Você está na página 1de 9

Ekonomi Perikanan

Prinsip Ekonomi dalam Usaha Perikanan


Riski Agung Lestariadi
Lab. Manajemen Bisnis Perikanan dan Kelautan, Universitas Brawijaya
Email :

1. PENDAHULUAN 3.2 Prinsip Comparative Advantage


1.1 Pengantar
1.2 Tujuan
3.3 Prinsip Opportunity Cost
3.4 Prinsip Subtitusi
MODUL
1.3 Definisi 3.5 Fungsi Produksi dan Prinsip Law of

3
Deminishing Return
2. USAHA PERIKANAN 3.6 Elastisitas Produksi
2.1 Definisi Usaha Perikanan
2.2 Tujuan Usaha Perikanan 4. HASIL DAN BIAYA PRODUKSI
2.3 Ruang Lingkup Usaha Perikanan 4.1 Efisiensi Usaha Perikanan
2.4 Scarcity dan Input Allocation 4.2 Biaya Produksi
4.3 Biaya Rata-rata dan Biaya Marjinal
3. PRINSIP EKONOMI USAHA PERIKANAN

SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT


3.1 Profit Maximization dan Cost Minimization 5. KOMBINASI HASIL PRODUKSI

1. PENDAHULUAN
1.1 Pengantar

 Dalam pengertian sempit, ekonomi perikanan adalah aplikasi


prinsip-prinsip ekonomi dan ilmu produksi perikanan dalam
suatu usaha perikanan. Secara langsung maupun tidak,
beberapa prinsip penting dari ekonomi perikanan berkembang
dari kaidah-kaidah dasar teori ekonomi.
 Peran ilmu ekonomi dalam bidang usaha perikanan berkaitan
erat dengan bagaimana seorang pengusaha perikanan
(SPEED)
mengelola (manage), mengalokasikan sumberdaya,
memproduksi dan mendistribusikan output yang dihasilkan dari
proses produksi dalam sebuah usaha perikanan.
 Penerapan prinsip-prinsip ekonomi dalam usaha perikanan
didasari pada dua permasalahan utama, yaitu; kelangkaan
sumberdaya (scarcity) sebagai bahan baku produksi dan
bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang terbatas tersebut
secara efisien dalam proses produksi (choice).

1.2 Tujuan
 Penguasaan materi dalam modul ini dirancang sebagai landasan
dalam memahami prinsip-prinsip ekonomi dalam kaitannya
dengan pengelolaan usaha perikanan. Modul ini memberikan
penjelasan tentang definisi, tujuan, ruang lingkup dan berbagai
prinsip ekonomi yang berkaitan dengan pengelolaan sebuah
usaha perikanan.
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011

1.3 Definisi

 Prinsip ekonomi ialah “berusaha dengan biaya/pengorbanan yang sekecil-kecilnya


untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya”. Prinsip ekonomi dapat
didefinisikan, sebagai tindakan manusia dengan mengeluarkan pengorbanan
tertentu (yang minimal) untuk memperoleh hasil yang maksimal (optimum).

2. USAHA PERIKANAN
2.1 Definisi Usaha Perikanan
 Berdasarkan Peraturan Pemerintah tentang Usaha Perikanan Nomor 54 Tahun
2002, usaha perikanan didefinisikan sebagai semua usaha perorangan atau badan
hukum untuk menangkap atau membudidayakan ikan, termasuk kegiatan
menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersil.
 Dalam ruang lingkup yang lebih luas, kegiatan usaha perikanan tidak hanya
mencakup produksi (on farm), tetapi juga mencakup kegiatan off farm, seperti
pengadaan sara dan prasarana produksi, pengolahan, pemasaran, permodalan
serta usaha pendukung lainnya.

2.2 Tujuan Usaha Perikanan

 Tujuan usaha perikanan adalah mendapatkan hasil produksi yang optimal dari
usaha yang dijalankan. Untuk mencapai tujuan tersebut, usaha perikanan harus
memiliki produktifitas yang tinggi dan effisien dalam mnegalokasikan sumberdaya
yang dimiliki. Secara teknis, produktifitas adalah perkalian antara efisiensi (usaha
atau effort) dengan kapasitas (kolam, tambak, armada kapal, dll). Efisiensi fisik
mengukur banyaknya hasil produksi yang diperoleh dari kesatuan input produksi.

