Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kebijakan Pajak
Kelas B
Nama kelompok:
Christiwati (15503040)
Fontaine Ekawati (155030407111023)
Leonardo Ronald Sitohang (155030401111049)
Serraphine H.PM (155030401111024)
MALANG
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pajak merupakan sumber penerimaan pemerintah yang digunakan untuk
pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Besar kecilnya pajak akan menentukan
kapasitas anggaran negara dalam membiayai pengeluaran negara, baik untuk pembiayaan
pembangunan maupun pembiayaan rutin. Untuk itu bisa dikatakan bahwa pajak sangat
berperan penting bahkan merupakan sumber penghasilan utama bagi Negara, terkait hal
tersebut dalam perjalanan dan alurnya terdapat beberapa cara untuk memotong dan
memungut pajak. Selain itu terdapat struktur yang jelas terkait pemajakan di Indonesia dan
juga berbagai tarif pemajakan yang ditetapkan.
Berdasarkan hal ini, penulis akan membahas terkait Struktur Pajak yang akan
menjelaskan poin-poin diatas diikuti dampak pajak dalam perekonomian negara yang
sangat erat kaitannya dengan sumber utama pendapatan negara.
RUMUSAN MASALAH
Apa itu Assesment system ?
Apa saja stelsel pemungutan ?
Apa saja dampak dari pajak ?
Apa saja kriteria tarif pajak ?
Bagaimana kriteria struktur pajak yang baik ?
TUJUAN
Menjelaskan tentang Assesment system.
Menjelaskan tentang apa saja stelsel pemungutan pajak.
Menjelaskan dampak dari pajak.
Menjelaskan kriteria tarif pajak.
Menjelaskan kriteria struktur pajak yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ASSESSMENT SYSTEM
Assessment system adalah sebuah system perpajakan untuk menentukan besarnya
pajak terutang yang harus dibayar oleh wajib pajak, suatu system pemungutan akan
berhasil apa bila didasari oleh kesadaran, kejujuran, kemauan atau hasrat untuk membayar
pajak (tax mindness), dan kedisiplinan (tax discipline) dalam melaksanakan peraturan
perpajakan. Ada tiga system pemungutan pajak yaitu,
A. STELSEL PEMUNGUTAN
Proses Pemungutan Pajak atau stelsel menggunakan beberapa cara, pungutan dapat
dipungut di muka (voorheffing) atau dipungut di belakang (naheffing). Sistem pungutan di
muka mengenakan pajak pada permulaan tahun, jadi langsung setelah tahun pajak bermula,
sedang sistem pungutan pajak di belakang memungut pajak di belakang, artinya pajak
dipungut setelah tahun berakhir (tidak pada akhir tahun), jadi pada awal tahun yang
mengikuti tahun pajak yang bersangkutan.
1. Stelsel Nyata (Riel Stelsel)
Stelsel riil bertujuan untuk mengenakan pungutan yang didasarkan pada keadaan atau
penghasilan riil, artinya penghasilan yang diperoleh atau diterima sebenarnya dalam
tahun pajak yang bersangkutan. Dan karena keadaan atau penghasilan yang
sesungguhnya diterima atau diperoleh dalam tahun pajak, baru mungkin diketahui pada
akhir tahun. Inilah yang disebut dengan pungutan di belakang atau naheffing. Hal ini
diterapkan pada perhitungan PPh bila tidak terdapat angsuran PPh 25 atau kredit pajak.
Stelsel ini memiliki kekurangan dan kelebihan sebagai berikut :
a) Kelebihan
Mengacu pada jumlah penghasilan yang sebenarnya sehingga pajak yang
dibayarkan lebih realistis.
Wajib pajak tidak lagi harus memikul pajak yang terlampau berat, yang tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
Baik bagi wajib pajak maupun fiscus atau pemerintah tidak merasa dirugikan
apabila terjadi perubahan terhadap keadaan obyek pajak selama masa pajak itu
berlangsung, karena semua perubahan itu tetap dipertimbangkan dalam penentuan
jumlah pajak.
b) Kekurangan
Pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode (setelah penghasilan riil diketahui)
sehingga dapat menyebabkan pembiayaan negara terganggu.
