Você está na página 1de 15

Efek pada ketidakcukupan perawatan meliputi karies dan kehilangan gigi,

penyakit periodontal, permulaan infeksi sistemik,Pengkajian tingkat perkembangan


klien membantu dalam menetukan tipe masalah hygiene yang di harapkan.
B. TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengkajian apa saja yang menyangkut oral hygiene.
2. Untuk mengetahui diagnose keperawatan yang menyangkut masalah oral
hygiene
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN
Pada proses pengkajian tentang oral hygiene perawat memeriksa bibir, gigi,
mukosa buccal, gusi, langit-langit dan lidah klien. Perawat memeriksa semua
daerah ini dengan hati-hati tentang warna, hidrasi, tekstur, dan lukanya. Klien
yang tidak mengikuti praktek hygiene mulut yang teratur akan mengalami
penurunan jaringan gusi yag meradang, gigi yang hitam (khususnya sepanjang
margin gusi), karies gigi, kehilangan gigi, dan halitosis.
Rasa sakit yang dilokalisasi adalah gejala umumdari penyakit gusi atau gangguan
gigi tertentu. Infeksi pada mulut melibatkan organisme seperti Treponema
pallidum, Neisseria gonorrhoeae, dan Hominisvirus herpes. Jika klien hendak
memperoleh radiasi atau kemoterapi sangat penting mengumpulkan data dasar
mengenai keadaan rongga mulut klien. Hali ini berfungsi sebagai dasar untuk
perawatan preventif bagi klien saat mereka melewati pengobatan.

Data objektif
 Klien mengatakan Xerostoma (mulut kering)
 Klien menyatakan Ketidaknyamanan mulut
 Klien menyatakan Saliva kental
 Klien menyatakan Bibir imflamasi
 Klien menyatakan Lidah kering dan pecah
Data subjektif
 Mulut klien berbau
 Klien memperlihatkan mulut terdapat banyak plak
 Klien kelihatan sulit untuk bicara
 Klien mengatakan nafsu makan berkurang
B. DIAGNOSA
Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukkan perubahan actual atau
potensial dalam integritas struktur mulut. Diagnose keperawatan yang
berhubungan dapat merefleksikan masalah atau komplikasi akibat perubahan
rongga mulut. Penemuan perawat juga menunjukkan kebutuhan kien untuk
bantuan perawatan mulut karena divisit perawatan diri. Identifikasi diagnose yang
akurat memerlukan seleksi factor yang berhubungan yang menyebabkan masalah
klien.
Perubahan pada mukosa mulut akibat pemaparan radiasi misalnya kan
memerlukan intervensi berbeda daripada kerusakan mukosa akibat penempatan
selang endotrakea.

Contoh Diagnose Keperawatan Nanda Untuk Masalah Hygiene


Perubahan membrane mukosa mulut yang berhubungan dengan :
 Trauma oral
 Asupan cairan yang terbatas
 Hygiene mulut yang tidak efektif
Nyeri yang berhubungan dengan :
 Gingivitis
 Kehilangan gigi
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan :
 Gigi palsu yang tidak pas
 Gingivitis
Devisit perawatan diri mandi/hygiene oral yang berhubungan dengan :
 Perubahan tingkat kesadaran
 Kelemahan ektremitas atas
Gangguan gambaran diri yang berhubungan dengan :
 Halitosis
 Ketidakadaan gigi
Kurang pengetahuan tentang hygiene oral yang berhubungan dengan :
 Kesalahpahaman praktek hygiene
Resiko infeksi yang berhubungan dengan :
 Trauma mukosa oral
C. INTEVENSI
1. Tujuan
Oral hygiene merupakan tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan
mulut, gigi dan gusi. menurut Clark (1993), oral hygiene bertujuan untuk :
(1) mencegah penyakit gigi dan mulut,
(2) mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut,
(3) mempertinggi daya tahan tubuh, dan
(4) memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.
Secara umum dapat di simpulkan tujuan dari hygiens mulut meliputi :
-Klien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik
-Klien mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar
-Klien akan memahami praktek hygiene mulut
-Klien akan mencapai rasa nyaman.

