Você está na página 1de 10

NAMA : AFRANDY WICAKSONO

NPM : 230110170092
KELAS : PERIKANAN B
SHIFT : 2 (Wilayah Tropis)

Hubungan antara Salinitas dan Temperatur Terhadap Kedalaman Pada


Daerah Tropis dan Kutub Selatan

A.Suhu dan Salinitas

Suhu dan salinitas merupakan parameter yang banyak digunakan dalam menjelaskan
karakteristik massa air di suatu wilayah. Sebaran suhu dan salinitas biasanya khas di setiap perairan
sehingga lapisan massa air di wilayah tersebut dapat diketahui dari mana asalnya. Suhu dan
salinitas bersama dengan parameter lainnya biasanya mempengaruhi kondisi perairan termasuk
produktivitasnya. Sebaran dan tinggi rendahnya konsentrasi klorofil-a misalnya sangat terkait
dengan kondisi oseanografis suatu perairan. Perbedaan parameter fisika-kimia tersebut secara
langsung merupakan penyebab bervariasinya produktivitas primer di beberapa tempat di laut.
Selain itu “grazing” juga memiliki peran besar dalam mengontrol konsentrasi klorofil-a di laut laut
(Mann dan Lazier, 1991 dikutip dalam Dr. Ir. Muh. Hatta, M.Si,2014).

Lapisan pada profil suhu lautan dapat dibedakan menjadi tiga:


 Well-mixed surface layer (10- 500 m) merupakan lapisan yang hangat di bagian teratas
dimana pada lapisan ini gradient suhu berubah secara perlahan. Lapisan ini juga biasa
disebut lapisan epilimnion.
 Thermocline, lapisan transisi (500 - 1000 m) merupakan lapisan dimana gradient suhu
berubah secara cepat sehingga terjadi perubahan suhu yang sangat mencolok. Pada lapisan
termoklin ini memiliki ciri gradien suhu yaitu perubahan suhu terhadap kedalaman sebesar
0.1ºC untuk setiap pertambahan kedalaman satu meter.
 Deep layer (lapisan yang relatif homogen dan dingin (> 1000 m) merupakan lapisan
terbawah yaitu lapisan dimana suhu air rendah bahkan relative konstan yaitu sebesar 4oC.
Lapisan ini juga biasa disebut lapisan hipilimnion.

B.Analisis Suhu dan Salinitas di Pulau Pinai(Tropis)

Tropis dapat diartikan sebagai suatu daerah yang terletak di antara garis isotherm di bumi
bagian utara dan selatan, atau daerah yang terdapat di 23,5° lintang utara dan 23,5° lintang selatan.
Pada dasarnya wilayah yang termasuk iklim tropis dapat dibedakan menjadi daerah tropis kering
yang meliputi stepa, savanna kering, gurun pasir dan daerah tropis lembab yang meliputi hutan
NAMA : AFRANDY WICAKSONO
NPM : 230110170092
KELAS : PERIKANAN B
SHIFT : 2 (Wilayah Tropis)

hujan tropis, daerah-daerah dengan musim basah dan savanna lembab. Indonesia sendiri termasuk
dalam iklim tropis basah atau daerah hangat lembab yang ditandai dengan:
 Kelembaban udara yang relatif tinggi (pada umumnya di atas 90%) Curah hujan yang
tinggi.
 Temperatur tahunan di atas 18°C (dan dapat mencapai 38°C pada musim kemarau).
Perbedaan antar musim tidak terlalu terlihat, kecuali periode sedikit hujan dan banyak
hujan yang disertai angin kencang.
Karakteristik Daerah Tropis :
1. Letaknya di bagian bumi antara 23,5° lintang utara dan 23,5° lintang selatan.
2. Suhu udara rata-rata tinggi hal ini disebabkan karena matahari selau vertikal, umumnya
suhu udara antara 20-30°C bahkan dapat mencapai 30°C di beberapa tempat untuk wilayah
dengan iklim tropis basah.
3. Amplitudo suhu rata-rata tahunannya kecil, pada wilayah khatulistiwa mencapai 1-5°C,
namun amplitude hariannya lebih besar.
4. Tekanan udara pada wilayah dengan iklim tropis cenderung rendah dan perubahannya
secara perlahan juga beraturan.
5. Penguapan air laut cukup tinggi sehingga banyak terdapat awan.

