Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PROPOSAL
ARYATI CAHYARAMDHANI
G 701 15 049
MARET 2018
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN
JARAK MERAH ( Jatropha gossypifolia ) SECARA IN VITRO DENGAN
METODE STABILISASI MEMBRAN HRBC (HUMAN RED BLOOD
CELL)
A. LATAR BELAKANG
1
sel leukosit ke daerah radang atau menghambat pelepasan prostaglandin dari
sel tempat pembentukannya. (Roberts & Morrow, 2001)
2
B.B et.al, 2009). Kandungan yang diduga sebagai antiinflamasi pada daun
jarak merah (Jatropha gossypifolia) adalah flavanoid (MS Khyade, 2011)
Efek antiinflamasi telah diamati pada flavonoid dan tanin. Flavonoid seperti
quercetin diketahui efektif dalam mengurangi peradangan akut. Flavonoid
tertentu memiliki aktivitas penghambatan ampuh terhadap berbagai enzim
seperti protein kinase C, tirosin kinase protein, fosfolipase A2, fosfodiesterase
dan lainnya (Kumar et al, 2012)
Sel darah merah (eritrosit) manusia telah banyak digunakan sebagai model
studi interaksi obat dengan membran. Seperti obat yang memiliki efek
anestesi dan obat antiinflamasi non steroid (OAINS) dapat mencegah
lepasnya hemoglobin (Hb) dari sel darah merah (eritrosit) ketika terjadi
kondisi hipotonik. Teori ini digunakan sebagai metode yang sangat berguna
untuk menilai aktivitas anti inflamasi dari bermacam-macam senyawa secara
in vitro (Kumar, 2012). Chowdhury et al, 2014 dalam penelitiannya
menggunakan metode ini untuk melakukan uji aktivitas antiinflamasi dari
ekstrak Gardenia coronaria Leaves. Penelitian yang dilakukan oleh
Prakatindih 2014 juga menggunakan metode ini untuk menguji aktivitas
antiinflamasi kitosan yang telah diradiasi. Melihat metode ini cukup efektif
untuk melihat efek antiinflamasi secara in vitro serta potensi yang dimiliki
oleh tumbuhan jarak merah (Jatropha gossypifolia) khususnya bagian daun
sebagai anti inflamasi, maka pada penelitian ini akan dilakukan uji aktivitas
antiinflamasi ekstrak etanol daun jarak merah secara in vitro dengan metode
stabilisasi membran HRBC (Human Red Blood Cell).
3
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yaitu apakah
ekstrak etanol daun jarak merah (Jatropha gossypifolia) memiliki efek
antiinflamasi ditinjau dari jumlah hemoglobin (Hb) yang dilepaskan oleh sel
darah merah ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini yaitu menguji efek antiinflamasi dari ekstrak
etanol daun jarak merah (Jatropha gossypifolia) ditinjau dari jumlah
hemoglobin (Hb) yang dilepaskan oleh sel darah merah.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan ilmu
pengetahuan, tentang antiinflamasi dan potensi daun jarak merah (Jatropha
gossypifolia) sebagai antiinflamasi alami, serta hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi refrensi untuk penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.
E. BATASAN MASALAH
Masalah pada penelitian ini dibatasi pada pengujian aktivitas antiiflamasi
ekstrak etanol daun jarak merah (Jatropha gossypifolia) secara in vitro
dengan metode stabilisasi membran HRBC (Human Red Blood Cell)
4
F. TINJAUAN PUSTAKA
5
senyawa ksantin (kafein, teofilin, dan teobromin), asam amino,
karbohidrat, protein, klorofil, senyawa-senyawa volatil, fluor, mineral,
dan senyawa-senyawa kelumit. Turunan polifenol terdapat dalam
jumlah yang paling banyak dan memiliki potensi aktivitas antioksidan,
baik in vitro maupun in vivo (Wu dan Wei, 2002).
Khasiat yang dimiliki oleh komponen kimia dalam teh adalah sebagai
anti-inflamasi, anti oksidasi, anti alergi, dan anti obesitas (Khan &
Mukhtar, 2007). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa
aktif yang terdapat pada teh juga dapat mencegah berbagai penyakit,
seperti mengurangi kadar kolesterol dan mencegah penyakit jantung
(Rathee et al 2012), berpotensi sebagai antioksidan (Jang et al., 2007;
Izzreen & Fadzelly, 2013), dan dapat menjadi salah satu alternatif
dalam menangani penyakit infeksi bakteri (Tariq & Reyaz, 2012).
2. HIV / AIDS
6
Virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah retrovirus yang
termasuk dalam famili lentivirus. Retrovirus mempunyai kemampuan
menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu untuk membentuk Virus DNA
dan dikenali selama periode inkubasi yang panjang dan utamanya
menyebabkan munculnya tanda dan gejala AIDS. HIV menyebabkan
beberapa kerusakan sistem imun dan menghancurkannya. Hal tersebut
terjadi dengan menggunakan DNA dari manusia dimana CD4+ dan limfosit
digunakan untuk mereplikasikan diri, dalam proses ini, virus tersebut
menghancurkan CD4+ dan limfosit (Ninuk & Nursalam, 2008).