2. Hasil yang Di harapkan


Mukosa mulut dan lidah terlihat merah muda, lembab, utuh. Gusi basah
dan utuh, gigi terlihat bersih, dan licin. Lidah berwarna merah muda dan tidak
kotor. Bibir lembab, mukosa dan pharynx tetab bersih.
Peradangan, kerak, luka, dan kotoran yang keras akan tidak ada. Dan gigi
bebas dari partikel makanan. Dan diharapkan klien secara verbal menyatakan
kenyamanan dan perasaannya tentang kebersihan mulut. Sehingga klien akan
menelan dan berbicara lebih nyaman.

3. Persiapan Alat
Adapun persiapan alat yang di gunakan dalam oral hygiene adalah :
1. Pencuci mulut atau larutan antiseptik
2. Spatel lidah dan kain kasa
3. Handuk wajah, handuk kertas/perlak
4. Baskom
5. Gelas air dengan air dingin
6. Jeli larut air
7. Kateter penghisap yang dihubungkan dengan alat pengisap
8. Sarung tangan sekali pakai.

4. Persiapan Pasien
Persiapan pasien :
 Memberitahukan pada pasien tindakan yang akan di lakukan
 Menjelaskan prosedur yang akan di lakukan

5. Prosedur dan Rasional


Melakukan intervensi perawatan mulut untuk pasien yang tidak sadar atau lemah
Langkah Rasional
1. Kaji adanya refleks Menunjukkan klien beresiko aspirasi. Membuat sekresi
muntah. Posisikan klien mengalir dari mulut daripada menumpuk dibelakang
dalam posisi Sims atau miring faring dan mencegah aspirasi.
dengan kepala diputar kea
rah sisi yang terkena.
2. Jelaskan prosedur kepada Klien yang tidak sadar masih mampu mendengar.
klien.
3. Persiapkan peralatan dan
bahan yang diperlukan; Menghilangkan enkrustrasi dan bertindak sebagai anti
a. larutan anti infeksi infeksi.
b. sikat gigi spon atau spatel Sikat membersihkan gigi dengan efektif. Spon atau
lidah dibungkus kasa swab menstimulasi dan membersihkan gigi dan
tunggal;sikat gigi kecil mukosa.
c. spatel lidah berbantalan Mempertahankan mulut terbuka dan gigi terpisah
d. handuk wajah selama prosedur tanpa membuat trauma struktur
e. mangkok piala ginjal mulut.
f. handuk kertas
g. gelas air dengan air dingin
h. jeli larut air Melubrikasi bibir
i. mesin pengisap portable Mengangkat sekresi mulut yang tertinggal selama
dengan kateter suksion membersihkan rongga mulut.,
j. sarung tangan sekali pakai Rongga mulut berisi mikroorganisme penginfeksi yang
tinggi.

4. Cuci tangan dan gunakan Mengurangi transmisi perpindahan mikroorganisme.


sarung tangan sekali pakai.
5. Letakkan handuk kertas di Mencegah atas meja menjadi kotor. Peralatan yang
atas meja tempat tidur dan dipersiapkan sebelumnya memastikan prosedur lancar
atur peralatan. Hidupkan dan aman.
mesin pengisap dan
hubungkan selang ke kateter
pengisap.
6. Tarik tirai sekitar tempat Memberikan privasi
tidur atau tutup pintu
ruangan.
7. Tinggikan tempat tidur Penggunaan mekanika tubuh yang baik denga tempat
pada tingkat horizontal tidur pada posisi tinggi mencegah cedera pada
tertinggi;turunkan pagar perawat dank lien.
tempat tidur.
8.Pindahkan klien mendekati Pengaturann posisi kepala yang sesuai mencegah
sisitempat tidur danke aspirasi.
dekatperawat,pastikankepal
a klien diputar ke arah
matras.
9. Letakkan handuk di bawah Mencegah tempat tidur menjadi kotor.
wajah klien dan mangkok
piala ginjal di bawah dagu.
10. Secara hati-hati retraksi Mencegah klien dari menggigit jari dan menyediakan
gigi bagian atas dan bawah kemudahan ke rongga mulut.
klien dengan spatel lidah
yang berbantalan dengan
memasukkan spatel dengan
cepat tetapi lembut diantara
geraham belakang. Masukkan
saat klien rileks.
11. Bersihkan mulut dengan Tindakan penggosokkan mengangkat partikel makanan
menggunakan sikat atau diantara gigi dan sepanjang permukaan pengunyahan.
spatel lidah yang
dilembabkan dengan anti
infeksi dan air.

