Você está na página 1de 3

ASD Stress

Untuk ASD Stress (saya namain seperti ini aja biar ngga bingung nulis & bacanya), sewaktu
melakukan analisis struktur, outputnya kan ada support reaction, displacement, sama internal
forces alias gaya dalam. Ngga ada stress / tegangan. Tegangan itu sendiri dihitung atau
diturunkan dari hubungan gaya-gaya dalam dengan penampang profil baja. Jadi, ada gaya
dalam, ada parameter penampang, baru bisa dihitung tegangannya. Properti penampangnya
macam-macam, mulai dari luas penampang, momen inersia, dimensi, dll. Tegangan itulah
yang nantinya akan dibandingkan dengan tegangan ijin.

Misalnya ada gaya dalam aksial tekan P dan momen M. Dari situ bisa dihitung tegangannya:

tegangan akibat P, fa = P/A, (A = luas penampang)

tegangan akibat M, fb = M/S, (S = modulus penampang terhadap arah momen M)

Masing-masing tegangan dibandingkan dengan tegangan ijin sesuai jenis gaya dalamnya. fa
dibandingkan dengan Fa (tegangan ijin akibat tekan), fb dibandingkan dengan Fb (tegangan
ijin akibat lentur). Fa dan Fb dihitung sesuai dengan ketentuan yang ada pada code. Nilai Fa
dan FB akan selalu lebih kecil daripada Fy (tegangan leleh baja). Kombinasi antara fa dan fb
juga harus dihitung sesuai yang ada di dalam code.

ASD Strength

Sementara untuk ASD Strength, ngga perlu hitung tegangan, cukup sampai pada gaya
dalam. Gaya dalam itu yang akan dibandingkan dengan kuat ijin. Perhitungan kuat ijin inilah
yang diatur di dalam standar.

Misalnya, kembali ke kasus di atas, ada gaya dalam tekan P dan momen M.

Gaya dalam P dibandingkan dengan kuat tekan ijin Pn/c. Pn adalah kuat tekan nominal
yang perhitungannya diatur di dalam code, dan c adalah safety factor untuk tekan. Index
“c” berarti compression (tekan).

Begitu juga dengan momen M, dibandingkan dengan kuat lentur Mn/b. Mn adalah kuat
lentur nominal, dan b adalah safety factor untuk lentur. Index “b” berarti bending (lentur).

Kombinasi keduanya juga harus dihitung sesuai yang ada pada code.

Jadi, ASD pada intinya adalah membandingkan beban/tegangan terhadap kuat ijin/tegangan
ijin. Beban yang dipertimbangkan adalah beban pada kondisi WORKING / LAYAN /
SERVICE. Jadi, kombinasi pembebanan yang digunakan adalah kombinasi pembebanan
pada masa layan. Di code diistilahkan kombinasi pembebanan ASD. Ada yang menyebutnya
kombinasi beban tidak terfaktor. Beban tidak diberi faktor (diperbesar), tapi tahanannya yang
dikurangi dengan safety factor .

Pada ASD, kata kuncinya adalah SERVICE vs ALLOWABLE. Atau… “layan” versus “ijin”.
Pokoknya kalo ketemu kata-kata, service, working, beban kerja, unfactored load
combination, allowable, ijin, dll… berarti itu sedang bahas ASD.
LRFD

LRFD adalah singkatan dari Load and Resistance Factor Design. LRFD pada dasarnya
adalah mirip dengan ASD Strength, membandingkan beban atau gaya dalam terhadap
tahanan atau kekuatan.

Yang membedakan adalah faktornya. Pada ASD, bebannya tidak dikalikan suatu faktor, tapi
tahanan nominalnya yang diperkecil. Sementara pada LRFD, bebannya diperbesar oleh suatu
faktor, sementara tahanan nominal juga diperkecil tapi tidak seperti ASD.

Misalnya, untuk kasus tekan, pada LRFD, tahanan tekan nominalnya diberi faktor 0.9 atau
menjadi 0.9Pn, sementara pada ASD, safety factornya adalah 1.67, atau menjadi Pn/1.67 =
0.6Pn.

Begitu juga dengan kondisi lain, misalnya tarik, lentur, geser dan torsi. Kombinasi di antara
gaya dalam itu juga tetap harus dipertimbangkan, sesuai dengan yang ada pada code.

Sejak AISC 2005, pehitungan tahanan atau kekuatan nominal (Rn) baik untuk LRFD maupun
ASD adalah sama. Yang membedakan hanya faktornya.

Bagaimana dengan bebannya? Pada LRFD, kondisi pembebanannya adalah pada kondisi
ultimate, atau di ambang keruntuhan. Jadi, kombinasi pembebanan yang digunakan adalah
kombinasi beban terfaktor (factored load combination), atau sering disebut kombinasi
pembebanan LRFD. Pada kombinasi ini, masing-masing beban diberi faktor yang biasanya
lebih atau sama dengan1.0.

Kata kunci untuk LRFD adalahL ultimate, maksimum, keruntuhan, beban terfaktor, dll.

KESIMPULAN

Di sini saya mau coba simpulkan secara sederhana saja dalam bentuk list

 Tahanan nominal (Rn) itu adalah tahanan yang sebenarnya dari suatu penampang
struktur.
 Beban kerja (di code disimbolkan Ra) adalah beban pada kondisi
layan/working/service. Ini adalah beban yang sebenarnya bekerja pada struktur, dan
bekerja hampir setiap saat. Kombinasi yang digunakan adalah yang tidak terfaktor.
 Beban ultimate (Ru) adalah beban pada kondisi ultimate atau maksimum. Beban
ultimate selalu lebih besar dari beban kerja. Beban ultimate adalah beban terbesar
(maksimum), yang tidak mustahil bisa terjadi pada suatu struktur, tapi tidak terjadi
setiap saat, hanya mungkin terjadi pada kondisi yang sangat ekstrim. Kombinasi
bebannya adalah yang terfaktor.
 Pada metode ASD, yang pertimbangkan adalah pada kondisi layan. Jadi, beban yang
digunakan adalah beban kerja. Dan tahanan yang digunakan adalah tahanan yang
diperkecil oleh suatu Angka Kemanan .
 Pada metode LRFD, yang dipertimbangkan adalah kondisi di ambang keruntuhan.
Beban yang digunakan adalah beban ultimate, dan tahanan yang digunakan mendekati
tahanan nominal.
 ASD dan LRFD pada dasarnya digunakan pada struktur baja, dan juga kayu. Tapi
tidak jarang struktur beton juga meminjam istilah ASD dan LRFD untuk merujuk
kepada kondisi layan dan kondisi ultimate.

[semoga.bermanfaat]

Você também pode gostar