Você está na página 1de 8

ANGSA

(Anser anser)

Disusun oleh:

Diga Budi Kurniawan

14/362618/PT/06660

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
ANGSA

Pendahuluan

Angsa (Geese) adalah salah satu ternak yang paling awal dimanfaatkan oleh
manusia. Di berbagai negara dan wilayah, pemanfaatan angsa beraneka ragam. Di
Cina, angsa digunakan oleh orang tua sebagai hadiah bagi anaknya yang baru
menikah. Mereka menganggap bahwa angsa adalah perlambang kesuburan dan
kesetiaan. Di balik itu, ternyata memang angsa liar adalah hewan yang bersifat
monogami. Hewan monogami adalah hewan yang kawin hanya pada satu
pasangan. Tetapi karena proses penjinakan (domestikasi) yang dilakukan oleh
manusia, angsa tidak lagi bersifat monogami. Angsa sekarang dapat membuahi 4
sampai 5 ekor betina. Sering dengan perjalanan waktu, angsa tidak hanya
dimanfaatkan sebagai hadiah pernikahan. Penggunaan semakin meluas, orang-
orang yang tinggal di belahan bumi utara (di daerah bersalju) pada awal peradaban
mereka, bulu-bulu angsa digunakan sebagai alas tempat tidur sehingga mereka
dapat merasakan kehangatan. Selain sebagai pengisi bantal atau kasur, bulu angsa
juga digunakan sebagai alat untu menulis pada saat itu. Lemak yang berasal dari
angsa pun digunakan untuk menggosok sepatu mereka.
Angsa adalah jenis unggas yang unik karena unggas lain dapat memakan biji-
bijian, sedangkan angsa tidak. Angsa tidak memakan biji-bijian hanya memakan
hijauan. Daya adaptasi angsa juga tinggi, dikondisi yang tidak memungkinkan angsa
dapat merawat dirinya sendiri. Kemampuan angsa untuk membersihkan rerumputan
yang merupakan gulma bagi tanaman pokok sehingga ngsa dijuluki sebagai weeder
geese. Selain dimanfaatkan sebagai agen biologis yang dapat membersihkan
gulma, angsa juga digunakan sebagai penjaga. Dapat menggantikan peran anjing.
Hal ini dikarenakan, angsa mempunyai kebiasaab untuk berteriak kalau ada hewan
atau orang asing mendekati wilayahnya. Pemanfaatan angsa seperti ini, banyak
dilakukan oleh penduduk Amerika untuk merawat kebun-kebun strawberi mereka
dari gulma dan menjaganya agar tidak terjadi pencurian.
Asal-usul dan bangsa
Angsa adalah species unggas yang pertama dijinakkan dan berasal dari
species angsa liar yang disebut Graylag (Anser anser) dan angsa liar China (Anser
cygnoides). Kedua jenis species angsa tersebut sampai sekarang lebih banyak
dijumpai dan sangat luas penyebarannya. Bangsa angsa di Asia dan Afrika
umumnya merupakan keturunan Anser cygnoides sedang bangsa angsa di Eropa
diturunkan oleh Anser anser.
Dalam sistematika Zoology angsa dapat disusun sebagai berikut :
Kingdom : Animal
Phylum : Chordata
Class : Aves
Order : Anseriformes
Family : Anatidae
Genus : Anser
Species : Anser anser
Secara alamiah angsa-angsa mengerami telur-telurnya walaupun sudah
didomestikasi maka sifat mengeram (Mother ability) masih ada kecuali bangsa
Touluuse. Angsa merupakan unggas yang paling cerdas dengan daya ingat yang
kuat. Angsa dalam keadaan liar monogamous dan setelah didomestikasi berangsur-
angsur polygamous. Pemeliharaan angsa pada umumnya bertujuan untuk produksi
daging dan juga sebagai “Weeder” (pembersih rumput-rumputan yang tidak
berguna) diperkebunan buah atau kapas.
Angsa yang ada saat ini berasal dari berbagai bangsa. Bangsa yang terkenal
diantaranya angsa Tolouse, angsa Embden, angsa Afrika dan angsa China. Bangsa
angsa Toulouse adalah yang terbesar atau paling berat. Umur 12 bulan ternak jantan
dapat mencapai 11 kg sedangkan betina mencapai 9 kg. Umur 10 sampai 13 minggu
dipasarkan dengan Berat 5 sampai 6 kg sebagai “Green geese”. Bulu jantan dan
betina sama yaitu berwarna abu-abu gelap, bagian punggung (back) berangsur-
angsur menjadi terang, berakhir dengan warna putih pada bagian dada dan perut.
Pertumbuhan badan cepat dan produksi telur 20 sampai 30 butir/thn.
Bangsa angsa embden memiliki ukuran tubuh lebih kecil daripada Toulouse
dimana berat jantan dewasa 9 kg, sedangkan betina 8 kg. Umur 9 sampai 12
minggu dipasarkan dengan berat 4 sampai 5 Kg. Warna bulu jantan dan betina putih
sehingga sebagai ternak potong sangat disukai.