Karena Indonesia wilayah tropis jadi disini saya mengambil data dari daerah indonesia yaitu
merupakan data dari stasiun 3010 dimana data tersebut berada pada daerah tropis. Dapat dilihat
pada gambar 1 bahwa suhu permukaan laut ditropis umumnya berkisar pada 20oC – 30oC dan suhu
itu akan mengalami penurunan 1 atau lebih dengan bertambahnya kedalaman. Dapat dilihat juga
bahwa salinitas di daerah tropis umumnya berada pada angka 33-35psu

Pada analisis kali ini,sample berada dii perairan laut Pulau Pinai yang terletak pada provinsi
Nusa Tenggara Timur, terlihat seperti gambar di bawah ini yang diberi kotak berwarna merah.
NAMA : AFRANDY WICAKSONO
NPM : 230110170092
KELAS : PERIKANAN B
SHIFT : 2 (Wilayah Tropis)

Gambar 1. Perairan Pulau Pinai


(sumber:dokumentasi pribadi)

Pada gambar diatas (Gambar 1) dapat kita ketahui jumlah data yang sudah dilakukan pada
penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti maupun dari pemerintah.Data-
data tentang salinitas dan suhu terhadap kedalaman dapat dilihat dari grafik dibawah ini:

Gambar 2. Grafik suhu dan salinitas terhadap kedalaman di Pulau lombok


(sumber:dokumentasi pribadi)
NAMA : AFRANDY WICAKSONO
NPM : 230110170092
KELAS : PERIKANAN B
SHIFT : 2 (Wilayah Tropis)

Dapat dilihat dari grafik di atas(Gambar 2), bahwa kedalaman di Pulau lombok sekitar
±1000 m. Temperatur pada permukaan laut sampai dengan dasar laut tercatat dengan kisaran 3-
30oC.Salinitas pada permukaan laut sampai dengan dasar laut tercatat dengan kisaran 33-
35.Analisis yang lebih rinci dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3. Grafik suhu dan salinitas terhadap kedalaman di Pulau Talibu(2)


(sumber:dokumentasi pribadi)

Dari data-data yang dijelaskan dalam grafik suhu dan salinitas diatas (Gambar 3) maka bisa
disimpulkan bahwa mixed layer berada pada kedalaman 0-100m dikarenakan terjadi penurunan
(suhu) dan kenaikan (salinitas) secara bertahap(konstan).Pada kedalaman 100-300 m (grafik suhu)
adalah lapisan termoclin dikarenakan terjadinya penurunan suhu yang sangat signifikan dan tidak
stabil.Pada kedalaman 100-200m (grafik salinitas) adalah lapisan haloclin karena pada lapisan
tersebut mengalami kenaikan salinitas yang sangat signifikan dan tidak stabil.Pada kedalaman
200-1000m besaran nilai dari suhu dan salinitas sudah stabil serta bisa disimpulkan bawah pada
kedalam 200-1000m sudah masuk dalam lapisan deep layer.

Kesimpulan dari analisis data kali ini yaitu: (1)Dapat kita simpulkan dari penjelasan data
penelitian diatas bahwa semakin dalam suatu perairan maka suhu pada kedalaman tersebut
semakin menurun(rendah) dari keadaan awal pada bagian permukaan wilayah perairan,(2) Dapat
kita simpulkan dari penjelasan data penelitian diatas bahwa semakin dalam suatu perairan maka
salinitas pada kedalaman tersebut semakin tinggi dari keadaan awal pada bagian permukaan
wilayah perairan.
NAMA : AFRANDY WICAKSONO
NPM : 230110170092
KELAS : PERIKANAN B
SHIFT : 2 (Wilayah Tropis)