2.3 Ruang Lingkup Usaha Perikanan

 Perikanan atau usaha perikanan pada hakekatnya merupakan proses produksi


dimana input alamiah berupa tanah dan air serta unsur-unsur yang terkandung
didalamnya berinteraksi melalui proses tumbuh kembang untuk menghasilkan
output.
 Berdasarkan perkembangannya, usaha perikana dapat dikelompokkan menjadi 2,
yaitu:
1) Usaha perikanan ekstraktif
Usaha perikanan ekstraktif adalah usaha perikanan yang dilakukan dengan
hanya mengambil, menangkap atau mengumpulkan hasil dari alam tanpa
upaya reproduksi.
2) Usaha perikanan generativ
Usaha perikanan generativ adalah usaha perikanan yang memerlukan usaha
pembibitan, pembenihan, pengolahan, pemeliharaan dan tindakan lainnya.
 Berdasarkan cirri ekonomis yang melekat pada masing-masing usaha perikanan,
dikenal 2 kategori usaha perikanan, yaitu:
1) Usaha perikanan subsisten
Usaha perikanan subsisten ditandai oleh tidak adanya akses pasar. Hasil yang
didapatkan hanya untuk memenuhi konsumsi keluarga.
2) Usaha perikanan komersil
Usaha perikanan komersil ditandai dengan usaha yang berorientasi pasar.
Seluruh output yang dihasilkan dijual dan tidak dikonsumsi sendiri.
Page 2 of 9
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011

2.4 Scarcity dan Input Allocation


 Dalam menjalankan sebuah usaha dalam bidang perikanan, seorang pengusaha
perikanan akan dihadapkan pada masalah kelangkaan (scarcity) sumberdaya dan
bagaimana dia mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki.
 Konsep kelangkaan sumberdaya (scarcity) terfokus kepada jumlah atau kuantitas
sumberdaya yang dimiliki dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat.
Sumberdaya yang langka dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1) Sumberdaya alam biologis
2) Sumberdaya manusia
3) Sumberdaya olahan
 Kelangkaan sumberdaya memaksa produsen untuk menetapkan pilihan,
bagaimana mengalokasikan sumberdaya atau input yang dimiliki dalam proses
produksi. Selain itu proses pengambilan keputusan juga erat kaitannya
dengan “biaya peluang” (opportunity cost).

3. PRINSIP EKONOMI USAHA PERIKANAN


3.1 Profit Maximization dan Cost Minimization
 Dalam ilmu ekonomi dikenal 2 pendekatan yang digunakan untuk mengatasi
kendala kelangkaan dan bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki
dengan optimal, yaitu; (1) pendekatan memaksimumkan keuntungan atau profit
maximization dan (2) pendekatan meminimumkan biaya atau cost minimization.
 Pendekatan memaksimumkan keuntungan atau profit maximization digunakan
ketika seorang pengusaha perikanan berpikir untuk mengalokasikan sumberdaya
yang dimiliki dengan efisien untuk memperoleh produksi dan keuntungan yang
optimal.
 Ketika seorang pengusaha perikanan dihadapkan pada keterbatasan biaya dalam
menjalankan usahanya, diakan akan tetap berusaha untuk mendapatkan produksi
dan keuntungan yang optimum dengan cara menekan biaya seminimal mungkin,
pendekatan itu dinamakan dengan meminimumkan biaya atau cost minimization.
 Kedua pendekatan tersebut mungkin dapat pula dikatakan sebagai pendekatan
serupa tapi tak sama. Ketidaksamaan ini tentu saja kalau dilihat dari segi “sifat”
atau behavior pengusaha perikanan yang bersangkutan. Pengusaha perikanan
besar akan selalu atau seringkali berprinsip bagaimana memperoleh keuntungan
yang sebesar-besarnya melalui pendekatan profit maximization karena mereka
tidak dihadapkan pada keterbatasan pembiayaan. Pengusaha perikanan kecil
sering bertindak sebaliknya, yaitu bagaimana memperoleh keuntungan dengan
keterbatasan yang mereka miliki.

