu. Pembangkit listrik tenaga panas bumi termasuk
sumber Energi terbaharui.

Ada dua sistem dalam pembangkit ini yaitu :


1. Simple flash (kilas nyala tunggal)
2. Double flash (kilas nyala ganda)
Dapat dikemukakan bahwa sistim double flash adalah 15-20 %lebih
produktif dengan sumur yangsama dibanding dengan simple flash.

Energi Panas Bumi


Panas bumi adalah anugerah alam yang merupakan sisa-sisa panas
dari hasil reaksi nuklir yang pernah terjadi pada awal mula
terbentuknya bumi dan alam semesta ini. Reaksi nuklir yang masih
terjadi secara alamiah di alam semesta pada saat ini adalah reaksi
fusi nuklir yang terjadi di matahari dan juga di bintang-bintang yang
tersebar di jagat raya. Reaksi fusi nuklir alami tersebut menghasilkan
panas berorde jutaan derajat Celcius. Permukaan bumi pada
mulanya juga memiliki panas yang sangat dahsyat, namun dengan
berjalannya waktu (dalam orde milyard tahun) suhu permukaan bumi
mulai menurun dan akhirnya tinggal perut bumi saja yang masih
panas berupa magma dan inilah yang menjadi sumber energi panas
bumi. Semua energi panas bumi sering tampak dipermukaan bumi
dalam bentuk semburan air panas, uap panas dan sumber air
belerang.

Energi panas bumi digunakan manusia sejak sekitar 2000 tahun SM


berupa sumber air panas untuk pengobatan yang sampai saat ini

1
juga masih banyak dilakukan orang, terutama sumber air panas
yang banyak mengandung garam dan belerang. Sedangkan energi
panas bumi digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik baru
dimulai di Italia pada tahun 1904. Sejak itu energi panas bumi mulai
dipikirkan secara komersial untuk pembangkit tenaga Isitrik.

Energi panas bumi adalah termasuk energi primer yaitu energi yang
diberikan oleh alam seperti minyak bumi, gas bumi, batubara dan
tenaga air. Energi primer ini di Indonesia tersedia dalam jumlah
sedikit (terbatas) dibandingkan dengan cadangan energi primer
dunia. Sedangkan cadangan energi panas bumi di Indonesia relatif
lebih besar bila dibandingkan dengan cadangan energi primer
lainnya, hanya saja belum dimanfaatkan secara optimal. Selain dari
pada itu panas bumi adalah termasuk juga energi yang terbarukan,
yaitu energi non fosil yang bila dikelola dengan baik maka
sumberdayanya relatif tidak akan habis, jadi amat sangat
menguntungkan.

Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat
dikelompokkan menjadi:

1. Energi panas bumi "uap basah"


Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa
air panas bertekanan tinggi yang pada saat menjelang
permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80
% air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis
uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan antara
uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke
turbin untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan
airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga
keseimbangan air dalam tanah.
2. Energi panas bumi "air panas"
Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin
panas yang disebut "brine" dan mengandung banyak mineral. Karena
banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat
digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada
pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat
memanfaatkan energi panas bumi jenis ini, digunakan sistem biner
(dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem
primemya dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat
exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin.
Energi panas bumi "air panas" bersifat korosif, sehingga biaya awal
pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi panas

2
bumi jenis lainnya.

3. Energi panas bumi "batuan panas"


Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam
perut bumi akibat berkontak dengan sumber panas bumi (magma).
Energi panas bumi ini harus diambil sendiri dengan cara
menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi
uap panas, kemudian diusahakan untuk dapat diambil kembali
sebagai uap panas untuk menggerakkan turbin. Sumber batuan
panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga
untuk memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang
memerlukan biaya cukup tinggi.
Masa Depan Listrik Panas Bumi
Meningkatnya kebutuhan energi dunia ditambah lagi dengan
semakin tingginya kesadaran akan kebersihan dan keselamatan
lingkungan, maka panas bumi (geothermal) akan mempunyai masa
depan yang cerah. Program EGS (enhanced geothermal systems)
yang dilakukan Amerika Serikat misalnya, adalah suatu program
besar-besaran untuk menjadikan geothermal sebagai salah satu
primadona pembangkit listrik pada 2050 ng akan datang.
Indonesia sendiri sebetulnya sangat berpeluang untuk melakukan
pemanfaatan geothermal sebagai pembangkit listrik, bahkan berpotensi
sebagai negara pengekspor listrik bila ditangani secara serius. Hal ini tidak
berlebihan, mengingat banyaknya sumber geothermal yang sudah siap
diekploitasi di sepanjang Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Indonesia sebagai
negara vulkanik mempunyai sekitar 217 tempat yang dianggap potensial
untuk eksplorasi energi panas bumi. Untuk mempermudah
pelaksanaannya tidak ada salahnya bila kita bekerja sama dengan negara
maju asalkan kepentingan kita yang lebih dominan. Misalnya kita bekerja
sama dengan US Department of Energy (DOE) untuk mendapat berbagai
hasil riset mereka dalam EGS.

Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

a). Reservoir Panas Bumi


Reservoir panas bumi biasanya diklasifikasikan ke dalam dua
golongan yaitu yang ber-suhu rendah (low temperature)
dengan suhu <1500>high tempera-ture) dengan suhu diatas
1500C. Yang paling baik untuk digunakan sebagai sumber
pem-bangkit tenaga listrik adalah yang masuk kate-gori high

3
temperature. Namun dengan perkembangan teknologi,
sumber panas bumi dengan kategori low temperature juga
dapat digunakan asalkan suhunya melebihi 500 C.
b). Pembangkit (Power Plants)
Pembangkit (power plants) untuk pembangkit listrik tenaga
panas bumi dapat beroperasi pada suhu yang relatif rendah
yaitu berkisar antara 122 s/d 4820 F (50 s/d 2500 C).
Bandingkan dengan pembangkit pada PLTN yang akan
beroperasi pada suhu sekitar 10220 F atau 5500 C. Inilah
salah satu keunggulan pembangkit listrik geothermal.

Pembangkit yang digunakan untuk mengkonversi fluida


geothermal menjadi tenaga listrik secara umum mempunyai
komponen yang sama dengan power plants lain yang bukan
berbasis geothermal, yaitu terdiri dari generator, turbin
sebagai penggerak generator, heat exchanger, chiller,
pompa, dan sebagainya.

Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit panas


bumi (geothermal power plants) yang dapat mengkonversi
panas bumi menjadi sumber daya listrik, yaitu dry
steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga macam teknologi
ini pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-
beda.

i). Dry Steam Power Plants


Pembangkit tipe ini adalah yang pertama kali ada. Pada
tipe ini uap panas (steam) langsung diarahkan ke turbin
dan mengaktifkan generator untuk bekerja menghasilkan
listrik. Sisa panas yang datang dari production
well dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui injection
well. Pembangkit tipe tertua ini pertama kali digunakan di
Lardarello, Italia, pada 1904 dimana saat ini masih
berfungsi dengan baik. Di Amerika Serikat pun dry steam
power masih digunakan seperti yang ada di Geysers,
California Utara. PLTP sistem dry steam mengambil
sumber uap panas dari bawah permukaan. Sistem ini
dipakai jika fluida yang dikeluarkan melalui sumur
produksi berupa fasa uap. Uap tersebut yang langsung
dimanfaatkan untuk memutar turbin dan kemudian turbin
akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak
yang akan memutar generator untuk menghasilkan energi
listrik.
ii). Flash Steam Power Plants

4
PLTP sistem Flash Steam merupakan PLTP yang paling
umum digunakan. Pembangkit jenis ini memanfaatkan
reservoir panas bumi yang berisi air dengan temperatur
lebih besar dari 82°C. Air yang sangat panas ini dialirkan
ke atas melalui pipa sumur produksi dengan tekanannya
sendiri. Karena mengalir keatas, tekanannya menurun
dan beberapa bagian dari air menjadi uap. Uap ini
kemudian dipisahkan dari air dan dialirkan untuk memutar
turbin. Sisa air dan uap yang terkondensasi kemudian
disuntikkan kembali melalui sumur injeksi kedalam
reservoir, yang memungkinkan sumber energi ini
berkesinambungan dan terbarui (lihat Gambar 3). Contoh
dari Flash Steam Power Plants adalah Cal-Energy Navy
I flash geothermal power plants di Coso Geothermal
field, California, USA.
iii). Binary Cycle Power Plants (BCPP)
BCPP menggunakan teknologi yang berbeda dengan
kedua teknologi sebelumnya yaitu dry steam dan flash
steam. PLTP sistem Binary Cycle dioperasikan dengan air
pada temperatur lebih rendah yaitu antara 107°-
182°C.Pada BCPP air panas atau uap panas yang berasal
dari sumur produksi (production well) tidak pernah
menyentuh turbin. Air panas bumi digunakan untuk
memanaskan apa yang disebut dengan working
fluid (biasanya senyawa organik seperti isobutana, yang
mempunyai titik didih rendah) pada heat
exchanger. Working fluid kemudian menjadi panas dan
menghasilkan uap berupa flash. Uap yang dihasilkan
di heat exchanger tadi lalu dialirkan untuk memutar turbin
dan selanjutnya menggerakkan generator untuk
menghasilkan sumber daya listrik. Uap panas yang
dihasilkan di heat exchanger inilah yang disebut
sebagai secondary (binary) fluid. Binary Cycle Power
Plants ini sebetulnya merupakan sistem tertutup. Jadi
tidak ada yang dilepas ke atmosfer. Keunggulan dari
BCPP ialah dapat dioperasikan pada suhu rendah yaitu
90-1750C. Contoh pene-rapan teknologi tipe BCPP ini ada
di Mammoth Pacific Binary Geo-thermal Power
Plants di Casa Diablo geothermal field, USA. Diper-
kirakan pembangkit listrik panas bumi BCPP akan
semakin banyak digunakan dimasa yang akan datang.

Você também pode gostar