Akan memberatkan wajib pajak sebab harus membayar sekaligus dalam jumlah
yang besar pada akhir tahun atau awal tahun berikutnya
Terlambatnya uang pajak masuk ke dalam kas negara. Hal tersebut terjadi karena
uang pajak baru dapat diterima oleh negara setelah masa atau tahun pajak itu
berakhir.
Stelsel Campuran
Stelsel campuran terletak di antara stelsel fiksi dan stelsel riil. Stelsel campuran
awalnya menerapkan stelsel fiksi, sehingga pada awal tahun sudah dapat dikenakan Surat
Ketetapan Pajak (STP) yang fiktif. Kemudian pada akhir tahun pajak dihitung kembali
disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Pada akhir tahun ini pada hakikatnya
diterapkan sistem yang riil, yang berfungsi sebagai koreksi tehadap stelsel fiksi. Hal ini
diterapkan pada pemungutan witholding tax (PPh 22 dan PPh 23) yang pada akhir tahun
dapat dikreditkan dengan PPh terutang dalam periode setahun. Stelsel ini memiliki
kekurangan dan kelebihan sebagai berikut :
Kelebihan
Pajak dipungut sesuai dengan besar pajak yang sesungguhnya terutang
Jika pajak yang dibayarkan lebih, maka kelebihannya akan dikembalikan pada
wajib pajak.
Pada awal masa pajak, hasil pajak sudah dapat masuk ke dalam kas negara
sehingga dapat segera digunakan.
Tidak ada yang dirugikan apabila terjadi perubahan besarnya penghasilan,
karena pada akhir masa pajak ketetapan pajak yang didasarkan pada stelsel
fictie, masih dapat dikoreksi.
Kekurangan
Perhitungan dilakukan dua kali diawal dan diakhir tahun
Adanya tambahan pekerjaan administrasi baru
Adanya ketetapan yang dilakukan dua kali selama masa atau tahun pajak yang
bersangkutan. Hal ini akan mengakibatkan adanya pekerjaan, biaya dan tenaga
yang digunakan untuk menghitung dan menetapkan utang pajak itu menjadi
dua kali lipat. Hal ini tentu tidak efisien.
Jika pajak yang dibayarkan kurang, maka akan diadakan pemeriksaan ulang.
B. DAMPAK PAJAK
Efek Perpajakan Dalam Perekonomian
Pajak merupakan suatu pungutan yang dipaksakan oleh pemerintah untuk berbagai
tujuan, misalnya untuk membiayai penyediaan barang dan jasa publik, untuk mengatur
perekonomian, dapat juga mengatur konsumsi masyarakat. Karena sifatnya yang
dipaksakan tersebut maka pajak akan mempengaruhi perilaku ekonomi masyarakat atau
seseorang. Berikut dampak pajak :
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada dasarnya pajak memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi perekonomian
negara. Dimana dalam perpajakan sendiri telah diatur besarnya tarif pajak yang dikenakan
kepada Wajib Pajak. Untuk pemungutan pajak sendiri terdapat tiga sistem yang terdapat
didalamnya yaitu Offial Assesment System , Self Assesment System dan With Holding
System.
Dengan penyusunan struktur pajak yang komperhensif , dan mempertimbangkan
seluruh dampak yang ditimbulkan pada level ekonomi makro , maka akan tercipta struktuk
pajak yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Fuad, Noor,dkk.,2004, Dasar-Dasar Keuangan Publik,BPPK, Jakarta
Purwono,Herry.2010.dasar-dasar perpajakan dan akuntansi pajak.jakarta:Earlangga
pajak.htmlhttp://davidsincan.blogspot.co.id/2012/04/stelsel-
pajak.htmlhttps://id.m.wikipedia.org/wiki/Tarif_pajakhttp://www.ekonomikontekstual.com/
2014/08/mengenal-macam-macam-tarif-pajak-dengan-benar.htmlhttp://pos-
ekonomi.blogspot.co.id/2014/11/pengaruh-pajak-terhadap-
perekonomian.htmlhttp://satudpajak2011.blogspot.co.id/2012/08/tarif-pajak-dan-dasar-
pengenaan-pajak.htmlhttp://davidsincan.blogspot.co.id/2012/04/stelsel-pajak.html