3.2 Prinsip Comparative Advantage

 Adanya perbedaan fisik terutama kesuburan perairan, kolam, tambak dan iklim
menyebabkan jenis dan spesies yang berkembang dan cocok untuk diusahakan di
suatu daerah tidak sama. Akan tetapi, terdapat pula kemungkinan bahwa berbagai
macam jenis atau spesies dapat tumbuh baik di suatu daerah. Oleh karena itu,
pengusaha perikanan dapat memilih jenis dan spesies apa yang diusahakan yang
dianggap akan dapat memberikan keuntungan.
 Prinsip comparative advantage mengemukakan bahwa orang akan mengusahakan
jenis dan spesies apa modal dan tenaga kerja yang dialokasikan akan memperoleh
keuntungan komparatif terbesar (keuntungan yang di dalam perbandingannya
merupakan keuntungan terbesar)

Page 3 of 9
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011

3.3 Prinsip Opportunity Cost

 Prinsip ini mengatakan bahwa pengusaha perikanan harus dapat memilih dari
jenis dan spesies mana yang dapat memdatangkan pendapatan tertinggi dengan
penggunaan sumber produksi sebaik-baiknya. Opportunity cost adalah
pendapatan potensial yang hilang yang dapat diperoleh dari penggunaan sumber,
karena sumber tersebut digunakan untuk usaha produksi yang lain.
3.4 Prinsip Subtitusi

 Prinsip ini mengatakan bahwa batas dimana substitusi dihentikan terletak pada
suatu titik dimana kerugian teknik yang ditimbulkan oleh pemakaian benda
substitusi menghilangkan keuntungan yang diperoleh karena nilainya rendah.
 Penggantian faktor satu dengan yang lain selalu menimbulkan keuntungan teknik
maka harga akan lebih tinggi atau kerugian teknik karena harganya rendah dan
keuntungan ekonomik. Misalnya pada pakan udang, susunan makanan tidak dapat
berubah-ubah karena akan mempengaruhi pertumbuhan.

3.6 Fungsi Produksi dan Prinsip Law of Deminishring Return

 Dalam ilmu ekonomi, fungsi produksi didefinisikan sebagai hubungan fisik antara
output dan input produksi. Sebuah fungsi produksi dapat dituliskan sebagai:
𝑌 = 𝑓(𝑋1 𝑋2 … 𝑋𝑛 )
Dimana:
Y = output
X = input-input
 Didalam produksi perikanan, output fisik yang dihasilkan (udang, bandeng, dll)
adalah hasil interaksi masing-masing input (tenaga kerja, pakan, benih, modal,
dll) produksi secara bersama-sama. Dalam menganalisa peranan masing-masing
input di dalam produksi, input yang diamati dapat dinyatakan sebagai bariabel
(berubah-ubah) sedangkan faktor produksi lainnya dianggap tetap.
 Kurva yang menggambarkan hubungan input dan output dalam proses produksi
dapat digambarkan sebagai berikut:

 Dalam bentuk grafik fungsi produksi merupakan kurva melengkung dari kiri bawah kekanan
atas yang setelah sampai titik tertentu kemudian berubah arah sampai titik
maksimum dan kemudian berbalik turun kembali. Hubungan fungsional seperti
digambarkan di atas berlaku untuk semua input yang terlibat dalam proses
produksi.

