Você está na página 1de 12

GERAKAN SADAR K3 DI SEKOLAH

(MENANAMKAN DISIPLIN DAN JAMINAN KELANCARAN BELAJAR)

ARTIKEL
BIMBINGAN TEKNIS K3 BAGI GURU TINGKAT NASIONAL
TAHUN 2018

Oleh

LEONNARDO SIJABAT
Guru Produktif Administrasi Perkantoran

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 4


Jl Abdul Manap No. 67 Kel. Pasar Sarolangun Kec. Sarolangun Kabupaten Sarolangun
PROVINSI JAMBI
BAB I
PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan


Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.” Mewujudkan tujuan pendidikan nasional
tersebut dibentuklah lembaga pendidikan bagi segenap masyarakat yang dimulai
dari usia dini hingga ke pendidikan tinggi.
Dibutuhkan suatu jaminan kesehatan dan keselamatan agar proses
pendidikan dapat berjalan dengan lancar. Jaminan tersebut tidak hanya bagi siswa,
guru dan semua warga sekolah namun juga segala prasarana dan sarana sebagai
sebagai pendukung terjadinya proses pendidikan di lembaga pendidikan. Namun
pada saat ini masih banyak lembaga pendidikan yang belum dapat memberikan
jaminan tersebut hingga seringkali terjadi kecelakaan yang memakan korban jiwa
maupun materi yang dapat menghambat proses pendidikan. Seperti yang terjadi
pada Khohir siswa yang tertimpa tiang bendera ketika menjadi petugas upacara
bendera di salah satu sekolah di Pekan Baru, Provinsi Riau
(www.antaranews.com/berita).
Jaminan kesehatan dan keselamatan di lembaga pendidikan merupakan
salah satu faktor yang dapat dijadikan acuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Lembaga pendidikan salah satunya adalah sekolah harus
dapat memberikan jaminan demi terselenggaranya proses pendidikan. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah adalah dengan gerakan sadar K3
(kesehatan dan keselamatan kerja) kepada guru-guru sebaga ujung tombak
pendidikan. Melalui gerakan sadar K3 merupakan upaya pencegahan terjadinya
kecelakaan yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar.

1
Gerakan sadar K3 penting sekali dilaksanakan di sekolah terlebih lagi di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) karena di SMK banyak kegiatan belajar
mengajar dilaksanakan dengan metode praktik di bengkel, laboratorium maupun
ruang-ruang praktik. SMK Negeri 4 Sarolangun yang terletak di Provinsi Jambi
adalah SMK yang memiliki Bidang Keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola
Perkantoran. Pada bidang keahlian ini kegiatan belajar banyak dilaksanakan di
laboratorium perkantoran dimana di ruangan tersebut terdapat mesin-mesin
kantor, komputer, serta peralatan yang teraliri listrik dan bersifat tajam.
Gerakan sadar K3 bagi guru yang mengajar Bidang Keahlian Otomatisasi
dan Tata Kelola Perkantoran saat ini masih belum diperhatikan. Hal itu
disebabkan masih kurangnya kesadaran (menganggap remeh) dalam menjaga
kesehatan dan keselamatan. Selain itu juga rasa menjaga sarana dan prasarana
yang digunakan dalam pembelajaran praktik juga belum dimiliki. Belum memiliki
kesadaran K3 menimbulkan banyak hambatan-hambatan yang mengganggu
kegiatan belajar. Salah satu hambatan yang terjadi adalah banyak komputer yang
rusak karena salah penggunaan. Kecelakaan pada kegiatan belajar juga pernah
terjadi di laboratorim komputer ketika salah satu siswa yang menggunakan
komputer. Kecelakaan tersebut terjadi karena siswa tersebut dengan sembarangan
menyentuh kabel-kebel sehingga terjadi korselting listrik. Meskipun tidak
menimbulkan korban jiwa namun kejadian tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi
jika adanya gerakan sadar K3 bagi semua pihak.
Gerakan sadar K3 juga merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan
oleh pihak sekolah (guru) dalam menanamkan karakter disiplin kepada siswa. K3
hanya dapat diwujudkan dengan adanya disiplin, tanpa disiplin sangat mustahil
K3 dapat berjalan. Dapat dikatakan bahwa displin merupakan kunci dalam
penyelenggaraan K3 karena pada penerapannya membutuhkan ketaatan pelaku
pada aturan-aturan yang telah ditetapkan di lingkungan belajar tersebut. Melalui
pembiasaan kepada siswa kepada aturan-aturan pada lingkungan belajar terutama
di laboratorium maka lambat laun siswa akan memahami akan pentingnya disiplin
demi kesehatan dan keselamatan mereka sendiri. Dengan dimikian mereka juga
akan terbiasa disiplin di lingkungan tempat tinggal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Menurut Busyari dkk (2014) K3 adalah upaya mencegah/ menghindari/