Bangsa angsa African merupakan turunan dari angsa liar Anser cygnoides.
Berat badan hampir sama dengan Embden, dimana jantan dewasa mencapai 8
sampai 9 kg sedangkan betina dewasa 7,5 sampai 8 Kg. Dipasarkan pada umur 10
sampai 12 minggu dengan berat 4 sampai 4,5 Kg. Warna bulu abu-abu dengan
bayangan kecoklatan, leher bergelambir. Pada pangkal paruh yang hitam terdapat
tonjolan “knob” hingga tampak lebih gagah dan penampilan agak tegak.
Bangsa angsa Chinese adalah angsa paling kecil (ringan) dan merupakan
keturunan angsa liar Anser cygnoides seperti angsa African. Angsa Chinese dewasa
kelamin dan bertelur lebih cepat, pemeliharaannya mudah dan daya tetas lebih baik
dari angsa yang lain. Dipasarkan sebagai “Green geess” umur 10 sampai 12 minggu
dengan berat 4 sampai 4,5 kg. Bangsa Chinese juga memiliki “knob” yang berwarna
oranye seperti warna paruhnya. Warna bulu putih bersih, tetapi adapula yang
berwarna kecoklatan dengan paruh kehitaman. Kemampuan produksi telur cukup
baik 40 sampai 60 butir/thn. Terdapat 2 varietas yaitu putih dan coklat.
Di Indonesia merupakan satu-satunya bangsa angsa yang ada, namun untuk
produksi daging belum umum dan kebanyakan hanya sebagai binatang hiasan atau
diambil bulu.’
Manajemen Pemeliharaan
Angsa merupakan salah satu unggas perenang yang baik, tetapi tidak perlu
ada kolam dan sungai untuk memeliharanya karena kehidupan angsa tidak
tergantung kepada tempat-tempat berair. Angsa dapat dipelihara di mana saja, baik
di pantai, di gunung maupun di tanah-tanah kering. Yang penting jika di tempat itu
tidak tersedia makanan untuk angsa maka kita menyediakan makanan yang cukup.
Angsa bisa mengeluarkan suara keras dan suka menyerang orang asing yang
datang atau lewat sehingga dapat mengganggu tetangga, sebaiknya angsa tidak
dipelihara di pemukiman yang padat penduduk. Angsa adalah pemakan hijauan
seperti rumput dan sayuran. Tersedianya pekarangan yang cukup luas atau tanah
lapang akan memudahkan pemeliharaan angsa.
Perkandangan
Kandang angsa tidak perlu bagus yang penting harus kering dan dapat
mencegah angin masuk secara langsung. Kandang dibuat bisa menggunakan
sangkar untuk anak ayam atau sebuah bangunan tertutup. Memelihara anak angsa
dengan jumlah sedikit, peternak bisa menggunakan sangkar, jika anak angsa yang
dipelihara cukup banyak peternak harus menyediakan bangunan tertutup seperti
kandang ayam atau kandang itik. Sangkar untuk anak angsa dapat berupa kotak
dengan rangka dari kayu dan dinding serta atasnya dari bilah-bilah bambu, kayu
atau kawat kasa. Lampu penerang 40 watt diberikan di dalam kandang sehingga
anak angsa mudah mendapatkan makanan dan air serta berguna untuk
menghangatkan angsa. Kandang untuk anak angsa dapat berbentuk seperti
kandang ayam atau kandang itik. Bahan bangunan dapat dibuat dari kayu atau
bambu. Dinding dapat dibuat dari bilah-bilah bambu atau kawat kasa, sedangkan
bagian atasnya dapat berupa genting, rumbia, seng, atau asbes. Lantai bangunan
bisa dari tanah, kayu, atau semen. Sebaiknya lantai terbuat dari semen karena
angsa akan sehat dan kandang mudah dibersihkan.
Induk angsa membutuhkan peneduh atau perlindungan terhadap terik
matahari ataupun hujan. Peneduh untuk angsa bentuknya sangat sederhana.
Peneduh, selain berguna untuk tidur, juga untuk perkawinan dan bertelur sehingga
ukurannya pun harus diperhatikan. Salah satu sifat buruk angsa adalah suka
mencampur telur dalam satu sarang. Telur dari induk yang berbeda tersebut dierami
oleh satu induk. Jika sudah ada telur yang menetas angsa tidak mau lagi mengerami
telur-telur lainnya yang belum menetas.
Pakan
Angsa dalam masa pembiakan, pemberian 15% protein ditambah vitamin
dalam kadar yang sama seperti untuk ayam dalam masa pembiakan dianggap telah
cukup memenuhi kebutuhan nutrisi. Makanan sebaiknya tetap tersedia, demikian
pula halnya dengan kulit kerang dan pasir. Makanan lainnya tidak ada yang spesifik,
dedak dicampur sayuran atau sisa makananpun tidak menjadi masalah. Angsa
sangat lahap dalam memakan rumput atau daun-daunan. Dibawah ini adalah tabel
komposisi nutrisi sebagai acuan apabila memungkinkan untuk memberikannya.
Komposisi bahan Starter Grower-Finisher(Range)