Sampai dengan saat ini dikenal dua serotip HIV yang menginfeksi manusia,
yaitu HIV tipe1 (HIV-1) dan HIV tipe 2 (HIV-2). HIV-1 lebih mematikan
dan lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1 maupun HIV-2 mempunyai
struktur yang hampir sama, HIV-1 mempunyai gen vpu (protein u virus)
tetapi tidak mempunyai vpx (protein x virus), sedangkan sebaliknya HIV-2
mempunyai vpx tetapi tidak mempunyai vpu. Perbedaan struktur genom ini
walaupun sedikit, diperkirakan mempunyai peranan dalam menentukan
patogenitas dan perbedaan perjalanan penyakit diantara kedua tipe HIV
tersebut, karena HIV-1 yang lebih sering ditemukan, maka penelitian-
penelitian klinis dan laboratoris lebih sering dilakukan terhadap HIV-1
(Boisee et al, 2008).
7
akhirnya bisa terjadi berbagai penyakit infeksi, kanker, dan bahkan kematian
(Efendi F. & Makhfudli, 2009).
3. Antiretrovirus (Anti-HIV)
Mekanisme kerja inhibitor protease HIV–1 adalah dimer yang terdiri dua
monomer 99–asam amino: tiap monomer menyumbangkan satu asam
aspartat untuk membentuk sisi katalitik. Sebaliknya protease manusia hanya
memiliki satu rantai polipeptida. Perbedaan struktur semacam ini
memungkinkan inhibitor protease HIV untuk memiliki afinitas terhadap
protease HIV 1000 kali lebih besar dari pada terhadap aspartil protease
manusia. Protease HIV penting untuk kemampuan infeksi virus dan
mencegah poliprotein virus menjadi enzim–enzim virus aktif dan protein–
protein struktur (Goodman & Gilman, 2015).
4. Kimia Komputasi
Kimia komputasi adalah cabang kimia yang menggunakan hasil kimia teori
yang diterjemahkan ke dalam program komputer untuk menghitung sifat–
8
sifat molekul dan perubahannya. Kimia komputasi dapat pula melakukan
simulasi terhadap sistem–sistem besar (atau banyak molekul protein gas,
cairan, padatan, dan kristal cair), dan menerapkan program tersebut pada
sistem kimia nyata (Priyanto B, 2007).
5. Moleculer Docking
6. Skirining Virtual
Skrining virtual telah menjadi bagian integral dari proses penemuan obat.
Sebagian besar telah berfokus pada pertanyaan seperti bagaimana kita bisa
menyaring ruang kimia yang sangat besar dari lebih dari 10 senyawa yang
dapat dikompromikan ke nomor yang dapat dikelola yang dapat disintesis
dan diuji. Skrining virtual lebih praktis berfokus pada perancangan dan
9
optimalisasi perpustakaan kombinatorial yang ditargetkan dan memperkaya
perpustakaan senyawa yang tersedia dari gudang senyawa atau penawaran
vendor. Tujuan skrining virtual adalah untuk menghasilkan struktur kimia
baru yang mengikat target makromolekul serta pengurangan ruang kimia
maya yang sangat besar dari molekul organik kecil, untuk mensintesis
protein target khusus, ke senyawa yang menghambat atau memiliki
kesempatan tertinggi sebagai obat (Mannhold R. dkk, 2011).
7. Autodock
8. PyMOL
9. Cygwin
Cygwin adalah kumpulan besar GNU dan Open Source yang meyediakan
fungsionalitas yang serupa dengan distribusi Linux di Windows. Cygwin
juga menyediakan fungsionalitas POSIX API yang subtansial (Cygwin,
10
2016).
10. ChemDraw
12. YASARA
11
berfokus pada tujuan peneliti dan melupakan detail dari program (Yasara,
2013).
12
G. METODE PENELITIAN
2. Bahan Penelitian
Model enzim protease pada virus HIV-1 yang di download dari situs
Protein Data Bank (www.rscb.org/pdb/home).
Selain itu, diperlukan juga data struktur senyawa kimia dari tanaman
famili Theaceae yang diambil dari website KNApSAcK dengan kata kunci
Camelia sejumlah 249 senyawa, Gordonia sejumlah 10 senyawa dan Thea
sinensis 12 senyawa (lihat di lampiran 1).
13
PyMol digunakan untuk perhitungan RMSD dan Cygwin digunakan dalam
analisis senyawa yang telah di docking.
Perangkat keras yang digunakan pada penelitian ini adalah Laptop merek
Acer dengan processor Intel (R) Core (TM) i5-5200U CPU @ 2.20 GHz,
memory 4 GB RAM.