mengurangi kecelakaan dengan cara menghentikan/ meniadakan/ menghilangkan
resiko guna mencapai target kerja/ produksi. Program K3 adalah suatu sistem
yang dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel di
tempat kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan penyakit di tempat
kerja dengan mematuhi/ taat pada hukum dan aturan keselamatan dan kesehatan
kerja, yang tercermin pada perubahan sikap menuju keselamatan di tempat kerja
Dewi, R (2006). Dari pengertian tersebut dapat dimaknai K3 merupakan upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat melindungi dan menghindarkan pekerja dari
kecelakaan kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerjanya.
Pada lingkungan sekolah, K3 merupakan upaya yang dilakukan oleh semua
pihak yang ada di sekolah (guru, siswa, tenaga kependidikan, satpam dan semua
warga sekolah) untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman, aman, bebas
dari pencemaran dan semua hal yang dapat menimbulkan kecelakaan sehingga
terciptanya suasana belajar yang efisien dan bermakna. Mengingat pentingnya K3
di lingkungan sekolah maka pihak sekolah perlu menyelenggarakan program
gerakan sadar K3 bagi semua pihak yang di sekolah tersebut. Hal ini sesuai
dengan pendapat Susihono (2013) Prinsip-prinsip dalam melakukan penerapan K3
adalah a) Komitmen dan Kepemimpinan, b) Tinjauan Awal K3, c) Kebijakan K3,
c) Perancanaan, d) Penerapan, e) Pengukuran dan Evaluasi, f) Tinjauan ulang dan
peningkatan berkesinambungan oleh pihak manajemen.
Program gerakan sadar K3 yang dilakukan oleh sekolah harus dapat
menyasar semua elemen yang ada di sekolah tersebut mulai dari kantor guru, tata
usaha, ruang kepala sekolah, ruang belajar, UKS, kantin sekolah, laboratorium
dan tempat-tempat lain yang ada di sekolah tersebut. Agar gerakan sadar K3 dapat
berjalan dengan sukses maka perlu partisipasi aktif oleh semua pihak yang berada