Page 4 of 9
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011
 Faktor produksi (input) yang digunakan dalam proses produksi diasumsikan
tunduk kepada law of demininhing return (disebut juga law of variable proportion)
atau biasa disebut sebagau hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang.
Hukum ini digambarkan sebagai pola kenaikan produksi yang meningkat hingga
titik tertentu, kemudian kenaikan produksinya akan semakin menurun.
Berdasarkan hukum ini, tahapan produksi dapat dibagi menjadi 3:
1) Tahap 1: Incresing returns
2) Tahap 2: Incresing in Decresing return
3) Tahap 3: Decresing return
 Produk Total (Total Product) adalah jumlah produk (Output) keseluruhan yang
dihasilkan dari sejumlah faktor produksi.
 Produk Marjinal (Marginal Product) adalah penambahan jumlah produksi (Output)
sebagai akibat penambahan satu satuan faktor produksi. Dapat dituliskan:
𝜕𝑌
𝑃𝑀 =
𝜕𝑥
Dimana 𝜕𝑌 adalah penambahan jumlah produksi (output) dan 𝜕𝑥 penambahan satu
satuan faktor produksi.
 Produk Rata-rata (Average Product) adalah jumlah rata-rata produk (output) yang
dihasilkan untuk setiap satuan faktor produksi yang dicapai. Dapat dituliskan:
𝑌
𝑃𝑅 =
𝑥
Dimana Y adalah hasil produksi (output) dan X adalah input produksi.

Contoh Soal:
Suatu perusahaan perikanan memproduksi barang Y dengan menggunakan satu
macam input variabel (X). Jumlah barang yang dihasilkan ditunjukkan dengan
persamaan Y = 50 + 25X2 + 15X3
Cari fungsi produk rata-rata dan fungsi produk marjilannya
Jawab
PRX = Y / X
PRX = 50 + 25X2 + 15X3 / X
PRX = 25X + 15X2
PMX = ∂Y / ∂X
PMX = 50X + 45X2

3.7 Elastisitas Produksi (Ep)

 Elastisitas produksi adalah rasio perubahan relatif jumlah output yang dihasilkan
dengan perubahan relatif jumlah input yang digunakan dalam proses produksi.
 Elastisitas produksi dapat dituliskan sebagai berikut:
% 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝐸𝑝
% 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
 Secara matematis, elastisitas produksi dapat dituliskan sebagai berikut:
𝜕𝑦
𝑦 𝜕𝑦 𝑥 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑚𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛𝑎𝑙
𝐸𝑝 = 𝜕𝑥
; . =
𝜕𝑥 𝑦 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑥
Contoh Soal
Fungsi produksi suatu produk ditunjukkan dengan persamaan 𝑌 = 6𝑋 2 − 𝑋 3 .
Hitung elastisitas produksi pada tingkat penggunaan input sebanyak 3 unit.
Jawab:
𝑌 = 6𝑋 2 − 𝑋 3
𝜕𝑦
= 12𝑋 − 3𝑋 2
𝜕𝑥
𝜕𝑦 𝑥 𝑥
𝐸𝑝 = . 2 3
= 12𝑋 − 3𝑋 2 . 2
𝜕𝑥 6𝑋 − 𝑋 6𝑋 − 𝑋 3
Page 5 of 9
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011
3
penggunaan input sebanyak 3 unit: 𝐸𝑝 = 12(3) − 3(3)2 . 6(3)2 −(3)3 = 1
 Hubungan antara Elastisitas Produksi dengan Produk Marjinal:
1) Jika produk marjinal > produk rata-rata maka Ep >1.
2) Jika produk marjinal = produk rata-rata maka Ep =1.
3) Jika produk marjinal = 0 maka Ep = 0.
4) Jika produk marjinal bernilai negatif, maka Ep juga bernilai negatif.
 Berdasarkan nilai elastisitasnya, proses produksi dapat dibagi menjadi 3 daerah
produksi, yaitu:
1) Daerah 1 (tahap 1)
Daerah 1 ini dinamakan daerah tidak rasional (irrational stage of production).
Pada daerah ini belum akan tercapai keuntungan maksimum, sehingga
keuntungan masih dapat diperbesar dengan penambahan input.
2) Daerah 2 (tahap 2)
Daerah 2 ini dinamakan daerah rasional (rational stage of production). Pada
daerah ini akan dicapai keuntungan maksimum.
3) Daerah 3 (tahap 3)
Daerah 3 ini juga dinamakan daerah tidak rasional karena pada daerah ini
penambahan input justru akan mengurangi keuntungan.

