Você está na página 1de 8

Analisa Proksimat Dan Nilai Kalor Briket Bioarang Ampas Tebu Dan Arang Kayu

ANALISA PROKSIMAT DAN NILAI KALOR PADA BRIKET BIOARANG


LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU

Eddy Elfiano1, Purwo Subekti2, Ahmad Sadil3

ABSTRAK

Dalam penelitian ini limbah ampas tebu dimanfaatkansebagai bahan bakar dengan cara
mengubahnya menjadi briket bioarang. Tujuan pembuatan briket bioarang untuk mengetahui briket
yang baik dan mengetahui perbandingan jenis briket bioarang limbah ampas tebu dan arang kayu
ditinjau dari pengujian proksimat dan nilai kalor. Manfaat pembuatan briket dapat mengurangi
penimbunan sampah yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Hasil penelitian menunjukan
persentase kadar air briket ampas tebu pada perekat damaradalah 3,36-1,47 %, kadar asapadalah
36,91-30,15 %, kadar abuadalah 8,05-6,10 %,dan nilai kalor 3683,68-4520,88 kJ/kg. Sedangkan
untuk briket arang kayu diperoleh persentase kadar air 3,25-1,36 %, kadar asap 34,55-26,53 %,
kadar abu 6,36-5,37 %, dan nilai kalor 3934,84-5274,36kJ/kg.

Kata kunci : briket, bioarang, proksimat, dan nilai kalor.

ABSTRACT

In this study, waste of bagasse and wood charcoal was converted into charcoal briquettes
to be used as an alternative fuel. The bagasse and wood charcoal were selected as raw material to
produce briquette due to these two materials was abundantly available and because they have not
been used in any application. Moreover, the use of them as briquette and alternative energy will
reduce the accumulation of waste that causes environmental pollution. Analysis of proximate test
and heating value test showed that the percentage of moisture content of bagasse briquettes
withdammar as adhesive is 3.36 to 1.47%, the amount of volatile matter is 36.91 to 30.15%, the ash
content is 8.05 to 6.10 % and heating value is 3683.68 to 4520.88 kJ / kg. As for the charcoal
briquettes was obtained that percentage of moisture content is 3.25 to 1.36 %, content of volatile
matter is 34.55 to 26.53%,ash content is 6.36 to 5.37%, and heating value is 3934.84 to
5274.36kJ/kg.

Keywords: briquettes, charcoal, proximate, and heating value.

