Você está na página 1de 3

Insektisida

Organofosfat. insektisida ini merupakan ester asam fosfat atau asam tiofosfat. Pestisida ini
umumnya merupakan racun pembasmi serangga yang paling toksik secara akut terhadap
binatang bertulang belakang seperti ikan, burung, cicak dan mamalia. Pestisida ini
mempunyai efek, memblokade penyaluran impuls syaraf dengan cara mengikat enzim
asetilkolinesterase. Keracunan kronis pestisida golongan organofosfat berpotensi
karsinogenik.

Pestisida golongan organofosfat dan karbamat memiliki aktivitas antikolinesterase seperti


halnya fisostigmin, neostigmin, piridostigmin, distigmin, ester asam fosfat, ester tiofosfat dan
karbamat. Cara kerja semua jenis pestisida organofosfat dan karbamat sama yaitu
menghambat penyaluran impuls saraf dengan cara mengikat kolinesterase, sehingga tidak
terjadi hidrolisis asetilkolin. Secara sederhana, reaksinya dapat dilihat pada gambar di bawah
ini

Kolinesterase merupakan enzim yang bertanggung jawab terhadap metabolisme asetilkolin


(ACh) pada sinaps setelah ACh dilepaskan oleh neuron presinaptik. Ach berbeda dengan
neurotransmiter lainnya dimana secara fisiologis aktifitasnya dihentikan menlalui melalui proses
metabolisme menjadi produk yang tidak aktif yaitu kolin dan asetat. Dengan demikian asetil
kolin yang dilepaskan oleh ujung-ujung syaraf untuk merangsang otot-otot menjadi tidak
aktif lagi. Sehingga otot mendapatkan kesempatan untuk istirahat dan kembali segar untuk
menerima datangnya rangsang baru. Adanya inhibisi kolinesterase akan menyebabkan ACh
tertimbun di sinaps sehingga terjadi stimulasi yang terus menerus pada reseptor post sinaptik.
Kelebihan atau kekurangan enzim kolinesterase menyebabkan otot-otot akan lebih cepat
lemah dan letih.

Asetilkolin adalah suatu neurotransmitter yang terdapat di antara ujung-ujung saraf dan otot serta berfungsi
meneruskan rangsangan saraf.

Fosforelasi adalah penambahan gugus fosfat pada suatu protein atau molekul organik lain.
Fosforilasi dapat meningkatkan efisiensi katalik enzim, mengubahnya menjadi bentuk
aktifnya dalam suatu protein, sementara fosorilasi enzim yang lain akan mengubahnya
menjadi bentuk inaktif yang secara intrinstik tidak efisien.
Organofosfat menonaktifkan asetilkolinesterase dengan cara fosforilasi kelompok hidroksil serin
yang berada pada sisi aktif asetilkolinesterase yang akan membentuk senyawa kolinesterase
terfosforilasi. Kadar aktif dari enzim kolinesterase akan berkurang karena enzim tersebut tidak
dapat berfungsi lagi. Berkurangnya enzim kolinesterase mengakibatkan menurunnya
kemampuan menghidrolisis asetilkolin, sehingga asetilkolin lebih lama di reseptor, yang akan
memperkuat dan memperpanjang efek rangsang saraf kolinergik pada sebelum dan sesudah
ganglion (pre- dan postganglionic). Penurunan aktivitas kolinesterase dalam plasma akan
kembali normal dalam waktu tiga minggu sedangkan dalam darah merah akan membutuhkan
waktu dua minggu
Organofosfat akan menginhibisi AChE dengan membentuk phosphorilated enzyme (enzyme-OP
complex).
Gejala & Tanda keracunan Oraganofosfat Lelah, sakit kepala, pusing, hilang selera makan,
mual, kejang perut, diare, penglihatan kabur, keluar: air mata, keringat, air liur berlebih,
tremor, pupil mengecil, denyut jantung lambat, kejang otot (kedutan), tidak sanggup berjalan,
rasa tidak nyaman dan sesak, buang air besar dan kecil tidak terkontrol, inkontinensi, tidak
sadar dan kejang kejang.

Pertolongan Pertama yang Dilakukan8'1S


1. Hentikan paparan dengan memindahkan korban dan sumber paparan, lepaskan pakaian korban dan
cuci/mandikan korban
2. Jika terjadi kesulitan pernafasan maka korban diberi pernafasan buatan. Korban diinstruksikan agar tetap
tenang. Dampak serius tidak terjadi segera, ada waktu untuk menolong korban
3. Korban segera dibawa ke rumah sakit atau dokter terdekat. Berikan informasi tentang pestisida yang
memapari korban dengan membawa label kemasan pestisida
4. Keluarga seharusnya diberi pengetahuan/ penyuluhan tentang pesticida sehingga jika terjadi keracunan
maka keluarga dapat memberikan pertolongan pertama.

Jalan Masuk Pestisida


Pestisida dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit (dermal), pernafasan (inhalasi) atau mulut (oral).
Pestisida akan segera diabsorpsi jika kontak melalui kulit atau mata. Absorpsi ini akan terus berlangsung
selama pestisida masih ada pada kulit. Kecepatan absorpsi berbeda pada tiap bagian tubuh. Perpindahan
residu pestisida dan suatu bagian tubuh ke bagian lain sangat mudah. Jika hal ini terjadi maka akan
menambah potensi keracunan. Residu dapat pindah dari tangan ke dahi yang berkeringat atau daerah
genital. Pada daerah ini kecepatan absorpsi sangat tinggi sehingga dapat lebih berbahaya dari pada tertelan.
Paparan melalui oral dapat berakibat serius, luka berat atau bahkan kematian jika tertelan. Pestisida dapat
tertelan karena kecelakaan, kelalaian atau dengan sengaja.
Dosis

Toksik:1gr

Fatal:30gr

Organofosfat senyawa kimia ester asam fosfat yang terdiri atas 1 molekul fosfat yang dikelilingi
oleh 2 gugus organik (R1 dan R2) serta gugus (X) atau leaving group yang tergantikan saat
organofosfat menfosforilasi asetilkholin. Gugus X merupakan bagian yang paling mudah
terhidrolisis. Gugus R dapat berupa gugus aromatik atau alifatik. Pada umumnya gugus R adalah
dimetoksi atau dietoksi. Sedangkan gugus X dapat berupa nitrogen , fluorida, halogen laindan
dimetoksi atau dietoksi

Você também pode gostar