4. HASIL DAN BIAYA PRODUKSI


 Hasil produksi atau output yang dihasilkan dalam proses produksi dapat dibagi
menjadi:
a) Hasil produksi bruto: hasil produksi yang diperoleh dari luas lahan (kolam,
tambak, dll) yang belum dikurangi dengan biaya-biaya produksi.
b) Hasil produksi netto: hasil produksi yang sudah dikurangi dengan semua
biaya produksi.

4.1 Efisiensi Usaha Perikanan

 Efisiensi produksi didefinisikan sebagai jumlah produksi fisik yang dapat


diperoleh dari kesatuan faktor produksi (input). Jika nilai efisiensi fisik ini kita
nilai dengan uang, maka akan kita dapatkan efisiensi ekonomi.
 Suatu usaha perikanan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi jika rasio hasil
produksi netto dengan semua biaya produksi memiliki nilai yang tinggi pula.
Penggunaan suatu faktor produksi (input) dianggap efisien dalam proses
produksi jika rasio dari nilai produk marjinal (hasil perkalian antara produk
marjinal dengan harga output) sama dengan harga masing-masing input yang
digunakan dalam proses produksi. Secara matematis dapat dituliskan sebagai:
𝑀𝑃𝑥 𝑃𝑦 = 𝑃𝑥
Dimana:
MPx= Marjinal Produk dari input X
Py= harga output per satuan unit
Px= harga input per satuan unit

4.2 Biaya Produksi


 Biaya produksi dalam suatu usaha perikanan merupakan biaya yang dikeluarkan
sebagai kompensasi seluruh faktor produksi (input) yang digunakan dalam
suatu proses produksi.
 Pada umumnya biaya produksi usaha perikana dibedakan menjadi biaya tetap
(fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Pembagian biaya produksi diatas
Page 6 of 9
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011
berdasarkan jangka waktu analisisnya. Pengertian biaya tetap dan biaya
variabel hanya berlaku dalam jangka pendek (short run), hal ini dikarenakan
dalam jangka panjang (long run) semua biaya tetap dapat menjadi biaya
variabel, misalnya sewa kolam atau tambak dapat berubah.
 Biaya tetap (fixed cost) ialah biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada besar
kecilnya produksi. Misalnya sewa kolam, tambak, dll. Sedangkan biaya variabel
(variable cost) adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada besar-kecilnya
produksi dan habis digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya benih,
pupuk, pakan, obat-obatan, dll.
 Pada usaha perikanan skala kecil, seringkali komponen biaya atau pendapatan
tidak selamanya dibayar dalam bentuk uang, tetapi juga bisa dibayar dalam
bentuk barang (in natura).

4.3 Biaya Total Rata-rata dan Biaya Marjinal

 Biaya total rata-rata adalah jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi sejumlah output tertentu. Nilai biaya total rata-rata diperoleh
dengan cara menjumlahkan semua komponen biaya (fixed cost + variable cost)
dan membaginya dengan jumlah barang yang diproduksi. Secara matematis,
biaya total rata-rata dapat dituliskan sebagai berikut:
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡 + 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐶𝑜𝑠𝑡
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
 Biaya marjinal adalah kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk
menambah produksi sebanyak satu unit output. Secara matematis, biaya total
rata-rata dapat dituliskan sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑀𝑎𝑟𝑗𝑖𝑛𝑎𝑙𝑛 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎𝑛−1

5. KOMBINASI HASIL-HASIL PRODUKSI


 Dalam usaha perikanan, seringkali dijumpai tidak hanya 1 output yang
dihasilkan. Metode ini sering dipakai untuk mengurangi resiko dan
ketidakpastian (risk and uncertainty) dalam usaha perikanan. Upaya diversifikasi
semacam ini merupakan upaya yang diakukan untuk menghadapi faktor-faktor
yang tidak dapat dikontrol (cuaca, musim, penyakit, dll).
 Output yang dihasilkan dalam usaha perikanan dapat mempunyai hubungan
fisik yang berbeda, seperti:
a) Output gabungan
Jika dua atau lebih output dihasilkan dalam satu proses produksi.
b) Output bebas bersaing
Jika terdapat dua atau lebih output, dimana kenaikan jumlah produksi salah
satu output akan mengurangi jumlah produksi output yang lain.
c) Output komplementer
Jika kenaikan jumlah produksi salah satu output juga akan meningkatkan
jumlah produksi output yang lain.
d) Output suplementer
Jika kenaikan produksi salah satu output tanpa memberikan pengaruh
terhadap jumlah produksi output yang lain.