1. PENDAHULUAN sehingga terjangkau oleh masyarakat luas.


Konsumsi bahan bakar di Indonesia Disamping untuk mendapatkan sumber energi
sejak tahun 1995 telah melebihi produksi baru, usaha yang terus menerus dilakukan
dalam negeri. Diperkirakan dalam kurun dalam rangka mengurangi emisi CO2 guna
waktu 10-15 tahun kedepan cadangan minyak mencegah terjadinya pemanasan global telah
di Indonesia akan menipis. Perkiraan ini mendorong penggunaan energi biomassa
terbukti dengan seringnya terjadi kelangkaan sebagai pengganti energi bahan bakar fosil
BBM di beberapa daerah di seperti minyak bumi dan batu bara. (Winaya,
Indonesia.(Hambali dkk,2006). Kelangkaan 2008). Limbah ampas tebu mempunyai
dan kenaikan harga minyak akan terus terjadi peluang untuk dimanfaatkan secara optimal
karena sifatnya yang non-renewable. Hal ini sebagai energi alternatif yang bermanfaat bagi
harus segera diimbangi dengan penyediaan kebutuhan masyarakat dan ramah terhadap
sumber energi alternatif yang renewable, lingkungan. Pemanfaatan dilakukan dengan
melimpah jumlahnya, dan murah harganya cara mengubah limbah ampas tebu menjadi
1,3
Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau Page 57
2
Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Pasir Pengaraian
briket. Briket yang dibuat adalah briket “Briquetting” terhadap suatu material
bioarang dengan diarangkan terlebih dahulu merupakan cara mendapatkan bentuk dan
limbah ampas tebu kemudian diayak dan ukuran yang dikehendaki agar dipergunakan
dicampur dengan bahan perekat. untuk keperluan tertentu. (Sitompul, 2011).
Biomassa merupakan bahan yang dapat Ade setiawan (2007) menyatakan
diperoleh dari tanaman baik secara langsung Briket bioarang mempunyai beberapa
maupun tidak langsung dan dimanfaatkan kelebihan dibandingkan arang biasa
sebagai energi atau bahan dalam jumlah yang (konvensional) antara lain:
besar. Biomassa disebut juga sebagai 1. Bioarang menghasilkan panas pembakaran
“Fitomassa” dan sering diterjamahkan sebagai yang lebih tinggi.
bioresuorce atau sumber daya yang diperoleh 2. Asap yang dihasilkannya lebih sedikit.
dari hayati.(Yokoyama, 2008).Biomassa 3. Bentuk dan ukuran bioarang seragam
sebenarnya dapat digunakan secara langsung karena dibuat dengan alat pencetak.
tanpa melalui pembuatan arang terlebih 4. Bioarang dapat tampil lebih menarik karena
dahulu. Namun, pemanfaatan biomassa secara bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan
langsung ini kurang efisien. Sebagai contoh, keinginan pembuat.
pada penggunaan kayu sebagai bahan bakar, 5. Proses pembuatannya menggunakan bahan
energi yang terpakai kurang dari 10%. Selain baku yang tidak menimbulkan masalah
itu, pembuatan bioarang dapat meningkatkan lingkungan.
energi yang dihasilkan. Sebagai gambaran, Pada penelitian ini, ampas tebu dan
energi yang dihasilkan dari pembakaran kayu arang kayu dipilih sebagai bahan biomassa
hanya 3.300 kkal/g, sedangkan energi yang yang kemudian dibuat menjadi briket
dihasilkan dari pembakaran bioarang dapat bioarang. Pemilihan ini dilakukan karena
mencapai 5.000 kkal/g. (Setiawan, 2007). ampas tebu di kota Pekanbaru ditemukan
Bioarang adalah arang (salah satu jenis dalam jumlah yang cukup banyak dan belum
bahan bakar) yang dibuat dari aneka macam dimanfaatkan secara optimal. Analisa
bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, proksimat dan analisa nilai kalor dilakukan
ranting, daun-daunan, rumput, jerami, dan pada briket yang dihasilkan untuk mengetahui
limbah pertanian lainnya. Bioarang ini dapat potensi pemanfaatan briket ini sebagai bahan
digunakan sebagai bahan bakar yang tidak bakar alternatif.
kalah dari bahan bakar sejenis yang lain. Akan
tetapi, untuk memaksimalkan pemanfaatannya, 2. METODOLOGI PENELITIAN
bioarang ini masih harus melalui sedikit proses Pada penelitian ini, ampas tebu dan
pengolahan sehingga menjadi briket bioarang arang kayu dibuat menjadi briket dengan
(Dani Sucipto,2012).Briket bioarang adalah menggunakan dua jenis perekat yaitu kanji dan
gumpalan-gumpalan atau batangan-batangan damar. Tekanan yang digunakan juga
arang yang terbuat dari bioarang (bahan divariasikan masing-masing 3,15 MPa, 6,29
lunak). Bioarang yang sebenarnya termasuk MPa dan 7,86 MPa. Untuk mengetahui
bahan lunak yang dengan proses tertentu kualitas briket yang dihasilkan, dilakukan
diolah menjadi bahan arang keras. Kualitas analisa proksimat dan nilai kalor.
dari bioarang ini tidak kalah dengan batubara Diagram alir penelitian secara lengkap dapat
atau bahan bakar jenis arang lainnya. dilihat pada Gambar 1.

Page 58 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 2014


Analisa Proksimat Dan Nilai Kalor Briket Bioarang Ampas Tebu Dan Arang Kayu

Persiapan Bahan

Pengeringan dan
Penjemuran

Pengaranga
n

Penggilingan
n

Pengadonan Pembuatan Briket


Bahan

Pencetaka
n gadonan

Pencetaka
n gadonan

Pengujian
kgadonan

Analisa Proksimat
- Moisture content Uji Nilai Kalor
- Volatile matter
- Ash content

Pembahasan

Kesimpula
n
Gambar 1. Diagram alir penelitian.

