Você está na página 1de 21

Belajar dan Pembelajaran i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................ i
BAB IPENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................................................... 3
BAB IIPEMBAHASAN ..................................................................................................... 4
A. Pengertian Group investigation ............................................................................. 4
B. Karakteristik Model Group Investigation .............................................................. 6
C. Manfaat Pembelajaran Group Investigation........................................................ 7
D. Tahap-tahap model pembelajaran Group Investigation .................................... 8
E. Kelebihan Model Group Investigation ................................................................ 14
F. Kelemahan Model Group Investigation .............................................................. 15
G. Cara Pengevaluasian ........................................................................................... 15
H. Contoh Penerapan dalam Pembelajaran Fisika ............................................... 16
BAB IIIPENUTUP ........................................................................................................... 18
A. KESIMPULAN ........................................................................................................ 18
B. SARAN ............................................................................................................... 19
Daftar Pustaka .................................................................................................................. ii
Belajar dan Pembelajaran 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Paradigma lama dalam proses pembelajaran masih sangat kental
menghiasi praktek pembelajaran di kelas. Pada umumnya guru
mempersiapkan materi ajar yang akan disampaikan esok harinya,
sehingga guru kurang memperhatikan bagaimana siswa merespon
pelajaran. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, Suharsimi Arikunto
(2003 : 4 ) menyebutkan beberapa karakteristik siswa dalam proses
belajar sebagai berikut :
1. Semangat belajar rendah,
2. Mencari jalan pintas,
3. Tidak tahu belajar untuk apa,
4. Pasif dan acuh.
Untuk mengantisipasi karakteristik siswa yang demikian disarankan
pula strategi pembelajaran yang bervariasi, memberikan kesibukan yang
menarik, menggunakan model reward dan punishment,bersifat terbuka,
dan memberikan layanan yang simpatik.Selain hal tersebut diatas,
kecenderungan menggunakan ceramah didepan kelas masih
mendominasi strategi pembelajaran yang dipergunakan. Oleh para guru,
tidak terkecuali pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena
ceramah dirasa sangat praktis, mudah dilaksanakan oleh guru dan dapat
menyampaikan materi ajar yang jumlahnya cukup banyak. Guru tidak
peduli bahwa dengan ceramah, siswa akan memperoleh pengetahuan
yang sifatnya hafalan (knowledge), mudah dilupakan, pasif, dan
aktivitasnya rendah. Guru sering mengatakan, “ paham atau tidak itu
urusan dan tanggung jawab siswa”.
Belajar dan Pembelajaran 2

Dalam suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan


pengisolasian siswa, sikap dan hubungan yang negatif akan terbentuk dan
mematikan siswa. Suasana seperti ini akan menghambat pembentukan
pengetahuan secara aktif sehingga sikap siswa dalam proses
pembelajaran lebih cenderung pasif.
Fenomena rendahnya respon / aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran antara lain disebabkan oleh proses pembelajaran yang
bersifat reseptif yaitu guru banyak ceramah, guru kurang melatih
mengembangkan potensi bertanya, semangat belajar rendah, tidak tahu
manfaat belajar. Pendek kata penggunaan strategi ceramah dalam proses
pembelajaran, akan melahirkan siswa yang lemah, pasif, duduk, dengar,
dan catat. Nilai ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan duduk, dengar,
dan catat bersifat mudah dilupakan. Untuk mengatasi permasalahan ini
ditawarkan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif (Cooperative
Learning).
Strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar mengajar
yang menekankan perilaku bersama diantara siswa dalam struktur
kerjasama yang teratur dalam kelompok kecil. Kerjasama kelompok dalam
kelompok kecil sangat dipentingkan untuk mengatasi masalah bersama,
sehingga beberapa unsur pembelajaran kooperatif ialah :
1. Adanya saling ketergantungan dengan positif,
2. Adanya tanggung jawab perseorangan,
3. Adanya tatap muka diantara anggota,
4. Adanya komunikasi antar anggota, dan
5. Adanya saling evaluasi dalam proses kelompok (Anita Lie 2005 :
31) dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran.
Unsur – unsur inilah yangmembedakan antara sekedar kerjasama
dalam suatu kelompok atau kerjasama sebagai pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif yang akan diterapkan dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran GI (Group Investigation).
Belajar dan Pembelajaran 3