4.1. Populasi
4.2. Sampel
5. Prosedur Kerja
14
dilakukan yaitu, mengubah dimensi senyawa metabolit tersebut
menjadi 3D dan dioptimasi strukturnya dengan metode PM3
menggunakan aplikasi YASARA.
15
Enzim yang tersimpan dalam format .pdbqt dicopy ke dalam folder
Autodock, bersama dengan file GPF dan DPF sebelumnya serta file
molekul senyawa uji. Selanjutnya, dilakukan stimulasi docking
dengan aplikasi Autodock pada cygwin.
16
H. DAFTAR PUSTAKA
Berman, H. M., et al. (2000). The Protein Data Bank. Oxford University
Press.
Boisee L., Gill J., & Power C. (2008). HIV infection of the central nervous
system clinical features and neuropathogenesis. Neurol Clin.
Dalgleish AG, Beverley PC, Clapham PR, Crawford DH, Greaves MF, Weiss
RA (1984). "The CD4 (T4) antigen is an essential component of the
17
receptor for the AIDS retrovirus". Nature. 312 (5996): 763–7.
PMID 6096719. doi:10.1038/312763a0.
Gupta R., Hill A., Sawyer A.W., and Pillay D. Emergence of drug resistance
in HIV type 1-infected patients after receipt of first-line highly active
antiretroviral therapy: a systematic review of clinical trials. Clinical
Infectious Diseases 47: 712-722. September 1, 2008.
18
Jang, H.D., Chang, K.S., Huang, Y.S., Hsu, C.L., Lee, S.H., & Su, M.S.
(2007). Principal phenolic phytochemicals and antioxidant activities of
three Chinese medicinal plants. Food Chemistry, 103, 749-756.
Khan, N., & Mukhtar, H. (2007). Tea polyphenols for health promotion. Life
Science, 81, 519-533.
Murni S., Green C. W., Djauzi S. Setiyanto A., Okta S. (2016). Hidup dengan
HIV-AIDS. Yayasan Spiritia. Yogyakarta.
19
Nance CL, Siwak EB, Shearer WT. (2009). Preclinical development of the
green tea catechin, epigallocatechin gallate, as an HIV-1 therapy.
Journal of Allergy and Clinical Immunology.123(2):459-65.
Pusat Penelitian Teh dan Kina. (2008). Petunjuk teknis pengelolaan teh (p.
109). Gambung: Pusat Penelitian Teh dan Kina.
RCSB. (2014). About the PDB archive and the RCSB PDB. Diperoleh dari
website Protein Data Bank :
http://www.rcsb.org/pdb/static.do?p=general_informasi/about_pdb/inde
x.html
20
Wu, C. D., & Wei, G., (2002). Tea as a functional Food for Oral Health 18,
443-444.
I. LAMPIRAN
1. Senyawa Metabolit dari Famili Theaceae
Camellia
japonica,
Camellia
sasanqua
Camellia
japonica,
Camellia
sasanqua
21
12 Dihydroquercetin C15H12O7 Camellia sinensis
Camellia sinensis
(L.) O.KUNTZE,
Camellia
japonica
Camellia sinensis
var. Sinensis,
Camellia
irawadiensis,
Camellia
taliensis,
Camellia kissi
Camellia
irawadiensis,
Camellia
taliensis,
Camellia
ptilophylla
Thea sinensis
22
28 (E)-Citral C10H16O Camellia sinensis
Camellia sinensis
(L.) O.KUNTZE
Camellia spp.
23
54 Leucocyanidin C15H14O7 Camellia sinensis
24
80 3-O-Galloylepigallocatechin-(4beta- C44H34O22 Camellia sinensis
>8)-epigallocatechin-3-O-gallate
25
107 Floratheasaponin H C62H96O27 Camellia sinensis
Camellia
26
japonica
Camellia
japonica
Camellia oleifera
Camellia sinensis
var. Sinensis
27
154 Theaflavonin C43H36O24 Camellia sinensis
var. assamica
Camellia
japonica
Camellia sinensis
var. Viridis
Camellia sinensis
var. Viridis
28
171 3-O-Galloylepicatechin-(4beta->6)- C44H34O21 Camellia sinensis
epigallocatechin-3-O-gallate var. Viridis
29
188 Assamsaponin I C60H92O28 Camellia sinensis
var. assamica
PIERRE
Camellia
sasanqua,
Camellia hiemalis
30
206 Camellioside A C53H84O24 Camellia
japonica,
Camellia
sasanqua
Camellia
sasanqua
Camellia
sasanqua
Camellia
31
saluensis
32
2. Skema Kerja
- diunduh
Senyawa metabolit 2D
Senyawa metabolit 3D
- diunduh
33
c. Redocking Molekul Ligan dengan Autodock
it 3D (.pdbqt)
d. Analisis dan Visualisasi Penambatan Molekul
it 3D (.pdbqt)
34
f. Analisis dan Visualisasi Penambatan Molekul Senyawa Metabolit
Dianalisis
35