Bahan-bahan yang digunakan untuk 4. Hydrolic hand press


pembuatan briket bioarang adalah : 5. Cetakan briket
1. Limbah ampas tebu 6. Timbangan digital (mechanical
2. Arang kayu balance)
3. Perekat kanji 7. Drum
4. Perekat damar 8. Kotak pemanggang
5. Air sebagai campuran bahan perekat 9. High temperature furnace
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian 10. Bomb calorimeter
ini adalah : Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini
1. Blender listrik adalah :
2. Mesh atau penyaring
3. Baskom kecil
1,3
Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau Page 59
2
Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Pasir Pengaraian
2.1 Pengujian Proksimat 2.2 Pengujian nilai kalor
Pengujian proksimat merupakan Nilai kalor (heating value) suatu bahan
pengujian yang meliputi pengujian kadar air bakar diperoleh dengan menggunakan bomb
(moisture content), kadar asap (volatile calorimeter . Nilai kalor yang diperoleh
matter), dan kadar abu (ash content). melalui bomb calorimeter adalah nilai kalor
Pengujian proksimat ini dengan cara atas atau highest heating value (HHV) dan
pemanasan atau pembakaran briket bioarang nilai kalor bawah atau lowest heating value
ke dalam high temperature furnace. (LHV). Perhitungan nilai kalor kotor
berdasarkan standar ASTM D240.
2.1.1 Kadar air (moisture content) Dari pengujian bomb calorimeter dapat
Perhitungan persentase kadar air dihitung panas yang diserap air dalam bomb
(moisture content) yang terkandung di dalam calorimeter dan energi setara bomb
briket tersebut menggunakan standar ASTM calorimeter serta LHV dan HHV.
D-3173-03 dengan persamaan sebagai berikut: Panas yang diserap air dalam bomb
𝑎−𝑏 calorimeterdihitung dengan menggunakan
Moisture content, % = 𝑥 100 % (1)
𝑎
rumus :
Dimana :
Q = m.Cp.ΔT (4)
a = Massa awal briket (gram)
Dimana :
b = Massa briket setelah pemanasan 107oC
Q : Panas yang diserap (kJ)
(gram)
m : Massa air di dalam bomb calorimeter
(gram)
2.1.2 Kadar zat yang menguap (volatile
Cp : Specific heat 4,186 kJ/kgoC
matter)
ΔT : Perbedaan temperatur (oC)
Perhitungan persentase kadar zat yang
LHV dan HHV dihitung dengan
menguap (volatile matter) yang terkandung di
menggunakan rumus berikut:
dalam briket bioarang ampas tebu (𝑚 𝑥 𝐶𝑝 𝑥 ∆𝑇)
menggunakan standar ASTM D-3175-02 LHV = (5)
𝑚𝑏𝑟𝑖𝑘𝑒𝑡
dengan persamaan sebagai berikut: Untuk menghitung HHV digunakan rumus :
𝑏−𝑐
Volatile matter, % = 𝑎
𝑥 100 % HHV = (T2 – T1- Tkp) x Cv (kJ/kg)
(2) LHV = HHV – 3240 kJ/kg
Dimana : Maka, HHV = LHV + 3240 kJ/kg (6)
c = Massa briket setelah pemanasan pada Dimana :
temperatur 950oC (gram) T1 = Temperatur air pendingin bomb
calorimeter sebelum pembakaran (oC)
2.1.3 Kadar abu (ash content) T2 = Temperatur air pendingin bomb
Perhitungan persentase kadar abu (ash calorimeter sesudah pembakaran (oC)
content) briket bioarang menggunakan standar Tkp = Kenaikan temperature disebabkan
ASTM D-3174-04 dengan persamaan sebagai kawat pembakaran, 0.05oC.
berikut. HHV = Higthest Heating Value (kJ/kg)
𝑑 LHV = Lowest Heating Value (kJ/kg)
Ash content , % = 𝑎 x 100 % (3)
Dimana : 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
d = Massa briket setelah pemanasan 750 oC 3.1 Analisa Proksimat
(gram) Dari pengujian proksimat masing-
masing briket, maka diperoleh hasil