Menurut UNESCO pembelajaran model abad ke 21 haruslah :


learning to think, learning to do, learning to be, learning to live together
(Tilaar 1998 :69). Mengapa ?, karena abad 21 menuntut manusia hidup
untuk belajar bagaimana berfikir, bagaimana berbuat, bagaimana belajar
untuk tetap hidup dan bagaimana belajar hidup saling menghargai diatas
perbedaan. Hal ini sangat relevan dengan metode pembelajaran GI
dimana dalam metode ini siswa dituntut untuk kerjasama, menghargai
pendapat teman, siswa belajar bagaimana harus belajar agar materi ajar
dapat dikuasai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembelajaran kooperatif tipe GI ?
2. Bagaimana karakteristik pembelajaran kooperatif tipe GI ?
3. Bagaimana tahap- tahap pembelajaran kooperatif tipe GI?
4. Apa kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe GI?
5. Contoh pembelajaran apa yang sesuai dengan pembelajaran
kooperatif tipe GI?

C. Tujuan
Tujuan kami membuat makalah ini dapat:
1. Mengetahui tentang pembelajaran kooperatif tipe GI.
2. Mengetahui tentang karakteristik pembelajaran kooperatif tipe GI.
3. Mengetahui tahap- tahap pembelajaran kooperatif tipe GI.
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe
GI.
5. Mengetahui contoh penerapan metode Gruop Investigation dalam
pembelajaran fisika.
Belajar dan Pembelajaran 4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Group investigation


Group Investigation merupakan salah satu bentuk model
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas
siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan
dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku
pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan
sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk
memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih
siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan
siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap
akhir pembelajaran.
Model Group investigation seringkali disebut sebagai metode
pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh
metode ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan
pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar
kooperatif.Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran
dengan model group investigation memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam
proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari
suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses
pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan
terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan
kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik
(Budimansyah, 2007: 7). Group investigation adalah kelompok kecil untuk
menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini
Belajar dan Pembelajaran 5

menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam


berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group
process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap
anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah
kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual.
Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan
Group investigation adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan
siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu
topik. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode GI
mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik
atau objek khusus.
Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama,
yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika
kelompok atau the dynamic of the learning group, (Udin S. Winaputra,
2001:75). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan
respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut.
Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok
menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling
berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling
bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi.
Pembelajaran kooperatif tipe GI berawal dari perspektif filosofis
terhadap konsep belajar. Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki
pasangan atau teman. Sebuah gagasan John Dewey tentang pendidikan,
bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai
laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang
bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi.
Belajar dan Pembelajaran 6

Menurut Depdiknas (2005:18) pada pembelajaran ini guru


seyogyanya mengarahkan, membantu para siswa menemukan informasi,
dan berperan sebagai salah satu sumber belajar, yang mampu
menciptakan lingkungan sosial yang dicirikan oleh lingkungan demokrasi
dan proses ilmiah.
Kelompok penyelidikan adalah medium organisasi untuk
mendorong dan membimbing keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa aktif
berbagi dalam mempengaruhi sifat kejadian di dalam kelas
mereka. Dengan berkomunikasi secara bebas dan bekerja sama dalam
perencanaan dan melaksanakan dipilih topik mereka penyelidikan,
mereka dapat mencapai lebih dari mereka sebagai individu. Hasil akhir
dari kelompok kerja mencerminkan kontribusi masing-masing anggota,
tetapi intelektual lebih kaya dari kerja yang dilakukansendiri oleh siswa
yang sama.

B. Karakteristik Model Group Investigation


Model pembelajaran Group Investigation mempunyai beberapa
karakteristik , yakni sebagai berikut:
1. Tujuan kognitif untuk menginformasikan akademik tinggi dan
keterampilan inkuiri.
2. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 atau 5
siswa yang heterogen dan dapat dibentuk berdasarkan
pertimbangan keakraban persahabatan atau minat yang sama
dalam topic tertentu.
3. Siswa terlibat langsung sejak perencanaan pembelajaran
(menentukan topik dan cara investigasi) hingga akhir pembelajaran
(penyajian laporan).
4. Diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa.
5. Adanya sifat demokrasi dalam kooperatif (keputusan-keputusan
yang dikembangkan atau diperkuat oleh pengalaman kelompok
dalam konteks masalah yang diselidiki).
Belajar dan Pembelajaran 7

6. Guru dan murid memiliki status yang sama dalam mengatasi


masalah dengan peranan yang berbeda.

