Você está na página 1de 3

 1.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN EMBOLISME PARU

 2. LATAR BELAKANG Embolisme paru merupakan komplikasi dari trombosis vena dalam
(Deep Venous Thrombosis, DVT) Gangguan ini sering tidak terdiagnosis dan memerlukan
kecurigaan klinis yang tepat dan pendekatan diagnostik yang sistematik Diperkirakan lebih dari
setengah juta orang mengalami emboli paru setiap tahunnya, mengakibatkan kematian lebih dari
50.000 orang tiap tahun.

 3. Apa itu Embolisme Paru??? Emboli Paru (Pulmonary Embolism)adalah penyumbatan arteri
pulmonalis (arteri paru-paru) oleh suatu embolus, yang terjadi secara tiba-tiba. Suatu emboli bisa
merupakan gumpalan darah (trombus), tetapi bisa juga berupa lemak, cairan ketuban, sumsum
tulang, pecahan tumor atau gelembung udara, yang akan mengikuti aliran darah sampai akhirnya
menyumbat pembuluh darah.

 4. Embolisme paru terjadi karena disebabkan oleh; Kebanyakan kasus disebabkan oleh bekuan
darah dari vena, terutama vena di tungkai atau panggul. Penyebab yang lebih jarang adalah
gelembung udara, lemak, cairan ketuban atau gumpalan parasit maupun sel tumor. Penyebab
yang paling sering adalah bekuan darah dari vena tungkai, yang disebut trombosis vena dalam.
Gumpalan darah cenderung terbentuk jika darah mengalir lambat atau tidak mengalir sama
sekali, yang dapat terjadi di vena kaki jika seseorang berada dalam satu posisi tertentu dalam
waktu yang cukup lama. Jika orang tersebut bergerak kembali, gumpalan tersebut dapat hancur,
tetapi ada juga gumpalan darah yang menyebabkan penyakit berat bahkan kematian.

 6. Faktor Predisposisi Imobilisasi. Imobilisasi yang lama menyebabkan hilangnya peristaltik


pembuluh darah vena, sehingga aliran darah menjadi statis. Umumnya statis terjadi setelah
berbaring selama 7 hari, tapi pada pascaoperasi statis dapat terjadi setalah 48 jam – 10 hari
kemudian. Umur . Kebanyakan emboli paru terjadi pada usia 50-65 tahun, ini terjadi akibat
elastisitas dinding pembuluh darah sudah berkurang. Penyakit Jantung . Fibrilasi atrium dan
payah jantung dapat menyebabkan emboli paru baik terjadi secara bersamaan ataupun tidak.
Trauma . Sebanyak 15% penderita trauma dapat terkena emboli paru terutama pada klien luka
bakar yang luas karena terjadinya kerusakan pada endotel pada pembuluh darah

 7. Cont... Obesitas . Penderita dengan BB > 20 % BB ideal dikatakan mempunyai risiko untuk
terkena emboli paru. Persalinan. Masuknya cairan amnion kedalam aliran darah melalui ; v ena-
vena endoservikal , v ena-vena daerah uteroplasenta , p erlukaan uterus atau serviks Patah tulang
tungkai tungkai atau tulang pangggul .

 8. Manifestasi klinis Tanda: Dispnea Nyeri dada pleuritik Batuk, dan Hemoptisis Diaforesis
(berkeringat)

 9. Cont.... Gejala: Takipnea Crackles (ronkhi basah) Takikardi Bunyi jantung s3 dan s4
Demam

 10. Enam Sindrom Klinis Emboli Paru Akut Emboli Paru Massif Presentasi klinis : sesak
napas, sinkop dan sianosis dengan hipotensi arteri sistemik persisten, khas > 50 persen obstruksi
vaskulatur paru. Dijumpai disfungsi ventrikel kanan Emboli Paru sedang sampai besar
(submassif) Presentasi klinis : Tekanan darah sistemik masih normal, gambaran khas > 30%
defek pada perfusi scan paru ditandai dengan disfungsi ventrikel kanan Emboli Paru Kecil
sampai Sedang Presentasi klinis : Tekanan darah arteri sistemik yang normal tanpa disertai
tanda-tanda disfungsi ventrikel kanan

 11. Enam Sindrom Klinis Emboli Paru Akut Infark Paru Presentasi klinis : Nyeri Pleuritik,
hemoptisis, pleural rub, atau adanya konsolidasi paru, khasnya berupa emboli perifer yang kecil,
jarang disertai disfungsi ventrikel kanan Emboli Paru Paradoksal Presentasi klinis : Kejadian
emboli sistemik yang tiba-tiba seperti stroke, jarang disertai disfungsi ventrikel kanan Emboli
Nontrombus Penyebab tersering berupa udara, lemak, fragmen tumor, atau cairan amnion.