12. Berikan jeli larut air Melubrikasi bibir untuk mencegah kering dan retak.
pada bibir.
13. Jelaskan bahwa prosedur Menyediakan stimulasi yang bermakna pada klien
telah selesai yang tidak sadar atau kurang responsive.
14 .Lepaskan sarung tangan Mencegah transmisi muikroorganisme.
dan letakkan pada tempat
yang sesuai.
15. Atur kembali posisi klien Mempertahankan kenyamanan dan keamanan klien.
yang nyaman, naikkan
penghalang tempat tidur,
dan kembalikan tempat tidur
pada posisi semula.
16. Bersihkan peralatan dan Pembuangan peralatan kotor yang tepat mencegah
kembalikan pada tempatnya tranmisi infeksi.
yang sesuai. Letakkan linen
kotor ke dalam tempat yang
sesuai.
17. Cuci tangan. Mengurangi tranmisi mikroorganisme.
18. Inspeksi rongga mulut. Menentukan kemanjuran pembersihan. Setelah
sekresi tebal terangkat maka dapat terlihat inflamasi
atau lesi dibawahnya.
19. Catat prosedur, termasuk Mencatat respons klien terhadap terapi keperawatan.
observasi yang berhubungan Perdarahan dapat menunjukkan masalah sistemik
(misalnya Perdarahan gusi, yang lebih serius. Lesi rongga mulut mungkin menjadi
mukosa kering, ulserasi, atau kanker.
krusta pada lidah) dan
laporkan setiap temuan yang
tidak umum kepada perawat
penanggung jawab atau
dokter.

Melakukan intervensi perawatan mulut pada klien yang menggunakan gigi


palsu
Langkah Rasional
1. Tanyakan klien apakah gigi palsunya Gigi palsu yang tidak pas bergesekan
tidak pas dan apakah ada gilisah atau dengan gusi, dan membrane mukosa.
membrane mukosa yang nyeri atau Daerah iritasi mungkin memerlukan
iritasi. Setelah gigi palsu dilepas, perawatan khusus.
inspeksi rongga mulut dan permukaan
gigi palsu.
2. Jelaskan prosedur dan pastikan klien Meningkatkan pemahaman dan kerjasama
bahwa akan menggunakan praktik klien.
pilihan pribadi(jika sesuai).
3. Persiapkan peralatan dan bahan yang
diperlukan :
a. Sikat gigi berbulu lembut Digunakan untuk menggosok gusi dan
b. Sikat gigi untuk gigi palsu lidah.
c. Mangkok piala ginjal/nirbekken
d. Detrifikasi gigi palsu atau pasta gigi
e. Gelas air (untuk air hangat dan
dingin) Digunakan untuk mengangkat gigi palsu.
f. Kain kasa
g. Waslap
h. Cangkir plastic gigi palsu
i. Sarung tangan sekali pakai Mencegah kontak dengan mikroorganisme
di dalam saliva.
4. Cuci tangan Mengurangi transmisi mikroorganisme
5. Atur bahan-bahan di meja tempat Menjamin prosedur lancar dan
tidur atau dekat wastafel. terorganisir.
6. Isi mangkok piala ginjal setengah Membantu mendistribusi dentrifikasi di
penuh dengan air biasa atau letakkan atas permukaan gigi palsu. Kain
waslap pada wastafel dan nyalakan air melindungi gigi palsu menjadi patah. Air
sampai terisi kurang lebih 2,5 cm. panas menyebabkan gigi palsu menjadi
melengkung atau lunak.