3
di sekolah tersebut. Guru sebagai aktor utama dituntut agar lebih berpartisipasi
dengan menjadi teladan dan pioner, guru harus dapat membimbing dan
memberikan arahan kepada semua pihak akan arti pentingnya gerakan sadar K3
bagi kemaslahatan bersama.
Gerakan sadar K3 dapat lebih efektif berjalan di sekolah apabila
diselenggarakan dengan sistematis dan terencana. Sistematis artinya program
tersebut harus diatur dan dilaksanakan secara bertahap dan teratur mulai dari hal
yang paling sederhana hingga hal yang sangat kompleks. Terencana artinya
gerakan tersebut haruslah memiliki tujuan-tujuan yang jelas dalam
pelaksanaannya. Sehingga pihak-pihak yang melaksanakan gerakan tersebut
memahami dengan jelas arti penting gerakan yang mereka lakukan.
SMK Negeri 4 Sarolangun yang memiliki bidang keahlian Otomatisasi dan
Tata Kelola Perkantoran telah melakukan Gerakan Sadar K3. Menurut
Kementerian Kesehatan RI (2017) K3 Perkantoran adalah Segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan karyawan melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di kantor. Tujuan dari K3
perkantoran adalah Mewujudkan kantor yang sehat, aman, dan nyaman demi
terwujudnya karyawan sehat, selamat, bugar, berkinerja, dan produktif. Tujuan
dari K3 perkantoran adalah Mewujudkan kantor yang sehat, aman, dan nyaman
demi terwujudnya karyawan sehat, selamat, bugar, berkinerja, dan produktif.
Salah satu gerakan sadar K3 pada Bidang Keahlian Otomatisasi dan Tata
Kelola Perkantoran yang telah dilakukan adalah dengan memperhatikan ergonomi
laboratorium perkantoran yang digunakan dalam kegiatan belajar praktik. Sebagai
salah satu standar yang penting dalam pelaksanaan K3 Perkantoran, ergonomi
meliputi: 1) Luas tempat kerja; 2) Tata letak peralatan kantor; 3) Kursi; 4) Meja
kerja; 5) Postur kerja; 6) Koridor; 7) Durasi kerja; 8) Manual handling. Teknis
pelaksanaan K3 perkantoran dibuatlah Standar Operating Procedure (SOP) yang
berisikan standar yang digunakan dalam laboratorim perkantoran yang meliputi
sarana, prasarana, sikap dan perilaku yang perlu ditaati ketika berada di
laboratorium perkantoran.

4
Pada artikel ini ada dua manfaat sekaligus didapatkan sekolah melalui
gerakan sadar K3, yaitu: 1) penanaman nilai karakter disiplin kepada peserta didik
dan 2) menjamin kelancaran proses belajar kepada masyarakat yang menitipkan
anak-anak mereka di sekolah.
1. Menumbuhkan Karakter Disiplin
Pendidikan karakter merupakan salah satu fokus yang dilaksanakan oleh
pemerintah saat ini di sekolah. Nilai karakter menjadi penting untuk
menghadapi persaingan yang ketat di era globalisasi. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang pesat membuat laju informasi melalui
berbagai macam media tak terbendung lagi. Banyak hal positif yang
didapatkan melalui informasi-informasi tersebut namun juga memiliki hal
negatif. Membentengi generasi penerus bangsa dari hal-hal negatif yang dapat
merusak moral dibutuhkanlah karakter. Nilai-nilai karakter yang tertanam pada
generasi bangsa merupakan modal utama kemajuan bangsa dengan karakter
yang kuat bangsa Indonesia akan dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain.
Tertanannya nilai-nilai karakter positif maka dengan sendirinya kecerdasan
intelektual juga akan berkembang. Jika kekayaan sirna, sesungguhnya tidak
ada yang hilang karena karakter mengutamakan kekayaan budi pekerti. Jika
kesehatan yang hilang, sesuatu telah hilang, sesuatu telah hilang karena
karakter memerlukan kesehatan jiwa dan raga. Jika karakter yang hilang,
segalanya telah hilang karena karakter adalah roh kehidupan (Manullang,
2013).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk menanamkan
nilai karakter kepada peserta didik adalah melalui Gerakan Sadar K3. Pada
prinsipnya K3 itu sendiri adalah karakter dalam bekerja dan untuk dapat
melaksanakannya dengan baik maka dibutuhkan karakter dasar disiplin dalam
diri. Esensi K3 adalah upaya yang dilakukan oleh semua pihak yang berada
pada suatu lingkungan untuk menjaga agar tidak terjadi sesuatu yang
menimbulkan musibah. Sebagai kunci terlaksananya K3 dengan baik disiplin
merupakan nilai karakter yang perlu ditanamkan pada peserta didik pada proses
belajar praktik di laboratorium perkantoran. Ada banyak cara yang dapat