C. Manfaat Pembelajaran Group Investigation


Adapun manfaat Pembelajaran kooperatif tipe Grup Investigation
adalah :
1. Meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif
memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan
beradaptasi dengan teman satu tim untuk mencerna materi
pembelajaran.
3. Meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi belajar, belajar
kooperatif dapat membina kebersamaan, peduli satu sama lain dan
tenggang rasa, serta mempunyai andil terhadap keberhasilan tim.
4. Menumbuhkan realisasi kebutuhan peserta didik untuk belajar
berpikir, belajar kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi
ajar, seperti pemahaman yang rumit, pelaksanaan kaijian proyek,
dan latihan memecahkan masalah.
5. Memadukan dan menerapkan pengetahuan danketerampilan.
6. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.
7. Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk
menerapkannya.
Belajar dan Pembelajaran 8

D. Tahap-tahap model pembelajaran Group Investigation


1. Tahap Pengelompokkan (Grouping)/ Pemilihan topik
Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta
membentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4
sampai 5 orang. Pada tahap ini:
1. Siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-
kategori topik permasalahan
2. Siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan
topik yang mereka pilih atau menarik untuk diselidiki
3. Guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4
sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dan keheterogenan.
Misalnya :
1. Dalam sub pokok bahasan tumbukan, sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah dibuat, guru menyampikan topik yang
akan diinvestigasi seperti:
1. Tumbukanlentingsempurna
,EnergiKinetikKonstandanberlakuHukumkekekalan
momentum danHukumkekekalanenergikinetik,
2. TumbukanlentingsebagianhanyaberlakuHukumkekekalan
momentum dan
3. Tumbukantidaklentingsamasekali,EnergiKinetiktidakkonstan,
tidakberlakuHukumkekekalanenergikinetik
4. Setelah penyampaian topik bahasan yang akan
diinvestigasi: (a) guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memilih topik yang menarik untuk dipilih dan
membentuk kelompok berdasarkan topik yang mereka pilih
atau menarik untuk diselidiki, (b) Guru membatasi anggota
kelompok 4 sampai 5 orang dengan cara mengarahkan
siswa dan memberikan suatu motivasi kepada siswa supaya
bersedia membentuk kelompok baru dan memilih topik.
Belajar dan Pembelajaran 9

2. Tahap Perencanaan kooperatif (Planning)


Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas, dan
tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada
tahap pertama. Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan
tentang:
1. Apa yang mereka pelajari?
2. Bagaimana mereka belajar?
3. Siapa dan melakukan apa?
4. Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut?
Misalnya pada topik Bahasan, Tumbukanlentingsempurna
,EnergiKinetikKonstandanberlakuHukumkekekalan momentum
danHukumkekekalanenergikinetik, pada tahap ini:
1. Siswa belajar tentang tumbukanlentingsempurna yang nilainya
konstan,
2. Siswa belajar dengan menggali informasi, bekerjasama dan
berdiskusi,
3. Siswa membagi tugas untuk memecahkan masalah topik tersebut,
mengumpulkan informasi, menyimpulkan hasil investigasi dan
mempresentasikan di kelas, dan
4. Siswa belajar untuk mengetahui sifat
Tumbukanlentingsempurnayang bernilai konstan.
Misalnya:
1. Siswa menemukan cara-cara pembuktian
Tumbukanlentingsempurna yang bernilai konstan,
2. Siswa mecoba cara-cara yang ditemukan dari hasil pengumupulan
informasi terkait dengan topik bahasan yang diselidiki, dan
3. Siswa berdiskusi, mengklarifikasi tiap cara atau langkah dalam
pemecahan masalah tentang topik bahasan yang diselidiki.
Belajar dan Pembelajaran 10

3. Tahap Penyelidikan (Investigation)/ Implementasi


Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di
dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam
aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa
kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam atau di luar
sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan
menawarkan bantuan bila diperlukan. Pada tahap ini, siswa melakukan
kegiatan sebagai berikut:
a. Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat
simpulan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang
diselidiki
b. Masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada
setiap kegiatan kelompok
c. Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan
mempersatukan ide dan pendapat.

4. Tahap Pengorganisasian (Organizing)/ Analisis dan sintesis


Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh pada
tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas
dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk
dipresentasikan kepada seluruh kelas. Pada tahap ini kegiatan siswa
sebagai berikut:
1. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam
proyeknya masing-masing
2. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan
dan bagaimana mempresentasikannya
3. Wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi
kelas dalam presentasi investigasi.
Belajar dan Pembelajaran 11

Misalnya:
1. Siswa menemukan Tumbukanlentingsempurna yang bernilai
konstan nilainya adalah 0 jadi rumus yang diberikan terbukti.
2. Siswa menemukan bahwa Tumbukanlentingsempurna yang bernilai
konstan nilainya adalah 0 yang dibuktikan dengan definisi
Hukumkekekalan momentum danHukumkekekalanenergikinetik,
3. Siswa membagi tugas sebagai pemimpin, moderator, notulis dalam
presentasi investigasi.