7. Kenakan sarung tangan sekali pakai. Mengurangi transmisi infeksi.


8. Minta klien untuk melepas gigi palsu Kassa mencegah tergelincir secara tidak
dan letakkan gigi pada nierbekken. Jika sengaja saat menangani gigi palsu.
klien tidak mampu melepas gigi palsu, Permutaran gigi palsu pada sudut
pegang piringan bagian atas di depan mengurangi penarikan bibir selama
dengan ibu jari dan jari telunjuk yang di pelepasan gigi.
bungkus dengan kassa. Gunakan tarikan
yang mantap dan ke arah bawah. Secara
lembut angkat gigi palsu sebelah bawah
dari dagu dan rotasikan ke satu sisi arah
bawah untuk mengeluarkan dari mulut.
Letakkan gigi palsu mangkok.
9. Gunakan detrifikasi pada gigi palsu Mencegah makanan dan bakteri yang
dan sikat permukaan gigi palsu. Pegang menumpuk pada permukaan gigi palsu dan
sikat secara horizontal dan gunakan mencegah baud an terbentuknya noda.
gerakan kebelakang dan ke depan untuk Memegang gigi palsu dekat dengan air
membersihkan permukaan penggigit. mengurangi peluangretak karena air akan
Pegang sikat secara horizontal dan mencegah keluar jika gigi palsu
gunakan gosokan pendek dari atas gigi tergelincir.
palsu pada permukaan penggigit gigi
untuk membersihkan permukaan gigi
sebelah luar. Pegang sikat secara
vertical dan gunakan gosokan pendek
untuk membersihkan permukaan dalam
gigi. Pegang sikat secara horizontal dan
gunakan gerakan ke belakang dan ke
depan untuk membersihkan permukaan
bawah gigi palsu.
10. bilas gigi palsu dengan teliti dalam Air hangat bercampur dan membilas
air biasa. dentrifikasi lebih efektif dari pada air
dingin.
11. kembalikan gigi palsu pada pasien Penyimpanan melindungi gigi palsu tetap
atau simpan dalam air biasa di dalam lembab untuk memudahkan saat
cangkir plastic. pemasukan. Gigi palsu plastic menjadi
rapuh dan melengkung jika tidak
dipertahankan untuk tetap lembab.
12. kosongkan nierbekken dan Membantu menstimulasi sirkulasi gusi dan
tambahkan air dingin yang segar. mengangkat sisa-sisa lapisan kotoran gusi
Berikan pasta gigi pada sikat gigi dan mukosa.
lembut, dan sikat gusi dan langit-langit,
dan lidah dengan lembut.
13. Minta klien untuk berkumur dengan Berkumur mengangkat semua partikel
teliti. makanan dan sekresi.
14. masukkan kembali gigi palsu jika Bagian terbesar dari gigi palsu sebelah
klien menginginkan, atau biarkan klien atas lebih mudah untuk dimasukkan
melakukan sendiri. Mulai dengan lembut pertama kali jika klien mempunyai
memasukkan gigi palsu sebelah atas poringan sebelah atas dan bawah.
yang lembab. Minta klien untuk Pelembaban melubrikasikan gigi palsu agar
menggunakan jari untuk menekan gigi mempermudah insersi. Penggunaan
palsu melekat pada tempatnya, dan tekanan yang lembut pada gigi palsu
kemudian masukkan gigi palsu sebelah sebelah atas memperkuatnya menempel
bawah yang lembab. pada langit-langit.
15. Buang sarung tangan pada tempat Mengontrol penyebaran infeksi.
yang sesuai dan simpan bahan-bahan.
Cuci tangan.
16. Tanya klien jika gigi palsu terasa Pembersihan mengangkat sumber iritasi.
nyaman atau tidak.
17. Catat prosedur pada flowsheet atau Dokumentasi yang akurat dan tepat waktu
catatan perawat. mempertahankan keakuratan catatan
klien.
Contoh Rencana Asuhan Keperawatan untuk Perubahan Membrane Mukosa
Mulut
Diagnosa Keperawatan : Perubahan membrane mukosa mulutyang berhubungan
dengan radiasi rongga mulut.
Defenisi : perubahan membrane mukosa mulut adalah keadaan individu mengalami
gangguan pada lapisan rongga mulut.
Hasil yang
Tujuan Intervensi Rasional
diharapkan
Klienakanmemilikimukosaut Mukosa, Membangun aturan Menggosok
uh yang lidah, dan perawatan-mulut setelah yang konsisten
terhidrasibaikpadawaktupul bibir akan makan dan waktu tidur. meningkatkan
ang. menjadi ▪ menggosok dengan sikat jaringan gusi,
merah gigi yang lembut mengurangi
muda, menggunakan gerakan kotoran, dan
lembab, dan horizontal. menghasilakan
utuh. ▪ bilas dengan garam atau pengontrolan
Peradangan, larutan baking soda (1/2 plak. Sikat gigi
kerak, luka, sendok teh dengan 473 ml yang lembut
dan kotoran air) dengan
yang keras ▪ Flossing dengan flos gigi gerakan
akan tidak yang tidak berlilin dua kali horizontal
ada. sehari. Hindariflossing membantu
Gigi bebas dengankerasdekatgarisgus jaringan gusi
dari partikel i. yang lembut
makanan. dan mencegah
Klien secara perdarahan.
verbal Membilas
mengatakan melarutkan
kenyamanan keasaman
dan mulut,
perasaannya mengangkat
tentang debris; dan
kebersihan membantu
mulut. mengurangi
Klien akan mulut yang
menelan dan kering yang
berbicara terjadi pada
dengan terapi untuk
nyaman. mengurangi
produksi
saliva.