5
digunakan oleh guru untuk menanamkan karakter disiplin, salah satunya adalah
dengan membuat aturan semacam Standar Operating Procedure (SOP). SOP
yang dibuat oleh guru dapat ditempelkan di setiap komputer yang digunakan
oleh peserta didik. Sebelum pembelajaran dimulai guru harus meminta peserta
didik membaca SOP yang tertera di meja komputer mereka masing-masing.
Terbiasanya peserta didik menaati SOP yang ada di laboratorium tersebut,
secara tidak langsung guru telah menanamkan nilai karakter disiplin kepada
anak didiknya. Penanaman nilai karakter disiplin akan lebih efektif jika
diberengi dengan penyadaran kepada peserta didik akan arti pentingnya
menaati SOP yang dibuat oleh guru tersebut. Peserta didik perlu tahu apa yang
terjadi jika mereka tidak menaati SOP dan begitu pula sebaliknya. Selain
menanamkan nilai karakter disiplin, kebiasaan menaati SOP berguna bagi
perserta didik ketika mereka bekerja di dunia usaha dan industri.
2. Jaminan Kelancaran Belajar
Melalu gerakan sadar K3 pihak sekolah telah memberikan jaminan
kelancaran proses belajar kepada peserta didik. Gerakan sadar K3 dapat
dilakukan oleh sekolah dengan memperhatikan aspek-aspek, kondisi sekolah
dan ergonomic. Aspek-aspek yang diperhatikan oleh pihak sekolah adalah
sebagai berikut:
a. Konstruksi Gedung Sekolah
1) Disain arsitektur sekolah
2) Seleksi material, misalnya tidak menggunakan bahan yang
membahayakan seperti asbes dll.
3) Seleksi dekorasi disesuaikan dengan asas tujuannya misalnya
penggunaan warna yang disesuaikan dengan kebutuhan.
4) Tanda khusus dengan pewarnaan kontras/kode khusus untuk objek
penting seperti perlengkapan alat pemadam kebakaran, tangga, pintu
darurat dll.
b. Kualitas Udara :
1) Kontrol terhadap temperatur ruang dengan memasang termometer
ruangan.

6
2) Kontrol terhadap polusi
3) Pemasangan stiker, poster “dilarang merokok”.
4) Sistim ventilasi dan pengaturan suhu udara dalam ruang
5) Kontrol terhadap linkungan.
6) Tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan, dll.
7) Perencanaan jendela sehubungan dengan pergantian udara jika AC mati.
8) Pemasangan fan di dalam lift.
c. Kualitas Pencahayaan
1) Mengembangkan sistim pencahayaan.
2) Membantu penampilan visual melalui kesesuaian warna, dekorasi dll.
3) Perencanaan jendela sehubungan dengan pencahayaan dalam ruang.
4) Penggunaan tirai untuk pengaturan cahaya dengan memperhatikan warna
yang digunakan.
d. Hygiene dan Sanitasi
Ruang kerja
1) Memelihara kebersihan ruang dan alat kerja serta alat penunjang kerja.
2) Secara periodik peralatan/penunjang kerja perlu di up grade.
Toilet/Kamar mandi
1) Disediakan tempat cuci tangan dan sabun cair.
2) Membuat petunjuk-petunjuk mengenai penggunaan closet duduk,
larangan berupa gambar dll.
3) Penyediaan bak sampah yang tertutup.
4) Lantai kamar mandi diusahakan tidak licin.
Kantin
1) Memperhatikan personal hygiene.
2) Penyediaan air mengalir dan sabun cair.
3) Penyediaan makanan yang sehat dan bergizi seimbang.
4) Penyediaan bak sampah yang tertutup.
Kedua yang perlu diperhatikan sekolah pada penerapannya K3 adalah
kondisi lingkungan, yaitu:

7
a. Panas, Panasnya matahari membuat guru dan siswa merasa gerah, panas,
mudah berkeringat dan mudah haus, hal ini membuat proses kelancaran
belajar dapat terganggu.
b. Hujan, kondisi hujan dapat menghentikan ativitas pemeblajaran di sekolah
karena siswa maupun guru tidak dapat berangkat sekolah. Selain itu hujan
juga dapat menyebabkan jalanan licin yang bisa menimbulkan kecelakaan.
c. Debu, kondisi lingkungan sekolah yang berdebu dapat mengganggu
kesehatan. Apalagi sekolah yang berda dipinggir jalan raya, untuk itu perlu.
d. Kebisingan, kondisi bising yang berasal dari kendaraan maupun suara lain
yang ada di sekitar lingkungan sekolah juga dapat menimbulkan kecelakaan
dan mengganggu kesehatan khususnya pendengaran.
Ketiga yang perlu diperhatikan sekolah dalam penyelenggaraan gerakan
K3 di sekolah adalah ergonomic. Kata ergonomic berasal dari bahasa Latin,
yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam). Ergonomi merupakan suatu ilmu
yang dalam penerapannya berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan
lingkungan terhadap orang atau sebaliknya. Ruang lingkup ergonomi ,
mencakup beberapa aspek keilmuan yaitu :
a. Tehnik, cara-cara melakukan pekerjaan dengan baik sehingga dapat
mengurangi resiko cedera akibat ergonomi yang tidak baik.
b. Fisik, mencerminkan keseimbangan antara kemampuan tubuhnya dengan
tuntutan tugas. Apabila tuntutan tugas lebih besar daripada kemampuan
tubuh maka akan terjadi ketidaknyamanan, kelelahan, kecelakaan,
cedera, rasa sakit, penyakit, serta menurunnya produktivitas.
c. Anatomi, berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan
persendian.
d. Antropometri, suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan
karakteristik fisik tubuh manusia yang meliputi ukuran, bentuk dan
kekuatan yang nantinya berfungsi untuk mendisain tempat kerja
seseorang.
e. Fisiologis, berhubungan dengan fungsi-fungsi dan kerja tubuh, seperti
temperature tubuh, oksigen yang didapat saat bekerja.

8
BAB III
KESIMPULAN

Upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk memberikan jaminan


proses pendidikan adalah dengan gerakan sadar K3 kepada guru-guru sebaga
ujung tombak pendidikan. Gerakan sadar K3 penting sekali dilaksanakan di
sekolah terlebih lagi di SMK karena banyak kegiatan belajar dilaksanakan dengan
metode praktik di bengkel, laboratorium maupun ruang-ruang praktik. Pada
lingkungan sekolah, K3 merupakan upaya yang dilakukan oleh semua pihak yang
ada di sekolah (guru, siswa, tenaga kependidikan, satpam dan semua warga
sekolah) untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman, aman, bebas dari
pencemaran dan semua hal yang dapat menimbulkan kecelakaan sehingga
terciptanya suasana belajar yang efisien dan efektif. Program gerakan sadar K3
yang dilakukan oleh sekolah harus dapat menyasar semua elemen yang ada di
sekolah tersebut mulai dari kantor guru, tata usaha, ruang kepala sekolah, ruang
belajar, UKS, kantin sekolah, laboratorium dan tempat-tempat lain yang ada di
sekolah tersebut. Agar gerakan sadar K3 dapat berjalan dengan sukses maka perlu
partisipasi aktif oleh semua pihak yang berada di sekolah tersebut. Guru sebagai
aktor utama dituntut agar lebih berpartisipasi dengan menjadi teladan dan pioner,
guru harus dapat membimbing dan memberikan arahan kepada semua pihak akan
arti pentingnya gerakan sadar K3 bagi kemaslahatan bersama.
SMK Negeri 4 Sarolangun yang memiliki bidang keahlian Otomatisasi dan
Tata Kelola Perkantoran telah melakukan Gerakan Sadar K3. Salah satu gerakan
sadar K3 pada Bidang Keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran yang
telah dilakukan adalah dengan memperhatikan ergonomi laboratorium
perkantoran yang digunakan dalam kegiatan belajar praktik. Sebagai salah satu
standar yang penting dalam pelaksanaan K3 Perkantoran, ergonomi meliputi: 1)
Luas tempat kerja; 2) Tata letak peralatan kantor; 3) Kursi; 4) Meja kerja; 5)
Postur kerja; 6) Koridor; 7) Durasi kerja; 8) Manual handling. Teknis pelaksanaan
K3 perkantoran dibuatlah Standar Operating Procedure (SOP) yang berisikan
standar yang digunakan dalam laboratorim perkantoran yang meliputi sarana,

