Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kelenjar tiroid adalah bagian dari sistem endokrin yang menghasilkan 2 hormon,
yaitu thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3).
DEFISIENSI YODIUM
Yodium merupakan salah satu bahan baku utama dalam proses pembuatan
hormon tiroid. Kekurangan yodium (terutama dari makanan) tentunya akan
menyebabkan penurunan fungsi kelenjar tiroid dalam pembuatan hormon tiroid.
WHO dan Unicef menganjurkan kebutuhan yodium perhari sebagai berikut:
90 mg untuk anak pra sekolah (0-59 bulan)
120 mg untuk anak sekolah dasar (6-12 tahun)
150 mg untuk dewasa (diatas 12 tahun)
200 mg untuk wanita hamil dan wanita menyusui
AUTOIMMUNE HYPOTHYROIDISM
Hipotiroidisme yang disebabkan oleh autoimun (Hashimoto thyroiditis atau
goitrous thyroitis) akan menyebabkan atrofi tiroiditis apabila tidak diobati dengan tepat.
Proses autoimun secara gradual terus menurunkan fungsi kelejar tiroid sehingga
menurunkan sekresi hormon tiroid (T4) dan meningkatkan TSH. Pada awalnya, pasien
tidak menunjukkan gejala atau hanya menunjukkan gejala minimal yang disebut
subclinical hypothyroidism. Namun, peningkatan TSH dan penurunan T4 yang berlebihan
akan mengakibatkan munculnya gejala secara jelas (umumnya bila kadar TSH >10
mIU/L), yang disebut sebagai clinical atau overt hypothyroidism.
Penyakit ini lebih banyak dijumpai pada wanita dan orang Jepang, mungkin
karena faktor genetik dan kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi yodium. Usia juga
merupakan faktor resiko dari penyakit ini.
Pada Hashimoto tiroiditis, tampak infiltrasi dari limfosit dengan sentral
germinativum, atrofi folikel-folikel tifoid, metaplasia oksifil, berkurangnya koloid, dan
fibrosis ringan sampai sedang. Pada atrofi tiroiditis, tampak fibrosis yang semakin
meluas, dan tidak terlalu banyak infiltrasi limfosit. Folikel tiroid sudah hampir tidak
terlihat. Atrofi tiroid merupakan tahap lanjut dari Hashimoto tiroiditis.
Antibodi terhadap TG dan TPO merupakan penanda dari penyakit ini. Lebih dari
20% pasien memiliki antibody terhadap TSHr, terutama pasien Asia.
HIPOTIROIDISME IATROGENIK
Umumnya terjadi setelah operasi pengangkatan tiroid (thyroidectomy) baik total
maupun parsial. Hipotiroidisme iatrogenik juga dapat terjadi pada 3-4 bulan pertama
pengobatan dengan radioiodine, penggunaan dosis obat anti tiroid yang berlebihan,
pemberian litium karbonat pada pasien psikosis, konsumsi obat kolestiramin dan
kolestipol yang dapat mengikat hormone tiroid di saluran pencernaan (usus), fenitoin
dan fenobarbital yang meningkatkan metabolism tiroksin di hati.
PENATALAKSANAAN
- Subclinical hypothyroidism
Tidak ada rekomendasi khusus untuk pengobatan hipotiroidisme subklinis.
Pemberian levothyroxine (T4) dapat diberikan pada wanita yang masih
menginginkan kehamilan atau pada saat kadar TSH >10 mIU/L.
Apabila kadar TSH <10 mIU/L, levothyroxine dapat diberikan pada pasien yang
menunjukkan gejala, positif memiliki antibodi TPO, atau terdapat riwayat /
penyakit kardiovaskular.
Dosis levothyroxine yang diberikan adalah dosis rendah (25-50 μg/hari) dengan
goal treatment kadar TSH yang normal (0.4-4.50 mIU/L),
Apabila levothyroxine tidak diberikan, maka pemeriksaan fungsi tiroid sebaiknya
dilakukan setahun sekali.
- Clinical hypothyroidism
Jika tidak didapatkan fungsi tiroid sama sekali pemberian levothyroxine 1.6
μg/kg berat badan per hari (umumnya 100-150 μg), 30 menit sebelum sarapan.
Jika masih didapatkan fungsi tiroid dosis levothyroxine dapat diturunkan
menjadi 75-125 μg per hari).
Untuk pasien berusia <60 tahun tanpa riwayat penyakit kardiovaskular 50-100
μg per hari.
Keterangan:
Dosis disesuaikan dengan kadar TSH, goal treatment = kadar normal TSH.
Periksa respon TSH dalam 2 bulan, umumnya efek klinis baru terlihat 3-6 bulan
setelah kadar TSH kembali normal. Untuk itu, sangat diperlukan kesetiaan pasien
dalam mengkonsumsi obat secara teratur.
Dosis dapat diubah selama masa pengobatan, peningkatan dosis levothyroxine
12.5-25 μg apabila kadar TSH tinggi, dan penurunan dosis levothyroxine 12.5-25
μg apabila kadar TSH rendah.
Setelah treatment selesai dilasanakan dan kadar TSH telah stabil, dilakukan
pemeriksaan follow up setahun sekali, dan dapat diperpanjang menjadi 2-3
tahun sekali apabila kadar TSH telah stabil selama beberapa tahun.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada penyakit Grave dapat dibagi menjadi 3 bagian:
Obat anti tiroid
Radioiodine 131 I treatment
Thyroidectomy
THYROIDECTOMY
Subtotal thyroidectomy merupakan pilihan untuk pasien dengan relaps
hipertiroidisme setelah menggunakan obat anti tiroid dan memilih untuk operasi
dibandingkan dengan radioiodine treatment. Operasi direkomendasikan pada pasien
muda dengan goiter yang sangat besar. Komplikasi dari thyroidectomy adalah terjadinya
pendarahan, edema pada laring, hipoparatiroid, dan kerusakan pada nervus laryngeal.
SPECIAL CONSIDERATIONS
- Ophthalmopathy
Pada keadaan yang ringan maupun sedang, tidak ada pengobatan secara mutlak.
Ketidaknyamanan pada mata dapat diperingan dengan artificial tears (1%
methylcellulose), obat tetes mata, dan lainnya. Apabila ophthalmopathy terjadi
dengan berat (mengenai nervus opticus), maka perlu dilakukan referral ke
ophthalmologist.
- Thyroid dermopathy
Biasanya tidak memerlukan pengobatan, hanya untuk unsur kecantikan. Dapat
diberikan glucocorticoid secara topikal. Ocreotide juga dapat digunakan.
PENATALAKSANAAN
Seluruh tumor ganas yang berdiferensiasi umumnya harus dilakukan operasi,
dapat berupa lobectomy maupun total thyroidectomy. Penatalaksanaan lainnya dapat
berupa TSH-supression therapy dengan menggunakan levothyroxine dan radioiodine
treatment untuk mengurangi relaps dan meningkatkan survival rates.
THYROID LYMPHOMA
Tumor lymph atau kelenjar getah bening pada umumnya timbul akibat
Hasimoto’s thyroiditis. Diagnosis dapat dicurigai jika ditemukan perbesaran kelenjar
tiroid secara cepat. Biopsi menunjukan lapisan jaringan limfoid yang sulit dibedakan dari
tumor anaplastic maupun small cell lung cancer. Terapi yang dapat diberikan berupa
radiasi external berhubung sifat tumor yang sangat sensitive. Pemilihan operasi
pengangkatan tumor limfoid tidak dianjurkan sebagai terapi inisial.
CYNTHIA PUTRI
FK-UPH Batch 2014
00000005588