Klien akan melakukan Teknik Minta klien untuk Larutan soda


secara mandiri hygiene oral hygiene melakukan hygiene mulut. dan garam
dengan benar. mulut akan meningkatkan
didemontrsi penyembuhan
dengan dan membantu
tepat. pembentukan
jaringan
granulasi.
Mereka
bertindak
sebagai
penyegar dan
menekan
pertumbuahn
bakteri.
Flossing
sistemik
mengurangi
produksi
pertumbuhan
bakteri yang
hancur pada
permukaan
gigi dan dekat
garis gusi.
Menggunakan
flossing yang
tidak berlilin
dan
menghindari
flossing yang
keras, untuk
mencegah
perdarahan.

D. IMPLEMENTASI
Hygiene Mulut
Hygiene mulut yang baiktermasukkebersihan,
kenyamanandankelembabanstrukturmulut.Perawatan yang
tepatmencegahpenyakitmulutdankerusakangigi.Klien di
rumahsakitataufasilitasjangkapanjangseringkalitidakmenerimaperawatanagresif
yang merekabutuhkan.Perawatanmulutharusdiberikanteraturdansetiaphari.
Diet
Untukmencegahkerusakangigiklienharusmengubahkebiasaanmakan,
mengurangiasupankarbohidrat, terutamakedupanmanisdiantaramakanan. Makanan
manis atau yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan gigi.
Setelah memakan yang manis, klien harus menggosok gigi dalam waktu 30 menit
untuk mengurangi aksi plak.
Gosok gigi
Gosok gigi dengan teliti sedikitnya 2 kali sehari (setelah sarapan pagi dan
waktu sebelum tidur) adalah dasar program hygiene mulut yang efektif. Sikat gigi
harus mempunyai pegangan yang lurus, dan bulunya harus cukup kecil untuk
menjangkau semua bagian mulut. Sikat gigi harus diganti setiap tiga bulan.
Penggunaan Fluorida
Pada kebanyakan komunitas persediaan air terdiri dari fluoride. Rosier dan
Beck (1991) melaporkan ringkasan studi epidemiologi yang menunjukkan bahwa
pemberian fluor pada air minum telah memainkan peranan yang dominan dalam
menurunkan karies gigi.
Hygiene Mulut Khusus
Beberapa klien memerlukan metode hygiene mulut yang khusus karena
tingkat ketergantungan mereka pada perawat atau ada kelainan mukosa mulut.
Klien yang tidak sadar. Lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada
mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu untuk makan, atau minum, sering
bernapas melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen.