Page 60 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 2014


Analisa Proksimat Dan Nilai Kalor Briket Bioarang Ampas Tebu Dan Arang Kayu

perhitungan proksimat pada masing-masing briket seperti yang dijelaskan pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisa proksimat briket ampas tebu dan briket arang kayu.
Briket ampas tebu Briket arang kayu
Tekanan
No Perekat Kadar air Kadar asap Kadar abu Kadar air Kadar asap Kadar abu
(MPa)
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Kanji 3,15 5,10 39,49 9,55 4,40 35,22 7,55
2 Kanji 6,29 2,68 37,58 7,38 2,03 31,08 6,76
3 Kanji 7,86 1,49 30,60 7,16 1,37 28,77 5,96
4 Damar 3,15 3,36 36,91 8,05 3,25 34,55 6,36
5 Damar 6,29 2,05 35,62 6,51 1,99 29,80 5,63
6 Damar 7,86 1,47 30,15 6,10 1,36 26,53 5,37

Dari tabel perhitungan analisa 39,49 % sedangkan kadar asap terendah


proksimat briket ampas tebu di atas, kadar air terdapat pada briket dengan perekat damar dan
tertinggi terdapat pada briket dengan perekat tekanan 7,86 MPa yaitu sebesar 30,15 %.
kanji dan tekanan 3,15 MPa yaitu sebesar 5,10 Kadar abu tertinggi terdapat pada briket
% sedangkan kadar air terendah terdapat pada dengan perekat kanji dan tekanan 3,15 MPa
briket dengan perekat damar dan tekanan 7,86 yaitu sebesar 9,55 % sedangkan kadar abu
MPa yaitu sebesar 1,47 %. Kadar asap terendah terdapat pada briket dengan perekat
tertinggi terdapat pada briket dengan perekat damar dan tekanan 7,86 MPa yaitu sebesar
kanji dan tekanan 3,15 MPa yaitu sebesar 6,10 %.

Briket Ampas Tebu Briket Arang Kayu


50
50
Persentase(%)

Persentase(%)

40
Kadar 40
Kadar
30 air air
30
20 Kadar
zat 20
Kadar
10 10 zat
Kadar
0 abu
0 Kadar
K. 3,15 K. 6,29 K. 7,86 D. 3,15 D. 6,29 D. 7,86 K. 3,15 K. 6,29 K. 7,86 D. 3,15 D. 6,29 D. 7,86
MPa MPa MPa MPa MPa MPa MPa MPa MPa MPa MPa MPa abu
Jenis Briket
Jenis Briket

Gambar 2. Grafik nilai proksimat briket ampas tebu (a) dan briket arang kayu (b).

Untuk mendapatkan gambaran yang briket arang kayu, maka hasil analisa untuk
lebih jelas tentang perbandingan hasil analisa kedua jenis briket tersebut dibandingkan
proksimat antara briket ampas tebu dengan dalam grafik seperti terlihat pada Gambar 3.

1,3
Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau Page 61
2
Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Pasir Pengaraian
6 45
40
5
35
Kadar air (%)

4 30

Kadar asap (%)


25
3
20
2 15
1 10
5
0 0
K. 3,15 K. 6,29 K. 7,86 D. 3,15 D. 6,29 D. 7,86 K. 3,15 K. 6,29 K. 7,86 D. 3,15 D. 6,29 D. 7,86
MPa MPa MPa MPa MPa MPa MPa MPa MPa MPa MPa MPa
Jenis briket Jenis briket

Briket ampas tebu Briket arang kayu Briket ampas tebu Briket arang kayu

12
10
8
Kadar abu (%)

6
4
2
0
K. 3,15 K. 6,29 K. 7,86 D. 3,15 D. 6,29 D. 7,86
MPa MPa MPa MPa MPa MPa
Jenis briket
Briket ampas tebu Briket arang kayu

Gambar 3. Grafik perbandingan nilai proksimat briket ampas tebu dan briket arang kayu, yang
meliputi persentase kadar air (a), kadar asap (b) dan kadar abu (c).