5. Tahap Presentasi hasil final (Presenting)


Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya
dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan siswa
yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan
memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh
guru. Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai
berikut:
1. Penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai
variasi bentuk penyajian
2. Kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai
pendengar
3. Pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan
pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan.
Misalnya:
1. Siswa yang bertugas untuk mewakili kelompok menyajikan hasil
atau simpulan dari investigasi yang telah dilaksanakan.
2. Siswa yang tidak sebagai penyaji, mengajukan pertanyaan, saran
tentang topik yang disajikan.
3. Siswa mencatat topik yang disajikan oleh penyaji.
Belajar dan Pembelajaran 12

6. Tahap Evaluasi (Evaluating)


Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda
dari topikyang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi
kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang
dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok. Pada tahap
ini, kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut:
a. Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya,
pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-
pengalaman efektifnya.
b. Guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman
siswa.
Misalnya:
1. Siswa merangkum dan mencatat setiap topik yang disajikan.
2. Siswa menggabungkan tiap topik yang diinvestigasi dalam
kelompoknya dan kelompok yang lain.
3. Guru mengevaluasi dengan memberikan tes uraian pada akhir
siklus.
Tahapan-tahapan kemajuan siswa di dalam pembelajaran yang
menggunakan metode Group Investigation untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut, (Slavin, 1995) dalam Siti Maesaroh (2005:29-
30):
Belajar dan Pembelajaran 13

Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif


dengan Metode Group Investigation.
Tahap 1 Mengidentifikasi Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk
topik dan membagi memberi kontribusi apa yang akan mereka
siswa ke dalam selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan
kelompok. heterogenitas.
Tahap II Merencanakan Kelompok akan membagi sub topik kepada
tugas. seluruh anggota. Kemudian membuat
perencanaan dari masalah yang akan diteliti,
bagaimana proses dan sumber apa yang akan
dipakai.
Tahap III Membuat Siswa mengumpulkan, menganalisis dan
penyelidikan. mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan
dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam
pengetahuan baru dalam mencapai solusi
masalah kelompok
Tahap IV Mempersiapkan Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir
tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.
Tahap V Mempresentasikan Siswa mempresentasikan hasil kerjanya.
tugas akhir Kelompok lain tetap mengikuti.
Tahap VI Evaluasi. Soal ulangan mencakup seluruh topik yang
telah diselidiki dan dipresentasikan.
Belajar dan Pembelajaran 14

E. Kelebihan Model Group Investigation

Di dalam pemanfaatannya atau penggunaannya model


pembelajaran group investigation juga mempunyai kelemahan dan
kelebihan, yakni sebagai berikut:
Setiawan (2006:9) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari
pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut:
1) Secara Pribadi
a) dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
b) memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif
c) rasa percaya diri dapat lebih meningkat
d) dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah
e) mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik
2) Secara Sosial
a. meningkatkan belajar bekerja sama
b. belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru
c. belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis
d. belajar menghargai pendapat orang lain
e. meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan
3) Secara Akademis
a) siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang
diberikan
b) bekerja secara sistematis
c) mengembangkan dan melatih keterampilan fisika dalam berbagai
bidang
d) merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya
e) mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat
f) Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga
didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.
Belajar dan Pembelajaran 15

F. Kelemahan Model Group Investigation

Model Pembelajaran Group Investigation selain memiliki kelebihan


juga terdapat beberapa kekurangannya, yaitu:
a) Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan
b) Sulitnya memberikan penilaian secara personal
c) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, model
pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang
menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman
yang dialami sendiri
d) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif
e) Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan
mengalami kesulitan saat menggunakan model ini (Setiawan,
2006:9).