E. EVALUASI
Hasil yang diharapkan dari hygiene mulut tidak terlihat dalam beberapa
hari. Pembersihan yang berulang-ulang seringkali diperlukan untuk mengangkat
enkrustasi tebal pada lidah dan memperbaiki hidrasi mukosa yang normal. Perawat
mengevaluasi keberhasilan intervensi untuk memelihara integritas mukosa.Perawat
mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama evaluasi. Hal ini
memerlukan beberapa minggu dari hiegine yang teliti untuk mengurangi kejadian
karies gigi.
Contoh evaluasi intervensi untuk masalah hygiene mulut
Tujuan TindakanEvaluatif Hasil yang Diharapkan
Klien akan memiliki Inspeksi kondisi lidah, gusi, dan Mukosa, lidah, dan bibir
mukosa mulut utuh garis pipi. akan menjadi lembab,
dan terhidrasi baik Observasi kondisi bibir merah, muda, dan utuh.
saat pulang Inspeksipermukaangigi Inflamasi, krusta, lesi
dan kotoraan yang keras
akan tetap tidak ada.
Gigi bebas dari partikel
makanan dan plak.
Klien akan Observasi pernampilan klien saat Teknik hygiene mulut
melakukan menyikat gigi, flossing, dan akan didemonstrasikan
perawatan hygiene perawatan gigi palsu. dengan tepat.
mulut secara mandiri Mintaklienuntukmenjelaskanteknik Klien akan menjelaskan
dengan benar hygiene mulut. langkah-langkah yang
harus diikuti dalam
penggosokkan, flossing,
atau perawatan gigi palsu
dengan tepat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses keperawatanpada oral hygiene
membantukliendalammenghadapimasalahmulutselainitujugadapatmembantuperaw
atdalammengetahuimasalahmulut yang umum.
Pengkajianperawattentangmuluttermasukdalamperawatanterhadapbibir, gigi,
mucosa buccal, gusi, langit-langitdan ,lidahklien. Klien yang tidakmengikutipraktik
hygiene mulut yang teraturakanmengalamipenurunanjaringangusi yang meradang,
gigi yang hitam, kariesgigi, kehilangangigi, dan halitosis. Hygiene
mulutmembantumempertahankankesehatanmulut, gigi, gusi, danbibir.
Tahap-tahapdalam proses keperawatan yang meliputipengkajian, diagnose,
intervensi, implementasi, danevaluasimemegangperanan yang penting agar
tindakan yang dilakukanperawatterhadapklienterstrukturdenganbaik agar
tujuankeperawatantercapaisehinggamendatangkankepuasanpadaklien.
Hygiene mulut dapat dilakukan dengan cara :
 Menggosokgigi
 Hygiene mulut khusus bagi klien yang tidak sadar
 Menggunakanflourida
 Flossing
 Perawatangigipalsu
B. Saran
Denganadanyamakalahinidapatmenjadiacuanbagiperawat gigidalammelakukan
proses keperawatan oral hygiene.
DAFTAR PUSTAKA
Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik.TerjemahanolehKomalasari, Renatadkk.DariFundamental of
Nursing:Concept, Process,and Practice. Jakarta: EGC.
Wikinson, Judith. M. 2007. Buku Ajar Diagnosis
Keperawatan.TerjemahanolehWidyawatidkk.dariNursing Diagnosis Handbook with
NIC Interventions and NOC Outcomes.Jakarta: EGC.

Diposkan oleh Mutia Rahman di 21.41


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Você também pode gostar