Você está na página 1de 1

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA LANSIA DENGAN DEPRESI

Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas. Hal itu akhirnya
juga berakibat pada berkurangnya tingkat produktiftas dalam bekerja. Idealnya pada usia
lanjut tersebut tidak terlalu dibebani dengan persoalan finansial yang akan melibatkan banyak
otak dan pikiran. Peningkatan jumlah lansia diakibatkan karena meningkatnya usia harapan
hidup. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebsar 6,6% dengan usia harapan hidup
meningkat menjadi 69 tahun dan pada tahun 2014 jumlah lanjut usia meningkat menjadi 18,7
juta dan UHH meningkat menjadi 70,7-72 tahun. Peningkatan umur harapan hidup akan
menimbulkan dampak khususnya masalah kesehatan yang terjadi pada lansia berupa masalah
fisik, biologi, maupun psikososial.
Perubahan sosial yang dirasakan lansia seperti merasa tidak dihargai, tidak
didengarkan, dan merasa terasing karena dianggap sebagai individu yang tuna karya atau
tidak dibutuhkan lagi tenaga dan pikirannya. Gejala-gejala kejiwaan atau emosi yang kurang
stabil dan biasanya bersifat negatif yang muncul paska kekuasaan atau jabatan, sindrom
purna kuasa tersebut banyak terjadi para pensiunan, mantan purnawirawan dan mantan
karyawan yaitu post power syndrome. Post power syndrome dapat berdampak pada masalah
fisik seperti gangguan tekanan darah hipertensi, penyakit jantung dan stroke. Perubahan
psikologis seperti mengalami kecemasan, putus asa, depresi dan stress. Kecemasan
merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung
serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek spesifik. Hal tersebut akan mempengaruhi
kualitas hidup pada lansia setelah menjalani masa pensiun.
Gejala-gejala kejiwaan atau emosi yang kurang stabil dan biasanya bersifat negatif
yang muncul paska kekuasaan atau jabatan dapat diminimalisir dengan memberikan
dukungan sosial dan dukungan keluarga. Bentuk dukungan yang dapat diberikan adalah
dengan mengikutsertakan lansia dalam setiap bentuk kegiatan baik didalam kehidupan
berkeluarga atau dalam kegiatan bermasyarakat. Lansia diharapkan dapat mengisi masa
pensiun dengan hal-hal yang bermanfaat seperti mengikuti perkumpulan atau pertemuan baik
yang bersifat keagamaan maupun bersifat sosial sehingga lansia memiliki kesibukan lain
pengganti saat seperti lansia masih bekerja seperti ikut serta dalam kegiatan Gorong-Royong,
Kumpulan RT, Posyandu Lansia dan kegiataan keagamaan (pengajian). Dukungan keluarga
dan sosial yang tinggi akan menurunkan tingkat kecemasan pada lansia, sebaliknya dukungan
keluarga dan sosial rendah akan meningkatkan kecemasan pada lansia.
OLEH: REFA TEJA MUTI

Você também pode gostar