Ground yellow corn 15 20

Ground barley 20 25

Ground oats 20 25

Meat scrap (50%) 2 3

Soybean oil meal (47%) 21,5 4

Dried whey 2 -

Dehidrated alfalfa meal (17%) 3 -

Dicalcium phosphate 0,5 -

Iodized salt 1 1

TOTAL 100 100


Tambahan:

Riboflavin 2 gram/ton -

Niacin 20 gram/ton -

Vitamin B12 6 miligram/ton -

Produksi Daging dan Telur


Daging angsa berwarna lebih gelap diseluruh tubuhnya dan memiliki aroma
yang lebih menyengat dibandingkan dengan kalkun. Lemak daging angsa memiliki
rasa yang lebih gurih dan lebih padat. Angsa muda (green geese) dipasarkan saat
mencapai berat 5-6 kg dan berumur 10-14 minggu. Bila pemeliharaan lebih dari 14
minggu, bulu halus akan tumbuh sehingga menyulitkan dalam pemrosesan, selain
itu pertumbuhan bobot badan angsa setelah umur 14 minggu akan lebih lambat.
Persentase karkas angsa umur 8 dan 12 minggu adalah 56,7% dan 61,4%.
Angsa memiliki kandungan asam lemak jenuh 50,4% dan asam lemak tak jenuh
49,6%. Kandungan nutrisi daging angsa apabila dibandingkan dengan daging ayam
disajikan pada Tabel 1.

Ternak angsa telah popular khususnya di Eropa bagian barat, namun baru
mencapai 4-7% dari total produksi unggas. Penghasil angsa terbanyak di Eropa
bagian barat adalah Honggaria, Polandia dan Romania. Angsa juga diproduksi di
Republik Ceko dan Slovakia. Angsa dapat digunakan untuk menghasilkan daging,
bulu, atau untuk menghasilkan minyak hati tergantung pada negara dan sistem
produksinya.
Angsa mulai bertelur pada musin hujan. Angsa memilih tempat yang aman
untuk bertelur sampai terkumpul telur 1 clutch sekitar 20 butir. Telur angsa sering
juga ditetaskan dengan menggunakan induk ayam yang sedang mengeram tetapi
karena telur itu cukup besar ukurannya, ayam tidak mampu membolak-baliknya
sehingga harus dibantu oleh tangan manusia. Dua atau tiga telur angsa sudah
cukup untuk seekor ayam dapat mengeraminya. Penetasan secara buatan dengan
menggunakan mesin tetas dapat dilakukan meski memerlukan kelembaban yang
lebih tinggi dibandingkan kelembaban untuk penetasan telur ayam. Hal ini dapat
dicapai dengan memberikan semprotan air menggunakan alat penyemprot yang
mengeluarkan air dalam bentuk partikel-paertikel halus. Semprotan itu diberikan
setiap hari. Penggunaan telur angsa untuk konsumsi belum banyak digunakan oleh
masyarakat karena telur angsa dianggap terlalu besar dan tidak ekonomis.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.feathersite.com/Poultry/Geese/BRKGeese.html
Nowland, W. dan G. Bolla. 2005. Agfact A5.0.2 - Part E, 6th edtion. New South
Wales Department
Santa M.P. 2008. Beternak Angsa. PT Musi Perkasa Utama. Jakarta
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.

Você também pode gostar