Page 7 of 9
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011

REFERENSI
Henderson, J. M. dan Quandt, R. E. (1980). Microeconomic Theory: A Mathematical
Approach, McGraw-Hill, Tokyo.
Koutsoyyiannis, A. (1985). Modern Microeconomics. The MacMillan Press Ltd. London.
Miller, R. L. dan Meiners, R. E. (1986). Intermediate Microeconomics: Theory, Issues,
and Applications, third edition. McGraw-Hill, New York.

PROPAGASI
A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal)
1. Jelaskan definisi dan ruanglingkup dari usaha perikanan yang anda ketahui
2. Jelaskan pembagian usaha perikanan dan berikan contoh dalam dunia
perikanan
3. Mengapa seorang pengusaha perikanan harus memperhatikan prinsip-prinsip
ekonomi dalam menjalankan usahanya

B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri)


1. Mengapa usaha usaha perikanan dihadapkan pada masalah scarcity dan input
allocation
2. Sebutkan prinsip-prinsip ekonomi yang harus diperhatikan dalam menjalankan
usaha perikanan
3. Apakah yang anda ketahui tentang prinsip law of diminishing return
4. Jelaskan tentang konsep biaya produksi dalam mengelola usaha perikanan

C. Quiz - mutiple choice (Evaluasi)


1. Berdasarkan hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang (law od diminishing
return), tahapan produksi dapat dibagi menjadi:
a) 2 Tahap
b) 3 Tahap
c) 4 Tahap
d) 5 Tahap
e) 6 Tahap
2. Manakah definisi elastisitas produksi berikut yang paling benar
a) Jik Rasio perubahan relatif jumlah input yang dihasilkan dengan perubahan
relative harga inputnya
b) Rasio perubahan relatif jumlah output yang dihasilkan dengan perubahan
tingkat teknologi yang digunakan dalam produksi
c) Rasio perubahan relatif jumlah output yang dihasilkan dengan perubahan
relative jumlah input yang digunakan dalam produksi
d) Rasio perubahan relatif harga input yang digunakan dalam produksi dengan
perubahan relative jumlah input yang digunakan dalam produksi
e) Rasio perubahan relatif jumlah output yang dihasilkan dengan perubahan
relatif harga output
3. Berikut ini adalah hubungan elastisitas produksi dengan produk marjinalnya
KECUALI:
a) Jika produk marjinal > produk rata-rata maka Ep >1.
b) Jika produk marjinal = produk rata-rata maka Ep =1.
c) Jika produk marjinal = 0 maka Ep = 0.
d) Jika produk marjinal < produk rata-rata maka Ep tak terhingga
e) Jika produk marjinal bernilai negatif, maka Ep juga bernilai negatif.
Page 8 of 9
Mata Kuliah / MateriKuliah Brawijaya University 2011
4. Biaya yang jumlahnya tergantung dari besar-kecilnya produksi dan habis
digunakan dalam satu kali proses produksi dinamakan
a) Biaya tetap
b) Biaya habis pakai
c) Biaya variabel
d) Biaya produksi
e) Biaya rata-rata
5. Berikut ini adalah kemungkinan hasil (output) usaha perikanan, KECUALI
a) Output gabungan
b) Output bebas bersaing
c) Output subtitusi
d) Output komplementer
e) Output sumplementer

D. Proyek (Eksplorasi entrepreneurship, penerapan topic bahasan pada dunia nyata)


Suatu perusahaan perikanan memproduksi barang Y dengan menggunakan satu
macam input variabel (X). Jumlah barang yang dihasilkan ditunjukkan dengan
persamaan Y = 240X + 24X2 + X3
a) Cari fungsi produk rata-rata dan fungsi produk marjilannya
b) Jika input yang digunakan sebanyak 10 unit, hitung berapa produk rata-rata,
produk marjinal dan elastisitas produksinya

Page 9 of 9

Você também pode gostar