G. Cara Pengevaluasian

Pada tahap pengevaluasian ini kegiatan guru atau siswa dalam


pembelajaran sebagai berikut :
a. Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya,
pekerjaan yang telah mereka lakukan dan tentang pengalaman-
pengalaman efektifnya, (misal: siswa merangkum dan mencatat
setiap topik yang disajikan)
b. Guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang
pembelajaran yang telak dilaksanakan. Evaluasi dapat mencakup
tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
c. Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman
(misalnya: guru mengevaluasi dengan memberikan tes uraian pada
akhir siklus mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan
dipresentasikan).
Belajar dan Pembelajaran 16

H. Contoh Penerapan dalam Pembelajaran Fisika

Guru menjelaskan tujuan pelajaran kepada siswa. Guru


menghantarkan pelajaran secara singkat tentang garis besar materi
pelajaran Kinematika Gerak khusus GLBB. Guru menampilkan slide yang
berisi contoh GLBB, guru juga melemparkan atau menjatuhkan benda
kemudian memberi pertanyaan kepada siswa ”Bagaimana jarak tempuh
benda tiap satu satuan waktu? Tetapkah atau berubah? Guru memberi
pertanyaan pada siswa ”Apakah kecepatan benda tetap ataukah berubah
? jika berubah, apakah kecepatannya bertambah ataukah berkurang ?
Perhatikan simulasi gerak pada layar LCD berikut, jenis gerak apa
sajakah ini? (guru sambil menunjukkan beberapa contoh gerak tidak lurus,
gerak lurus kecepatan tidak tetap, gerak lurus dengan kecepatan tetap,
GLBB dan gerak parabola)
Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 atau 5
siswa yang heterogen dan dapat dibentuk berdasarkan pertimbangan
keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Guru
membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok
bebas memilih 1 subtopik dari subtopik-subtopik yang ada di LKS.
Kelompok akan membagi tugas kepada seluruh anggota.
Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti,
bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai.
Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi,
membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam
pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok. Setiap
kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di
depan kelas. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lain
menanggapi hasil presentasi kelompok penyaji untuk menyamakan
persepsi. Guru bertindak sebagai fasilitator.
Setelah cukup tanya jawab, guru memberikan kuis individual. Guru
mencatat perkembangan siswa dari skor yang diperoleh saat kuis dan
Belajar dan Pembelajaran 17

pada saat proses pembelajaran. Guru membimbing siswa membuat


kesimpulan. Melakukan konfirmasi Mengumumkan hasil kuis dan hasil
kelompok.
Guru mengumumkan kelompok terbaik dalam diskusi kelas dan
memberikan pujian kepada siswa-siswa yang telah mengerjakan tugas
dengan baik.
Belajar dan Pembelajaran 18

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation
berpusat pada siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau
konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam
pembelajaran.Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling
bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa
memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok memadukan
berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam
memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan
yang dihadapi kelompok.
Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation siswa
dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua
kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik
yang telah dipelajari, semua siswa dalam kelas saling terlihat dan
mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.Adanya
motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari
tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.Melalui pembelajaran
kooperatif dengan metode Group Investigation suasana belajar terasa
lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat
membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam
mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya
dalam membahas materi pembelajaran.
Keberhasilan dari penerapan pembelajaran kooperatif dengan
metode Group Investigation dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks,
diantaranya:
Belajar dan Pembelajaran 19

Pembelajaran berpusat pada siswa,


1. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling
bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa
memandang latar belakang,Siswa dilatih untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi,
2. Adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses
belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

B. SARAN
1. Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru mampu memilih
pembelajaran yang sesuai dengan menerapkan pembelajaran
kooperatif Group Investigation untuk dapat membuat siswa aktif
selama proses belajar mengajar.
2. Guru perlu lebih melatih kemampuan siswa untuk berpartisipasi
aktif dalam proses belajar mengajar agar siswa merasa lebih
termotivasi dalam belajar.
3. Siswa disarankan untuk aktif dan terlibat langsung dalam
pembelajaran seperti mengeluarkan pendapat dan aktif
berkomunikasi agar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan
baik.
Belajar dan Pembelajaran ii

DaftarPustaka

Eko.2011.Model-Pembelajaran-Group-Investigation (Tersedia)
[Online.].http.blogspot.com. (diakses tgl 24 November 2013)
Karwapi. 2012.ManfaatdanKeterbatasan Model PembelajaranKooperatif
Cooperative Learning.http://.wordpress.com (diakses tanggal 24
November 2013)
Kiranawati. 2011. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation).
http: //gurupkn.wordpress.com/ 2011/10/11/ metode-investigasi-
kelompok-group-investigation/. (diakses tanggal 24 November
2013).
http://kurniajanti.wordpress.com/2012/12/30/model-pembelajaran-
kooperatif-tipe-group-investigation-gi/ (diakses tanggal 24
November 2013)

Você também pode gostar