Dari tabel perhitungan analisa grafik nilai proksimat briket ampas tebu dan
proksimat briket arang kayu di atas, kadar air arang kayu.
tertinggi terdapat pada briket dengan perekat Berdasarkan Gambar 3, diketahui
kanji dan tekanan 3,15 MPa yaitu sebesar 4,4 bahwa secara umum persentase kadar air,
% sedangkan kadar air terendah terdapat pada kadar asap dan kadar abu pada briket ampas
briket dengan perekat damar dan tekanan 7,86 tebu memiliki nilai yang lebih tinggi
MPa yaitu sebesar 1,36 %. Kadar asap dibanding pada briket arang kayu. Kadar air
tertinggi terdapat pada briket dengan perekat untuk briket dengan perekat damar tidak jauh
kanji dan tekanan 3,15 MPa yaitu sebesar berbeda antara briket ampas tebu dengan
35,52 % sedangkan kadar asap terendah briket arang kayu. Hal ini menunjukan bahwa
terdapat pada briket dengan perekat damar kandungan air dalam briket pada dasarnya
dan tekanan 7,86 MPa yaitu sebesar 26,53 %. berasal dari perekat. Analisa proksimat juga
Kadar abu tertinggi terdapat pada briket menunjukan bahwa kenaikan tekanan akan
dengan perekat kanji dan tekan 3,15 MPa menurunkan persentase kandungan air,
yaitu sebesar 7,55 % sedangkan kadar abu kandungan asap dan kandungan abu.
terendah terdapat pada briket dengan perekat
damar dan tekanan 7,86 MPa yaitu sebesar
5,37 %. Gambar 2 (a) dan 2 (b) menunjukan
Page 62 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 2014
Analisa Proksimat Dan Nilai Kalor Briket Bioarang Ampas Tebu Dan Arang Kayu

3.2 Nilai Kalor


Nilai rata-rata hasil dari pengujian bomb calorimeter pada masing-masing briket dapat
dilihat pada Tabel 2seperti di bawah ini.

Tabel 2. Nilai LHV dan HHV briket ampas tebu dan briket arang kayu.
Briket ampas tebu Briket arang kayu
Tekanan
No Perekat LHV HHV (kJ/kg) LHV HHV
(MPa)
(kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg)
1 Kanji 3,15 3181,36 6421,36 3516,24 6756.24
2 Kanji 6,29 3432,52 6672,52 4269,72 7509.72
3 Kanji 7,86 3767,40 7007,40 4688,32 7928.32
4 Damar 3,15 3683,68 6923,68 3934,84 7174.84
5 Damar 6,29 4269,72 7509,72 4939,48 8179.48
6 Damar 7,86 4520,88 7760,88 5274,36 8514.36

Dari tabel perhitungan nilai kalor untuk briket arang kayu, LHV (lowest
briket ampas tebu di atas, LHV (lowest heating value) tertinggi terdapat pada briket
heating value) tertinggi terdapat pada briket dengan perekat damar dan tekanan 7,86 MPa
dengan perekat damar dan tekanan 7,86 MPa yaitu sebesar 5274,36 kJ/kg sedangkan LHV
yaitu sebesar 4520,88 kJ/kg, sedangkan LHV (lowest heating value) terendah terdapat pada
(lowest heating value) terendah terdapat pada briket dengan perekat kanji dan tekanan 3,15
briket dengan perekat kanji dan tekanan 3,15 MPa yaitu sebesar 3516,24 kJ/kg.
MPa yaitu sebesar 3181,36 kJ/kg. Sedangkan

8000 9000
7000 8000
7000
Nilai kalor (kJ/kg)

Nilai kalor (kJ/kg)

6000
6000
5000
5000
4000
4000
3000 3000
2000 2000
1000 1000
0 0
K. 3,15 K. 6,29 K. 7,86 D. 3,15 D. 6,29 D. 7,86 K. 3,15 K. 6,29 K. 7,86 D. 3,15D. 6,29 D. 7,86
MPa Mpa MPa MPa MPa MPa MPa Mpa MPa MPa MPa MPa

Jenis briket Jenis briket

LHV (kJ/kg) HHV (kJ/kg) LHV (kJ/kg) HHV (kJ/kg)

Gambar 4. Grafik nilai kalor briket ampas tebu (a) dan briket arang kayu (b).