9
prasarana, sikap dan perilaku yang perlu ditaati ketika berada di laboratorium
perkantoran.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk menanamkan nilai
karakter kepada peserta didik adalah melalui Gerakan Sadar K3. Teknis dari
pelaksanaan K3 adalah SOP. SOP yang dibuat oleh guru dapat ditempelkan di
setiap komputer yang digunakan oleh peserta didik. Sebelum pembelajaran
dimulai guru harus meminta siswa membaca SOP yang tertera di meja komputer
mereka masing-masing. Terbiasanya peserta didik menaati SOP yang ada di
laboratorium tersebut, secara tidak langsung guru telah menanamkan nilai
karakter disiplin kepada anak didiknya. Penanaman nilai karakter disiplin akan
lebih efektif jika diberengi dengan penyadaran kepada peserta didik akan arti
pentingnya menaati SOP yang dibuat oleh guru tersebut. siswa perlu tahu apa
yang terjadi jika mereka tidak menaati SOP dan begitu pula sebaliknya. Selain
menanamkan nilai karakter disiplin, kebiasaan menaati SOP berguna bagi perserta
didik ketika mereka bekerja di dunia usaha dan industri.
Melalui gerakan sadar K3 pihak sekolah telah memberikan jaminan
kelancaran proses belajar kepada siswa. Gerakan sadar K3 dapat dilakukan oleh
pihak sekolah dengan memperhatikan 3 hal yaitu aspek-aspek sekolah, kondisi
lingkungan dan ergonomik. Aspek-aspek yang diperhatikan di sekolah adalah: 1)
Konstruksi Gedung Sekolah, 2) Kualitas Udara, 3) Kualitas Pencahayaan, 4)
Hygiene dan Sanitasi , 5) Ruang kerja dan ruang belajar dan 6) Kantin. Dengan
memperhatikan segala aspek yang ada di lingkungan sekolah dengan standar yang
mengacu pada kesehatan dan keselamatan kerja (K3) maka sekolah telah dapat
dikatakan memberikan jaminan proses belajar yang efektif dan efisien kepada
siswa dan masyarakat.
Kondisi lingkungan yang perlu diperhatikan di sekolah adalah: 1) panas, 2)
Hujan, 3) Debu dan 4) Kebisingan . Ketiga yang perlu diperhatikan adalah
ergonomic. Ergonomi merupakan suatu ilmu yang dalam penerapannya berusaha
untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Busyairi, dkk. 2014. Pengaruh Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja Terhadap
Produktifitas Kejakaryawan. Jurnal Ilmiah Teknik Industri ISSN
1412-6869.

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga. 2017. K3 Perkantoran. Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

https://www.antaranews.com/berita/463358/mendikbud-sekolah-harus-perhatikan-
keselamatan-siswa-saat-belajar di akses 20 Februari 2018

Kemendiknas. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta

Manullang, Belferik, 2013. Grand Desain Pendidikan Karakter Generasi Emas


2045, Medan: Jurnal Pendidikan Karakter Tahun III Nomor 1.

Susihono, Wahyu, 2012, Manajemen Bahaya Kerja I. Diktat Mata Kuliah


Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Cilegon; FT UNTIRTA.

11

Você também pode gostar