3. Suhu dan Salinitas di Kutub Selatan

Gambar 2. Suhu dan salinitas di kutub selatan


Sumber : NODC.NOAA.gov

Samudera Antartika (Kutub Selatan) merupakan perairan paling selatan yang mengelilingi
Benua Antartika. Inilah samudera ke-4 dari 5 samudera terbesar di dunia, setelah Pasifik, Atlantik,
Hindia, dan lebih besar dari Samudera Arktik di Kutub Utara. Inilah kawasan di mana air laut
dingin mengalir ke utara. Lautan ini juga yang mungkin, paling jarang dieksplorasi, karena
‘isolasi’ geografisnya, dan suhu yang begitu dingin. Meski begitu, para ilmuwan sepakat bahwa
lautan di Kutub Selatan tidak memiliki keragaman biologis seperti halnya lautan lain di dunia.
Daerah kutub adalah daerah yang menerima insolasi paling sedikit, karena matahari berada
pada posisi sudut yang kecil. Pengaruh sudut matahari adalah tiga kali. Di daerah lintang rendah :
1) sinar radiasi matahari tersebar di daerah yang sempit,
2) sinar matahari juga melewati ketebalan atmosfer yang lebih kecil, dan
3) sedikit insolasi yang dipantulkan dari permukaan Bumi.
Radiasi sinar matahari adalah sumber panas utama bagi Bumi. Sebagian dari radiasi itu yang
sampai ke Bumi diserap dan sebagian yang lain dipantulkan oleh atmosfer. Radiasi yang diserap
oleh atmosfer itu selanjutnya sampai ke permukaan Bumi dan dikenal sebut sebagai “insolation”
(insolasi).
Daerah ekuator adalah daerah yang menerima insolasi terbanyak karena posisi matahari berada
pada sudut terbesar (90o) di atas ekuator. Sebaliknya, daerah kutub adalah daerah yang menerima
insolasi paling sedikit, karena matahari berada pada posisi sudut yang kecil.
Dapat kita lihat pada data gambar 2 dimana itu merupakan data dari stasiun 3603 yang
mana berada pada kutub selatan atau daerah antartika. Kita bisa lihat bahwa suhu air laut di kutub
selatan itu berkisar -2oC – 1oC dan salinitasnya itu antara 34-35 psu.
NAMA : AFRANDY WICAKSONO
NPM : 230110170092
KELAS : PERIKANAN B
SHIFT : 2 (Wilayah Tropis)

4. Perbandingan Suhu dan Salinitas di Tropis dan di Kutub Selatan(


Dapat kita lihat dari gambar 1 dan gambar 2 bahwa sangat jelas terlihat perbandingan antara
temperatur di tropis dan di kutub selatan dimana pada daerah tropis suhu air laut berkisar antara
20-30oC sedangkan pada daerah kutub selatan yaitu -2 – 1oC. Mengapa hal tersebut dapat terjadi
karena daerah tropis berada pada daerah equator yang mana daerah tersebut adalah adalah daerah
yang menerima insolasi terbanyak karena posisi matahari berada pada sudut terbesar (90o) di atas
ekuator. Sebaliknya, daerah kutub adalah daerah yang menerima insolasi paling sedikit, karena
matahari berada pada posisi sudut yang kecil.
Distribusi salinitas secara horizontal yaitu semakin kearah lintang tinggi maka salinitas
juga akan bertambah tinggi. Maka dari itulah salinitas di daerah laut tropis (daerah di sekitar
khatulistiwa) lebih rendah daripada salinitas di laut subtropis. Daerah yang memiliki salinitas
paling tinggi berada pada daerah lintang antara 30°LU dan 30°LS kemudian menurun ke arah
lintang tinggi dan khatulistiwa. Di perairan Indonesia yang termasuk iklim tropis, salinitas
meningkat dari arah barat ke timur dengan kisaran antara 30-35 psu. Air samudera yang memiliki
salinitas lebih dari 34 psu ditemukan di Laut Banda dan Laut Arafuru yang diduga berasal dari
Samudera Pasifik (Wyrtki,1961).
Namun pada gambar 1 dan 2 tersebut salinitas tidak terlalu terlihat perbedaannya dimana
pada data tersebut didaerah tropis salinitasnya berkisar 33-35 psu sedangkan pada daerah kutub
selatan yaitu 34-35 psu, seharusnya salinitas didaerah tropis lebih rendah dari salinitas didaerah
kutub.
Sebaran salinitas secara horizontal tersebut terjadi karena faktor-faktor utama yang telah
disebutkan di atas, yaitu run off, presipitasi, evaporasi dan pola sirkulasi air namun selain itu ada
beberapa faktor lainnya yang ternyata mempengaruhi distribusi secara horizontal yaitu angin dan
topografi.
Distribusi temperatur di permukaan samudera terbuka memperlihatkan pola zonal
(berzona-zona), dengan garis isotermal secara umum berarah timur—barat Di sepanjang sisi timur
samudera, temperatur permukaan yang rendah sering terjadi karena “upwelling” air dingin dari
bawah permukaan,serta dipengaruhi juga oleh musim dan anomali cuaca.Perbedaan suhu tersubut
dapat disajikan dalam gambar dibawah ini:
NAMA : AFRANDY WICAKSONO
NPM : 230110170092
KELAS : PERIKANAN B
SHIFT : 2 (Wilayah Tropis)