Gambar 4 menunjukan bahwa nilai kalor nilai kalor yang ditunjukan oleh briket arang
yang ditunjukan dengan nilai LHV dan HHV, kayu lebih tinggi dibandingkan briket ampas
akan meningkat dengan kenaikan tekanan. tebu.
Pada kedua jenis briket ampas tebu dan arang
kayu, penggunaan perekat damar juga 4. KESIMPULAN
memberikan hasil yang lebih baik pada nilai Hasil penelitian dan pengujian briket
kalor dibandingkan briket dengan perekat bioarang ampas tebu dan arang kayu terhadap
kanji. Seperti juga hasil analisa proksimat,
1,3
Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau Page 63
2
Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Pasir Pengaraian
pengujian proksimat dan nilai kalor dapat Ismun, “Teknologi Tepat Guna, Membuat
disimpulkan sebagai berikut: Briket Bioarang”, Kanisius, Yogyakarta
1. Nilai proksimat yang rendah 1998.
ditunjukan pada briket yang terbuat Komoditas Dian Aksara, “Energi
dari arang kayu dengan tekanan paling Alternatif”, Yudhistira, Ciawi, Bogor
tinggi yaitu 7,86 MPa dan 2007.
menggunakan perekat damar. Kurniawan, “Superkarbon, Bahan Bakar
2. Nilai kalor paling tinggi juga Alternatif Pengganti Minyak Tanah
ditunjukan oleh briket yang terbuat Dan Gas”, Penebar Swadaya,
dari arang kayu dengan tekanan 7,86 Cimanggis, Depok 2008.
MPa dan menggunakan perekat Rislima Sitompul, “Manual Pelatihan,
damar. Teknologi Terbarukan yang Tepat
3. Tekanan dan jenis perekat Untuk Aplikasi di Masyarakat
berpengaruh pada nilai proksimat dan Perdesaan”, PNPM, Jakarta 2011.
nilai kalor. Setiawan, “Memanfaatkan Kototran Ternak,
4. Briket dengan kualitas yang paling Solusi Masalah Lingkungan Dan
baik adalah terbuat dari arang kayu Pemanfaatan Energi Alternatif”,
dengan perekat damar dan ditekan Penebar Swadaya, Cimanggis, Depok
pada tekanan 7,86 MPa. 2007.
5. Dibandingkan dengan briket arang Winaya, Suprapta, “Prospek Energi Dari
kayu, kualitas briket ampas tebu lebih Sekam Padi dengan Teknologi Fluidized
rendah, tetapi tetap dapat Bed Combustion”, 2008.
dimanfaatkan sebagai bahan bakar Yokoyama, S., “Buku panduan biomassa
alternatif karena masih memiliki nilai asia”, The Japan Institute Of Energy,
kalor yang cukup baik. Japan 2008.

DAFTAR PUSTAKA
Andi Nur, A,S, “Biodiesel Jarak Pagar,
Bahan Bakar Alternatif Yang Ramah
Lingkungan”, Agromedia Pustaka,
Jakarta 2006.
ASTM D 3173, 2003, Standar Test Method
for Moisture in the Analysis Sampel of
Coal and Coke.
ASTM D 3174, 2004, Standar Test Method
for Ash in the Analysis Sampel of Coal
and Coke from Coal.
ASTM D 3175, 2002, Standar Test Method
for Volatile matter in the Analysis Sampel
of Coal and Coke.
Dani Sucipto, SKM., M.Sc., “Teknologi
Pengolahan Daur Ulang Sampah”,
Gosyen Publishing, Yogyakarta 2012.
Hambali, E., “Jarak Pagar Tanaman
Penghasil Biodiesel”, Penebar Swadaya,
Bogor 2006.
Page 64 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 2014

Você também pode gostar