 12. Pemeriksaan Diagnostik Lung Scan ( Ventilation/Perfusion Scan ): menunjukkan pola


abnormal perfusi pada area ventilasi (Ketidakcocokan ventilasi/perfusi) atau tidak adanya
ventilasi dan perfusi Pulmonary Angiography : menunjukkan adanya kerusakan pengisian atau
“klep” arteri dengan tak adanya aliran darah pada distal. Chest X-Ray : Sering normal
(khususnya pada EP subkutan), tetapi dapat menunjukkan bayangan bekuan, klep pembuluh
darah kasar, peninggian diafragmatik pada sisi yang sakit, efusi pleural, infiltrasi/konsolidasi.

 13. Cont... Darah lengkap : Menunjukkan peninggian Ht (hemokonsentrasi), peningkatan sel


darah merah (polisitemia) EKG : mungkin normal atau menunjukkan perubahan regangan
ventrikel kanan, mis: perubahan gelombang T/ segmen ST. Penyimpangan aksis deviasi/ Right
Bundle Branch Block ( RBBB), takikardia dan disritmia sering kali ada.

 14. Penatalaksanaan Medis Tujuan pengobatan adalahuntuk menghancurkan (lisis) emboli


yang ada dan pembentukan yang baru. Terapi Antikoagulasi (Heparin, natrium warfarin). Untuk
mencegah kekambuhan emboli tetapi tidak mempunyai efek pada emboli yang sudah ada
sebelumnya. Heparin : I 5000 unit/IV & II 1000 unit/inf./jam  diberikan selama 5-7 hari
Koumadin diberikan 24 jam setelah dimulainya terapi heparin, dilanjutkan selama 3 bulan

 15. Cont... Terapi Trombolitik Menghancurkan trombi atau emboli lebih cepat dan
memulihkan fungsi hemodinamik sirkulasi paru lebih besar, sehingga mengurangi hipertensi
paru dan memperbaiki perfusi, oksigenasi dan curah jantung. Hanya diberikan pada pasien
dengan trombi yang mengenai vena popliteal atau vena profunda paha dan pelvis, dan pasien
dengan emboli paru masif yang mengenai area signifikan aliran darah ke paru.

 16. Cont... Lamanya Pemberian terapi trombolitik disesuaikan dengan agens yang digunakan
dan kondisi yang sedang diatasi. Tindakan Umum , dilakukan untuk memperbaiki status
pernapasan dan vaskular pasien. Terapi oksigen diberikan untuk memperbaiki hipoksia dan
untuk menghilangkan vasokontriksi vaskular paru dan mengurangi hipertensi paru Stoking
elastis atau alat kompresi tungkai intermitten diberikan untuk mengurangi statis vena dengan
menekan vena superfisial dan meningkatkan kecepatan darah dalam vena profunda sehingga
darah kembali.

 17. Cont... Meninggikan tungkai diatas ketinggian jantung untuk meningkatkan aliran vena.
Intervensi Bedah, Embolektomi Paru. Indikasi pelaksanaannya : Pasien mengalami hipotensi
persisten, syok, dan gawat napas Tekanan arteri pulmonal sangat tinggi Angiogram
menunjukkan obstruksi bagian besar pada pembuluh darah paru Embolektomi membutuhkan
thorakotomi dengan teknik bypass jantung paru

 18. Cont... Menginterupsi Vena Kava Inferior Teknik bedah lain yang digunakan ketika
emboli paru kambuh atau ketika pasien tidak toleran terhadap anti koagulan. Embolektomi
Kateter Transvena adalah teknik dimana kateter vacuum-cupped dimasukkan secara intravena
kedalam arteri pulmonal yang sakit.

 19. Diagnosa Keperawatan yang mungkin dapat muncul Bersihan Jalan napas tak efektif b.d.
Penumpukan sekret Kerusakan pertukaran gas b.d. Gangguan aliran udara Resiko tinggi terhadap
perubahan perfusi jaringan kardiopulmonal b.d. Penghentian aliran darah Ansietas b.d.
Ketidakmampuan bernapas dengan normal Kurang pengetahuan b.d. Kurangnya informasi
tentang penyakit

 20. 1. Bersihan jalan napas tak efektif b.d. Penumpukan sekret Tujuan : setelah pemberian
intervensi 3 x 24 jam klien mampu mengeluarkan sekretnya secara mandiri KH : Klien tidak
mengalami aspirasi Klien menunjukkan batuk efektif dan meningkatnya pertukaran gas
Intervensi : Kaji faktor terjadinya batuk tak efektif Pastikan klien dalam posisi semifowler/tidur
miring Dukung pasien untuk melakukan batuk efektif

 21. 1. Bersihan jalan napas tak efektif b.d. Penumpukan sekret Pertahankan kelembapan udara
inspirasi seadekuat mungkin Rasional Agar dapat memberikan pengoabatan yang efektif
Meningkatkan ekspansi paru Mengeluarkan sekret secara maksimal Membantu dalam
pengeluaran sekret

Você também pode gostar