Gambar 4.perbadaan suhu antara wilayah tropic, dan kutub


(sumber: www.google.com)

Dapat kita simpulkan pada grafik diatas (Gambar 4) bahwa pengaruh musim dan cuaca
pada wilayah sub tropic,tropic dan kutub sangat besar pengaruhnya dalam nilai suhu di daerah
permukaan laut maupun di laut dalam.
Pola distribusi salinitas air permukaan laut pada dasarnya berzonasi, walaupun zona-zona
yang ada tidak sejelas temperatur. Distribusi salinitas permukaan rata-rata memiliki nilai minimum
di sebelah utara equator dan nilai maksimum di daerah sub-tropis, yaitu kira-kira 25o Lintang Utara
dan Lintang Selatan. Salinitas minimum dan maksimum tampak di setiap samudera. Nilai salinitas
menurun ke arah lintang tinggi.

Gambar 5. Tipe profil vertikal salinitas di samudera terbuka


NAMA : AFRANDY WICAKSONO
NPM : 230110170092
KELAS : PERIKANAN B
SHIFT : 2 (Wilayah Tropis)

Seperti halnya temperatur, profil vertikal salinitas air laut bervariasi sesuai dengan posisi
lintang. Berlainan dengan profil temperatur, profil vertikal salinitas tidak memperlihatkan adanya
pola seragam seiring dengan pertambahan kedalaman. Seperti diperlihatkan pada Gambar 5, di
daerah berlintang menengah dan rendah, air-dalam cenderung memiliki salinitas yang lebih rendah
daripada air permukaan. Di daerah berlintang tinggi, di daerah kutub, salinitas permukaan lebih
rendah daripada salinitas air-dalam.
NAMA : AFRANDY WICAKSONO
NPM : 230110170092
KELAS : PERIKANAN B
SHIFT : 2 (Wilayah Tropis)

DAFTAR PUSTAKA

Kunarso., Hadi, Safwan., Sari Ningsih, Nining., S. Baskoro, Mulyono. 2012. "Perubahan
Kedalaman dan Ketebalan Termoklin pada Variasi Kejadian ENSO, IOD, dan Monsun di
Perairan Selatan Jawa Hingga Pulau Timor." Ilmu Kelautan 87-88.

Hatta,2014.SEBARAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN UTARA IRIAN JAYA.Vol


10 no.1 page 1-3.Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Hasanuddin.
http://ojs.omniakuatika.net/index.php/joa/article/view/16/17.(diakses pada tanggal 25
maret2018)

Kitoh, A. (2001). Effect of orography on land and ocean surface temperature. Present and future
modeling global environment change : toward integrated modeling.

Knauss, J. A. (1997). Introduction to Physical Oceanography. In Upper sadle river. Prentice Hall.

Nontji, A. (1987). Laut Nusantara Djambatan. Jakarta.

https://www.nodc.noaa.gov/OC5/WOD/datageo.html.(diakses pada tanggal 25 maret 2018)


Nama : Afrandy Wicaksono
NPM : 230110170092
Kelas : B (Shift 2)
Stasiun : 3012

Você também pode gostar